Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Determination of Sun Protection Factor and Antioxidant Properties of Cream Formulation of Kencur (Kaempferia galanga L) and Temu Kunci (Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlecht) Rhizomes Extract Charisma, Shintia Lintang; Rahayu, Wiranti Sri; Wahyuingrum, Retno
Pharmaciana Vol 8, No 2 (2018): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (658.191 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v8i2.11891

Abstract

Kencur (Kaempferia galanga, L.) rhizome contain ethyl-p-methoxycinnamate (EPMS) which has sunscreen properties. Temu kunci (Boesenbergia pandurata (Roxb) Schlecht) rhizome contains  flavonoid and essential oils with oxidant radical scavenging properties. The aims  of this study were  to obtain the optimum physical properties of sunscreen and antioxidant cream and to compare the sun protection factor (SPF) values and antioxidant activity of kencur and temu kunci rhizomes extract before and after formulated.This research used Simplex Latice Design (SLD) model with 2 components of kencur extract and temu kunci extract. Based on the SLD model obtained optimum formula design, then the SPF values and antioxidant activity were studied by UV spectrophotometric method and DPPH method respectively.Based on SLD model obtained optimum formula that containing kencur : temu kunci extract 80%:20% (formula A) and 70%:30% (formula B). The SPF values of  kencur extract, formula A and formula B were  4.505, 5.024 and 4.511 respectively. Antioxidant activity showed that the IC50 of formula A, formula B, temu kunci extract, BHT and Vitamin E were 109.15 µg/ml, 95.23 µg/ml, 10.20 µg/ml, 22.33 µg/ml and 8.78 µg/ml respectively.Cream formula A and formula B have optimum physical properties. The SPF value of the optimum formulations were higher than SPF value of kencur extract. Antioxidant activity of that combinations were  lower than temu kunci extract, BHT and Vitamin E.
PENGARUH PEMBERIAN SEDIAAN CURCUMA DALAM SUSU DAN EMULSI TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIKA PARASETAMOL Kusuma, Anjar Mahardian; Rahayu, Wiranti Sri; Maryati, Siti; Sobarani, Rini Afini
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 10, No 2: September 2013
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.848 KB) | DOI: 10.12928/mf.v10i2.1169

Abstract

ine"> </Penggunaan lebih dari satu macam obat dapat menimbulkan terjadinya interaksi. Pemberian multivitamin dan susu yang mengandung kurkumin, apabila diberikan dengan parasetamol secara bersamaan dimungkinkan dapat menimbulkan interaksi yang dapat berpengaruh terhadap parameter farmakokinetika parasetamol. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian curcuma emulsi dan susu curcuma yang mengandung kurkumin terhadap parameter farmakokinetika parasetamol pada tikus jantan wistar. Jenis metode penelitian yang digunakan yaitu jenis eksperimental dengan rancangan penelitian posttest only control group design dan metode analisis data yang digunakan adalah one way anova. Parameter farmakokinetika pada tiap kelompok mengalami perubahan. Nilai Cpmax untuk kelompok I dengan pemberian parasetamol peroral dosis 150 mg/kgBB yaitu 4,129 µg/ml, kelompok II dan III dengan pemberian parasetamol dosis 150 mg/kgBB dan curcuma emulsi dosis 0,9 mg/kgBB dan 1,8 mg/kgBB yaitu 3,904 µg/ml dan 3,894 µg/ml, pada kelompok IV dan V dengan pemberian parasetamol dosis 150 mg/kgBB dan susu curcuma dosis 0,9 mg/kgBB dan 1,35 mg/kgBB yaitu 3,942 µg/ml dan 3,916 µg/ml. Nilai klirens mengalami penurunan, yaitu pada kelompok I 88 ml/menit, pada pemberian curcuma emulsi kelompok II dan III 87 ml/menit dan 84,8 ml/menit, pada kelompok IV dan V dengan pemberian susu curcuma yaitu 87 ml/menit dan 85,2 ml/menit. Penurunan klirens menyebabkan terjadinya peningkatan nilai AUC kelompok II, III, IV dan V. Hasil secara statistika menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan (p>0.05).Kata kunci: curcuma emulsi, susu curcuma, parasetamol, interaksi.
Determination of sun protection factor and antioxidant properties of cream formulation of kencur (Kaempferia galanga L) and temu kunci (Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlecht) rhizomes extract Shintia Lintang Charisma; Wiranti Sri Rahayu; Retno Wahyuingrum
Pharmaciana Vol 8, No 2 (2018): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (658.191 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v8i2.11891

Abstract

Kencur (Kaempferia galanga, L.) rhizome contain ethyl-p-methoxycinnamate (EPMS) which has sunscreen properties. Temu kunci (Boesenbergia pandurata (Roxb) Schlecht) rhizome contains flavonoid and essential oils with radical scavenging properties. The aims of this study were to obtain the optimum physical properties of sunscreen and antioxidant cream and to compare the sun protection factor (SPF) values and antioxidant activity of kencur and temu kunci rhizomes extract before and after formulated. This research used Simplex Latice Design (SLD) model with 2 components of kencur extract and temu kunci extract. Based on the SLD model obtained optimum formula design, then the SPF values and antioxidant activity were studied by UV spectrophotometric method and DPPH method respectively. Based on SLD model obtained optimum formula that containing kencur : temu kunci extract 80%:20% (formula A) and 70%:30% (formula B). The SPF values of kencur extract, formula A and formula B were 4.505, 5.024 and 4.511 respectively. Antioxidant activity showed that the IC50 of formula A, formula B, temu kunci extract, BHT and Vitamin E were 109.15 μg/mL, 95.23 μg/mL, 10.20 μg/mL, 22.33 μg/mL and 8.78 μg/mL respectively. Cream formula A and formula B have optimum physical properties. The SPF value of the optimum formulations were higher than SPF value of kencur extract. Antioxidant activity of that combinations were lower than temu kunci extract, BHT and Vitamin E.
PENGARUH PEMBERIAN SEDIAAN CURCUMA DALAM SUSU DAN EMULSI TERHADAP PARAMETER FARMAKOKINETIKA PARASETAMOL Anjar Mahardian Kusuma; Wiranti Sri Rahayu; Siti Maryati; Rini Afini Sobarani
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 10, No 2: September 2013
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.848 KB) | DOI: 10.12928/mf.v10i2.1169

Abstract

Penggunaan lebih dari satu macam obat dapat menimbulkan terjadinya interaksi. Pemberian multivitamin dan susu yang mengandung kurkumin, apabila diberikan dengan parasetamol secara bersamaan dimungkinkan dapat menimbulkan interaksi yang dapat berpengaruh terhadap parameter farmakokinetika parasetamol. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian curcuma emulsi dan susu curcuma yang mengandung kurkumin terhadap parameter farmakokinetika parasetamol pada tikus jantan wistar. Jenis metode penelitian yang digunakan yaitu jenis eksperimental dengan rancangan penelitian posttest only control group design dan metode analisis data yang digunakan adalah one way anova. Parameter farmakokinetika pada tiap kelompok mengalami perubahan. Nilai Cpmax untuk kelompok I dengan pemberian parasetamol peroral dosis 150 mg/kgBB yaitu 4,129 µg/ml, kelompok II dan III dengan pemberian parasetamol dosis 150 mg/kgBB dan curcuma emulsi dosis 0,9 mg/kgBB dan 1,8 mg/kgBB yaitu 3,904 µg/ml dan 3,894 µg/ml, pada kelompok IV dan V dengan pemberian parasetamol dosis 150 mg/kgBB dan susu curcuma dosis 0,9 mg/kgBB dan 1,35 mg/kgBB yaitu 3,942 µg/ml dan 3,916 µg/ml. Nilai klirens mengalami penurunan, yaitu pada kelompok I 88 ml/menit, pada pemberian curcuma emulsi kelompok II dan III 87 ml/menit dan 84,8 ml/menit, pada kelompok IV dan V dengan pemberian susu curcuma yaitu 87 ml/menit dan 85,2 ml/menit. Penurunan klirens menyebabkan terjadinya peningkatan nilai AUC kelompok II, III, IV dan V. Hasil secara statistika menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan (p>0.05). 
Analisis Asam Lemak Daging Anjing pada Bakso Sapi Menggunakan Gas Chromatography Mass Spectrometry (GCMS) yang Dikombinasikan dengan PCA (Principal Component Analysis) Irfan Nugraha; Pri Iswati Utami; Wiranti Sri Rahayu
Indonesia Journal of Halal Vol 1 (2) 2018
Publisher : Pusat Kajian Halal Undip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.979 KB) | DOI: 10.14710/halal.v1i2.3668

Abstract

 Tingginya perbedaan harga daging, membuat beberapa penjual yang tidak etis mengganti daging sapi dengan daging anjing secara sengaja untuk mendapatkan keuntungan ekonomis. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan GCMS yang dikombinasi dengan kemometrika PCA untuk analisis cepat dari asam lemak anjing pada bakso formulasi dan bakso sapi di pasaran. Metode penelitian ini adalah non eksperimental berupa identifikasi profil asam lemak daging anjing  pada bakso sapi formulasi dan bakso sapi di pasaran. Hasil penelitian yang didapat berupa profil kromatogram GCMS menunjukkan bahwa terdapat perbedaan komposisi asam lemak antara daging anjing dan sapi. Pada lemak daging anjing muncul beberapa asam lemak yang tidak dimiliki oleh lemak daging sapi diantaranya asam kaproat, asam siklopentanetridekanoat, asam arakhidonat, asam 7,10,13- eikosatrienoat, asam 9,12,15- oktadekatrienoat. Analisis kualitatif dari kromatogram GCMS menggunakan PCA menunjukkan lemak sapi, anjing, kambing, babi dan ayam dapat diidentifikasi dan dibedakan. Analisis kualitatif kandungan lemak anjing dalam bakso sapi formulasi menunjukkan perbedaan antara bakso formulasi yang memiliki kedekatan mirip dengan lemak sapi serta yang mirip dengan lemak anjing. Analisis kualitatif lemak anjing pada bakso sapi di pasaran menunjukkan sampel tidak mengandung lemak anjing.Kata kunci : bakso, GCMS, lemak daging anjingABSTRACTDue to the high difference of meat price, some unethical seller replaces beef intentionally with dog meat to get economical profits. The objective of this study is to assess the capability of GCMS coupled with chemometrics of PCA for rapid screening of dog fat in beef meatball formulation and beef meatballs in the market. The method of this research is non experimental that is identification of fatty acid profile of dog meat in beef meatball simulation and beef meatballs in the market. The result obtained from GCMS chromatogram profile showed that there is a difference in fatty acid composition between beef and dog meat. In dog meat fat appears some fatty acids that are not owned by beef fat i.e caproic acid, cyclopentanetridecanoic acid, arachidonate acid, 7,10,13-eicosatrienoic acid, 9,12,15-octadecatrienoic acid. Qualitative analysis from GCMS chromatogram using PCA showed that beef, dog, goat, pork and chicken can be identified and differentiated. Qualitative analysis of dog fat in simulated beef meatballs showed difference between simulated meatballs that have similar proximity to beef's fat as well as those that are similar to dog fat. Qualitative analysis of dog fat in beef meatballs in the market showed the sample doesn't contain dog fat. Keywords : dog meat fat, GCMS, meatball
The Use of Real-Time Polymerase Chain Reaction Combined with Specific-Species Primer for Analysis of Dog Meat DNA in Meatball Abdul Rohman; Wiranti Sri Rahayu; Sudjadi Sudjadi; Sudibyo Martono
Indonesian Journal of Chemistry Vol 21, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijc.48930

Abstract

The presence of dog meat is a crucial issue because dog meat is non-halal meat for Muslims. The objective of this study was to design and validate species-specific primer for the identification of dog meat DNA in meatball using real-time polymerase chain reaction (real-time PCR). The specific primer targeting mitochondrial cytochrome c oxidase subunit 1 (CO1) was validated. The specific primers used were designed using Integrated DNA Technologies (IDT) software and subjected to NCBI BLAST procedure. The candidate primers were tested for specificity study using several DNAs from fresh meat of pork, chicken, beef, lamb, and rat. The method was also validated by determining several parameters of linearity, sensitivity, precision, and efficiency. The results showed that primer could amplify specifically DNA target at an optimized annealing temperature of 56.6 °C. The limit of detection (LoD) obtained was 5 ng DNA, corresponding to 2.5% of dog meat in a meatball. The repeatability evaluation, expressed with relative standard deviation (RSD), and efficiency value was in the acceptable range (RSD < 25% and efficiency (90–105%). This method was successfully used for the analysis of marketed samples. Real-time PCR can be used as a standard method in halal authentication analysis through DNA analysis.
Identifikasi Gelatin dari Anjing Berdasarkan Profil Asam Amino dan Kemometrik Wiranti Sri Rahayu; Abdul Rohman; Sudibyo Martono
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 14 No. 02 Desember 2017
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (749.131 KB) | DOI: 10.30595/pharmacy.v14i2.2021

Abstract

Gelatin adalah protein yang diperoleh dengan memanaskan kulit, tendon, ligamen, dan tulang dengan air. Gelatin banyak digunakan di beberapa produk makanan dan industri farmasi. Beberapa agama seperti Islam melarang pengikutnya mengkonsumsi produk makanan yang mengandung keturunan babi dan anjing, termasuk gelatin. Deteksi adanya kandungan nonhalal dalam produk pangan telah menjadi studi penting di banyak negara. Penelitian ini bertujuan untuk membedakan gelatin anjing dari kambing, sapi dan babi berdasarkan profil asam amino yang dikombinasikan dengan kemometrik dari komponen utama analisis (Principal Component Analysis/PCA). Pemisahan dan penentuan asam amino menggunakan liquid chromatography mass spectroscopy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lima kandungan asam amino tertinggi dalam gelatin anjing adalah asam glutamat, glisin, alanin, arginin, dan metionin. Parameter persentase tinggi puncak masing-masing asam amino dari masing-masing sampel dianalisis dengan PCA. Berdasarkan PC1 dan PC2, gelatin dari anjing, kambing, sapi, dan babi bisa dibedakan. 
ANALISIS CEMARAN TEMBAGA DALAM AIR SUMUR INDUSTRI PELAPISAN EMAS DI KOTA TEGAL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Listiowati Listiowati; Wiranti Sri Rahayu; Pri Iswati Utami
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 08 No. 03 Desember 2011
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v8i03.1132

Abstract

ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang analisis tembaga dalam air sumur. Tujuan dari penelitian ini untuk menetapkan kadar tembaga dalam air sumur. Analisis menggunakan metode spektrofotometri serapan atom (SSA) dengan destruksi basah. Panjang gelombang untuk pengukuran tembaga adalah 324,8 nm. Hasil analisis menunjukkan bahwa logam tembaga pada semua sampel tidak terdeteksi. Hasil validasi metode analisis yang telah dilakukan meliputi akurasi, presisi, dan linearitas (0,2–1,0 ppm) memenuhi persyaratan yang ditentukan. Persamaan regresi linear kurva baku y = 0,034 x–1,76 . 10 -3 dan r = 0,998. Kata Kunci: analisis tembaga, air sumur, spektrofotometri serapan atom (SSA). ABSTRACT It had been done research about analysis of copper in ground water. The purpose of this research was to determine levels of copper in ground water. Analysis using atomic absorption spectrophotometry (AAS) method with wet destruction. Measurement wavelength was 324.8 nm for copper. The analysis showed that the concentration of copper metal was not detected in all samples. The results of the validation method of analysis has been conducted include accuracy, precision, and linearity (0.2 to 1.0 ppm) to meet the specified requirements. Standard curve linear regression equation y = 0.034x-1.76.10-3 and r = 0.998 Keywords: analysis of copper, ground water, atomic absorption spectrophotometry (AAS).
ANALISIS MERKURI DALAM SEDIAAN KOSMETIK BODY LOTION MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Agung Dimas Jatmiko; Tjiptasurasa Tjiptasurasa; Wiranti Sri Rahayu
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 08 No. 03 Desember 2011
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v8i03.1133

Abstract

ABSTRAK Telah dilakukan analisis merkuri dalam sediaan kosmetik body lotion menggunakan metode spektrofotometri serapan atom yang dimodifikasi dengan mercury vapour unit. Hasil validasi metode analisis meliputi linearitas r= 0,9876, batas deteksi 1,8919 ppb, batas kuantitasi 6,3066 ppb, presisi 98,3486% dan akurasi 88,25%. Hasil analisis merkuri dalam sediaan kosmetik body lotion menggunakan metode spektrofotometri serapan atom menunjukkan tidak terdeteksinya merkuri dalam sampel body lotion dari klinik-klinik kecantikan. Kata kunci : merkuri, spektrofotometri serapan atom, body lotion ABSTRACT Analysis mercury in cosmetics body lotion using atomic absorption spectrophotometry method modified with mercury vapour unit. analysis method validation result covers linearity r= 0.9876, limits of detection 1.8919 ppb, limit of quantitation 6.3066 ppb, accuration 88.25%, and precision 98.3486%. analysis result mercury in cosmetics body lotion using atomic absorption spectrophotometry method showed undetected mercury in body lotion sample from beauty clinics. Key Word : mercury, atomic absorption spectrophotometry, body lotion