Food photography adalah bagian dari still life photography yang digunakan untuk
membuat makanan menjadi lebih menarik sehingga orang yang melihat foto tersebut
menjadi berselera dan ingin menyicipinya.Belakangan ini food photography menjadi
kegiatan yang diminati banyak orang, terutama kalangan anak muda.Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui tanda-tanda apa saja yang ditonjolkan dalam
food photography Rubrik Appetite Aplaus Magazine edisi Desember 2015 beserta
makna yang tersembunyi di dalamnya. Selain itu penelitian ini juga untuk mengetahui
nilai budaya yang terdapat food photography tersebut.Analisis semiotik model
Charles Sanders Pierce digunakan pada penelitian ini guna menganalisis maknamakna yang terkandung di dalam foto makanan yang ditampilkan melalui teori
triangle of meaning. Penelitian ini juga menggunakan kerangka nilai budaya milik
seorang Antropolog, C. Kluckhohn, untuk mengetahui nilai budaya yang terdapat
dalam foto-foto makanan tersebut. Untuk mendapatkan data yang lebih baik, penulis
melakukan wawancara dengan fotografer yang memfoto makanan tersebut serta
menambahkan informan lainnya yang berkaitan seperti fotografer, dosen mata kuliah
Fotografi, dan dosen Sejarah serta Antropologi Sosial yang kemudian hasilnya
dihubungkan dengan teori segitiga makna milik Pierce.Hasil penelitian adalah fotofoto makanan yang ditampilkan pada Rubrik Appetite Aplaus Magazine edisi
Deember 2015 masih sekadar menampilkan makanan khas Batak menarik perhatian
pembaca tetapi tidak terlalu memasukkan unsur-unsur dari kebudayaan Batak itu
sendiri.
Kata Kunci: food photography, foto jurnalistik, semiotik, dan nilai budaya.