Kini, kegiatan promosi sebuah film sama pentingnya dengan produksi film itu sendiri. Masyarakat sepertinya lebih melihat bahwa kesuksesan sebuah film itu berdasarkan bagaimana film itu dibuat, bukan dari cara mempromosikannya. Mempromosikan film sejalan dengan pembuatan film, dimulai dari tahap pra-produksi hingga pasca-produksi. Strategi promosi film harus terencana sedemikian rupa sehingga mendapatkan target pasar yang baik juga. Namun, mempromosikan sebuah film memang tidak mudah; tim produksi film harus kreatif dan aktif dalam mempromosikan film tersebut. Film non-komersial seperti film-film independen (indie) terutama film-film lokal di luar Pulau Jawa memiliki beberapa hambatan dalam mempromosikan filmnya karena harus bergelut dengan film-film komersil lainnya. Komunitas Film Sumatera Utara (KOFI Sumut) merupakan salah satu komunitas film yang ada di luar Jawa yang juga tergolong aktif membuat film-film indie berbasis budaya lokal. Penelitian ini dilakukan di Medan, Sumatera Utara. Beberapa anggota yang tergabung dalam KOFI Sumut menjadi narasumber melalui teknik pengambilan sampel purposif. Wawancara dilakukan ketika para anggota tersebut sedang dalam proses produksi film ‘Haji Asrama’ (HAS). Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengambilan data menggunakan wawancara mendalam, FGD, studi dokumentasi dan observasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi promosi yang dilakukan pada tahapan pra-produksi dalam film ‘HAS’. Hasil penelitian mengungkap bahwa terdapat setidaknya empat strategi promosi film yang dilakukan kru film ‘HAS’, yang mengutamakan penayangan video klip sebagai salah satu strategi promosi utama mereka yang kemudian diikuti oleh pembuatan teaser film, promosi lewat media sosial, dilanjutkan dengan pembagian merchandiser.
Copyrights © 2018