Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Struktur Komunitas Fitoplankton pada Tambak dengan Pupuk dan Tambak Tanpa Pupuk di Kelurahan Wonorejo, Surabaya, Jawa Timur Syaikhul Mahmud; Aunurohim Aunurohim; Indah Trisnawati Dwi Tjahyaningrum
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Sains dan Seni ITS (ISSN 2301-928X)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.291 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v1i1.1069

Abstract

Wonorejo merupakan kawasan pertambakan yang menjadi tumpuan dan salah satu pemasok hasil perikanan tambak di Surabaya dan sekitarnya, budidaya perikanan tambak tidak lepas dari pakan alami yang terdapat di dalam media budidaya tambak, dimana pakan alami yang paling utama di dalam budidaya tambak adalah fitoplankton, fitoplankton sangat bergantung pada keberadaan nutrien terlarut didalam air, dimana nutrien ini didapatkan dari media air awal dan juga dari nutrien tambahan seperti pupuk. Terkait penggunaan pupuk, tambak wonorejo dibagi menjadi dua, yaitu tambak dengan pemberian pupuk dan tambak tanpa pemberian pupuk, perbedaan ini dapat mempengaruhi struktur komunitas fitoplankton pada perairan budidaya tambak, sehingga dibutuhkan analisa mengenai struktur komunitas fitoplankton pada perairan tambak dengan pemberian pupuk dan tambak tanpa pemberian pupuk. Hasil dari analisa struktur komunitas fitoplankton pada tambak Wonorejo didapatkan 61 spesies dari 5 klas berbeda. Secara umum pada tambak dengan pemberian pupuk didapatkan 52 spesies, dengan kepadatan total komunitas fitoplankton pada saat mengalami kepadatan tertinggi sebesar 45.211 sel/l dari 33 spesies yang ditemukan, dan didominasi oleh spesies Chaetoceros sp., sedangkan pada tambak tanpa pemberian pupuk secara umum didapatkan 23 spesies, dengan kepadatan total komunitas fitoplankton pada saat mengalami kepadatan tertinggi sebesar 3.733 sel/l dari 16 spesies yang ditemukan, dan didominasi oleh spesies Cladophora sp
Pengaruh Habitat Termodifikasi Lahan Padi Sawah (Oryza Sativa) Menggunakan Trap Crop terhadap Komposisi dan Tingkat Keanekaragaman Arthropoda Herbivora Najwa Najwa; Indah Trisnawati Dwi Tjahjaningrum
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 2, No 3 (2013)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.459 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v2i3.5168

Abstract

Arthropoda herbivora banyak ditemukan di berbagai habitat, termasuk ekosistem padi sawah. Arthropoda herbivora yang berpotensi hama dapat menimbulkan kerugian bagi para petani. Oleh karena itu digunakan modifikasi habitat pada ekosistem sawah dengan penggunaan trap crop berupa padi varietas ciherang membentuk perimeter mengelilingi main crop tanaman padi varietas IR-64 dan akan dibandingkan dengan lahan padi tanpa menggunakan modifikasi habitat. Kedua lahan pertanian tersebut memiliki perbedaan, oleh karena itu penelitian ini bertujuan mengetahui  pengaruh habitat termodifikasi lahan padi sawah (oryza sativa) menggunakan trap crop terhadap perbedaan komposisi dan tingkat keanekaragaman arthropoda herbivora. Pengambilan sampel Arthropoda herbivora dilakukan menggunakan sweep net setiap 10 HST (Hari Setelah Tanam) sampai dengan panen disesuaikan dengan fase pertumbuhan padi. Komposisi taksa dari kedua lahan baik main crop maupun lahan dengan modifikasi habitat memiliki kehadiran beberapa taksa yang berbeda, dan dominansi peran yang berbeda setiap fase pertumbuhan padi. Berdasarkan indeks Shannon-wiener nilai keanekaragaman di kedua lahan pada setiap fase pertumbuhan padi adalah tergolong sedang. Indeks kesamaan komunitas Morishita Horn antara kedua lahan didapatkan nilai 0,75
Pengaruh Habitat Termodifikasi Menggunakan Serai Terhadap Serangga Herbivora dan Produktivitas Padi Varietas IR-64 di Desa Purwosari, Pasuruan Siti Arofah; Indah Trisnawati Dwi Tjahjaningrum
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 2, No 3 (2013)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (649.755 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v2i3.5169

Abstract

Jika fragmentasi terjadi pada ekosistem pertanian, yaitu monokultur yang luas menjadi pertanaman polikultur, fragmentasi dapat meningkatkan keanekaragaman serangga, terutama kelompok musuh alami. Oleh karena itu upaya konservasi seperti manajemen habitat lahan pertanian, menjadi sangat penting dilakukan untuk mempertahankan keberadaan musuh alami tersebut, sehingga keberadaan serangga herbivora yang berpotensi menjadi hama yang dapat menurunkan produktivitas padi dapat dikendalikan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh habitat termodifikasi menggunakan serai terhadap serangga herbivora dan produktivitas padi varietas IR-64 di desa Purwosari, Pasuruan. Pengambilan sampel serangga dan pengukuran pertumbuhan padi dilakukan setiap 10 hari sekali. Kesimpulan dari penelitian ini adalah modifikasi habitat menggunakan serai hanya berpengaruh terhadap serangga herbivora famili Alydidae (P=0.04) namun tidak berpengaruh nyata terhadap famili yang lainnya yang ditunjukkan dengan nilai P>0.05, serta tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produktivitas padi varietas IR-64 yaitu pada parameter tinggi tanaman, lebar daun, jumlah anakan, jumlah bulir berisi dan jumlah bulir kosong memliki nilai P>0.05
Pengaruh Modifikasi Habitat Padi Varietas IR 64 dengan Aplikasi Trap Crop Menggunakan Serai Wangi (Andropogon nardus) Teerhadap Komposisi, Kelimpahan, dan Keanekaragaman Arthropoda Erna Rofidah; Indah Trisnawati Dwi Tjahjaningrum
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 2, No 3 (2013)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1168.205 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v2i3.5170

Abstract

Trap crop merupakan teknik yang digunakan untuk menarik serangga berpotensi hama agar tidak menyerang tanaman utama. Aplikasi menggunakan sereh wangi untuk modifikasi habitat pada lahan padi dapat mempengaruhi komposisi, kelimpahan dan keanekaragaman Arthropoda. Serai wangi ditanam 20 hari sebelum tanaman utama (padi varietas IR 64). Penelitian ini dilakukan di Pasuruan, Jawa Timur. Sampel diambil menggunakan sweep net pada fase padi vegetatif, reproduktif dan pemasakan dan menggunakan yellowpan trap pada fase padi reproduktif dan pemasakan. Sampling dilakukan dari Desember 2012 hingga Maret 2013. Tiap sampel diidentifikasi di laboratorium zoologi jurusan Biologi ITS.  Penelitian tentang keanekaragaman Arthropoda pada habitat yang berbeda dengan membandingkan kekayaan spesies berguna untuk mendeterminasikan indikator ekologi dari tiap habitat. Arthropoda yang tertangkap kemudian dibagi menjadi herbivor, dan musuh alami (parasitoid dan predator) dan detritivor Kemudian menghitung Indeks keanekaragaman menggunakan indeks Shannon Wiener (H’), Evenness (E) dan kesamaan speies (Imh). Komposisi taksa terutama Ordo Hymenoptera pada lahan trap crop dan Ordo Diptera pada lahan kontrol. Jika dilihat dari tiap fase pertumbuhan padi komposisi spesies terutama herbivora terpengaruh oleh adanya trap crop yaitu pada fase vegetatif dan reproduktif. Komposisi berdasarkan peran fungsional Arthropoda tidak berpengaruh terhadap aplikasi trap crop. Kelimpahan herbivora berpengaruh pada lahan trap crop dibandingkan lahan kontrol. Lahan dengan aplikasi trap crop menggunakan tanaman sereh wangi (Andropogon nardus) tidak terpengaruh terhadap nilai keanekaragaman jenis (H’) namun berpengaruh pada nilai kemerataan jenis (E) nilai Imh pada kedua lahan menunjukkan nilai kesamaan komunitas yang tinggi
Efektifitas Modifikasi Habitat Lahan Tembakau (Nicotiana tabacum L.) Menggunakan Insectary Plant Helianthus annuus Terhadap Tingkat Kerusakan Daun Tembakau Bambang Sutego; Indah Trisnawati Dwi Tjahjaningrum
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1191.237 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v3i2.7023

Abstract

Serangga herbivora banyak ditemukan di berbagai habitat, termasuk di ekosistem lahan tembakau. Serangga herbivora sebagai hama dapat menimbulkan kerugian bagi petani tembakau, bahkan disetiap tahunnya mencapai 10-40%, sehingga mengakibatkan penurunan produktivitas dan mutu tembakau. Modifikasi habitat yang dilakukan pada lahan tembakau yaitu dengan menggunakan insectary plant Helianthus annuus membentuk perimeter mengelilingi tanaman tembakau Nicotiana tabacum L. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas modifikasi habitat lahan tembakau Nicotiana tabacum L. Menggunakan insectary plant Helianthus annuus terhadap tingkat kerusakan daun tembakau. Penelitian ini dilakukan di lahan tembakau Purwosari, Pasuruan, Jawa Timur dan analisa sampel di laboratorium Zoologi Biologi FMIPA ITS. Alat-alat yang digunakan adalah Sweep Net, Yellow Pan Trap, kuas, pinset, botol sampel mikroskop dan lampu pemanas. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serangga herbivor, chloroform, kapas dan alkohol 70%. Dari data pengambilan sampel kerusakan daun pada lahan penelitian, didapatkan rata-rata total dari ketiga data kerusakan daun, yakni daun tembakau pada lahan modifikasi, daun tembakau pada lahan kontrol dan daun Helianthus annuus secara berturut-turut adalah 28.660%, 50.831% dan 84.123%. Dari ketiga data kerusakan daun pada penelitian didapat kerusakan daun tembakau kontrol lebih tinggi 22.171% dari tembakau pada lahan modofikasi habitat. Hal ini menunjukkan bahwa modifikasi habitat lahan tembakau menggunakan insectary plant Helianthus annuus efektif menurunkan tingkat kerusakan daun pada tembakau.
Studi Laju Dekomposisi Serasah Pada Hutan Pinus di Kawasan Wisata Taman Safari Indonesia II Jawa Timur Ory Kurnia Ayu Devianti; Indah Trisnawati Dwi Tjahjaningrum
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.434 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v6i2.27535

Abstract

Dekomposisi serasah merupakan proses yang sangat penting dalam dinamika hara pada suatu ekosistem. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui laju dekomposisi serasah pada hutan pinus di kawasan Wisata Taman Safari Indonesia II, Prigen Jawa Timur. Penanaman sampel serasah menggunakan Litterbag berdasarkan kecenderungan curah hujan. Periode I curah hujan cenderung tinggi dan Periode II cenderung rendah. Faktor lingkungan yang diukur meliputi faktor abiotik (suhu tanah, curah hujan) dan faktor kimia (kandungan lignin). Analisa data dengan uji statistik yaitu korelasi Pearson. Laju dekomposisi tertinggi terjadi pada periode I dengan kondisi curah hujan yang cenderung tinggi dibandingkan dengan periode II yang curah hujannya cenderung rendah. Berdasarkan uji yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa laju dekomposisi serasah pada hutan dominan pinus lebih dipengaruhi curah hujan (p= 0.749) dibandingkan dengan suhu (p= 0.506)  dan kandungan lignin.
Estimasi Biomassa, Stok Karbon dan Sekuestrasi Karbon Mangrove pada Rhizophora mucronata di Wonorejo Surabaya dengan Persamaan Allometrik Priadhitya Ilham Nedhisa; Indah Trisnawati Tjahjaningrum
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.288 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v8i2.45838

Abstract

Pemanasan global (global warming) merupakan peningkatan CO2 di udara yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang berdampak terhadap peningkatan permukaan air laut. Hutan mangrove memiliki peranan kunci dalam strategi mitigasi karena mampu mengurangi karbon melalui mekanisme “sekuestrasi”, yaitu penyerapan karbon dari atmosfer dan penyimpanannya dalam beberapa kompartemen seperti tumbuhan.Hutan mangrove Wonorejo Surabaya khususnya spesies mangrove Rhizophora mucronata diperlukan untuk mengetahui perubahan cadangan karbon dan kemampuan vegetasi dalam menyerap karbon yang merupakan salah satu dari kompartemen.Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui estimasi biomassa, stok karbon dan sekuestrasi karbon mangrove pada Rhizophora mucronata di Wonorejo Surabaya sebagai salah satu acuan pengelolahan hutan mangrove dalam mitigasi perubahan iklim. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa nilai biomassa, stok karbon dan sekuestrasi kabon tertinggi yaitu di dekat muara khususnya pada habitus pohon sebanyak 32 individu dengan nilai biomassa sebesar 70,07 kg/individu,stok karbon sebesar 0,0350 ton/individu dan sekuestrasi karbon sebesar 0,1285 ton/individu
KELOMPOK TROFIK PADA KOMUNITAS ARTHROPODA TAJUK DAN LANTAI HUTAN DI HUTAN GUNUNG TANGKUBANPARAHU-JAWA BARAT: ILUSTRASI DENGAN DIAGRAM TROFIK HIPOTETIK Indah Trisnawati D.T.; Tati S. Subahar
JURNAL PENELITIAN BIOLOGI BERKALA PENELITIAN HAYATI Vol 17 No 1 (2011): December 2011
Publisher : The East Java Biological Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.261 KB) | DOI: 10.23869/203

Abstract

Research on grouping the arthropod of Mt. Tangkuban Parahu, West Java, ecologically based on functional role and feeding habits (herbivore, predator, parasitoid) was done. The research was carried out during September 2001 – Januari 2002 using Modified Window Traps. Identifi cation of the arthropod was done up to family and morphospecies level. Five orders of flying arthropod that is Diptera (2043 individuals), Coleoptera (768 individuals), Hymenoptera (331 individuals), Homoptera (284 individuals), and 2 orders of non-flying arthropod (Collembola, 444 individuals; Acarina, 252 individuals) was collected on Mixed Forest and Pine Forest. In Mixed Forest, samples was dominated by Coleoptera (27 family, 90 morphospecies, 774 individuals), Diptera (26 family, 80 morphospecies, 2027 individuals), Hymenoptera (21 family, 67 morphospecies, 330 individuals), Collembola (5 family, 12 morphospesies, 444 individuals). While, Pine Forest was dominated by Diptera (22 famili, 59 morfospesies, 575 individu), Hymenoptera (21 famili, 54 morfospesies, 153 individu), Coleoptera (17 family, 54 morphospecies, 187 individuals), Collembola (5 family, 12 morphospecies, 738 individuals). Herbivores, saprovores, predators and parasitoids, respectively, were dominant groups collected from the Mixed Forest, while, herbivores, predators, parasitoids and saprovores, respectively, were dominant groups from the Pine Forest. Connectance value (C) measurement from hypothetical trophic structure diagram was carried out to compare the strength of trophic structure interaction between the Mixed and Pine Forests. C value from the Mixed Forest was lower than that of the Pine Forest (0.13 vs 0.21), showing that interaction strength of trophic structure from the complex Mixed Forest was weaker than that of the Pine Forest. If disturbed, a more complex trophic structure have relatively recover more slowly, so that changes in forest floristic composition will affect the trophic groups of arthropods, which ultimately affects the stability of forest ecosystems. Conversion of Mixed Forests into production forests, such as Pine forests, could increase the potential vulnerability of habitat destruction.
Workshop Bio-Ekologi Guna Peningkatan Kapabilitas Pemandu Wisata Lokal Taman Kehati Jawa Timur Farid Kamal Muzaki; Dian Saptarini; Aunurohim Aunurohim; Indah Trisnawati Dwi Tjahjaningrum; Mukhammad Muryono; Iska Desmawati; Mukhlas Basah; Muhammad Amin Kurniawan
Sewagati Vol 6 No 2 (2022)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1282.653 KB) | DOI: 10.12962/j26139960.v6i2.216

Abstract

Taman Kehati Wonosalam yang terletak di Desa Sumberjo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang memiliki fungsi sebagai kawasan pencadangan sumber daya alam hayati lokal di luar kawasan hutan yang mempunyai fungsi konservasi in-situ dan/atau ex-situ; juga sebagai lokasi taman wisata edukasi khususnya bagi siswa-siswa sekolah dasar dan menengah. Masyarakat lokal yang tergabung dalam PokMas Kehati Jombang telah berperan sebagai pemandu wisata namun masih memiliki pengetahuan minimal terkait keanekaragaman koleksi tumbuhan serta potensi Taman Kehati sebagai kantong biodiversitas bagi fauna yang berhabitat di Taman Kehati tersebut. Oleh karena itu, dilaksanakan suatu pelatihan bagi anggota PokMas Kehati Jombang yang berfokus pada nilai penting, peran dan manfaat koleksi tumbuhan di Taman Kehati serta status keanekaragaman fauna di dalamnya. Tujuan akhir dari pelatihan adalah peningkatan kapabilitas pemandu wisata lokal. Pelatihan berlangsung selama 2 hari dan dapat berlangsung dengan lancar. Materi yang disampaikan kepada peserta adalah: 1), landasan hukum, tujuan dan sejarah pembentukan Taman Kehati Wonosalam; 2), status dan kondisi keanekaragaman flora koleksi dan fauna yang berhabitat di Taman Kehati Wonosalam; 3), latihan teknis pengamatan flora dan fauna; serta 4), game sederhana untuk membantu pengenalan spesies dan manfaat flora dan fauna. Hasil analisis kuesioner pasca pelatihan menunjukkan bahwa kegiatan tersebut dapat memberikan wawasan dan pengetahuan lebih mengenai kondisi umum serta status kondisi keanekaragaman flora dan fauna di Taman Kehati Wonosalam; yang mana akan sangat bermanfaat untuk menunjang peran sebagai pemandu wisata lokal, khusunya bagi siswa sekolah dasar dan menengah.