Warta IHP (Warta Industri Hasil Pertanian)
Vol 37, No 2 (2020)

Aktivitas Penurunan Kadar Glukosa pada Tikus yang Diinduksi Aloksan dari Ekstrak Air Angkak, Bekatul, dan Kombinasinya

Hasim Hasim (Departemen Biokimia, FMIPA, Institut Pertanian Bogor, Bogor)
Didah Nur Faridah (Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor)
Mega Safithri (Departemen Biokimia, FMIPA, Institut Pertanian Bogor, Bogor)
Husnawati Husnawati (Departemen Biokimia, FMIPA, Institut Pertanian Bogor, Bogor)
Agus Setiyono (Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor)
Hanif Alamudin Manshur (Departmen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang)



Article Info

Publish Date
25 Dec 2020

Abstract

ABSTRAK: Angkak dan bekatul mengandung komponen bioaktif sebagai antihiperglikemik. Namun penelitian mengenai aktivitas antihiperglikemik angkak dan bekatul secara in vivo belum tersedia. Tujuan penelitian ini adalah menguji efektivitas pemberian ekstrak air angkak, ekstrak air bekatul serta kombinasinya dalam proses penurunan jumlah glukosa dalam darah tikus (Rattus norvegicus) strain Sprague Dawley yang diinduksi aloksan. Penelitian dilakukan dengan melakukan preparasi sampel yaitu ekstraksi air angkak dan bekatul, pengkondisian hewan uji yaitu tikus (Rattus norvegicus) strain Sprague Dawley dengan induksi aloksan, pembagian tikus menjadi sembilan kelompok. Hasil penelitian menunjukkan penurunan kadar glukosa darah tikus paling rendah adalah pada tikus kelompok V (angkak 2) dengan pemberian ekstrak air angkak 100 mg/Kg bb, dengan penurunan 61,43% lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok III, tikus yang diberi obat glibenklamid yang  turun sebesar 40,88%. Pada kelompok V, kadar glukosa darah pada hari ke-3 sebesar 256,67±174,77 mg/dL dan turun pada hari ke-12 hingga mencapai glukosa darah normal sebesar 99,00±9,64 mg/dL. Penurunan kadar glukosa darah tikus baik kelompok pemberian ekstrak bekatul maupun dengan kombinasi ekstrak air angkak dan ekstrak air bekatul tidak menunjukkan penurunan kadar glukosa darah yang signifikan.Kata kunci: aloksan, angkak, bekatul, glukosa darahABSTRACT: Bioactive compounds in red yeast rice (traditionally known as angkak) and rice bran are scientifically evidenced to exert antihyperglycemic properties. Nevertheless, in vivo studies on antihyperglycemic activity of red yeast rice and rice bran have not  been reported. This current work aimed to evaluate glucose-lowering effects on alloxan-induced rats (Rattus norvegicus) strain Sprague Dawley treated with water extract of angkak, rice bran and combination of both extracts. The research was first carried out by extraction of RYR and RB, acclimatization of rats induced by alloxan, then separating them into 9 groups. The results showed that the lowest decrease in blood glucose, i.e. 61,43%, was attributed to group 5, namely rats administered with water extract of angkak (100 mg/Kg bw), being much higher compared to group 3 (rats treated with glibenclamide) reaching up to 40,88%. In terms of group 5, the level of blood glucose exhibited a gradual attenuation, from 256,67±174,77 mg/dL on day-3 to 99,00±9,64 mg/dL on day-12, which is a normal blood glucose concentration. It is noteworthy that administration of rice bran extract and combined treatment showed no significant effects on reduction of blood glucose.Keywords:  alloxan, blood glucose, red yeast rice, rice bran, antihyperglycemic

Copyrights © 2020






Journal Info

Abbrev

ihp

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry Industrial & Manufacturing Engineering

Description

Warta IHP (Industri Hasil Pertanian) is a Scientific Journal which is sourced from research papers, new theoretical/interpretive findings, and critical studies or reviews (by invitation) in the agro-based industry scope that cover any discipline such as: food science and technology, agricultural ...