Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

FAKTOR RESIKO ANEMIA PADA REMAJA PUTRI OBESITAS DI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2020 Roza Mulyani; Mindo Lupiana; Andi Eka Yunianto
Jurnal Gizi Prima (Prime Nutrition Journal) Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Gizi Prima (Prime Nutrition Journal)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jgp.v6i1.250

Abstract

Background : Anemia is a problem that often occurs among teenagers, especially young women. Several factors related to adolescent anemia are obesity, calorie intake, protein intake, iron intake, and vitamin C intake. Purpose : The purpose of this study was to analyze risk factors for anemia in obese adolescent girls in Bandar Lampung in 2020. Method : This study used a cross-sectional design. The sample in this study were 100 female students. Data analysis used the Chi-square test to determine the relationship between risk factors and anemia status of adolescent girls. Results : The results of the study were 13% obese adolescent girls, 21% anemia status, 72% very less calorie intake, 49% very less protein intake, 95% very less Fe intake, and 90% very less vitamin C. Faktor yang berhubungan dengan anemia pada remaja putri obesitas yaitu asupan protein (p=0,004) dan lama menstruasi. Factors associated with anemia in obese adolescent girls were protein intake (p = 0.004) and menstrual duration (p = 0.019). Conclusion : Protein intake and duration of menstruation have a significant relationship with the incidence of anemia, but there is no relationship between obesity, calorie intake, intake of Fe and Vitamin C with the incidence of anemia. Researchers suggest that respondents' knowledge is needed in choosing nutritious and balanced foods, nutrition education, especially regarding food selection, and the importance of choosing a nutritionally balanced diet.
HUBUNGAN STUNTING DENGAN PERKEMBANGAN ANAK BATITA DI KECAMATAN PANJANG KOTA BANDAR LAMPUNG Mindo Lupiana; Roza Mulyani; Usdeka Muliani; Andi Eka Yunianto
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 2 No. 3 (2021): September 2021
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v2i3.2458

Abstract

Stunting is a disorder and problem for children's growth and development if it is handled early so that. This study aims to determine the relationship between stunting and the development of toddlers. The study used a cross-sectional research design. This research was conducted in Panjang District, Bandar Lampung City. The subjects of this study were toddlers aged 1-3 years with stunting with a total sample of 84 children. The chi-square test was used to analyze the relationship between stunting, mother's education, mother's occupation, and toddler development. The results showed that there was a significant relationship between stunting and the development of toddlers p = 0.002, while education (p = 0.371) and mother's occupation (p = 0.229) had no relationship with the development of toddlers. The conclusion is that the status of efforts that can be made to deal with stunting toddlers is to improve the abilities and skills of mothers and cadres in providing stimulation to the development of stunting children optimally and strive for the child's developmental body to take place in harmony both in terms of physical, mental and psychosocial and improve sanitation. environment and hygiene as a preventive effort against infectious disease attacks in stunting toddlers.
Edukasi Gizi dan Pemberian Bantuan Kepada Keluarga Balita Gizi Kurang Terdampak Covid-19 di Kelurahan Kedaung Kota Bandar Lampung Sutrio Sutrio; Antun Rahmadi; Sefanadia Putri; Dewi Sri Sumardilah; Roza Mulyani; Mindo Lupiana; Reni Indriyani
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 1 No 2 (2021): JPMI - April 2021
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpmi.7

Abstract

Indonesia menghadapi tantangan yang kompleks masalah gizi dan kesehatan yang kemungkinan akan memburuk karena pandemi COVID-19. Anak dapat mengalami malnutrisi karena berbagai sebab yaitu penyebab langsung yaitu kurangnya asupan gizi dan masalah penyakit infeksi dan diperparah dengan kemiskinan yang luas, angka pengangguran, dan tingkat pendidikan yang rendah. Keluarga terdampak covid-19 yang jatuh miskin dalam waktu singkat akan mengalami dampak berat dalam hal keamanan pangan rumah tangga dan keterbatasan terkait akses, ketersediaan, dan keterjangkauan bahan makanan sehat. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan kepedulian seluruh civitas akademika Poltekes Tanjungkarang dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya keluarga Balita Gizi Kurang Terdampak Covid di Kelurahan Kedaung. Kegiatan konseling gizi dilakukan terhadap 12 keluarga balita gizi kurang terdampak covid-19. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah Keluarga balita sudah mengerti penyebab gizi kurang pada balitanya dan mampu mengatasi dengan pola asuh yang baik. Perlu pemantauan status gizi dan pendampingan gizi secara rutin oleh pihak puskesmas terutama bagi keluarga balita gizi kurang terdampak covid-19 oleh pihak puskesmas dan kelurahan kedaung
Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Kedaung Kota Bandar Lampung Menuju Desa Tangguh Covid-19 Antun Rahmadi; Sutrio Sutrio; Arie Nugroho; Bertalina Bertalina; Dewi Sri Sumardilah; Usdeka Muliani; Mindo Lupiana; Roza Mulyani; Endang Sri Wahyuni; Sefanadya Putri; Yulia Novika J; Nawasari Indah Putri Sejati
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 1 No 2 (2021): JPMI - April 2021
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpmi.11

Abstract

Penerapan protokol kesehatan terbukti efektif untuk mencegah penularan Covid-19. Partisipasi masyarakat menjadi kunci utama untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19. Adaptasi kebiasaan baru perlu didukung dengan pengetahuan yang benar. Oleh karena itu masyarakat perlu diberikan edukasi yang memadai tentang masalah Covid-19 dan upaya pencegahannya. Sosialisasi protokol kesehatan kepada aparat pemerintahan kelurahan yang diikuti dengan penyuluhan dan konsultasi bagi sasaran khusus merupakan salah satu metode yang layak dilakukan. Sosialisasi secara klasikal terbukti dapat meningkatkan secara signifikan pengetahuan aparat pemerintahan kelurahan sebesar 42,3% sedangkan penyuluhan informal dan berkala dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat sebesar 52,03%. Pemberian stimulus sarana pendukung pelaksanaan protokol kesehatan juga berkontribusi meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI PADA BAYI DI KECAMATAN SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS Rosmalia Heni; Mindo Lupiana
Jurnal Keperawatan Vol 8, No 1 (2012): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.353 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v8i1.148

Abstract

Salah satu penyebab terjadinya rawan gizi pada bayi disebabkan air susu ibu (ASI) banyak diganti makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan jumlah dan cara yang tidak sesuai kebutuhan, terutama pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor  yang berhubungan dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi. Desain penelitian ini cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Populasi adalah ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan di Kecamatan Sumberejo. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 100 orang dan pemilihan sampel dilakukan secara acak sistematik (systematic random sampling). Pengambilan data dilakukan pada bulan September 2011. Analisis statistik yang digunakan adalah univariat, bivariat dengan chi square dan untuk melihat faktor yang paling dominan digunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian didapatkan proporsi MP-ASI dini sebesar 33%. Hasil analisis multivariat didapatkan faktor berhubungan dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi adalah dukungan keluarga (p value = 0,14) dan sosial budaya (p value = 0,033). Faktor yang paling dominan adalah dukungan keluarga dengan nilai OR 1,621 setelah dikontrol pendidikan ibu, pengetahuan gizi ibu dan sikap ibu. Ibu yang berada di lingkungan dukungan keluarga yang baik (tidak mendukung MP-ASI) mempunyai kecenderungan 1,6 kali lebih besar untuk tidak memberi MP-ASI dini kepada bayinya. Upaya mengurangi pemberian MP-ASI dini dengan meningkatkan dukungan keluarga dengan cara melakukan promosi kesehatan mengenai pemberian MP-ASI yang tepat berupa pemberian informasi, edukasi/pendidikan maupun motivasi untuk pemberian MP-ASI yang tepat dan benar. Memberikan pemahaman yang benar apabila terdapat kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di masyarakat yang mendukung pemberian MP-ASI dini.
Pelatihan Kader Pendamping Gizi bagi Ibu Hamil KEK dan Anemia dengan Model Paket Pendampingan Gizi Sutrio Sutrio; Roza Mulyani; Mindo Lupiana
Al-Mu'awanah: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.266 KB) | DOI: 10.24042/almuawanah.v2i1.8900

Abstract

Indonesia menghadapi berbagai masalah gizi pada periode 1000 HPK, terlihat dari masih tingginya kejadian ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK), anemia dan luaran kehamilan berupa bayi lahir dengan BBLR. Lebih dari 20 juta bayi di dunia (15,5% dari seluruh kelahiran) mengalami BBLR dan 95% diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Laporan Riskesdas pada tahun 2010 mencatat prevalensi BBLR di secara nasional sebesar 11,5%. Faktor risiko kejadian BBLR diawali dengan ibu yang hamil kondisi KEK, dan risikonya lebih tinggi pada ibu hamil usia remaja (15-19 tahun), sementara proporsi ibu hamil KEK usia 15-19 tahun masih sebesar 31%. Pendampingan gizi yang selama ini berjalan difokuskan pada pencegahan dan penanggulangan masalah Gizi pada usia bayi dan balita, sangat terbatas pendampingan dan pemberdayaan yang memfokuskan pada ibu hamil dengan masalah KEK dan Anemia. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang Pendampingan Gizi Ibu Hamil KEK dan Anemia Pada Kader Kesehatan Dengan Model Paket Pendampingan Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Gedong Tataan Kab. Pesawaran. Pelatihan ini telah terlaksana dengan baik sehingga masyarakat mampu berperan dalam penanggulangan KEK dan anemia pada ibu hamil di wilayahnya. Terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader dalam melakukan Pendampingan Gizi Ibu Hamil KEK dan Anemia dengan Model Paket Pendampingan Gizi di Puskesmas Gedong Tataan.
Penyuluhan Gizi Tentang Anemia Dan Stunting Di Desa Gedong Pakuan Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan Mindo Lupiana; Sutrio Sutrio
Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 4 (2022): Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Jompa Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57218/jompaabdi.v1i4.306

Abstract

World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa terdapat 52% ibu hamil mengalami anemia di negara berkembang. Anemia pada kehamilan dapat menyebabkan dampak yang serius yang bisa terjadi pada saat hamil, bersalin dan postpartum. Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil dalam mencegah dan menanggulangi anemia dan stunting. Penyuluhan ini dilakukan berisikan pengetahuan mengenai masalah anemia dan stunting, dampak, faktor penyebab, menu gizi seimbang  pencegahan anemia dan tablet tambah darah. Metode yang digunakan adalah penyuluhan tentang anemia. Hasil yang didapatkan semua peserta  meningkat pengetahuan dan kesadaran mengenai stunting dan anemia pada ibu hamil, terbentuk komitmen ibu hamil dalam pencegahan anemia dan stunting dan dukungan pihak pemerintah desa dalam upaya pencegahan stunting. Diharapkan kegiatan serupa yaitu penyuluhan gizi rutin dilaksanakan oleh kader posyandu dan tenaga kesehatan.
The Effect of Demonstration in Preparing a Nutritious Food Menu on Nutrition Consumption Patterns of Pregnant Women Sumardilah, Dewi Sri; Lupiana, Mindo; Aprina, Aprina
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 6, No 3: September 2021
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.006 KB) | DOI: 10.30604/jika.v6i3.602

Abstract

Stunting in children has started since before birthing due to poor nutritional conditions of the mother during pregnancy. The nutrients that pregnant women need to maintain the health of their fetuses are protein, folic acid, calcium, vitamin A, vitamin D, and iron. The practice of consuming nutritious food is strongly influenced by the level of knowledge and behavior towards food. Lack of knowledge about nutrition can cause pregnant women to be unable to design and arrange nutritious meals that must be consumed. This research design is a quasi-experimental approach with a nonrandomized pretest-posttest control group design approach. The illustrations used are 50 pregnant women and will be divided into one control group and one treatment group. As the independent variable is the practice of compiling a nutritious meal menu, the dependent variable is the pattern of consuming nutrients, and the confounding variable is the age of the pregnant woman, the level of learning of the pregnant woman, the level of family income, and the gestational age. The information analysis used an independent t-test and a dependent t-test. The results of the research show that there is an increase in the average consumption of protein, Fe, folic acid, and zinc after being given treatment in the form of the practice of compiling a nutritious menu for pregnant women. After that, there is a significant comparison between the average nutritional consumption before and after being given leaflets and the practice of compiling menus. Next, there is a significant comparison between the average consumption of protein and zinc between the two groups and there is no significant comparison between the average consumption of Fe and Folic acid in both groups. The advice given is to increase knowledge, behavior, and expertise about nutritious food for pregnant women. So that demonstration procedures or practices need to collaborate with other counselling methods and to increase family income for pregnant women, it is necessary to raise family businesses carried out by pregnant women through the efforts to increase prosperous family income Program.Abstrak: Stunting pada anak telah diawali semenjak saat sebelum kelahiran yang diakibatkan sebab kondisi gizi ibu yang kurang baik sepanjang kehamilan. Zat gizi yang sangat diperlukan ibu hamil buat melindungi kesehatan janinnya merupakan protein, asam folat, kalsium, vit A, vit D, serta zat besi. Konsumsi santapan bergizi sangat dipengaruhi oleh tingkatan pengetahuan serta perilakunya terhadap santapan. Pengetahuan yang kurang tentang gizi dapat menimbulkan ibu hamil tidak sanggup merancang serta menyusun santapan bergizi yang wajib dikonsumsinya. Rancangan riset ini merupakan quasi experiment dengan pendekatan nonrandomized pretest posttest control group design. Ilustrasi yang digunakan berjumlah 50 orang ibu hamil serta hendak dipecah jadi 1 kelompok kontrol serta 1 kelompok perlakuan. Variable independen merupakan praktek menyusun menu santapan bergizi, variable dependen merupakan pola mengkonsumsi zat gizi, serta variable pengganggu merupakan usia ibu hamil, tingkatan pembelajaran ibu hamil, tingkatan pemasukan keluarga, serta umur kehamilan. Analisa informasi memakai uji independen t test serta dependent t test. Hasil riset menampilkan terdapat kenaikan rata- rata mengkonsumsi protein, Fe, asam folat, serta zinc sehabis diberikan perlakuan berbentuk praktek menyusun menu bergizi ibu hamil. Setelah itu terdapat perbandingan yang bermakna antara rata- rata mengkonsumsi gizi saat sebelum dengan setelah diberikan leaflet serta praktek menyusun menu. Berikutnya terdapat perbandingan yang bermakna antara rata- rata mengkonsumsi protein serta zinc antara kedua kelompok serta tidak terdapat perbandingan bermakna antara rata- rata mengkonsumsi Fe serta Asam folat pada kedua kelompok Saran yang diberikan merupakan buat tingkatkan pengetahuan, perilaku, serta keahlian tentang santapan bergizi ibu hamil hingga tata cara demonstrasi ataupun praktek perlu dikolaborasikan dengan tata cara penyuluhan yang lain, serta buat tingkatkan pemasukan keluarga ibu hamil butuh dibesarkan usaha keluarga yang dilakukan oleh ibu hamil lewat program UPPKS (Usaha Kenaikan Pemasukan Keluarga Sejahtera)
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TERHADAP MENYUSUI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUPANG KOTA KECAMATAN TELUK BETUNG UTARA KOTA BANDAR LAMPUNG Mindo Lupiana
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Vol 8, No 1 (2015): Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jkm.v8i1.166

Abstract

Menyusui eksklusif sangat bermanfaat bagi daya tahan tubuh bayi, pertumbuhan, dan perkembangan. Namun banyak ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif. Pencapaian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah, menurut data Riskesdas 2010 hanya mencapai 15,3 %. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satu faktor yang penting adalah dukungan suami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap suami terhadap meyusui eksklusif. Desain penelitian ini cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Populasi adalah suami yang mempunyai anak usia 6-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kupang Kota Kecamatan Teluk Betung Utara. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 100 orang dan pemilihan sampel dilakukan secara acak sistematik (systematic random sampling). Pengambilan data dilakukan pada bulan September-Oktober 2014. Analisis statistik yang digunakan adalah univariat dan bivariat dengan chi square. Hasil penelitian didapatkan proporsi meyusui ekslusif sebesar 63%. Hasil analisis bivariat didapatkan faktor yang berhubungan dengan menyusui adalah pengetahuan suami (p value = 0,02). Upaya meningkatkan menyusui eksklusif dapat dengan melakukan penyuluhan dan promosi ASI eksklusif melalui metode dan media yang ikut melibatkan suami. Meningkatkan intensitas dan kontinuitas petugas kesehatan dalam penyuluhan dan konseling tentang ASI eksklusif mulai masa pemeriksaan kehamilan ibu, persalinan mapun saat kunjungan neonatal.
Peningkatan Keterampilan Dalam Pembuatan Roti Manis Bagi Pegawai Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung Ardiansyah Ardiansyah; Mindo Lupiana; Nawasari Indah
Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama Vol 1, No 1 (2020): Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama Volume 1 Nomor 1 April 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jpk.v1i1.20

Abstract

Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Lampung melayani penyelenggaraan makanan pasien RSJ setiap hari. Kegiatan penyelenggaraan makanan di RSJ dilakukan oleh instalasi gizi untuk menu makan utama, sedangkan untuk menu selingan umumnya pihak instalasi gizi mengadakannya dengan cara outsourcing. Kegiatan outsourcing dilakukan dikarenakan keterbatasan sumber daya, waktu, dan keterampilan yang mereka miliki dalam pembuatan makanan selingan. Instalasi Gizi memiliki 2 (dua) alat pembuat roti (varimixer) dengan kapasitas yang cukup besar tetapi kedua alat tersebut belum dimanfaatkan dikarenakan keterbatasan keterampilan petugas gizi dan pengolah makanan tentang operasional penggunaan alat. Oleh karena itu, ingin diadakan kegiatan demonstrasi pembuatan roti manis bagi petugas gizi dan pengolah makanan agar bisa membuat roti dengan alat yang ada. Metode yang dilakukan secara langsung menggunakan metode demonstrasi dan dievaluasi dalam bentuk praktik pembuatan roti. Kegiatan berjalan lancar dan peserta sangat antusias dalam demonstrasi pembuatan produk dan mencetak roti manis. Hasil evaluasi kegiatan memperlihatkan bahwa petugas gizi dan pengolah makanan sudah melakukan praktik membuat roti secara mandiri sebanyak 2 (dua) kali. Dengan adanya praktik mandiri tersebut, maka keterampilan petugas gizi dan pengolah makanan mengalami peningkatan dalam hal pembuatan roti manis.