Segara Widya: Jurnal Penelitian Seni
Vol 6 No 2 (2018): November

Jenis Dan Bentuk Pepalihan Peciren Bebadungan Pada Pemesuan : Studi Kasus Desa Kesiman

Udiyana Wasista, I Putu (Unknown)
Dwi Noorwatha, I Kadek (Unknown)



Article Info

Publish Date
06 Nov 2018

Abstract

Pepalihan peciren bebadungan merupakan pakem pepalihan yang berkembang di wilayah Denpasar. Pakem pepalihan ini tersisa di wilayah Desa Kesiman, disebabkan daerah Kesiman tidak tersentuh vandalisme arsitektur pada masa penjajahan Belanda. Pepalihan digunakan pada arsitektur tradisional Bali sebagai ornamentasi dengan tujuan estetis. Salah satu jenis arsitektur tradisional bali yang menggunakan pepalihan adalah pemesuan. Penelitian ini memfokuskan pada pemesuan, disebabkan pemesuan merupakan identitas dari sebuah wilayah. melalui pepalihan pada pemesuan di wilayah Desa Kesiman, dapat diketahui bentuk dan jenis pepalihan peciren bebadungan yang lumrah digunakan sebagai gambaran identitas wilayah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif komparatif melalui hasil wawancara dengan undagi. Pepalihan peciren bebadungan menggunakan permainan garis geometris dengan sistem konstruksi gandeng yang cukup rumit. Melalui permainan tersebut tercipta estetika khas bebadungan yang terkesan kokoh dan modern. Jenis pepalihan yang lumrah digunakan pada pemesuan di wilayah Desa Kesiman adalah palih sebitan, palih tiasan, palih ganggong, palih gumulung, palih gegilik, palih baong capung, palih kekarangan, palih sasak, dan palih lelempong.Pepalihan peciren bebadungan is a standard transfer system that is developing in the Denpasar area. This transfer system is left in the Kesiman Village area, because the Kesiman area was not touched by architectural vandalism during the Dutch colonial period. Transfers are used in traditional Balinese architecture as ornamentation with aesthetic purposes. One type of traditional Balinese architecture that uses transfer is pemesuan. This research focuses on traditional Balinese entrance, because the traditional Balinese entrance is the identity of a region. Through the transition to the establishment in the Kesiman Village, it can be seen that the shape and type of the traditional Peciren switch that is commonly used as an illustration of regional identity. This study uses a qualitative approach with descriptive comparative methods through the results of interviews with undagi. The transfer system of peciren bebadungan uses a geometric line game with an articulate construction system that is quite complicated. Through the game created a distinctive aesthetic that is solid and modern. The types of shifting that are commonly used in the processing in Kesiman Village are palih sebitan, palih tiasan, palih ganggong, palih gumulung, palih gegilik, palih baong capung, palih kekarangan, palih sasak, and palih lelempong. 

Copyrights © 2018






Journal Info

Abbrev

segarawidya

Publisher

Subject

Arts

Description

The journal presents as a medium to share knowledge and understanding art, culture, and design in the area of regional, national, and international levels. The journal accommodates articles from research, creation, and study of art, culture, and design without limiting authors from a variety of ...