Toto Suharjanto
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Widyagama Malang

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KAJIAN PEMANFAATAN MIKROORGANISME DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA KERITING (Lactuca sativa, L.) Wahyu Sajiwo; Ririen Prihandarini; Toto Suharjanto
Agrika Vol 10, No 2: November 2016
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.929 KB) | DOI: 10.31328/ja.v10i2.859

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui macam mikroorganisme (EM4 dan R1M) dan macam pupuk organik (pupuk kandang sapi dan pupuk kompos) yang baik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman selada keriting. Metode penelitian di lapang menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan sembilan perlakuan dan empat ulangan, tanah + pasir tanpa pemberian mikroorganisme (A0U0), pupuk kandang sapi tanpa pemberian mikroorganisme, tanah (A0U1), pupuk kompos daun tanpa pemberian mikroorganisme (A0U2), tanah + pasir + mikroorganisme EM4 (A1U0), pupuk kandang sapi + mikroorganisme EM4 (A1UI), pupuk kompos daun + mikroorganisme R1M (A1U2), mikroorganisme R1M tanpa pupuk organik (A2U0), pupuk kandang sapi + mikroorganisme R1M (A2U1), pupuk kompos daun + mikroorganisme R1M (A2U2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang nyata pada perlakuan macam  mikroorganisme (EM4 dan R1M) dan macam pupuk organik (pupuk kandang sapi dan pupuk kompos daun) terhadap variabel jumlah daun umur 28 hst, luas daun, berat basah dan berat kering brangkasan. Secara umum, perlakuan pupuk kandang sapi baik secara tunggal maupun yang dikombinasikan memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan perlakuan kompos daun.
ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN HASIL INTERPRETASI VISUAL CITRA SATELIT (Studi Kasus: Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang) Nevi Anggraeni Priyono; Yuni Agung Nugroho; Toto Suharjanto
Agrika Vol 15, No 2 (2021): NOVEMBER 2021
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v15i2.3519

Abstract

ABSTRAKPerkembangan jaman berdampak pada perubahan penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Karangploso. Hal ini terjadi karena perkembangan jumlah penduduk yang begitu pesat, sehingga kebutuhan akan tempat tinggal, dan tempat berusaha juga meningkat. Pesatnya jumlah populasi penduduk ini mengakibatkan tingginya perubahan penggunaan lahan. Oleh karena itu tujuan penelitian adalah untuk mengetahui besar perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Karangploso pada rentang waktu 2008-2018, termasuk lahan pertanian. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis citra satelit, yaitu menganalisis perubahan penggunaan lahan tahun 2008 dan 2018 dengan membandingkan klasifikasi penggunaan lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama sepuluh tahun terakhir terjadi perubahan penggunaan lahan. Lahan yang mengalami penambahan luasan paling besar terutama adalah lahan yang berada di Desa Donowarih yaitu sebesar 21.17% pada periode 2008-2011. Lahan yang semula seluas 136.85 ha bertambah menjadi 1036.90 ha. Lahan yang mengalami penurunan luasan paling besar adalah lahan sawah berpengairan diusahakan yaitu sebesar 22.26%, yang semula dengan luas 1036.90 ha turun menjadi 80.0 ha. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk penataan wilayah di Kecamatan Karangploso, sehingga pihak-pihak yang berwenang dalam perencanaan penataan wilayah dan pembuat kebijakan dapat memberi keputusan yang tepat untuk membangun wilayah tersebut agar dapat tertata dengan baik dan bisa berkembang secara berkelanjutan. Kata kunci: penggunaan lahan, penginderaan jauh, sistem informasi geografis, karangploso ABSTRACTThe development of the era has an impact on changes in land use in Karangploso District. This is due to the rapid development of the population, so the need for housing and places of business has also increased. The rapid population growth has resulted in high changes in land use. Therefore, the purpose of the study was to find out how much land use change in Karangploso District was in the 2008-2018 period, including agricultural land. The data analysis technique in this study uses satellite imagery analysis, namely analyzing land use changes in 2008 and 2018 by comparing land use classifications. The results showed that during the last ten years there was a change in land use. The land that experienced the largest increase in area was mainly land in Donowarih Village, which was 21.17% in the period 2008-2011. The original land area of 136.85 ha was increased to 1036.90 ha. The land that experienced the greatest decrease in area was cultivated irrigated rice fields, which was 22.26%, which was originally with an area of 1036.90 ha and decreased to 80.0 ha. It is hoped that this research can be used for regional planning in Karangploso District, so that the authorities in regional planning planning and policy makers can make the right decisions to develop the area so that it can be well organized and can develop sustainably. The development of the era has an impact on changes in land use in Karangploso District. This happens because of the rapid development of the population, so the need for a place to live and a place to do business will increase. The rapid population growth results in high changes in land use. Therefore, the purpose of the study was to find out the number of land use change in Karangploso District in the 2008-2018 period. The data analysis technique in this study uses satellite imagery analysis, namely analyzing land use changes in 2008 and 2018 by comparing land use classifications. The results show that during the last ten years, there was a change in land use. Land which has increased the largest especially in Donowarih village was 21.17% in the 2008-2011. Land which was originally 136.85 ha became 1036.90 ha. The land that has decreased the greatest decrease in area was cultivated rice fields, which was 22.26%, which was originally 1036.90 ha icreased to 80.0 ha.This research is expected to be used for regional planning in Karangploso District, so that the authorities in the planning of regional structuring and those who make policies can give the right decisions to develop the area so that it can be well organized and develop sustainably.
POTENSI MANGKOKAN (Nothopanax scutellarium) DAN KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SEBAGAI UV PROTEKTAN SLNPV JTM 97C Nahdia Putri; Tri Wardhani; Untung Sugiarti; Toto Suharjanto; Firman Hidayat
Agrika Vol 15, No 1 (2021)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v15i1.3557

Abstract

Spodoptera litura NPV (SlNPV) dapat berfungsi sebagai biopestisida yang digunakan untuk mengendalikan hama tanaman. SlNPV memiliki beberapa kelebihan dalam mengendalikan S. litura yaitu memiliki inang yang spesifik sehingga tidak membahayakan organisme selain hama sasaran maupun lingkungan. Kelemahannya adalah bahwa SlNPV menjadi inaktivasi setelah terpapar sinar ultraviolet (UV). SlNPV mulai kehilangan keefektifan setelah 12 jam terpapar sinar matahari secara langsung dan tingkat patogenitasnya (virulensi) menurun 50%. Upaya meningkatkan keefektifan SlNPV di lapangan dilakukan dengan rekayasa formulasi yaitu menyertakan bahan tambahan (adjuvant) yang dapat melindungi SlNPV dari sinar ultraviolet. Kaolin selama ini digunakan sebagai UV protektan bagi SlNPV JTM 97C karena sifat menghantarkan panasnya rendah tetapi bukan sumber daya alam terbarukan. Penelitian ini dilakukan untuk mencari bahan adjuvant sebagai UV protektan pengganti kaolin. Daun mangkokan dan daun kemangi memiliki potensi sebagai UV protektan karena mengandung senyawa flavonoid dan fenolik yang bermanfaat sebagai antioksidan dan berkhasiat sebagai tabir surya. Penelitian dilakukan secara faktorial dengan faktor pertama  UV protektan berupa kaolin, ekstrak daun mangkokan & ekstrak daun kemangi. Faktor perlakuan kedua adalah durasi penyinaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa flavonoid, fenolik dan tanin pada ekstrak daun kemangi secara kualitatif lebih banyak dibanding ekstrak daun mangkokan. Pada 4 jam setelah inokulasi jumlah larva Spodotera litura  yang stop feeding pada kombinasi perlakuan UV protektan kaolin yang disinari UV 9 jam lebih tinggi dibanding kombinasi perlakuan ekstrak daun kemangi yang disinari 6 jam, dan juga lebih tinggi dibanding perlakuan ekstrak daun mangkokan yang disinari UV 9 jam. Namun larva S. litura yang mati sampai dengan 10 hari setelah aplikasi tidak berbeda antara UV protektan kaolin, ekstrak daun kemangi dan ekstrak daun mangkokan. ABSTRACTSpodoptera litura NPV (SlNPV) can function as a biopesticide used to control plant pests. SlNPV has several advantages in controlling S. litura, namely specific host so that it does not harm organisms other than the target pest and the environment. The disadvantage is that SlNPV becomes inactivated upon exposure to ultraviolet (UV) light. SlNPV began to lose effectiveness after 12 hours of direct sunlight and decreased its pathogenicity (virulence) by 50%. Efforts to increase the effectiveness of SlNPV in the field are carried out by engineering formulations that include adjuvants that can protect SlNPV from ultraviolet light. Kaolin has been used as a UV protector for SlNPV JTM 97C because of its low heat conductivity, but it is not a renewable natural resource. This research was conducted to find adjuvants as UV protectors to replace kaolin. Mangkokan leaves and basil leaves have potential as UV protectors because they contain flavonoid and phenolic compounds that are useful as antioxidants and are efficacious as sunscreens. The research was carried out in a factorial experiment with the first factor was UV protectors in the form of caolin, mangkokan leaf & basil leaf extract. The second treatment factor is the duration of irradiation. The results showed that the flavonoids, phenolics and tannins in the basil leaf extract were qualitatively more than the mangkokan leaf extract. At 4 hours after inoculation the number of Spodotera litura larvae that stopped feeding in the combination of UV protectant kaolin treatment with 9 hours UV irradiation was higher than the combination of basil leaf extract treatment with 6 hours irradiation, and also higher than that of the mangkokan leaf extract treatment with 9 hours UV irradiation. . However, the larvae of S. litura that died up to 10 days after application did not differ between the UV protectors of kaolin, basil leaf extract and mangkokan leaf extract.  
PENGARUH MEDIA TANAM DAN BERAT BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF AWAL BENIH KOPI ARABIKA (Coffea arabica L. ) Toto Suharjanto; Tri Wardhani; R Risfandi
Agrika Vol 13, No 1 (2019)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (657.619 KB) | DOI: 10.31328/ja.v13i1.991

Abstract

Tanaman kopi merupakan komoditas perkebunan yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh media tanam dan berat benih terhadap pertumbuhan vegetatif awal kopi arabika. Penelitian merupakan percobaan faktorial yang disusun dengan rancangan acak lengkap (RAL). Faktor pertama adalah media tanam M0 ( tanah), M1 (tanah + sekam, M2 (tanah + pupuk kandang), dan M3 (tanah + sekam +  pupuk kandang). Faktor kedua adalah berat benih per 100 Butir dengan 3 taraf yaitu B1 (berat 21 gram), B2 (24 gram), dan B3 ( 26 gram). Hasil  penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan media tanam dan berat benih kopi arabika tidak berpengaruh terhadap persentase daya perkecambahan kopi arabika dan jumlah daun bibit kopi. Sementara itu masing-masing perlakuan media tanam dan perlakuan berat benih berpengaruh nyata terhadap persentase perkecambahan benih kopi dan tinggi bibit kopi. Perlakuan media tanam M3 mengakibatkan daya kecambah yang paling tinggi, begitu pula dengan perlakuan berat benih B3. Hal yang sama berlaku juga untuk variabel pengamatan tinggi bibit kopi arabika.
PENINGKATAN KELOMPOK USAHA KREATIF KONSTRUKSI BESI KARANG TARUNA DI KELURAHAN MOJOLANGU KOTA MALANG Dedi Usman Effendy; Toto Suharjanto
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2018 "Inovasi IPTEKS untuk mendukung Pembangunan Berkelanjutan"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1376.854 KB)

Abstract

Kebutuhan beberapa bangunan rumah layaknya sebuah perumahan pastinya mengandalkan jasa kontruksi besi untuk pembuatan pagar besi ataupun pintu rolling door yang digunakan untuk garasi rumah bahkan juga pembuatan terali jendela dan pintu, belum lagi jasa pembuatan awning baik untuk besar maupun ukuran kecil. Oleh karena itu peluang usaha kerjasama kontruksi besi memang tidak dapat dipandang sebelah mata mengingat potensinya yang bisa dikatakan potensial, apalagi untuk anda yang ahli di bidang kontruksi besi maka ada kesempatan besar untuk mendirikan bengkel kontruksi besi sendiri. Permasalahan yang dihadapai mitra dua aspek utama yaitu permasalahan produksi dan permasalahan manajemen adalah masalah proses pembengkokan kontruksi besi yang kurang bermutu dan membutukan waktu lama. Hal ini disebabkan oleh peralatan yang digunakan untuk membengkokan masih bersifat manual sehingga hasilnya kurang berfungsi maksimal. Dengan peralatan yang ada kualitas maupun produktifitas hasil pembuatan kontruksi besi masih kurang bagus, Masih menggunakan sistem pemasaran konvensional dengan menawarkan dari kota ke kota atau sistem door to door dan mouth to mouth atau dari tetangga ke tetangga yang lain desa. Cara ini sangat membutuhkan waktu banyak dan tidak efektif. Luaran dan solusi dari program ini adalah menghasilkan alat Roll Pipa Besi dengan kualitas hasil yang lebih baik sehingga IRT kontruksi besi lebih berkembang dan memiliki segmentasi pasar yang lebih luas, menghasilkan alat pengebor besi yang dapat digunakan untuk membor kontruksi besi dengan cepat sehingga bentuk produksi kontruksi besi yang dihasilkan lebih bagus dalam proses produksi, menghasilkan sistem pengelolaan keuangan dan pemasaran sehingga semua transaksi dapat tercatat dan teranalisa dengan baik.