Tri Wardhani
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Widyagama Malang

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PENGARUH VARIETAS DAN TEKNIK PERBANYAKAN BIBIT TERHADAP KECEPATAN PERTUMBUHAN MATA TUNAS TANAMAN TEBU Prasadhana Deka Sukoco; Tri Wardhani; Suslam Pratamaningtyas
Agrika Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.456 KB) | DOI: 10.31328/ja.v11i2.490

Abstract

Dalam pengolahan tebu menjadi gula dibutuhkan tanaman tebu yang berkualitas dan tanaman tebu yang berkualitas diperoleh dari bibit tebu yang berkualitas dan kuantitasnya mencukupi. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh metode pembibitan tebu pada tiga varietas tebu. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok faktorial (RAK) Faktor pertama yaitu varietas (V) yang terdiri dari tiga varietas yang berbeda umur panennya, yaitu V1: varietas yang memiliki umur genjah (varietas PS 881); V2: varietas yang memiliki umur tengah (varietas PSJK 922); dan V3: varietas yang memiliki masa panen akhir (varietas Bulu Lawang). Faktor kedua adalah teknik perbanyakan bibit yang terdiri dari 3 level, yaitu T1 (single bud planting), T2 (bagal mata) dan T3 (bud set). Dari kedua faktor tersebut diperoleh 9 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali. Interaksi perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap variabel yang diamati, tetapi teknik perbanyakan bibit berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, luas daun dan kecepatan tumbuh tunas pada 15 HST, serta berpengaruh nyata terhadap diameter batang pada umur 29 HST. Kata kunci: bibit tebu, perbanyakan tunas, varietas
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI VARIETAS ARGOMULYO TERHADAP PEMBERIAN PUPUK NPK Nur Trias Wijayanti; Tri Wardhani; Untung Sugiarti
Agrika Vol 15, No 2 (2021): NOVEMBER 2021
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v15i2.3507

Abstract

ABSTRAKKonsumsi kedelai di Indonesia dalam setahun mencapai 2,25 juta ton, sementara jumlah produksi nasional hanya mampu memasok kebutuhan kedelai sekitar 779 ribu ton. Kekurangan pasokan sekitar 1,4 juta ton, ditutup dengan impor dari Amerika Serikat dan Brazil yang mencapai 70-80% dari kebutuhan total. Peningkatan produksi kedelai dapat dilakukan dengan pengelolaan tanah yang baik, pemupukan dan pemeliharaan tanaman. Nitrogen, fosfat, dan kalium dari pertumbuhan awal sampai akhir terus diperlukan oleh tanaman kedelai. Pemupukan NPK majemuk merupakan pemberian unsur hara yang lebih efisien dibanding pemupukan tunggal. Penggunaan pupuk NPK majemuk dapat menjadi solusi dan alternatif dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman hijauan khususnya tanaman kedelai. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan tujuan untuk mengetahui dosis pemberian pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai. Rancangan percobaan dalam penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok. Variabel pengamatan tanaman kedelai adalah: tinggi tanaman, jumlah daun, bobot 100 biji kedelai, jumlah polong isi, serapan N, P dan K pada tanaman kedelai. Hasil analisis menunjukkan bahwa perlakuan pupuk NPK pada dosis 300 kg/ha berpengaruh signifikan terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, bobot 100 kedelai, jumlah polong isi dan serapan N total.
POTENSI KOMBINASI KONSORSIUM MIKROORGANISME INDIGEN DAN LIMBAH BUDIDAYA PADI DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI Suslam Pratamaningtyas; Tri Wardhani; S Suprihana; Ekky Zanuar
Agrika Vol 12, No 2 (2018): November 2018
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.093 KB) | DOI: 10.31328/ja.v12i2.768

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi konsorsium mikroorganisme indigen yang dikombinasikan dengan penambahan limbah budidaya padi berupa jerami terfermentasi, sekam bakar dan abu sekam. Penambahan konsorsium mikroorganisme dalam 3 tingkat kerapatan 105, 106, 107 CFU yang dikombinasikan dengan 3 macam bahan organik berupa limbah budidaya padi dimaksudkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman uji (Brassica juncea). Penelitian menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh waktu penelitian yang kurang panjang, umur tanaman uji yang hanya 1 bulan, sehingga belum ada interaksi positif yang terjadi antara penambahan bahan organik dengan konsorsium mikroorganisme indigen yang diberikan. Kata kunci: konsorsium, indigen, CFU, limbah, terfermentasi
RESPON Baby Corn (Zea mays L) TERHADAP KONSENTRASI PUPUK URIN KELINCI DAN NPK Indah Sumiati; Tri Wardhani; Untung Sugiarti
Agrika Vol 15, No 1 (2021)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v15i1.3150

Abstract

ABSTRAKBaby corn merupakan sayuran jagung yang dipanen muda atau belum menghasilkan biji. Peningkatan produksi baby corn jagung manis (Zea mays L.) perlu diimbangi dengan ketersediaan hara yang cukup selama pertumbuhannya. Tujuan penelitian  ini untuk mengetahui respons pertumbuhan baby corn jagung manis (Zea mays L.). yang diberi perlakuan pupuk urin kelinci dan pupuk NPK, serta kadar gula reduksi baby corn.Penelitian dilaksanakan di green house, laboratorium  biologi dan laboratorium kimia  Fakultas Pertanian Universitas Widyagama Malang University. Pupuk urin kelinci diperoleh dari Kabupaten Banjarnegara-Sigaluh Jawa Tengah. Pelaksanaan penelitian berlangsung bulan Juni-Agustus 2020. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Acak Lengkap (RAL) diulang sebanyak empat kali dengan enam perlakuan sebagai berikut: P0: Tanpa pupuk (Kontrol), P1: NPK 100 kg/ha  + Urin Kelinci 40 ml/l air , P2: NPK 150 kg/ha  + Urin Kelinci  35 ml/l  air, P3: NPK 200 kg/ha  + Urin Kelinci  30 ml/l air, P4: NPK 250 kg/ha  + Urin Kelinci  25 ml/lair, P5: NPK 300 kg/ha (tanpa urin kelinci). Data dianalisa menggunakan Anova. Untuk perlakuan yang memberikan pengaruh nyata dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji BNJ (Uji Nyata Jujur) pada taraf uji 5%. Variabel yang diamati adalah panjang tanaman, jumlah daun, luas daun, umur bunga jantan dan betina, jumlah tongkol, diameter tongkol, berat tongkol, kadar gula reduksi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk urin kelinci dan NPK berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman, jumlah daun, luas daun terluas, umur bunga betina dan jantan, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah  tongkol, diameter tongkol, berat tongkol, dan kandungan gula reduksi.   ABSTRACT Baby corn is a vegetable that is harvested young or has no seed yet. The increasing production of sweet baby corn (Zea mays L.) should be balanced with sufficient nutrient availability during its growth. The purpose of this study was to determine the growth response of sweet baby corn on the application of rabbit urine and NPK fertilizers, and the reduction sugar content. The research was conducted in green house, biology  and chemical laboratory of Agriculture Faculty, University of Widya Gama Malang. Meanwhile, rabbit urine fertilizer is obtained from the district Banjarnegara-Sigaluh Central Java. The research was conducted from June to August 2020. The experimental design used was a completely randomized block design which was repeated four times (CRD) with six treatments as follows: P0: No fertilizer (Control) , P1: NPK 100 kg/ha + Rabbit urine 40 ml/l water, P2: NPK 150 kg/ha + Rabbit urine 35 ml/1 water, P3: NPK 200 kg/ha + Rabbit urine 30 ml/l water, P4: NPK 250 kg/ha + Rabbit urine 25 ml/l water, P5: NPK 300 kg/ha (without rabbit urine). The datas was analized with Anova, while the the treatments which have significant effect was tested with the Tukey’ test at 5%. The variables which observed were as follows: plant length, number of leaves, leaf area, age of male and female flowers, number of cobs, ear diameter, ear weight, and reduction sugar test.The result showed that the concentration of rabbit urine liquid fertilizer and NPK had significant effect on plant length, number of leaves, widest leaf area, age of female and male flowers, however had no significant effect on ear number, ear diameter, ear weight, and reduction sugar content.  
POTENSI MANGKOKAN (Nothopanax scutellarium) DAN KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SEBAGAI UV PROTEKTAN SLNPV JTM 97C Nahdia Putri; Tri Wardhani; Untung Sugiarti; Toto Suharjanto; Firman Hidayat
Agrika Vol 15, No 1 (2021)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v15i1.3557

Abstract

Spodoptera litura NPV (SlNPV) dapat berfungsi sebagai biopestisida yang digunakan untuk mengendalikan hama tanaman. SlNPV memiliki beberapa kelebihan dalam mengendalikan S. litura yaitu memiliki inang yang spesifik sehingga tidak membahayakan organisme selain hama sasaran maupun lingkungan. Kelemahannya adalah bahwa SlNPV menjadi inaktivasi setelah terpapar sinar ultraviolet (UV). SlNPV mulai kehilangan keefektifan setelah 12 jam terpapar sinar matahari secara langsung dan tingkat patogenitasnya (virulensi) menurun 50%. Upaya meningkatkan keefektifan SlNPV di lapangan dilakukan dengan rekayasa formulasi yaitu menyertakan bahan tambahan (adjuvant) yang dapat melindungi SlNPV dari sinar ultraviolet. Kaolin selama ini digunakan sebagai UV protektan bagi SlNPV JTM 97C karena sifat menghantarkan panasnya rendah tetapi bukan sumber daya alam terbarukan. Penelitian ini dilakukan untuk mencari bahan adjuvant sebagai UV protektan pengganti kaolin. Daun mangkokan dan daun kemangi memiliki potensi sebagai UV protektan karena mengandung senyawa flavonoid dan fenolik yang bermanfaat sebagai antioksidan dan berkhasiat sebagai tabir surya. Penelitian dilakukan secara faktorial dengan faktor pertama  UV protektan berupa kaolin, ekstrak daun mangkokan & ekstrak daun kemangi. Faktor perlakuan kedua adalah durasi penyinaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa flavonoid, fenolik dan tanin pada ekstrak daun kemangi secara kualitatif lebih banyak dibanding ekstrak daun mangkokan. Pada 4 jam setelah inokulasi jumlah larva Spodotera litura  yang stop feeding pada kombinasi perlakuan UV protektan kaolin yang disinari UV 9 jam lebih tinggi dibanding kombinasi perlakuan ekstrak daun kemangi yang disinari 6 jam, dan juga lebih tinggi dibanding perlakuan ekstrak daun mangkokan yang disinari UV 9 jam. Namun larva S. litura yang mati sampai dengan 10 hari setelah aplikasi tidak berbeda antara UV protektan kaolin, ekstrak daun kemangi dan ekstrak daun mangkokan. ABSTRACTSpodoptera litura NPV (SlNPV) can function as a biopesticide used to control plant pests. SlNPV has several advantages in controlling S. litura, namely specific host so that it does not harm organisms other than the target pest and the environment. The disadvantage is that SlNPV becomes inactivated upon exposure to ultraviolet (UV) light. SlNPV began to lose effectiveness after 12 hours of direct sunlight and decreased its pathogenicity (virulence) by 50%. Efforts to increase the effectiveness of SlNPV in the field are carried out by engineering formulations that include adjuvants that can protect SlNPV from ultraviolet light. Kaolin has been used as a UV protector for SlNPV JTM 97C because of its low heat conductivity, but it is not a renewable natural resource. This research was conducted to find adjuvants as UV protectors to replace kaolin. Mangkokan leaves and basil leaves have potential as UV protectors because they contain flavonoid and phenolic compounds that are useful as antioxidants and are efficacious as sunscreens. The research was carried out in a factorial experiment with the first factor was UV protectors in the form of caolin, mangkokan leaf & basil leaf extract. The second treatment factor is the duration of irradiation. The results showed that the flavonoids, phenolics and tannins in the basil leaf extract were qualitatively more than the mangkokan leaf extract. At 4 hours after inoculation the number of Spodotera litura larvae that stopped feeding in the combination of UV protectant kaolin treatment with 9 hours UV irradiation was higher than the combination of basil leaf extract treatment with 6 hours irradiation, and also higher than that of the mangkokan leaf extract treatment with 9 hours UV irradiation. . However, the larvae of S. litura that died up to 10 days after application did not differ between the UV protectors of kaolin, basil leaf extract and mangkokan leaf extract.  
PENGARUH MEDIA TANAM DAN BERAT BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF AWAL BENIH KOPI ARABIKA (Coffea arabica L. ) Toto Suharjanto; Tri Wardhani; R Risfandi
Agrika Vol 13, No 1 (2019)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (657.619 KB) | DOI: 10.31328/ja.v13i1.991

Abstract

Tanaman kopi merupakan komoditas perkebunan yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh media tanam dan berat benih terhadap pertumbuhan vegetatif awal kopi arabika. Penelitian merupakan percobaan faktorial yang disusun dengan rancangan acak lengkap (RAL). Faktor pertama adalah media tanam M0 ( tanah), M1 (tanah + sekam, M2 (tanah + pupuk kandang), dan M3 (tanah + sekam +  pupuk kandang). Faktor kedua adalah berat benih per 100 Butir dengan 3 taraf yaitu B1 (berat 21 gram), B2 (24 gram), dan B3 ( 26 gram). Hasil  penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan media tanam dan berat benih kopi arabika tidak berpengaruh terhadap persentase daya perkecambahan kopi arabika dan jumlah daun bibit kopi. Sementara itu masing-masing perlakuan media tanam dan perlakuan berat benih berpengaruh nyata terhadap persentase perkecambahan benih kopi dan tinggi bibit kopi. Perlakuan media tanam M3 mengakibatkan daya kecambah yang paling tinggi, begitu pula dengan perlakuan berat benih B3. Hal yang sama berlaku juga untuk variabel pengamatan tinggi bibit kopi arabika.
PENGARUH METODE MASERASI JAZZAR DAN BALAFIF DALAM MEMPEROLEH EKSTRAK AIR DAUN MINDI (Melia azedarach L.) SEBA GAI INSEKTISIDA BOTANI PADA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) Zainul Al Amin; Tri Wardhani; Suslam Pratamaningtyas
Agrika Vol 10, No 2: November 2016
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (849.576 KB) | DOI: 10.31328/ja.v10i2.458

Abstract

Pada proses pengekstrakan daun mindi terdapat prosedur maserasi yang berbeda dalam tahap pemanasan sebagaimana dilakukan terdapat pada prosedur Jazzar dan Balafif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kedua prosedur maserasi dan konsentrasi ekstrak air daun mindi terhadap larva ulat grayak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kom binasi Jazzar dengan konsentrasi ekstrak air daun mindi 100% mengakibatkan intensitas serangan ulat grayak yang paling kecil tetapi tidak berbeda dengan perlakuan prosedur Balafif dengan konsentrasi 80% ekstrak air daun mindi. Kombinasi prosedur Jazzar dengan konsentrasi 20% mengakibatkan intensitas serangan ulat grayak yang paling besar dan perlakuan ini tidak berbeda dengan kombinasi perlakuan lainnya. Dalam hal mortalitas ulat grayak dan penghambat pertumbuhan ulat grayak, kombinasi perlakuan tidak mengakibatkan pengaruh yang nyata. Kata Kunci : Ekstrak air daun mindi, insektisida botani, ulat grayak, prosedur Jazzar, prosedur Balafif
POTENSI APLIKASI SUBSTANSI KONSORSIUM MIKROORGANISME INDIGEN (MOI) UNTUK MEMPERBAIKI PRODUKSI MICROGREENS Suslam Pratamaningtyas; Tri Wardhani; Suprihana Suprihana
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2019 "Inovasi Cerdas dan Teknologi Hijau untuk Industri 4.0"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.818 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman benih dalam substansi mikroorganisme indigen (MOI) terhadap peningkatan kualitas dan produksi microgreens pakchoi dengan metode uji daya kecambah diatas kertas.  Ada 5 perlakuan yang diberikan, yaitu: P0= perendaman dalam air saja (sebagai kontrol); P1= perlakuan pre-chilling (perlakuan pendinginan dengan dimasukkan ke dalam freezer selama 2 x 24 jam); P2= perendaman dalam substansi mikroorganisme indigen dengan kerapatan 105 CFU (Colony Forming Unit); P3= perendaman benih dalam substansi mikroorganisme indigen dengan kerapatan 106 CFU dan P4= perendaman benih dalam substansi mikroorganisme indigen dengan kerapatan 107 CFU.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman benih dengan substansi mikroorganisme indigen pada kerapatan tinggi (107) berakibat tertundanya atau terhambatnya pertumbuhan microgreens sawi pada awal pengamatan.  Pada saat panen, perlakuan P3 menghasilkan persentase benih tumbuh paling tinggi meskipun tidak berbeda nyata dengan perlakuan P2.  Sedangkan perlakuan P4 menghasilkan microgreens dengan warna dan panjang paling seragam.
BIOGAS TABUNG REAKTOR PLASTIK SEDERHANA MURAH MERIAH SEBAGAI STRATEGI PENYADARAN PEDULI LINGKUNGAN DENGAN MENGATASI LIMBAH SECARA MANDIRI: STUDI IMPLEMENTASI MENGATASI LIMBAH KOTORAN SAPI PADA KELOMPOK TANI KARTIKA II DESA TAJI, KEC. JABUNG, KAB. MALANG Purnawan D. Negara; Lukman Hakim; Zahir Rusyad; Tri Wardhani
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2021 "Kesiapan Indonesia Dalam Menghadapi Krisis Energi Global"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah kotoran sapi di Kampung Sidodadi, Dusun Krajan, Desa Taji selama ini menjadi persoalan karena dibuang begitu saja di jurang-jurang belakang rumah penduduk dan menimbulkan persoalan lingkungan. Sementara ini ketersediaan bahan bakar warga untuk menyangrai kopi menggunakan gas LPG 5 kg, cukup membebani pendapatan warga. Limbah kotoran sapi dapat dikelola menjadi sumber energi gratis yang tidak membebani pendapatan warga, bahkan residu kotorannya dapat dijadikan pupuk kandang. Faktor ketidak tahuan warga atas pembuatan instalasi biogas dan faktor ketidak percayaan warga karena pernah dijanjikan instalasi biogas, namun hal itu  tidak terwujud di tengah semangat warga mengharapkannya yang dibuktikan dengan telah menyediakan lahan dan menggali tanah untuk reaktor tabung biogas cor beton. Solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan mitra adalah: a) Mengadakan pelatihan bersama pembuatan instalasi biogas sederhana berupa tabung reaktor plastik dengan harga murah meriah; b) Melakukan praktik bersama pembuatan instalasi biogas dengan didampingi langsung praktisi biogas tabung reaktor plastik. Tahapan mendukung solusi yang ditawarkan adalah: a) Diskusi antara pengusul dengan mitra untuk menyamakan persepsi mengenai solusi permasalahan prioritas mitra. Tim pengusul menelusuri dan mengumpulkan referensi instalasi biogas; b Mendesain instalasi biogas dengan reaktor tabung plastik; c) Mengadakan penyuluhan mengenai biogas; dan d) Mengadakan instalasi biogas sederhana. Hasil pengabdian adalah terlaksananya penyuluhan mengenai biogas dan berhasil dibangunnya  instalasi biogas sederhana pada Kelompok Tani Kartika II. Telah berhasil terbentuk gas metana yang ditunjukkan dengan menggelembungnya tabung reaktor plastik, tetapi belum maksimal akibat cuaca yang kurang mendukung, yaitu hujan sehingga belum dapat menghidupkan kompor gas dengan sumbu tunggal yang dihubungkan dengan reaktor plastik tersebut. 
PENGARUH IMPERATA CYLINDRICA DAN CHROMOLAENA ODORATA TERHADAP TINGGI TANAMAN KAYU PUTIH (MELALEUCA CAJUPUTI) YANG BERUMUR 3 TAHUN DI KPH JOMBANG PERUM PERHUTANI Syela Ransy Tonapa; Tri Wardhani; Suslam Pratamaningtyas; Yuni Agung Nugroho
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2021 "Kesiapan Indonesia Dalam Menghadapi Krisis Energi Global"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Isu dari penelitian yakni adanya gulma Imperata cylindrical dan Chromolaena odorata terhadap tinggi tanaman kayu putih (Melaleuca cajuputi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Imperata cylindrical dan Chromolaena odorata terhadap tinggi tanaman kayu putih (Melaleuca cajuputi) di Perum Perhutani KPH Jombang Divisi Regional Jawa Timur. Metode dari penelitian yakni, pengambilan populasi data dilakukan dengan 7 larikan yang mana 1 larikan berisikan 21 tanaman dengan pengukuran tanaman kayu putih yaitu 3 x 1 meter dari tanaman satu ke tanaman lainnya, sedangkan sampel yang digunakan yakni jumlah pohon dalam setiap petak ukur adalah 147 pohon, yang mana dalam 1 Ha mewakili 1 petak ukur (PU), bersama dengan sampel tumbuhan yang digunakan terdiri atas 12 sampel Imperata cylindrical dan 29 sampel Chromolaena odorata. Analisa data dalam penelitian ini yaitu menggunakan Uji T tidak berpasangan. Hasil pada penelitian ini diketahui bahwa analisis uji T yakni P>0.05, sehingga menegaskan bahwa pertumbuhan dari gulma Chromolaena odorata (70,7%) dan Imperata cylindrical (29,2%) tidak mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman kayu putih secara signifikan karna kayu putih ditanam di area yang memiliki curah hujan 400-2.700 mm dengan tipe iklim C (iklim sedang) sampai D (iklim dingin), yang mana hal demikian akan menjamin kesediaan unsur hara yang melimpah.