Kemampuan chitosan untuk mengikat besi dapat diketahui dengan cara mengukur kadar ferritin serum dan depositbesi jantung pada tikus putih wistar (Rattus norvegicus) jantan model iron overload. Metode yang digunakan padapenelitian ini adalah eksperimen laboratorium in vivo. Tiga puluh (30) ekor tikus wistar jantan dibagi menjadi 6kelompok, yaitu kelompok normal (N) diberi makanan standar dan tanpa perlakuan tertentu, kelompok controlnegative (K-) diberi makanan standar dan diinjeksikan iron sucrose 75 mg/KgBB selama lima minggu (3x seminggu)secara intraperitoneal. Kelompok perlakuan terdiri dari P1, P2, P3 diinjeksikan iron sucrose 75mg/kgBB selama limaminggu (3x seminggu) serta diberikan tambahan perlakuan yang berbeda. Selain diberikan makanan standar,kelompok P1 diberikan chitosan secara oral 16 mg/KgBB/hari, kelompok P2 diberikan chitosan secara oral 32mg/KgBB/hari, sedangkan kelompok P3 diberikan chitosan oral 64 mg/KgBB/hari. Kelompok control positif (K+) padapenelitian ini diinjeksi iron sucrose dan diberikan deferiprone 75mg/KgBB/hari secara oral. Hasilnya menunjukkanbahwa pemberian chitosan 16mg/KgBB/hari yang diberikan secara oral tidak memiliki perbedaan secara signifikan(p>0,05) dari pemberian deferiprone oral dalam menurunkan kadar ferritin serum dan deposit besi jantung.
Copyrights © 2017