Soleman, M Khifni
Badan Informasi Geospasial

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGEMBANGAN VALUASI EKONOMI TERUMBU KARANG SPASIAL DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN METODE BENEFIT TRANSFER Nahib, Irmadi; Suwarno, Yatin; Soleman, M Khifni; Arief, Syachrul
MAJALAH ILMIAH GLOBE Vol 13, No 2 (2011)
Publisher : Badan Informasi Geospasial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1672.054 KB) | DOI: 10.24895/MIG.2011.13-2.94

Abstract

Valuasi ekonomi adalah upaya untuk memberi nilai kuantitatif terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam dan lingkungan, baik atas dasar nilai pasar maupun nilai non pasar. Penelitian valuasi ekonomi sudah banyak dilakukan, namun belum banyak yang menyajikan nilai valuasi ekonomi dalam bentuk peta. Dengan menggunakan metode benefit transfer dan sistem informasi geografi dapat mengkalibrasi nilai ekonomi terumbu karang dari suatu areal (rujukan) untuk ditransfer ke lokasi yang diinginkan. Metode penghitungan valuasi ekonomi dengan metode benefit transfer didasarkan pada: peta kualitas sumberdaya terumbu karang lokasi studi, nilai valuasi ekonomi di wilayah rujukan, dan karakteristik sosial ekonomi masyarakatnya. Hal ini dapat dilakukan dengan kalibrasi ulang perkiraan nilai valuasi ekonomi areal rujukan untuk ditransfer ke lokasi studi. Hasil studi menunjukkan bahwa nilai valuasi ekonomi di daerah studi berkisar Rp. 2,46 sampai Rp. 27,26 juta/ha/tahun atau mencapai 9-100 % dari nilai rujukan. Studi ini juga menghasilkan peta valuasi ekonomi terumbu karang yang lebih detil.Kata kunci: Terumbu Karang, Metode Benefit Transfer, Sistem Informasi GeografiABSTRACTEconomic valuation is an attempt to give a quantitative value of goods and services generated from natural resources and environment, both on the basis of market value and non-market value. Research of economic valuation has been done, but not many who present value of economic valuation in a map. Benefit transfer method is used to calibrate the economic value of an area (reference) to be transferred to a desired location. Calculation of the economic valuation using the benefit transfer method is based on: a map of coral reef quality on the study sites, economic valuation in the region of reference, and social economic characteristic of communities in the study area. Re-calibration can be done to estimate economic valuation at the reference area to be transferred to the study site. The study showed that the value of economic valuation in the study area ranges from Rp. 2,46 to Rp. 27,36 million/ha/year or reaching 9% to 100% of the reference value. This study also presented a more detailed map of the economic value of coral reef resources.Keywords: Coral Reef, Benefit Transfer Method, Geographical Information Systems
DISAIN MODEL SPASIAL KETAHANAN PANGAN PULAU TERPENCIL Suwarno, Yatin; Munajati, Sri Lestari; Soleman, M Khifni; Fitrianto, Anggoro Cahyo
MAJALAH ILMIAH GLOBE Vol 12, No 1 (2010)
Publisher : Badan Informasi Geospasial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.068 KB) | DOI: 10.24895/MIG.2010.12-1.115

Abstract

Ada 5 (lima) indikator untuk menentukan ketahanan pangan rumah tangga di suatu wilayah, yaitu: kecukupan pangan, keterjangkauan pangan, keamanan pangan, stabilitas pangan, dan kualitas pangan. Semua indikator kualitatif tersebut terlebih dahulu dirubah menjadi kuantitatif guna menghitung Indeks Ketahanan Pangan. Dengan metode ”Scoring and Weighting” dalam Spatial Analysis, ketahanan pangan disajikan dalam bentuk peta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepulauan Karimunjwa yang tersdiri dari 5 pulau berpenghuni memiliki tingkat ketahahan pangan sebagai berikut: Tahan Pangan (P. Karimunjawa), Cukup Tahan Pangan (P. Kemujan), dan Agak Tahan Pangan (P. Genting, P. Parang, dan P. Nyamuk). Kondisi ketahanan pangan di Kepulauan Karimunjawa dipengaruhi oleh terbatasnya lahan pertanian, aksesibilitas, dan daya beli masyarakat.Kata Kunci: Spasial, Model, Disain, Ketahanan Pangan, Pulau TerpencilABSTRACTThere are 5 (five) indicators that determine household food resilience, namely: foodsufficiency, food affordability, food security, food stability and food quality. These are qualitative parameters and should be converted into quantitative parameter. The method "Scoring and weighting" is used for Food Resilience Index that will be presented in the map. The research results show that the Karimunjawa Islands consisting of 3 villages and 5 inhabited islands have food resilience levels as follows: Endurance Food (Karimunjawa Island), Endurance Enough Food (Kemujan Island), and Near Endurance Food (Genting Island, Parang Island, and Nyamuk Island). The main factor that caused the food resilience in Karimunjawa Islands because of the limited agricultural land, limited accessibility, and the public purchasing power.Keywords: Spatial, Model, Design, Food Resilience, Isolated Island