This Author published in this journals
All Journal SUSURGALUR
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Mengenai Sutan Akbar pada Masa Revolusi Indonesia di Ciwaru, Kuningan, Jawa Barat, Tahun 1947 – 1948 Pratama, Rinaldo Adi; Kamsori, Moch Eryk
SUSURGALUR Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : SUSURGALUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.27 KB)

Abstract

IKHTISAR: Divisi Bambu Runcing merupakan sebuah lasykar yang dibentuk oleh Sutan Akbar, yang terdiri atas gabungan lasykar-lasykar perjuangan di Jawa Barat yang masih tersisa, setelah Divisi Siliwangi mendapatkan gempuran oleh pasukan Belanda selama Agresi Militer I pada bulan Juli 1947. Keberadaan Divisi Bambu Runcing sebenarnya mendapatkan mandat resmi dari Jenderal Sudirman, yang pada awal revolusi Indonesia memang bersikap oposisional kepada pemerintah. Karena itu, sikap Sutan Akbar juga menentang segala kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Republik Indonesia, khususnya dalam melakukan diplomasi dengan pihak Belanda. Sutan Akbar memilih daerah Ciwaru, Kuningan, Jawa Barat, sebagai markas utamanya, yang pada saat itu juga Ciwaru sedang dijadikan Pusat Pemerintahan Darurat Keresidenan Cirebon. Dari daerah Ciwaru inilah Sutan Akbar dapat mengendalikan pergerakan Divisi Bambu Runcing di seluruh wilayah Jawa Barat; namun di Ciwaru ini juga Divisi Bambu Runcing mengalami kehancurannya, karena harus berhadapan langsung dengan kekuatan resmi tentara Republik Indonesia, yakni Divisi Siliwangi.KATA KUNCI: Sutan Akbar; Divisi Bambu Runcing; Kemelut dalam Sejarah; Divisi Siliwangi; Ciwaru. ABSTRACT: “About the Sutan Akbar in the Time of Indonesian Revolution in Ciwaru, Kuningan, West Java, 1947-1948”. Bamboo-Spear Division was an army formed by Sutan Akbar, consisting of a combined army-paramilitary troops struggle in West Java remaining, after Siliwangi Division has gotten onslaught by Dutch troops during the first military aggression in July 1947. The existence of Bamboo-Spear Division actually obtained an official mandate from the General Sudirman, who at the beginning of the Indonesian revolution was indeed to be opposing to the government. Therefore, the political attitude of Sutan Akbar also opposed all policies implemented by the government of the Republic of Indonesia, especially in conducting diplomacy with the Netherlands. Sutan Akbar has chosen Ciwaru, Kuningan, West Java, as its main headquarters, which at that time, Ciwaru was also used as the Center of Emergency Government in Cirebon Residency. From the Ciwaru region, Sutan Akbar can control the movement of Bamboo-Spear Division in the entire region of West Java; but from this Ciwaru region, the Bamboo-Spear Division also experienced a downfall of having to deal directly with the official power of the army of the Republic of Indonesia, namely Siliwangi Division.KEY WORD: Sutan Akbar; Bamboo-Spear Division; Turmoil in History; Siliwangi Division; Ciwaru.  About the Authors: Rinaldo Adi Pratama, S.Pd. adalah Alumni Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI (Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia) Bandung, lulus tahun 2015. Moch Eryk Kamsori, S.Pd. adalah Dosen Senior di Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung. Untuk keperluan akademik, penulis dapat dihubungi dengan alamat e-mail: rinaldo_ap@outlook.comHow to cite this article? Pratama, Rinaldo Adi & Moch Eryk Kamsori. (2015). “Mengenai Sutan Akbar pada Masa Revolusi Indonesia di Ciwaru, Kuningan, Jawa Barat, Tahun 1947 – 1948” in SUSURGALUR: Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, Vol.3(2), September, pp.217-228. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press and UBD Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, ISSN 2302-5808.Chronicle of the article: Accepted (March 13, 2015); Revised (June 13, 2015); and Published (September 30, 2015).
Pemilihan Umum, Media Massa, dan Wanita: Pandangan Majalah TEMPO dan GATRA terhadap Megawati Soekarnoputri sebagai Calon Presiden di Indonesia pada Tahun 1999 dan 2004 Agustina, Agustina; Suwirta, Andi; Kamsori, Moch Eryk
SUSURGALUR Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : SUSURGALUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

IKHTISAR: Tulisan ini membahas tentang bagaimana pandangan majalah TEMPO dan GATRA terhadap Megawati Soekarnoputri sebagai Calon Presiden pada Pemilihan Umum di Indonesia pada tahun 1999 dan 2004. Dalam PEMILU (Pemilihan Umum) tahun 1999 dan 2004, sosok Megawati Soekarnoputri cukup menjadi sorotan publik, karena dia berani maju mencalonkan diri sebagai Presiden Indonesia. Terjadi pro dan kontra di semua kalangan masyarakat luas atas pencalonannya sebagai Presiden. Majalah TEMPO dan GATRA di Jakarta menanggapi pencalonan Megawati sebagai Presiden pada PEMILU 1999 dan 2004, dengan menampilkan “berita dan pandangan” selama proses PEMILU itu berlangsung, dari tahap kampanye hingga hasil PEMILU diumumkan. Pro dan kontra yang terjadi di kalangan elite politik dan masyarakat biasa juga ditampilkan oleh kedua majalah tersebut, dengan mengusung visi dan misi untuk memberikan berita yang aktual, bersifat netral, dan dapat dipertanggungjawabkan menurut kaedah pers yang profesional.KATA KUNCI: Pemilihan Umum, Megawati Soekarnoputri, media massa, berita dan pandangan, pro dan kontra, serta pers yang profesional.ABSTRACT: “General Election, Mass Media, and Women: The Views of TEMPO and GATRA Magazines towards Megawati Soekarnoputri as a Presidential Candidate in Indonesia in 1999 and 2004”. This paper discusses how the views of TEMPO and GATRA magazines towards Megawati Soekarnoputri as a candidate for Indonesian President in the General Election in 1999 and 2004. In General Election in 1999 and 2004, the figure of Megawati Soekarnoputri was enough into the public spotlight, because she advanced dare to run for President of the Republic of Indonesia. There are pros and cons in the wider community all over her nomination as President. The magazines of TEMPO and GATRA in Jakarta responded Megawati Soekarnoputris candidacy as President in the General Election in 1999 and 2004, with showing the "news and views" during the General Election takes place, from the stage of the campaign until the General Election results were announced. Pros and cons that occurred among the political elite and ordinary people are also displayed by both the magazines, and brought the vision and mission to provide actual news, neutral, and can be accounted by rules of professional mass media.KEY WORD: General elections, Megawati Soekarnoputri, mass media, news and views, pros and cons, and professional mass media.     About the Authors: Agustina, S.Pd. adalah Alumni Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI (Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia), lulus tahun 2014. Andi Suwirta, M.Hum. dan Moch Eryk Kamsori, S.Pd. adalah Dosen di Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Untuk kepentingan akademik, penulis bisa dihubungi dengan alamat emel: niwaweasley@gmail.com dan andisuwirta@yahoo.com  How to cite this article? Agustina, Andi Suwirta & Moch Eryk Kamsori. (2015). “Pemilihan Umum, Media Massa, dan Wanita: Pandangan Majalah TEMPO dan GATRA terhadap Megawati Soekarnoputri sebagai Calon Presiden di Indonesia pada Tahun 1999 dan 2004” in SUSURGALUR: Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, Vol.3(1), Maret, pp.71-84. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press and UBD Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, ISSN 2302-5808.  Chronicle of the article: Accepted (October 25, 2014); Revised (December 19, 2014); and Published (March 24, 2015).