Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Agro Bali: Agricultural Journal

Analisis Efisiensi Kinerja Agroindustri Kopi di Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi, Indonesia Afdhal Chatra Perdana; Silvia Rahayu
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.225 KB) | DOI: 10.37637/ab.v5i2.941

Abstract

Kota Sungai Penuh adalah salah satu pusat perdagangan dan perekonomian di Provinsi Jambi, dan  memiliki peluang dalam pengembangan agroindustri kopi karena didukung dengan ketersediaan bahan baku, sumber daya manusia. Hanya saja  pengembangan  agroindustri Kopi di Kota Sungai Penuh dirasakan masih belum optimal karena disebabkan  masih rendahnya kemampuan sumber daya manusia serta minimnya pengetahuan dan penguasaan tentang teknologi sehingga pada akhirnya berdampak terhadap tingkat efisiensi agroindustri kopi di Kota Sungai Penuh. Adapun penelitian ini bertujuan untuk (1).  Mengukur efisiensi kinerja agroindustri kopi di Kota Sungai Penuh pada tahun 2020. (2).Mengetahui apa yang menjadi sumber ketidakefisienan bagi pelaku agroindustri kopi di Kota Sungai Penuh. Untuk menjawab tujuan penelitian ini, maka penulis menggunakan metode DEA (Data Envelopment Analysis). Metode ini  dapat mengevaluasi kinerja suatu unit pengambilan keputusan (unit kerja) yang menggunakan sejumlah input untuk memperoleh suatu output yang ditargetkan  Dari hasil penelitian ditemukan tiga agoindustri yang dapat mencapai nilai efisiensi teknis dengan nilai sebesar 100 persen (efisien) yaitu agroindustri kopi Putri Kembar, Kopi Kincai dan Kopi Nur sedangkan agroindustri Kopi Rindu, Kopi gantino, Kopi Annisa dan Kopi KPLPA masih mengalami inefisiensi selama tahun 2020. Adapun  sumber yang menyebabkan terjadinya inefisiensi dari agroindustri kopi di Kota Sungai Penuh diantaranya disebabkan faktor Kapasitas Produksi, Nilai BB/BP dan Laba Kotor. 
Marketing Channel Analysis, Marketing Margins, and Farmer's Share Cinnamon Commodity in Sungai Penuh City, Jambi Province, Indonesia Afdhal Chatra; Adek Irma Rosi
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 6, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/ab.v6i3.1532

Abstract

The cinnamon commodity is quite significant in the economy of Sungai Penuh City, but farmers have not felt its role in improving welfare. The fundamental problems faced by cinnamon farmers in Sungai Penuh City are the weak bargaining position of farmers in the pricing process due to lack of access to price information, the attachment of farmers to collecting traders, and the limited ability of farmers to develop processed cinnamon products allegedly resulting in farmers only getting a small profit from sales. Traders, collectors, and exporters process more to meet domestic and foreign market demand. For this reason, an analysis of the existing condition of marketing margins and farmers' share of cinnamon commodities in Sungai Penuh City is needed. The purpose of this study is to analyze cinnamon marketing margins between farmers, collecting traders and exporters in each marketing channel in Sungai Penuh City, analyze the amount of farmers share obtained by farmers in each cinnamon marketing channel in Sungai Penuh City, and analyze cinnamon marketing functions in the form of physical functions, exchange functions and facility functions between farmers, Collecting traders and exporters in Sungai Penuh City. To answer the study's objectives, the author uses marketing margin analysis methods, profit margin analysis, farmer's share analysis, and marketing function approaches in physical, exchange, and facility functions. This research method uses a qualitative descriptive approach, and the informants in this study are determined by purposive sampling. The results showed that as many as 60 percent of cinnamon farmers in Sungai Penuh City chose and 40 percent chose the two-actor marketing channel. In contrast, the cinnamon marketing channel involving three marketing actors showed that the marketing system was inefficient. In contrast, the cinnamon marketing channel involving two marketing actors showed that the cinnamon marketing system in Sungai Penuh City was efficient.