Surono, Agus
Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok- Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/ Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : BKM Public Health and Community Medicine

Work stress, age, and years of service with feeling of work fatigue among nurses at Grhasia hospital Yogyakarta Angelina Candra Dewi; Agus Surono; Adi Heru Sutomo
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 32, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.642 KB) | DOI: 10.22146/bkm.8569

Abstract

Work stress, age, and years of services with work fatigue among nurses at mental hospital of Grhasia YogyakartaPurposeThis research aimed to find associated factors of working stress, age, and working length with fatigue feelings among nurses at mental hospital of Grhasia Yogyakarta. MethodsA cross-sectional study was conducted using data sheets, job stress questionnaire, and KAUPK2 questionnaire given to 55 nurses. Research data were analyzed using Pearson product moment and multiple linear regression tests. ResultsWork stress correlated with work fatigue feelings with value r=0.454, p-value<0.05, age correlated with feelings of work fatigue with value r=0.334, p-value<0.05, and working relationship with feelings of work fatigue with value r=0.361, p-value<0.05. The results of multiple regression analysis indicated that job stress and work period have a significant relationship and are the factors that most play a role in determining feelings of work fatigue among nurses (R2=0.275, p=0.000).ConclusionThere was a correlation between work stress, age, and work period with feelings of work fatigue among nurses, and there were influences simultaneously between work stress and work period with feeling of work fatigue. It is recommended for hospitals to conduct recreational activities or rotate work for senior and less productive nurses with junior and productive nurses. This policy aims to eliminate boredom and work fatigue. In addition, nurses are expected to perform and improve healthy lifestyles, by performing routine medical check ups, eating food with a balanced diet and getting adequate rest.
Interaksi interpersonal dan stres kerja dosen di STIKES X Bengkulu Rina Aprianti; Agus Surono
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 33, No 10 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.149 KB) | DOI: 10.22146/bkm.25088

Abstract

Interpersonal interaction and lecturer work stress in private universityPurposeThis paper discussed how and why the weakness of interpersonal interaction can lead to lecturer work stress.MethodThis analytic survey research was conducted with a cross-sectional approach involving 36 permanent lecturers of a private university. The independent variables were the working period and interpersonal interaction, the dependent variable was the work stress.ResultsThis paper found 50% of lecturers still lack interpersonal interaction. The problem was in communication among lecturers and university leaders, and awareness to build interpersonal interaction in the work environment. Lecturers with good interpersonal interactions have lower stress levels. Social support is very useful to strengthen the psychological aspects of lecturers in their activities.ConclusionThis paper concluded the relationship between interpersonal interaction with work stress. University need to regularly facilitate joint agenda for all staff to encourage close interpersonal interaction.
Analisis komitmen manajemen terhadap kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Ika Ambar Trisnawati; Agus Surono; Adi Heru Sutomo
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 35, No 4 (2019): Proceedings the 5th UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1109.233 KB)

Abstract

Latar Belakang : Kota Bengkulu merupakan daerah rawan terhadap bencana karena terletak pada pertemuan lempeng tektonik Samudera Hindia dan lempeng tektonik Asia yang menyebabkan rawan bencana gempa bumi dan tsunami. Rumah sakit dapat menjadi tidak berfungsi disaat keadaan darurat apabila terjadi kegagalan struktural ataupun ketidaksiapan tim pelayanan kesehatan dalam menyelamatkan nyawa orang yang menjadi korban saat bencana gempa terjadi. Komitmen manajemen rumah sakit merupakan suatu hal yang sangat penting dalam keberhasilan melaksanakan kegiatan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa bumi di rumah sakit.Tujuan Penelitian : Mengkaji komitmen manajemen dilihat dari aspek kebijakan yang dibuat, pengalokasian pembiayaan serta sarana dan prasarana dalam pelaksanaan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasus. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan wawancara mendalam, telaah dokumen, dan observasi lapangan. Penentuan subyek penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Responden terdiri dari 12 responden dari RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu, 2 orang dari BPBD dan 1 orang dari Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu.Hasil Penelitian: RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu telah melaksanakan upaya kesiapsiagaan bencana internal rumah sakit sejak tahun 2016. Secara keseluruhan pelaksanaan program kesiapsiagaan menghadapi bencana di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu sudah berjalan, akan tetapi dukungan manajemen dari aspek pembiayaan  masih belum maksimal. Komitmen atau dukungan manajemen dari aspek penyediaan sarana dan prasarana ditunjukkan dengan tersedianya fasilitas, SDM, sarana dan prasarana yang menunjang kesiapsiagaan rumah sakit dalam menghadapi bencana gempa bumi.  Penyediaan fasilitas, SDM, dan sarana prasarana ini masih perlu ditingkatkan lagi oleh pihak manajemen RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.Kesimpulan: Manajemen RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu berkomitmen dalam pelaksanaan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi yang ditunjukkan dengan sudah ada kebijakan yang mengatur tentang kesiapsiagaan bencana di rumah sakit. Akan tetapi dukungan dari aspek pembiayaan belum maksimal sehingga menghambat setiap kegiatan, peningkatan SDM, penyediaan fasilitas serta sarana prasarana yang dibutuhkan. Jajaran manajemen perlu melakukan koordinasi dan menjalin kerjasama secara tertulis dengan Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan BPBD dalam menyusun kebijakan dan pembiayaan untuk kesiapsiagaan rumah sakit dalam menghadapi bencana gempa bumi di RSUD Dr. M.Yunus Bengkulu.