Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Perbedaan Status Anemia Gizi Besi Remaja Putri yang Bersekolah di SMA Program dan Non-Program Suplementasi Tablet Tambah Darah Antun Rahmadi
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology Vol 1 No 1 (2018): Borneo Journal of Medical Laboratory Technology
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.178 KB) | DOI: 10.33084/bjmlt.v1i1.462

Abstract

The results of Riskesdas in 2013 showed that the incidence of anemia in young women was still high at 22.7%. One of the efforts made by the Indonesian government in overcoming the problem of anemia in young women is by distributing iron supplementation tablets (TTD) to school girls. The TTD supplementation program for young women currently does not cover all educational institutions at the junior or senior high school level. This raises the question of whether there are differences in anemia status between schools that have implemented TTD supplementation programs and schools that have not implemented them. The general purpose of this study was to determine the anemia status of iron nutrition in high school students. The specific objectives of the study were to 1) assess the state of anemia in high school students with TTD supplementation program, 2) determine the status of anemia in high school students with non-TTD supplementation program and 3) find out the difference in the state of anemia between both high school students. The sample of this study was taken randomly from two schools in Bandar Lampung, namely SMK 1 as many as 75 people and Al-Azhar High School as many as 72 people. Data processing is carried out with the computer, and a different test is carried out by testing the kai quadratic statistics. The results showed that the incidence of anemia at SMK 1 was 24.0% while at Al-Azhar High School was 43.1%. There was a significant difference between the prevalence of anemia at SMK 1 Al-Azhar High School with a value of p = 0.023. The Health Service is expected to expand the coverage of the TTD program to schools that have not been covered by the TTD supplementation program. The school can participate in providing self-help TTD.
Edukasi Gizi dan Pemberian Bantuan Kepada Keluarga Balita Gizi Kurang Terdampak Covid-19 di Kelurahan Kedaung Kota Bandar Lampung Sutrio Sutrio; Antun Rahmadi; Sefanadia Putri; Dewi Sri Sumardilah; Roza Mulyani; Mindo Lupiana; Reni Indriyani
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 1 No 2 (2021): JPMI - April 2021
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpmi.7

Abstract

Indonesia menghadapi tantangan yang kompleks masalah gizi dan kesehatan yang kemungkinan akan memburuk karena pandemi COVID-19. Anak dapat mengalami malnutrisi karena berbagai sebab yaitu penyebab langsung yaitu kurangnya asupan gizi dan masalah penyakit infeksi dan diperparah dengan kemiskinan yang luas, angka pengangguran, dan tingkat pendidikan yang rendah. Keluarga terdampak covid-19 yang jatuh miskin dalam waktu singkat akan mengalami dampak berat dalam hal keamanan pangan rumah tangga dan keterbatasan terkait akses, ketersediaan, dan keterjangkauan bahan makanan sehat. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan kepedulian seluruh civitas akademika Poltekes Tanjungkarang dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya keluarga Balita Gizi Kurang Terdampak Covid di Kelurahan Kedaung. Kegiatan konseling gizi dilakukan terhadap 12 keluarga balita gizi kurang terdampak covid-19. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah Keluarga balita sudah mengerti penyebab gizi kurang pada balitanya dan mampu mengatasi dengan pola asuh yang baik. Perlu pemantauan status gizi dan pendampingan gizi secara rutin oleh pihak puskesmas terutama bagi keluarga balita gizi kurang terdampak covid-19 oleh pihak puskesmas dan kelurahan kedaung
Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Kedaung Kota Bandar Lampung Menuju Desa Tangguh Covid-19 Antun Rahmadi; Sutrio Sutrio; Arie Nugroho; Bertalina Bertalina; Dewi Sri Sumardilah; Usdeka Muliani; Mindo Lupiana; Roza Mulyani; Endang Sri Wahyuni; Sefanadya Putri; Yulia Novika J; Nawasari Indah Putri Sejati
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 1 No 2 (2021): JPMI - April 2021
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpmi.11

Abstract

Penerapan protokol kesehatan terbukti efektif untuk mencegah penularan Covid-19. Partisipasi masyarakat menjadi kunci utama untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19. Adaptasi kebiasaan baru perlu didukung dengan pengetahuan yang benar. Oleh karena itu masyarakat perlu diberikan edukasi yang memadai tentang masalah Covid-19 dan upaya pencegahannya. Sosialisasi protokol kesehatan kepada aparat pemerintahan kelurahan yang diikuti dengan penyuluhan dan konsultasi bagi sasaran khusus merupakan salah satu metode yang layak dilakukan. Sosialisasi secara klasikal terbukti dapat meningkatkan secara signifikan pengetahuan aparat pemerintahan kelurahan sebesar 42,3% sedangkan penyuluhan informal dan berkala dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat sebesar 52,03%. Pemberian stimulus sarana pendukung pelaksanaan protokol kesehatan juga berkontribusi meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan.
Pengaruh Pendampingan Gizi terhadap Perubahan Perilaku Pemenuhan Gizi Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) Demsa Simbolon; Antun Rahmadi; Jumiyati Jumiyati
Jurnal Kesehatan Vol 10, No 2 (2019): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.528 KB) | DOI: 10.26630/jk.v10i2.1366

Abstract

CEDs in pre-pregnancy and pregnant women have an impact on the birth of Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) children, Low Birth Weight (LBW) and stunting, so that SEZ problems in pregnant women need to be improved through nutritional assistance. The study aims to prove the effect of nutritional assistance on CED pregnant women on changes in knowledge, attitudes and actions in fulfilling nutrition. The study was carried out in the cities of Bengkulu and Bandar Lampung with a quasi-experimental design carried out by health cadres who had been trained to assist pregnant women with CED to carry out health promotion and monitor consumption of Supplementary Feeding Programme (SFP) and Fe Tablet consumption for 3 months. Changes in knowledge, attitudes and actions in nutritional fulfillment were analyzed by different mean and independent samples. The results of the study found that effective nutrition assistance to increase knowledge, positive attitudes and actions of CED pregnant women in fulfilling nutrition. After mentoring there was a significant increase in the average knowledge score, attitudes and actions of CED pregnant women in both the City of Bengkulu and in Bandar Lampung. Need continuous nutrition assistance for CED pregnant women so that behavioral changes and fulfillment of balanced nutrition occur during pregnancy and postpartum.
Risiko Stunting Anak Baduta (7-24 bulan) Dewi Sri Sumardilah; Antun Rahmadi
Jurnal Kesehatan Vol 10, No 1 (2019): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.587 KB) | DOI: 10.26630/jk.v10i1.1245

Abstract

The results of Nutritional Status Monitoring (PSG) showed that the prevalence of stunting 29,6% in 2017. The adverse effects of stunting in toddlers is a disorder of decreased cognitive abilities and learning achievement, decreased immunity, the risk of degenerative diseases. The city of Bandar Lampung is still faced with acute and chronic nutritional problems because the prevalence of stunting in children under five is still high. Therefore, the research conducted in Sukaraja Village, Panjang District, Bandar Lampung City, considering that the Village has the highest population of poverty compared to other villages. The aim of the research is to obtain information about the risk factors for stunting in children under two years (7-24 months) This type of research was observational using case-control design, with a sample of 53 people for the case group and 106 people for the control group where the selection for the case group and controls was done in a simple random manner. Data analysis using chi-square test. The results showed that energy consumption factors (p=0.040), exclusive breastfeeding (p=0.011), history of infectious diseases (p=0.000), history of premature birth (p=0.022), and maternal education level (p=0.029) were related significantly with the incidence of stunting. While protein consumption factors (p=0.283), Zink consumption (p=0.321), Early Breastfeeding Initiation (p=0.538), maternal nutrition status (p = 0.056), maternal age (p=0.438), and distance the age of birth (p=0.188) was not significantly associated with the incidence of stunting of children aged 7-23 months in the Sukaraja Village of Panjang District. Regular home visits by health workers are expected to increase maternal awareness during pregnancy to have a pregnancy checked.
PENDAMPINGAN IBU HAMIL DI DESA FOKUS STUNTING KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Bertalina Bertalina; Antun Rahmadi
GIZI INDONESIA Vol 44, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v44i1.491

Abstract

Stunting is a condition of failure to thrive in children under five as a result of chronic malnutrition so that the child is too short for his age. Stunting can occur in the womb due to inadequate nutritional intake during pregnancy. This study aims to examine the effect of mentoring on the knowledge and behavior of pregnant women in focus-stunting villages. The intervention is nutritional counseling using standard operating procedures and booklets. Mentoring is carried out by nutritionist one times a week for one month. The study is a quasi-experiment with a non-randomized control group design pre-test - post-test design. The subjects were 60 people who were selected purposively from the population of pregnant women in 6 villages in East Lampung Regency. Data analysis used Wilcoxon Rank Test and Mann Whitney. The results showed that there were significant differences in knowledge energy and protein intake. No difference in consumption of sulfas ferosus supplements between the two groups. Nutritional assistance for pregnant women increases knowledge and nutritional intake. A nutritionist can take the mother's class to strengthen nutrition assistance to pregnant women. Assistance to breastfeeding mothers can be used as a topic in further research.ABSTRAK        Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Stunting dapat terjadi sejak dalam kandungan yang disebabkan karena asupan gizi yang tidak memadai selama kehamilan. Penelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh pendampingan terhadap pengetahuan dan perilaku ibu hamil  di desa fokus stunting. Bentuk  intervensi pendampingan adalah konseling gizi menggunakan standar operasional prosedur dan booklet. Pendampingan dilakukan oleh nutrisionis selama satu bulan dengan frekuensi satu kali seminggu. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan rancangan non randomized control group pre test – post test design. Subjek penelitian berjumlah 60 orang yang dipilih secara purposiv dari populasi ibu hamil di 6 desa di Kabupaten Lampung Timur. Analisis data menggunakan Wilcoxon Rank Test dan Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan signifikan pengetahuan, asupan energi dan protein. Tidak ada perbedaan konsumsi suplemen  tablet tambah darah (TTD) antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pendampingan nutrisionis kepada ibu hamil meningkatkan pengetahuan dan asupan gizi. Nutrisionis agar memanfaatkan kelas ibu untuk memperkuat pendampingan gizi kepada ibu hamil. Pendampingan kepada ibu menyusui dapat dijadikan topik dalam penelitian lanjutan.Kata kunci: stunting, pendampingan ibu hamil, pengetahuan, asupan energi dan protein 
Education on Nutrition, Sanitation, and IYCF to Increase Mother's Knowledge in Lokus Stunting Village Antun Rahmadi; Bertalina Bertalina; Sudarmi Sudarmi; Aprina Aprina
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No 2: June 2022
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.054 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7i2.890

Abstract

Stunting is a condition of growth failure on children under five only years caused by chronic malnutrition. Stunting is caused by multi-dimensional factors, not due to malnutrition in pregnant women and toddlers. The research aims to prove the influence of education on nutrition, sanitation, and also infant and young children feeding (IYCF) on increasing maternal knowledge. This type of research is experimental research using quasi experiment approach with non randomized control group pre-test– post test design research. The study population was mothers who had children aged 0 to 5 years. The variables studied were education on nutrition, sanitation, and IYCF. The test of differences in knowledge before and after the intervention in each group used statistical paired t-test.The results showed that there were differences in nutritional knowledge in the control group and intervention group (p-value=0,006 and 0,0001). There was no difference in sanitation knowledge in the control group (p-value=0,208) but there was difference in sanitation knowledge in the intervention group (p-value=0,669). There was no difference in IYCF knowledge in the control group (p-value=0,083) and there was a difference in IYCF knowledge in the intervention group (p-value=0,001). Height for age before and after intervention with p value 0.018 in the intervention group. There was no difference in maternal knowledge about nutrition, sanitation and IYCF before and after the intervention between the control and intervention groups, at the initial measurement with p-values 0.309, 0.991, 0.915 and the final measurements with p values of 0.289, 0.150 and 0.753  There was no difference in Z-score weight for age before and after between control and intervention groups with p value of 0.531 and there was no difference in z-score height for age between before and after intervention with p value 0.616. Based on the research results, it is hoped that local governments and related sectors will create innovative programs that can increase the scope of appropriate infant and ypung child feeding practices, including breastfeeding and complementary breastfeeding. In addition, the puskesmas is expected to increase cooperation among health workers in providing education related to IYCF and maximizing coaching activities for posyandu cadres in the context of increasing family assistance as an effort to prevent the incidence of stunting in toddlers from pregnancy.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA Dewi Sri Sumardilah; Antun Rahmadi
Jurnal Keperawatan Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.815 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v11i2.582

Abstract

Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah dan mutunya, aman, merata dan terjangkau. Jika kebutuhan konsumsi pangan tidak terpenuhi maka akan menimbulkan kerawanan pangan (food insecurity). Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan ketahanan pangan rumah tanggadi Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu tahun 2015.Penelitian ini menggunakan desain cross sectionalyang dilakukan pada bulan April sampai Juli 2015.Pengambilan sampel dilakukan secara purposive yaitu 50 rumah tangga untuk setiap desa, dan diambil secara acak.Hasil penelitian menunjukkan 10 rumah tangga (10%) termasuk tahan pangan dan 90 rumah tangga (90%) kurang tahan pangan.Hasil penelitian juga menunjukkan ada hubungan antara ukuran rumah tangga dan pengeluaran rumah tangga dengan ketahanan pangan rumah tangga, sedangkan tingkat pendidikan kepala rumah tangga dan kepemilikan lahan tidak ada hubungan yang bermakna dengan ketahanan pangan rumah tangga.Pemerintah Daerah harus perlu mengatur atau membatasi peralihan lahan pertanian menjadi lahan non pertanian sehingga tidak mengganggu aksesibilitas rumah tangga untuk mendapatkan pangan.Perlu digalakkan kembali program keluarga berencana sebagai upaya untuk menciptakan jumlah anggota rumah tangga yang ideal sehingga tidak membebani penyediaan pangan dalam rumah tangga.
HUBUNGAN BERAT BADAN DAN PANJANG BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING ANAK 12-59 BULAN DI PROVINSI LAMPUNG Antun Rahmadi
Jurnal Keperawatan Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.699 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v12i2.601

Abstract

Hasil Survei Pemantauan Status Gizi (PSG) di Provinsi Lampung tahun 2015 menunjukkan bahwa prevalensi stunting anak usia 0-59 bulan sebesar 23%. Angka ini menurut World Bank (2006) termasuk dalam kategori masalah kesehatan masyarakat tingkat sedang. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara berat badan dan panjang badan lahir dengan kejadian stunting pada anak usia 12-59 bulan di Provinsi Lampung tahun 2015, sedangkan tujuan khususnya adalah: 1) Mengetahui prevalensi stunting, 2) Mengetahui prevalensi BBLR, 3) Mengetahui prevalensi panjang lahir rendah, 4) Mengetahui hubungan berat badan lahir dengan kejadian stunting, dan 5) Mengetahui hubungan panjang badan lahir dengan kejadian stunting pada anak usia 12-59 bulan di Provinsi Lampung tahun 2015. Penelitian ini menggunakan data sekunder hasil Survei PSG Provinsi Lampung yang berdasarkan desain cross sectional.Sampel yang dianalisis adalah adalah semua Balita usia 12-59 bulan yang berjumlah3.129 anak. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan komputer dan hubungan antar variabel dilakukan dengan uji statistik kai kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi stunting, BBLR dan panjang lahir rendah adalah 26,7%, 6,5%, dan 21,8%. Ada hubungan antara panjang badan lahir dengan kejadian stuntingsedangkan BBLR tidak berhubungan dengan kejadian stuntingpada anak usia 12-59 bulan di Provinsi Lampung tahun 2015. Dinas Kesehatan diharapkan dapat meningkatkan upaya pemantauan pertumbuhan Balita khususnya bayi dengan panjang lahir pendek dengan melakukan pengukuran secara berkala panjang badan anak yang pelaksanaannya diintegrasikan dalam kegiatan penimbangan Balita di Posyandu. Selain itu perlu juga penguatan upaya pencegahan terjadinya kelahiran bayi pendek dengan cara memberikan perhatian yang lebih besar pada program-program perbaikan gizi ibu.
PENGARUH PEMBERIAN MIKRONUTRIEN TERHADAP PERTUMBUHAN ANAK GIZI KURANG USIA 12–24 BULAN PENERIMA MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA Antun Rahmadi
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 3, No 1 (2014): Volume 3 Nomor 1
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v3i1.388

Abstract

Pengaruh Pemberian Mikronutrien terhadap Pertumbuhan Anak Gizi Kurang Usia12-24 Bulan Penerima Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) di KabupatenLampung Utara. Suplementasi mikronutrien merupakan alternatif programpenanggulangan masalah gizi mikro, karena itu perlu dilakukan penelitian bagaimanapengaruh pemberian suplemen mikronutrien terhadap pertumbuhan anak gizi kurang diKabupaten Lampung Utara. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruhpemberian mikronutrien terhadap pertumbuhan anak gizi kurang usia 12-24 bulanpenerima MP-ASI.Jenis penelitian ini adalah Randomized Control Trial tanpa Blindness. Subjekpenelitian dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama diberi MP-ASI biskuit danmikronutrien berupa vitamin A, B1, B2, B6, B12, C, D, E, asam folat, niasin, tembaga,iodium, besi dan seng sebanyak 100% kecukupan gizi yang dianjurkan. Kelompok keduadiberi MP-ASI biskuit saja. Intervensi dilakukan setiap hari selama 90 hari. Berat badandan panjang badan anak diukur pada awal penelitian sebagai data dasar dan selanjutnyadiukur setiap 30 hari.Uji statistik menunjukkan adanya perbedaan yang bermaknapeningkatan berat badan dan panjang badan antara anak yang diberi MPASI biskuit danmikronutrien dengan anak yang diberi MP-ASI biskuit saja (p<0,05).Kesimpulan penelitian ini adalah peningkatan berat badan dan panjang badananak yang diberi MP-ASI biskuit dan mikronutrien lebih tinggi daripada anak yang diberiMP-ASI biskuit saja.Kata kunci: mikronutrien, suplementasi, MP-ASI, pertumbuhan.