INDARTI, J.
Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Hubungan antara Penyakit Radang Panggul Asimptomatik dengan Ekspresi Integrin αvβ3 Endometrium Fase Luteal Madya pada Wanita Infertil PRASOJO, S. D.; HESTIANTORO, A.; SURJANA, E.; INDARTI, J.; KUSUMA, F.; ENDARDJO, S.
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 30, No. 4, October 2006
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.55 KB)

Abstract

Tujuan: Mengetahui gambaran integrin αvβ3 endometrium wanita infertilitas dan kaitannya dengan penyakit radang panggul (PRP) asimptomatik pada saat fase luteal madya. Rancangan: Penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian potong lintang. Bahan dan cara kerja: Penelitian dilakukan pada 32 orang pasien infertilitas yang datang ke klinik Yasmin RSCM kemudian dilakukan biopsi endometrium pada hari ke 19 - 21 dan pemeriksaan progesteron hari ke 21 siklus haid. Hasil biopsi dianalisa untuk dating endometrium, pemeriksaan imunohistokimia di Makmal terpadu RSCM - FKUI (Hasil pewarnaan dievaluasi untuk mendapatkan HSCORE) dan untuk penilaian endometritis histologik di Laboratorium Patologi FKUI. Hasil: Dari 32 sampel biopsi endometrium didapatkan ekspresi integrin αvβ3: (25%) dengan intensitas lemah, (50%) dengan intesitas sedang dan (25%) dengan intesitasnya kuat. Pada 16 (50%) sampel terbukti endometritis dengan 15 (93,8%) sampel ekspresi integrin αvβ3 endometrium adalah lemah - sedang dan 1 (6,3%) sampel ekspresi integrin αvβ3 endometrium adalah kuat, pada uji t tidak berpasangan didapatkan nilai t = -2,631; df = 30 dan nilai p = 0,013. Kesimpulan: Endometritis pada wanita infertilitas dengan PRP asimtomatik, mungkin memiliki hubungan dengan lemahnya ekspresi αvβ3 integrin endometrium pada populasi infertilitas wanita. [Maj Obstet Ginekol Indones 2006; 30-4: 229-33] Kata kunci: integrin αvβ3 endometrium, Penyakit radang panggul (PRP) asimptomatik, Infertilitas, Fase luteal madya
Korelasi antara Hormon Reproduksi dengan Tampilan Integrin Endometrium pada Wanita dengan Infertilitas SURJANA, E.; SANTY, D.; HESTIANTORO, A.; INDARTI, J.; KUSUMAH, F.
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 30, No. 2, April 2006
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.305 KB)

Abstract

Tujuan: Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara hormon reproduksi terhadap tampilan integrin endometrium. Tempat: Klinik Yasmin bagian Obstetri dan Ginekologi RSCMFKUI. Rancangan/rumusan data: Penelitian ini bersifat klinis retrospektif. Bahan dan cara kerja: 53 orang wanita usia antara 20-40 tahun. Pada semua pasien dilakukan biopsi endometrium pada fase sekresi dan pemeriksaan hormon FSH, LH, Prolaktin, estradiol dan progesteron, dan tampilan integrin dari biopsi endometrium dianalisa dengan pemeriksaan imunohistokimia. Hasil: Nilai rerata tampilan integrin pada penelitian ini 1,3. Dan didapatkan angka korelasi progesteron terhadap tampilan integrin endometrium 0,285 dengan nilai probabilitas 0,04 dan koefisien determinasi 0,081. Kadar hormon FSH, LH, Prolaktin dan estradiol tidak bermakna terhadap tampilan integrin. Kesimpulan: Terdapat hubungan positif antara kadar hormon progesteron terhadap tampilan integrin endometrium di fase luteal madya. Diperlukan adanya faktor-faktor lain untuk memperkuat nilai prediktor hormon progesteron. [Maj Obstet Ginekol Indones 2006; 30-2: 112-5] Kata kunci: integrin, FSH, LH, Estradiol, Progesteron, Infertilitas, Jendela implantasi.
Deteksi human papilloma virus (HPV) tipe 16 dan tipe 18 dengan teknik polymerase chain reaction (PCR) dan hibridisasi dot blot dengan pelacak DNA berlabel biotin ROSILAWATI, M. L.; BELA, B.; INDARTI, J.
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 31, No. 4, October 2007
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.024 KB)

Abstract

Tujuan: Menerapkan teknik PCR-hibridisasi dot blot dengan pelacak DNA berlabel biotin untuk mendeteksi HPV tipe 16 dan 18 pada spesimen swab dan biopsi jaringan serviks. Rancangan/rumusan data: Penelitian ini bersifat deskriptif. Bahan dan cara kerja: Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah spesimen swab dan biopsi serviks berjumlah 124 spesimen. Ekstraksi DNA sampel dilakukan dengan metode Boom dan QIAAmp DNA Mini Kit (Qiagen). Amplifikasi DNA dengan teknik PCR menggunakan primer PGMY11 dan PGMY09, dilaksanakan untuk mendeteksi infeksi HPV. Tipe HPV-16 dan tipe 18 dideteksi dengan teknik hibridisasi dot blot dari produk PCR dengan pelacak DNA berlabel biotin. Hasil: Dari 124 spesimen, 18 spesimen (15%), menunjukkan hasil PCR positif HPV dan dari hasil positif PCR tersebut, 7 spesimen menunjukkan hasil hibridisasi dot blot negatif sehingga dapat dinyatakan spesimen tersebut terinfeksi dengan tipe HPV risiko tinggi lainnya atau risiko rendah. Hasil positif hibridisasi dot blot terlihat pada 24 spesimen (19%) yaitu 20 spesimen (16%) terinfeksi HPV-16 dan 4 spesimen (3%) terinfeksi HPV-18. Dari 20 spesimen positif HPV-16, 9 spesimen memperlihatkan hasil PCR negatif sedangkan dari 4 spesimen positif HPV- 18, 1 spesimen menunjukkan hasil negatif PCR. Hal ini membuktikan teknik PCR-hibridisasi dot blot lebih sensitif dibanding PCR-elektroforesis gel agarosa. Beberapa spesimen swab maupun biopsi pasien prakanker atau kanker memperlihatkan hasil negatif HPV-16 maupun 18. Kemungkinan faktor penyebabnya adalah selain adanya infeksi tipe HPV risiko tinggi dan virus lain juga terintegrasinya DNA HPV ke dalam DNA genom host. Berdasarkan kelompok umur, pasien dengan umur di atas 30 tahun lebih banyak terinfeksi HPV-16 maupun HPV-18. Kesimpulan: HPV dari spesimen alat genitalia dapat dideteksi dengan teknik PCR menggunakan primer PGMY11 dan PGMY09. Deteksi tipe HPV terutama HPV-16 dan HPV-18 dapat dilakukan dengan teknik PCR yang dilanjutkan dengan hibridisasi dot blot dengan pelacak DNA berlabel biotin yang merupakan metode cepat, sensitif , spesifik dan sangat efisien digunakan pada spesimen dengan jumlah banyak. Teknik ini dapat diterapkan sebagai metode deteksi dini kanker serviks secara molekuler. [Maj Obstet Ginekol Indones 2007; 31-4: 218-25] Kata kunci: PCR, hibridisasi dot blot, HPV-16, HPV-18
Tampilan integrin ανβ3 endometrium pada wanita infertil dengan penyakit radang panggul subklinik SURJANA, E.; AFRIANA, N.; HESTIANTORO, A.; INDARTI, J.; KUSUMAH, F.; PRATAMA, G.
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 30, No. 2, April 2006
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.118 KB)

Abstract

Tujuan: Diketahuinya tampilan integrin ανβ3 pada wanita infertil dengan penyakit radang panggul (PRP). Rancangan/rumusan data: Penelitian bersifat klinis retrospektif. Bahan dan cara kerja: Penelitian dilakukan pada 52 orang pasien infertilitas dengan penyakit radang panggul subklinik yang datang ke klinik Yasmin RSCM. Dilakukan biopsi endometrium pada hari ke 20- 24 siklus haid. Hasil biopsi dianalisa dengan pemeriksaan imunositokimia di Makmal terpadu RSCM-FKUI. Hasil pewarnaan dievaluasi untuk mendapatkan HSCORE. Hasil: Didapatkan 26 sampel (50%) dengan intensitas lemah, 16 sampel (30,7%) dengan intensitas sedang, 5 sampel (9,6%) dengan intensitas kuat dan 3 sampel (5,7%) dengan intensitas sangat kuat. Kesimpulan: Intensitas tampilan integrin endometrium yang rendah pada 50% pasien infertilitas dengan penyakit radang panggul subklinik, menunjukkan kemungkinan adanya kaitan sebab-akibat antara penyakit radang panggul dan kejadian infertilitas. [Maj Obstet Ginekol Indones 2006; 30-2:116-9] Kata kunci: integrin ανβ3, reseptivitas endometrium, hidrosalping, imunositokimia.
Uji Mutu Papsmear Sediaan Kering Sebagai Altenatif Pembuatan Sediaan Sitologi Serviks SITUMORANG, H.; INDARTI, J.; KUSUMA, F.; WIKNJOSASTRO, G. H.
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 30, No. 3, July 2006
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.226 KB)

Abstract

Tujuan: Menguji mutu sediaan papsmear yang dibuat dengan metode "sediaan kering". Bahan dan cara kerja: Penelitian dilakukan di laboratorium sitologi Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI-RSCM Jakarta. Dibuat dua buah slide papsmear dari setiap pasien yang datang untuk melakukan pemeriksaan papsmear. Pada kelompok pertama sediaan diproses secara konvensional menggunakan alkohol 95% sebagai larutan fiksasi, sedangkan kelompok kedua sediaan papsmear dikeringkan di udara terbuka kemudian dilakukan rehidrasi menggunakan NaCl 0,9% sebelum dilakukan pewarnaan. Dilakukan perbandingan mutu sediaan ditinjau dari segi densitas seluler, adanya artefak akibat pengeringan di udara terbuka, serta ada tidaknya gangguan akibat latar belakang eritrosit dan latar belakang sel radang. Hasil: Didapatkan 210 pasang sediaan yang dapat dievaluasi. Teknik kering mempunyai adekuasi sediaan yang sama baiknya dengan teknik konvensional. Tidak didapatkan perbedaan bermakna pada kedua kelompok ditinjau dari segi densitas seluler, adanya artefak akibat pengeringan di udara terbuka, serta ada tidaknya gangguan akibat latar belakang eritrosit dan latar belakang sel radang. Kesimpulan: Papsmear sediaan kering dapat dipakai sebagai alternatif pembuatan sediaan sitologi serviks saat larutan alkohol 95% tidak tersedia sebagai larutan fiksasi. [Maj Obstet Ginekol Indones 2006; 30-2: 145-51] Kata kunci: papsmear sediaan kering, rehidrasi, adekuasi sediaan.