Dessy Herlisnawati
Universitas Pakuan

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PERANAN AUDIT OPERASIONAL SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA KARYAWAN PADA PT MEKAR LANGGENG Herlisnawati, Dessy; Heri, Asep
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol 1, No 1 (2015): Juni 2015
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.129 KB)

Abstract

PT Mekar Langgeng, merupakan perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur dan jasa konstruksi. Banyaknya departemen yang terdapat pada PT Mekar Langgeng, sehingga harus adanya pengendalian tentang kinerja karyawan. Permasalahan yang terjadi di PT Mekar Langgeng, yakni kinerja karyawan tidak sesuai dengan harapan manajemen perusahaan. Penyebab tidak efektifnya kinerja karyawan adalah tingkat gaji, lingkungan kerja dan hubungan kerja dengan atasan maupun bawahan sesama rekan kerja. Metode analisis yang digunakan adalah Deskiptif Kualitatif dan Kuantitatif (Nonstatistik). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Audit operasional sumber daya manusia dilakukan oleh auditor yang kompeten, memiliki latar belakang pendidikan formal sesuai dengan tugasnya. Dalam penilaian kinerja karyawan PT Mekar Langgeng telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Audit operasional sumber daya manusia berpengaruh terhadap efektivitas kinerja karyawan.  Kata Kunci: Audit Operasional Sumber Daya Manusia dan Efektivitas Kinerja Karyawan.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010 Situmorang, Monang; Herlisnawati, Dessy; Arysanto, Andi
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol 1, No 1 (2012): Volume 1 No. 1 Tahun 2012
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.069 KB)

Abstract

Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan telah diatur dalam pasar modal. Undang-undang No. 8 Tahun 1995 pasal 88 lalu diperbaharui oleh Badan Pengawas Pasar Modal  dan Lembaga Keuangan pada tahun 2011 dengan dikeluarkannya Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor 36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Disebutkan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam  selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan.Lamanya waktu penyelesaian audit oleh auditor dilihat dari perbedaan waktu tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan. Perbedaan waktu ini disebut audit delay (Subekti dan Widiyanti, 2004).Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya audit delay. Penelitian ini ditujukan untuk menguji pengaruh dari likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas.Metode yang digunakan dengan pendekatan survei. Tehnik penelitian menggunakan analisis statistik kuantitatif. Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling yang terbagi dalam subkategori  food and beverages (9 perusahaan), Pharamaeutical (3 perusahaan), Tobacco Manufacter (2 perusahaan), Cosmetic (3 perusahaan).  Data yang digunakan tahun 2008-2010.Hasil pengujian menunjukkan bahwa yang memiliki pengaruh yang signifikan adalah tingkat likuiditas dan solvabilitas (leverage), sementara tingkat profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hasil pengujian simultan memperlihatkan bahwa keseluruhan variabel secara serempak mempunyai pengaruh signifikan terhadap audit delay. Kata kunci : audit delay, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas.
PENGARUH IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA) Herlisnawati, Dessy
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol 2, No 1 (2012): Volume 2 No. 1 Tahun 2012
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian mengenai  penerimaan  opini  audit going  concern  saat  ini  banyak  dilakukan dengan  observasi  kondisi  internal  perusahaan,  seperti  kualitas  audit,  ukuran  perusahaan,  debt  default,  opini  tahun  sebelumnya,  dan  rasio-rasio  keuangan. Namun,  ternyata karakteristik  corporate  governance  juga  dapat  mempengaruhi  peran auditor eksternal dan permintaan atas kualitas audit.   Berdasarkan hasil pengujian terhadap 7 perusahaan, menunjukkan koefisien negatif untuk dewan komisaris sebesar 0,444 dan kepemilikan terpusat sebesar 0,007 serta yang menunjukan koefisien positif untuk komite audit sebesar 0,249 dan kepemilikan manajerial sebesar 0,999. Dengan tingkat signifikasi untuk kepemilikan terpusat 0,765 > 0,05 yang berarti Ha ditolak, signifikasi untuk kepemilikan manajerial 0,215 > 0,05 yang berarti Ha ditolak, signifikasi untuk dewan komisaris 0,289 > 0,05 yang berarti Ha ditolak, sedangkan signifikasi untuk komite audit 0,476 > 0,05 yang berarti Ha ditolak, selain itu dengan sistem acak dalam periode pengamatan selama 2 tahun diketahui bahwa opini audit going concern  perusahaan baik secara parsial maupun simultan terbukti secara empiris tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern pada tingkat signifikasi 5%. Melalui penelitian diketahui secara empiris bahwa perolehan kepemilikan terpusat, kepemilikan manajerial, keberadaan dewan komisaris, dan keberadaan komite audit perusahaan secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini dikarenakan pada saat pengujian pengaruh keempat variabel independen tersebut secara bersama-sama terhadap penerimaan opini audit going concern menunjukkan bahwa tingkat signifikasi keempat variabel independen berada di atas 0,05 yang berarti bahwa Ha ditolak. Kata kunci : Good corporate governance, kepemilikan terpusat, manajerial, dewan komisaris, komite audit, kualitas audit, opini audit going concern.
KEMAMPUAN BERKOMITMEN PARA PELAKU UMKM DALAM PENGEMBALIAN MODAL PINJAMAN/KREDIT SEBAGAI LANDASAN PRINSIP KEPERCAYAAN (Kondisi UMKM di Kecamatan Bogor Selatan) Jaenudin, Jaenudin; Iryani, Lia Dahlia; Timuriana, Tiara; Herlisnawati, Dessy
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol 1, No 1 (2009): Volume 1 No. 1 Tahun 2009
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.282 KB)

Abstract

Para pengusaha yang dapat bertahan pada masa krisis ekonomi, kebanyakan berasal dari usaha yang berskala kecil dan menengah, dikarenakan sebagian besar tidak berhubungan dengan perbankan yang pada saat itu tengah dilanda krisis. Namun seiring membaiknya kondisi perekonomian, para pelaku UMKM perlu memiliki akses perbankan terutama untuk meningkatkan produktivitas dan kemampuan berwirausahanya.Penelitian ini dimaksudkan untuk menggali potensi para pelaku UMKM di wilayah Kecamatan Bogor Selatan, khususnya yang menyangkut komitmen dengan pihak pemberi kredit agar memperoleh kemudahan dalam bantuan kredit dari perbankan. Penelitian ini membatasi permasalahan pada: berapa dan darimana modal awal para pelaku UMKM; bagaimana pengelolaan modal pinjaman yang dilakukan para pelaku UMKM; dan bagaimana kemampuan para pelaku UMKM berkomitmen untuk memenuhi syarat kredit dari perbankan.Berdasarkan hasil penelitian, bahwasanya jenis modal pada saat pendirian dominan diperoleh melalui modal sendiri sebanyak 86,25%, sedangkan yang menggunakan fasilitas modal pinjaman hanya 4,375% dari para pelaku UMKM. Adapula UMKM yang menggunakan modal campuran yaitu modal sendiri ditambah dengan modal pinjaman sebanyak 8,75%; dan terlihat hanya 8% pelaku UMKM yang terlibat dengan pihak bank, sedangkan 92% lainnya belum pernah melakukan peminjaman dengan pihak bank; Sedangkan untuk besarnya pencapaian laba operasional sebanyak 79% para pelaku UMKM mendapatkan keuntungan pada kisaran Rp1.000.000 sampai dengan Rp10.000.000. Hal tersebut merupakan cerminan kemampuan para pelaku UMKM untuk dapat memiliki akses perbankan. Dimana kemampuannya dalam mengembalikan pinjaman dapat dilakukan sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan. Kata Kunci : Modal Awal, Modal Sendiri, Modal Pinjaman serta Laba Operasional.
ANALISIS PERENCANAAN PAJAK (TAX PLANNING) DALAM UPAYA MENINGKATKAN EFISIENSI BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT AKASHA WIRA INTERNASIONAL TBK Herlisnawati, Dessy; Ahmad, Yola Fahmi
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol 1, No 1 (2013): Volume 1 No. 1 Tahun 2013
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Competition increases, the company is expected to make savings in all areas. One of the savings that can be done by the company is in the field of taxation, namely to streamline the burden of corporate income tax with tax planning. The purpose of this study was to investigate the implementation and effect of how the Tax Planning (Tax Planning) in Efforts to Increase the Efficiency of Corporate Income Tax Expense PT Akasha Wira International Tbk. The result showed that Tax Planning conducted by PT Akasha Wira International Tbk has not been implemented properly, this can be seen from the persistence of the cost of tax-expenditures that can still be maximized. Tax planning can still be maximized is considering providing tax benefits are included in the payroll, this planning can save the tax burden of 4.5%. So that the tax burden can be saved then the company should consider providing tax benefits to employees who entered into the payroll, thus increasing the operational costs of salaries, by itself will reduce tax payable.Keyword : Tax Planning, Equity, Income Tax, Efficiency.
PENGARUH IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA) Herlisnawati, Dessy
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Vol 4, No 2 (2012): Vol 4, No 2 (2012)
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKSI Penelitian mengenai penerimaan opini audit going concern saat ini banyak dilakukan dengan observasi kondisi internal perusahaan, seperti kualitas audit, ukuran perusahaan, debt default, opini tahun sebelumnya, dan rasio-rasio keuangan. Namun, ternyata karakteristik corporate governance juga dapat mempengaruhi peran auditor eksternal dan permintaan atas kualitas audit. Berdasarkan hasil pengujian terhadap 7 perusahaan, menunjukkan koefisien negatif untuk dewan komisaris sebesar 0,444 dan kepemilikan terpusat sebesar 0,007 serta yang menunjukan koefisien positif untuk komite audit sebesar 0,249 dan kepemilikan manajerial sebesar 0,999. Dengan tingkat signifikasi untuk kepemilikan terpusat 0,765 > 0,05 yang berarti Ha ditolak, signifikasi untuk kepemilikan manajerial 0,215 > 0,05 yang berarti Ha ditolak, signifikasi untuk dewan komisaris 0,289 > 0,05 yang berarti Ha ditolak, sedangkan signifikasi untuk komite audit 0,476 > 0,05 yang berarti Ha ditolak, selain itu dengan sistem acak dalam periode pengamatan selama 2 tahun diketahui bahwa opini audit going concern perusahaan baik secara parsial maupun simultan terbukti secara empiris tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern pada tingkat signifikasi 5%. Melalui penelitian diketahui secara empiris bahwa perolehan kepemilikan terpusat, kepemilikan manajerial, keberadaan dewan komisaris, dan keberadaan komite audit perusahaan secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini dikarenakan pada saat pengujian pengaruh keempat variabel independen tersebut secara bersama-sama terhadap penerimaan opini audit going concern menunjukkan bahwa tingkat signifikasi keempat variabel independen berada di atas 0,05 yang berarti bahwa Ha ditolak. Kata kunci : Good corporate governance, kepemilikan terpusat, manajerial, dewan komisaris, komite audit, kualitas audit, opini audit going concern.
ANALISIS PERENCANAAN PAJAK (TAX PLANNING) DALAM UPAYA MENINGKATKAN EFISIENSI BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT AKASHA WIRA INTERNASIONAL TBK Herlisnawati, Dessy; Ahmad, Yola Fahmi
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Vol 5, No 1 (2013): Vol 5, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.602 KB)

Abstract

ABSTRACTCompetition increases, the company is expected to make savings in all areas. One ofthe savings that can be done by the company is in the field of taxation, namely to streamlinethe burden of corporate income tax with tax planning. The purpose of this study was toinvestigate the implementation and effect of how the Tax Planning (Tax Planning) in Effortsto Increase the Efficiency of Corporate Income Tax Expense PT Akasha Wira InternationalTbk.The result showed that Tax Planning conducted by PT Akasha Wira International Tbkhas not been implemented properly, this can be seen from the persistence of the cost of taxexpendituresthat can still be maximized. Tax planning can still be maximized is consideringproviding tax benefits are included in the payroll, this planning can save the tax burden of4.5%. So that the tax burden can be saved then the company should consider providing taxbenefits to employees who entered into the payroll, thus increasing the operational costs ofsalaries, by itself will reduce tax payable.Keyword : Tax Planning, Equity, Income Tax, Efficiency.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010 Arysanto, Andi; Situmorang, Monang; Herlisnawati, Dessy
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Vol 4, No 1 (2012): Vol 4, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstraksiKetepatan waktu penyampaian laporan keuangan telah diatur dalam pasar modal. Undang-undang No. 8 Tahun 1995 pasal 88 lalu diperbaharui oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan pada tahun 2011 dengan dikeluarkannya Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor 36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Disebutkan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambatlambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan. Lamanya waktu penyelesaian audit oleh auditor dilihat dari perbedaan waktu tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan. Perbedaan waktu ini disebut audit delay (Subekti dan Widiyanti, 2004). Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya audit delay. Penelitian ini ditujukan untuk menguji pengaruh dari likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas. Metode yang digunakan dengan pendekatan survei. Tehnik penelitian menggunakan analisis statistik kuantitatif. Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling yang terbagi dalam subkategori food and beverages (9 perusahaan), Pharamaeutical (3 perusahaan), Tobacco Manufacter (2 perusahaan), Cosmetic (3 perusahaan). Data yang digunakan tahun 2008-2010. Hasil pengujian menunjukkan bahwa yang memiliki pengaruh yang signifikan adalah tingkat likuiditas dan solvabilitas (leverage), sementara tingkat profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hasil pengujian simultan memperlihatkan bahwa keseluruhan variabel secara serempak mempunyai pengaruh signifikan terhadap audit delay. Kata kunci : audit delay, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010 Monang Situmorang; Dessy Herlisnawati; Andi Arysanto
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol 1, No 1 (2012): Volume 1 No. 1 Tahun 2012
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.069 KB) | DOI: 10.34204/jiafe.v1i1.503

Abstract

Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan telah diatur dalam pasar modal. Undang-undang No. 8 Tahun 1995 pasal 88 lalu diperbaharui oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan pada tahun 2011 dengan dikeluarkannya Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor 36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Disebutkan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan.Lamanya waktu penyelesaian audit oleh auditor dilihat dari perbedaan waktu tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan. Perbedaan waktu ini disebut audit delay (Subekti dan Widiyanti, 2004).Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya audit delay. Penelitian ini ditujukan untuk menguji pengaruh dari likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas.Metode yang digunakan dengan pendekatan survei. Tehnik penelitian menggunakan analisis statistik kuantitatif. Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling yang terbagi dalam subkategori food and beverages (9 perusahaan), Pharamaeutical (3 perusahaan), Tobacco Manufacter (2 perusahaan), Cosmetic (3 perusahaan). Data yang digunakan tahun 2008-2010.Hasil pengujian menunjukkan bahwa yang memiliki pengaruh yang signifikan adalah tingkat likuiditas dan solvabilitas (leverage), sementara tingkat profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hasil pengujian simultan memperlihatkan bahwa keseluruhan variabel secara serempak mempunyai pengaruh signifikan terhadap audit delay.Kata kunci : audit delay, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas.
PENGARUH IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA) Dessy Herlisnawati
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol 2, No 1 (2012): Volume 2 No. 1 Tahun 2012
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34204/jiafe.v2i1.551

Abstract

Penelitian mengenai penerimaan opini audit going concern saat ini banyak dilakukan dengan observasi kondisi internal perusahaan, seperti kualitas audit, ukuran perusahaan, debt default, opini tahun sebelumnya, dan rasio-rasio keuangan. Namun, ternyata karakteristik corporate governance juga dapat mempengaruhi peran auditor eksternal dan permintaan atas kualitas audit.Berdasarkan hasil pengujian terhadap 7 perusahaan, menunjukkan koefisien negatif untuk dewan komisaris sebesar 0,444 dan kepemilikan terpusat sebesar 0,007 serta yang menunjukan koefisien positif untuk komite audit sebesar 0,249 dan kepemilikan manajerial sebesar 0,999. Dengan tingkat signifikasi untuk kepemilikan terpusat 0,765 0,05 yang berarti Ha ditolak, signifikasi untuk kepemilikan manajerial 0,215 0,05 yang berarti Ha ditolak, signifikasi untuk dewan komisaris 0,289 0,05 yang berarti Ha ditolak, sedangkan signifikasi untuk komite audit 0,476 0,05 yang berarti Ha ditolak, selain itu dengan sistem acak dalam periode pengamatan selama 2 tahun diketahui bahwa opini audit going concern perusahaan baik secara parsial maupun simultan terbukti secara empiris tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern pada tingkat signifikasi 5%. Melalui penelitian diketahui secara empiris bahwa perolehan kepemilikan terpusat, kepemilikan manajerial, keberadaan dewan komisaris, dan keberadaan komite audit perusahaan secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini dikarenakan pada saat pengujian pengaruh keempat variabel independen tersebut secara bersama-sama terhadap penerimaan opini audit going concern menunjukkan bahwa tingkat signifikasi keempat variabel independen berada di atas 0,05 yang berarti bahwa Ha ditolak.Kata kunci : Good corporate governance, kepemilikan terpusat, manajerial, dewan komisaris, komite audit, kualitas audit, opini audit going concern.