Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH SUDUT ATAP CEROBONG TERHADAP DISTRIUSI TEMPERATUR PADA RUANG PENGERING BERTINGKAT DAN KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS Juhan, Nawawi; Syarif, Jenne
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 6, No 2 (2008): Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v6i2.101

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh sudut atap cerobong terhadap keseragaman distribusi temperatur di setiap rak yang terdapat dalam lemari pengering. Pengkajian lebih lanjut dilakukan terhadap karakteristik perpindahan panas pada Ruang Sistem Pengering untuk mendapatkan sistim dan peralatan pengering yang optimal dengan temperatur yang lebih merata pada setiap rak di dalam lemari pengering dengan menggunakan energi panas bahan bakar. Pengujiannya dilakukan dengan membuat suatu sistem peralatan pengering dengan sistem aliran gas panas alamiah, yang terdiri atas lima bagian utama yaitu ruang pembakaran, pengarah awal tidak berlubang berbentuk V dengan sudut 30o, saluran pengarah sirip besudut 15o, ruang pengeringan dengan 7 rak pengeringan, dan 3 buah cerobong dengan sudut atap masing-masing 15o, 25o, 35o. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa sudut atap cerobong sangat berpengaruh terhadap keseragaman distribusi temperatur di dalam ruang pengering. Semakin kecil sudut atap cerobong maka distribusi temperatur yang dicapai semakin seragam di setiap rak dalam ruang pengering. Karakteristik perpindahan panas yang terjadi seperti Grashof number, Rayleigh number, Nusselt number, dan koeffisien perpindahan panas dipengaruhi oleh ketinggian karakteristik, lebar karakteristik, dan sudut atap cerobong.Kata kunci: Sudut atap cerobong, distribusi temperatur, karakteristik pindah panas.
PKM PEMANFAATAN KINCIR ANGIN UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN DAN PENGUATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK PETANI GARAM TRADISIONIL DI KECAMATAN LAPANG KABUPATEN ACEH UTARA Saifuddin Saifuddin; Mohd. Arskadius A; Jenne Syarif
Jurnal Vokasi Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Vokasi
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/vokasi.v5i1.2047

Abstract

Kelompok Usaha Tani Garam Peunawa yang selama ini menaungi 16 petani garam di Desa Matang Tunong, Kecamatan Lapang, Kabupaten Aceh Utara, Propinsi Aceh. Kelompok Usaha ini merupakan Kelompok Usaha yang didirikan petani garam untuk menampung dan memasarkan garam yang dihasilkan secara bersama para petani garam. Saat ini Kelompok Usaha Garam Peunawa mengalami permasalahan kekurangan air baku garam, dimana dalam mengairi lahan garam para petani masih mengandalkan air pasang, hal lain yang dilakukan petani dengan mengairi air baku garam dengan cara menangguk air dari saluran dan menggunakan pompa air. Ketergantungan air baku garam pada musim pasang , menyebabkan petani hanya dapat ber produksi  17 hari  kerja per bulan , karena siklus pasang siang hari hanya 17 dalam 1 bulan, dengan rata-rata produksi sebesar 25 kg perhari atau 425 kg /bulan, dengan harga jual melalui kelompok Rp. 5200 per kg dan mendapat penghasilan Rp. 2.210.000 perbulan. Dalam penguatan  kapasitas kelembagaan dan manajemen usaha Kelompok Usaha Tani Peunawa, perlu adanya pembenahan pada sistem tata kelola usaha yang tertip dan terstruktur. Penguatan dibidang produksi diarahkan supaya produk garam dikelompokkan berdasarkan kualitas garam, sistem pemasaran eceran dengan sistem kemasan dalam berat 1 kg, 2 kg dan 5 kg dengan kantong berlogo kelompok, sehingga mendapat daya tarik sendiri bagi konsumen, menambah nilai jual dari Rp. 5200/kg menjadi Rp. 5500 – 5800/kg. Pelatihan yang diberikan yaitu bagaimana para petani dapat mengoperasikan kincir angin, merawat dan dapat menjaga keberlangsungan penggunaan serta dapat diperbanyak untuk keberlanjutan penggunaannya oleh petani garam. Teknologi tepat guna yang dipilih untuk mengairi lahan garam petani adalah kincir angin vertikal type Savonius rotor L,   kincir angin tipe ini cocok pada kecepatan angin 3 sampai 7 km/menit sehingga dapat diperoleh daya isap pompa secara maksimal. Kincir ini akan terus berputar jika aliran angin menyapu baling-baling kincir dari berbagai arah, gaya putaran porosnya dapat langsung dikopel dengan sistem mekanik untuk merubah putaran rotasi menjadi gerak lurus untuk menggerak pompa torak. Untuk mencukupi ketersediaan air 30 hari/bulan dibangun pintu air pasang surut di hilir saluran sehingga pada saat air surut stok air tetap tersedia sehingga produktifitas produksi dan peningkatan pendapatan petani garam akan terus meningkat
The effect of weld groove variations on the toughness of welding joints of AISI 1050 material Zulkiffli Purba; Samsul Bahri; Jenne Syarif
Journal of Welding Technology Vol 4, No 1 (2022): June
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jowt.v4i1.2998

Abstract

SMAW (Shielded Metal Arc Welding) welding is a metal joining process that uses heat energy to melt the workpiece and electrode (fill material). The flux material used for type E7016, a low hydrogen electrode wire typically used for welding heavy-duty plates and structures. Its use is for welding medium carbon steel, bridges, ships and machinery. The result of welding electrode E7016 is very smooth, deep penetration, crack resistant, ductile, good weld appearance and stable arc, the material used in the SMAW welding process is AISI 1050 steel. While AISI 1050 steel is steel that has a carbon content of 0.50 % so that it is classified as medium carbon steel. This steel is widely used in the market because it has many advantages, one of which is as an automotive component. This steel has the characteristics of good machinability, good wear resistance and medium mechanical properties. This study aims to determine the shock strength (impact) and the difference in the time of making weld grooves on SMAW welding results on AISI 1050 steel with variations of Double Bevel and Double V Groove grooves. In testing in the Weld Metal area with a current used of 110 Ampere. From the tests that have been carried out, it is known that the value of the highest impact strength is in the Double Bevel groove which has a value of 1.91 Joule/mm2, for the manufacture of welded grooves where the Double Bevel time is shorter than Double V Groove, so the time produced by Double Bevel which is 3.44 minutes/second.
Analisa pengaruh variasi arus pengelasan GTAW pada baja AISI 1050 terhadap sifat fisik dan mekanis T. Juwandi; Jenne Syarif; zulkiflli zulkiflli
Journal of Welding Technology Vol 3, No 1 (2021): June
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jowt.v3i1.2026

Abstract

Analysis of the effect of variations in welding current GTAW on AISI 1050 steel on physical and mechanical properties, the aim of research is to determine the stress strength, strain and see to determine the character or treatment of AISI 1050 steel. The welding process is closely related to defects that affect its mechanical properties. In this study, the welding process was carried out under the hands of the IASI 1050 material with a thickness of 12 mm with an AWS ER70S-6 electrode with a diameter of 1.2 mm with a current variation of 110 amperes, 120 amperes and 130 amperes with tests carried out are tensile and microstructure testing. From the results of the tensile test, it can be concluded that the tensile stress on the 110 amper specimen is 83.34 kgf/mm2, and the tensile voltage at 120 amperes is 43.45 kgf / mm2, and the tensile voltage at 130 amperes is 67, 97 kgf/mm2 that the higher the welding current, the more ductile the tensile strength value and the greater the welding current, the rougher the surface metallography results.
Penetuan persamaan faktor gesekan baru dengan menggunakan metode regresi multi variable bertolak ukur pada persamaan faktor gesekan chen Jenne Syarif
Jurnal POLIMESIN Vol 2, No 1 (2004): Februari
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jop.v2i1.1405

Abstract

Faktor gesekan F merupakan salah satu variable yang menentukan besarnya penurunan tekanan pada aliran fluida dalam pipa. Untuk aliran gas dalam pipa korelasi yang sering digunakan di lapangan adalah persamaan Weymouth untuk diameter pipa kecil dan panhandable.B untuk pipa diameter besar. Korelasi yang dapat digunakan pada selang ukuran pipa yang lebih besar adalah persamaan Chen memerlukan banyak input variable yang tidak mudah di jumpai dilapangan.
Perancangan turbin uap impuls Jenne Syarif
Jurnal POLIMESIN Vol 7, No 2 (2009): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jp.v7i2.1328

Abstract

Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap menjadi energi kinetik dan energi  kinetik.  tersebut   selanjutnya diubah   menjadi    energi   mekanik   dalam  bentuk   putaran   poros turbin.   Turbin uap merupakan salah satu jenis penggerak mula yang banyak digunakan didalam industri, antara lain: sebagai penggerak mula generator listrik,  pompa atau kompressor, serta industri proses.  Dalam penulisan  ini  akan dirancang sebuah  turbin uap impuls tingkat tekanan.  Turbin ini terdiri dari  beberapa tingkat pasangan sebuah nosel  dan sebuah sudu gerak. Ide dari adanya turbin Rateau ini adalah   mengatasi  penurunan kalor yang terlalu   besar bila hanya menggunakan turbin impuls tingkat tunggal.  Dengan penurunan kalor yang terlalu  besar,  maka kecepatan tangensial pada ujung sudu pun akan menjadi sangat besar.   Disini material  memegang peranan penting sebagai kendala alas kecepatan tangensial  yang cukup tinggi.   Turbin Rateau cocok digunakan pada turbin besar,   dimana  efisiensi   lebih   penting   dari  pada  biaya investasi. Pada  umumnya   perencanaan    turbin yang  ideal  mengharapkan    terpenuhinya    beberapa   kriteria,   antara  lain : etisien,   mudah  pengoperasian, konstruksi dan peralatan yang sederhana,  perbaikan dan perawatan yang mudah.   Namun dalam perencanaan terdapat banyak hal yang membatasi untuk mendapatkan hasil perancangan yang ideal. Semua hal-hal yang membatasi tersebut akan dicoba untuk dipenuhi sehingga akan diperoleh hasil perancangan turbin   uap yang optimum.   Pembahasan akan berkisar pada analisis termodinamik, perencanaan konstruksi dan dimensi, perhitungan kekuatan, pernilihan bahan serta beberapa hal yang dianggap perlu untuk perencanaan komponen-komponen  yang membentuk turbin uap impuls berdasarkan batasan kondisi sepertiyang ditentukan dalam data perencanaan. Kata kunci : Nosel,  Sudu, Efisiensi,  Entalpi, kecepatan, rugi-rugi  energi, tekanan
Perawatan pumping unit bukaka tipe C228 di PT. Pertamina EP Asset 1 Field Rantau-Kualasimpang Jenne Syarif; Darmein Darmein; Khaidir Fadillah
Jurnal POLIMESIN Vol 14, No 1 (2016): Februari
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jpl.v14i1.298

Abstract

Pumping unit ini adalah jenis pompa sucker rod yang menggunakan metode artificial lift yang paling baik diterapkan di sumur-sumur dangkal dan sedikit atau tidak adanya gas yang terproduksi bersama minyak. Dalam pengoperasiannya, pompa sucker rod memiliki banyak masalah yang sering timbul, diantaranya adalah tidak sesuainya laju produksi yang diinginkan dengan laju produksi sebenarnya. Gangguan- gangguan permasalahan yang sering terjadi pada pumping unit type C228 ini biasanya Terjadi keausan pada wrish pin bearing dan patahnya gigi-gigi plate clutch perawatan yang harus dilakukan pada keausan yaitu dengan menerapkan perawatan sebagai berikut: Perawatan mingguan (Pelumasan) Perawatan bulanan (Pergantian Komponen) Keadaan operasi tiap hari di amati dan di catat, setiap keadaan yang tidak normal mudah ditemukan sehingga dapat segera diatasi. Hindari semua komponen yang dapat merusak pompa, baik itu didalam pengoperasiannya ataupun perawatannya, lakukan berdasarkan prosedur yang tepat. Kerja sama dalam perawatan pumping unit ini sangat diharapkan sehingga target pengoperasian dapat tercapaiKata Kunci: Pumping Unit, Perawatan, Keausan,Pengoperasian