Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Analisis Pengaruh Nilai Peak Ground Acceleration (PGA) Terhadap Story Shear Bangunan Bertingkat Ahmad Hamidi -
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Vol 13, No 2 (2018)
Publisher : Pusat Penelitian dan pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.728 KB) | DOI: 10.30630/jipr.13.2.108

Abstract

This study aims to analyze and examine the effect of peak land acceleration value (PGA) on shear story using dynamic method of response spectrum. The PGA value and the spectrum response used are the spectrum responses issued by the PU ministry. The review is soft land in the citys in Riau. The results showed that the higher the story shear value, the higher the PGA value in each region. The areas with the highest inner and PGA grades are Pasir Pangarian (Rohul) and the lowest is Kota Selat Panjang (Meranti District). This is because the area of Rohul Regency is an area close to West Sumatera Province that has a high enough earthquake intensity when compared with Meranti Regency which is a coastal area located on the lower plains.
ANALISIS PERSENTASE EFEKTIF PENGGUNAAN KATALIS PADA BATA RINGAN ULC DAN PENGARUH TERHADAP KUAT TEKAN Ahmad Hamidi; Neri Puspita Sari
Siklus : Jurnal Teknik Sipil Vol. 5 No. 2 (2019)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/siklus.v5i2.3209

Abstract

Pembangunan pada era saat ini berkembang dengan begitu cepat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan bangunan gedung khususnya mulai banyak dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pasar pada saat ini. Kekurangan luas lahan menjadi alasan pemilik bangunan melakukan pengembangan arah vertikal (bertingkat). Penggunaan material yang digunakan juga harus diperhatikan terutama akan berpengaruh pada bobot bangunan. Semakin berat bobot bangunan maka dimensi penampang dan tulangn yang digunakan juga akan semakin besar. Salah satu solusi dalam mengurangi bobot bangunan adalah dengan penggunaan bata ringan Ultra Light Concrete (ULC) yang terbuat dari material semen, pasir pasang, gypsum dan air. Materaial pasir yang digunakan juga akan memberikan pengaruh terhadap hasil adukan bata ringan, adukan dengan pasir yang mengandung kadar lumpur diatas 5% tidak cocok untuk bata ringan karena akan menyulitkan penyatuan antara semen dan adukan. Pasir yang yang cocok untuk bata ringan adalah pasir pasang yang halus dengan batasan kadar lumpur dibawah 5%. Beberapa pengusaha bata ringan sudah mulai melakukan inovasi pada adukan bata ringan ULC terutama dengan penambahan katalis sebagai pereaksi adukan untuk bisa mengembang seperti adukan kue. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian dengan menggunakan 3 jenis variasi persentase penggunaan katalis dengan menggunakan pasir pasang kulim di Pekanbaru. Persentase 0,5% menghasilkan kuat tekan 0,64 MPa, persentse 0,6% menghasilkan kuat tekan 0,36 MPa dan persentase 0,7% menghasilkan kuat tekan 0,54 MPa. Berdasarkan dari pengujian kuat tekan dari tiga persentase penggunaan katalis tersebut maka persentase yang paling optimal adalah persentase 0,5% dengan kuat tekan 0,64 MPa.
Pengaruh Sifat Karakteristik Mortar Busa Dengan Penambahan Addictive Ahmad Hamidi; Randhi Saily; M. Arif Hidayat
SAINSTEK Vol. 10 No. 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35583/js.v10i1.11

Abstract

Pada penelitian ini dilakukan pengujian pada mortar busa dengan 5 variasi yang berbeda yaitu variasi normal, aditif 0,25%, aditif 0,5%, aditif 0,75% dan aditif 1%, dengan bahan campuran : semen, air, pasir, foam agent dan presentase aditif (% aditif x berat semen), yang dibuat sebanyak 5 benda uji silender berdiameter 10 cm dan tinggi 20 cm pada 5 variasi yang berbeda. Hasil pemeriksaan flow diketahui semakin tinggi persentase aditif yang digunakan maka semakin tinggi pula flow yang didapat. Dimana flow minimum dengan nilai flow 18 cm berada pada variasi normal dan flow tertinggi dengan nilai flow 22 cm berada pada variasi aditif 1%.. Namun pada variasi yang menggunakan aditif, proses pengerasannya lebih cepat dibandingkan dengan variasi normal, dimana penggunaan variasi aditif pengerasannya dalam waktu 12 jam, sementara untuk variasi normal tetap 24 jam. Sedangkan pada benda uji variasi aditif 1,5% dan 2%, tidak memenuhi persyaratan karena terjadinya penyusutan pada benda uji hingga 50% serta tidak terpenuhinya persyaratan density, dimana katergori beton ringan berat jenisnya 800 – 1200 Kg/cm3. Penggunaan atau penambahan zat aditif pada mortar busa dapat dilakukan pada takaran maksimal 1% dari berat semen
Analisa Perubahan Nilai Karakteristik Kuat Tekan Beton K 200 Yang Menggunakan Cangkang Sawit Sebagai Pengganti Sebagian Agregat Kasar Sjelly Haniza; Ahmad Hamidi
Sainstek (e-Journal) Vol. 5 No. 2 (2017)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cangkang sawit merupakan bagian keras yang terdapat pada buah kelapa sawit, berfungsi untuk melindungi isi dari buah sawit tersebut. Cangkang ini merupakan hasil samping dari produksi Pabrik Kelapa Sawit (PKS), yang belum termanfaatkan secara maksimal. Akibatnya pihak pabrik masih harus menyediakan lahan khusus tempat pembuangan atau penumpukan cangkang yang tentunya akan menambah biaya bagi perusahaan. Guna menghadapi permasalahan diatas diperlukan usaha-usaha dan ide-ide pengolahan dari cangkang tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan cangkang kelapa sawit terhadap mutu beton yang dihasilkan. Cangkang sawit digunakan sebagai pengganti sebagian dari agregat kasar pada pembuatan campuran beton normal. Metode perencanaan campuran menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI 03-2834-2000) dengan kuat tekan rencana 200 kg/cm2. Benda uji berbentuk selinder dibuat menggunakan 3 variasi campuran yakni penggunaan cangkang 0%, 15%, 20% dan 25% dari berat agregat kasar yang digunakan. Masing-masing variasi dibuat 3 buah benda uji. Pemeriksaan kuat tekan dilakukan pada umur 28 hari. Hasil kuat tekan rata-rata yang diperoleh untuk masing-masing variasi cangkang 0%, 15%, 20% dan 25% berturut-turut adalah 20,18 MPa, 17,20 MPa, 16,27 MPa dan 15,34 MPa. Penurunan kuat tekan untuk setiap penambahan persentase cangkang 15%, 20% serta 25% secara berturut-turut adalah 14,77%, 19,38% dan 23,98%. Semakin tinggi persetase cangkang yang digunakan maka kuat tekan yang dihasilkan semakin menurun sebaliknya semakin tinggi persentase cangkang yang digunakan maka berat benda uji semakin ringan.
ANALISIS KORELASI GAYA DALAM GEDUNG DENGAN NILAI PGA MENGGUNAKAN METODE DINAMIK RESPONS SPEKTRUM PADA TANAH LUNAK DI RIAU Ahmad Hamidi
Sainstek (e-Journal) Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan meneliti korelasi antara gaya dalam pada elemen struktur gedung terhadap nilai percepatan puncak tanah (PGA) dengan menggunakan metode dinamik respon spectrum. Tinjauan dilakukan pada tanah lunak yang ada di kabupaten/Kota di Riau karena tanah lunak merupakan tanah dengan kondisi tanah yang paling rendah dalam menahan beban-beban. Parameter gaya dalam yang dibandingkan adalah perpindahan (displacement), percepatan (story drift) dan gaya geser (story shear). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai displacement maka semakin tinggi nilai PGA pada masing-masing daerah. Daerah dengan nilai displacement dan PGA tertinggi adalah Kota Pasir Pangaraian (Kabupaten Rohul) dan yang terendah adalah Kota Selat Panjang (Kabupaten Meranti). Hal ini disebabkan karena daerah Kabupaten Rohul kondisi tanahnya lebih baik yang berada pada dataran tinggi jika dibandingkan dengan Kabupaten Meranti yang merupakan daerah pesisir yang berada pada dataran yang lebih rendah.
Analisis Posisi Optimal Pengangkatan Balok U-Shell Dengan Menggunakan Crane Ahmad Hamidi
INDONESIAN JOURNAL OF CONSTRUCTION ENGINEERING AND SUSTAINABLE DEVELOPMENT (CESD) Vol. 2 No. 2 (2019): INDONESIAN JOURNAL OF CONSTRUCTION ENGINEERING AND SUSTAINABLE DEVELOPMENT (CES
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.981 KB) | DOI: 10.25105/cesd.v2i2.6461

Abstract

Riau University Education Hospital was built to support lectures and as a tool in research in the field of health. Teaching Hospital was built using U-Shell precast blocks with consideration of time and cost efficiency in project implementation. U-Shell beams are made at the project site and the method of lifting precast beams is generally recommended from the factory. While the U-Shell beam is made at the project site, it is necessary to calculate the lifting distance so that the beam when moved does not occur due tomoment damage. U-Shell beam lifting calculation is done with several alternatives, namely the position of 1 /3L, 1 / 4L and pedestal xL. The result of the moment calculation shows the moment value for each alternative, namely in the beam with dimensions of 350 mm x 800 mm position 1 / 3L M1 of-1242 Kgm and M2 of-931.5 Kgm, at position 1 / 4L M1 of-698.63 Kgm and M2 of 0, at position 1 / 5L M1 of-478.97 Kgm and M2 of 480.64 Kgm. As for the beam with dimensions of 300 mm x 700 mm position 1 / 3L M1 of -460.8 Kgm and M2 of -345.6 Kgm, at position 1 / 4L M1 of -256.2 Kgm and M2 of 0, at position 1 / 5L M1 of - 177.7 kg and M2 of 178.32 kg. From the three alternatives we get an effective lifting position, which is 1 / 5L.
TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN MENGGUNAAN WASTE CONCRETE Ahmad Hamidi; Sjelly Haniza; M. Ardi Idris
INDONESIAN JOURNAL OF CONSTRUCTION ENGINEERING AND SUSTAINABLE DEVELOPMENT (CESD) Vol. 4 No. 2 (2021): INDONESIAN JOURNAL OF CONSTRUCTION ENGINEERING AND SUSTAINABLE DEVELOPMENT (CES
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.856 KB) | DOI: 10.25105/cesd.v4i2.12599

Abstract

The use of reinforced concrete as a building material has become one of the solutions to get a strong and sturdy building. The use of reinforced concrete is considered to have strength in resisting compressive and tensile forces. Besides, concrete can be used according to the quality level required during the construction process. The use of concrete sometimes results in waste concrete such as used pile fragments, broken concrete from building repairs, or from tests in the laboratory. If waste concrete is not utilized, it will become an environmental problem in the future. The existence of waste concrete if it is utilized will be able to provide economic value and can reduce the occurrence of environmental problems, one of which is the use of waste concrete from broken electric poles from one of the producers. This waste concrete is the result of testing electric poles before being distributed to the owner. The fragments of electricity pile waste concrete can be used as a substitute for some of the coarse aggregate in high strength concrete. The waste concrete is cracked first and the granules used are those that pass the 30 mm sieve with a percentage of 20% of the total coarse aggregate. To get good workability, a superplasticizer is used as an added ingredient. The variation in the use of the superplasticizer is 0%; 0.5%; 1% and 1.5%. The flexural strength test was carried out at the age of 28 days with the results of the average compressive strength for 0% variation of 3.2 MPa, 0.5% variation of 3.69 MPa, 1% variation of 4.67 MPa, and 1.5% variation amounting to 5.02 MPa with the percentage rate of increase from normal concrete successively of 15.28%; 39.76% and 39.05%.
Pengaruh Kombinasi Pembebanan Terhadap Pemilihan Pondasi Borepile Pada Bangunan Gedung Ahmad Hamidi; Ulfa Jusi; Beny Setiawan
SAINSTEK Vol. 10 No. 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35583/js.v10i2.153

Abstract

Indonesia juga menjadi salah satu negara yang berada pada pertemuan 3 lempeng tektonik utama dunia yaitu Lempeng Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Peristiwa gempa yang terjadi memberikan pengaruh terhadap kondisi bangunan baik saat terjadi gempa maupun pasca terjadinya gempa. Gempa merupakan peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi dalam bumi secara tiba-tiba dan sering kali merusak bangunan-bangunan yang berada disekitar lokasi pusat gempa. Berdasarkan SNI 1726-2012 Indonesia memiliki beberapa kondisi tanah yang terdiri dari batuan, tanah keras, tanah sedang dan tanah lunak. Bangunan yang menjadi tinjauan dalam penelitian adalah bangunan 2 lantai yang difungsikan sebagai hunian. Dalam perencanaan struktur menggunakan pondasi borepile diameter 30 cm dengan membandingkan kombinasi pembebanan berdasarkan SNI 03-1726-2002 dengan hanya menggunakan kombinasi beban mati dan hidup saja menggunakan software elemen hingga. Berdasarkan perhitungan maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan kombinasi pembebanan sesuai SNI maka pembebanan massa menjadi lebih besar pada bagian tumpuan (pondasi) dibandingkan dengan hanya menggunakan kombinasi pembebenan berupa beban hidup dan mati hingga mencapai 43,62%. Dengan besarnya pembebanan pada tumpuan maka jumlah titik borepile yang dibutuhkan juga berbeda. Berdasarkan perhitungan bangunan yang menjadi tinjauan, untuk kombinasi pembebanan sesuai SNI dengan hasil daya dukung satuan pondasi (Qu) sebesar 31,27 ton maka diperlukan 12 titik borepile dan untuk kombinasi pembebanan dengan beban mati dan hidup dibutuhkan 7 titik borepile atau lebih kecil sebesar 41,67%.
Pembuatan Peta Potensi Wisata di Kelurahan Rimba Sekampung Randhi Saily; Harnedi Maizir; Sjelly Haniza; Ahmad Hamidi; Ridho Azhari; Dina Paramitha Anggraeni Hidayat
FLEKSIBEL: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022): Edisi Oktober 2022
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemerintah Kabupaten Bengkalis dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat, memerlukan bahan yang dapat menjadi data pendukung. Peta potensi kawasan wisata dapat dijadikan sebagai acuan untuk tujuan destinasi yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan. Pemerintah Kabupaten Bengkalis khususnya Kelurahan Rimba Sekampung memiliki perbatasan dengan laut sehingga mempunyai garis pantai yang bisa dijadikan objek wisata. Kekurangannya adalah perangkat kelurahan belum mempunyai peta yang jelas dan terukur. Sehingga hal ini menjadi alasan bagi tim pengabdian kepada masyarakat STT Pekanbaru untuk membantu membuatkan peta informasi geospasial potensi kawasan wisata. Sumber data yang didapat adalah foto udara yang didapat dengan bantuan alat drone. Setelah itu dilakukan interpretasi data menggunakan software Arc-GIS. Luaran yang dihasilkan adalah peta yang bisa memberikan informasi seperti batas wilayah RT, jalan, garis pantai, area perairan dan area permukiman.
Penyuluhan Perencanaan Rumah Tahan Gempa Kepada Siswa SMK Negeri 1 Ujung Batu Ahmad hamidi; Sjelly Haniza; Ulfa Jusi; Harnedi Maizir; Desi Yasri; Zuhro
FLEKSIBEL: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022): Edisi Oktober 2022
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A building, especially a building and a residence, is an absolute primary physical facility for modern humans whose function is to provide a place for them to live and work. As time goes by, the need for housing has become one of the main needs in carrying out activities, so to support the movement of human activities, a building that meets the structural and comfort requirements is needed. The structural requirement in question is a strong building to withstand earthquake loads because in general Indonesia is on the ring of fire line from the composition of the area with a high enough earthquake risk so for planning the building must meet the requirements of a strong structure. The design of earthquake-resistant buildings is not only for tall buildings but also for simple buildings such as residential houses so that if an earthquake occurs, the building will still stand strong and the people who live in the house are still in a safe condition.