Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Neoadjuvan Chemotheraphy Responses to Local Advanced Breast Cancer Patients at Dr Moh Hoesin Hospital Palembang Giovanno, Aldo; Mgs. Irsan Saleh; Nur Qodir; Mulawan Umar
Sriwijaya Journal of Medicine Vol. 3 No. 3 (2020): Sriwijaya Journal of Medicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/sjm.v3i3.131

Abstract

Neoadjuvant Chemotherapy Responses on Locally Advanced Breast Cancer Patients in General Hospital of Mohammad Hoesin Palembang. Breast cancer is a malignancy which invaded breast tissue in the form of ductal or lobular. One most therapy which given is neoadjuvant chemotherapy. Neoadjuvant Chemotherapy can reduce tumor size so that surgery can be performed with good for breast removal with Modification of Radical Mastectomy (MRM) and Breast Conservative Therapy (BCT). This purposes from this research is to find out neoadjuvant chemotherapy response in Locally Advanced Breast Cancer Patients which is received chemotherapy treatment in RSUP dr Mohammad Hoesin Palembang. This observational descriptive study was conducted at RSUP Mohammad Hoesin Palembang in period between October until November 2019. The sample of this study was locally advanced breast Cancer patients who underwent chemotherapy that met the inclusion and exclusion criteria. The data were obtained by interviews and observed medical record from the patients which were then analyzed by univariate analysis using SPSS version 25. In this study there were 34 locally advanced breast cancer patients who fulfilled the inclusion and exclusion criteria. 24 of 34 patients (70,6%) received positive response and 10 of 34 patients (29,4%) received negative response. Many factors can determine the success of chemotherapy neoadjuvant one of them is a status of molecular subtype from breast cancer patients that must be managed with hormonal therapy and the provision of appropriate chemotherapy regimens also determine the success rate of neoadjuvan therapy in local breast cancer patients.
Chitosan Menurunkan Kadar Ferritin Serum dan Deposit Besi Jantung pada Tikus Putih Wistar (Rattus norvegicus) Jantan Model Iron Overload Febrina Sari; Mgs. Irsan Saleh; Poedji Loekitowati Hariani
Biomedical Journal of Indonesia Vol. 3 No. 2 (2017): Biomedical Journal of Indonesia
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Faculty of Medicine, Universitas Sriwijaya) Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemampuan chitosan untuk mengikat besi dapat diketahui dengan cara mengukur kadar ferritin serum dan depositbesi jantung pada tikus putih wistar (Rattus norvegicus) jantan model iron overload. Metode yang digunakan padapenelitian ini adalah eksperimen laboratorium in vivo. Tiga puluh (30) ekor tikus wistar jantan dibagi menjadi 6kelompok, yaitu kelompok normal (N) diberi makanan standar dan tanpa perlakuan tertentu, kelompok controlnegative (K-) diberi makanan standar dan diinjeksikan iron sucrose 75 mg/KgBB selama lima minggu (3x seminggu)secara intraperitoneal. Kelompok perlakuan terdiri dari P1, P2, P3 diinjeksikan iron sucrose 75mg/kgBB selama limaminggu (3x seminggu) serta diberikan tambahan perlakuan yang berbeda. Selain diberikan makanan standar,kelompok P1 diberikan chitosan secara oral 16 mg/KgBB/hari, kelompok P2 diberikan chitosan secara oral 32mg/KgBB/hari, sedangkan kelompok P3 diberikan chitosan oral 64 mg/KgBB/hari. Kelompok control positif (K+) padapenelitian ini diinjeksi iron sucrose dan diberikan deferiprone 75mg/KgBB/hari secara oral. Hasilnya menunjukkanbahwa pemberian chitosan 16mg/KgBB/hari yang diberikan secara oral tidak memiliki perbedaan secara signifikan(p>0,05) dari pemberian deferiprone oral dalam menurunkan kadar ferritin serum dan deposit besi jantung.
Efektivitas Pemberian Ekstrak Daun Binahong (Anredera Cordifolia) Terhadap Ketebalan Jaringan Granulasi dan Jarak Tepi Luka pada Penyembuhan Luka Sayat Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Pariyana Pariyana; Mgs. Irsan Saleh; Suryadi Tjekyan; Hermansyah Hermansyah
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Luka merupakan kondisi hilangnya kontinuitas struktur jaringan. Salah satu tanaman obat yang ikut berperan dalam membantu proses penyembuhan luka adalah tanaman binahong (Anredera cordifolia). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas pemberian ekstrak daun binahong terhadap ketebalan jaringan granulasi dan jarak tepi luka pada penyembuhan luka sayat tikus putih (Rattus norvegicus).Studi eksperimental yang menggunakan rancangan penelitian post test only control group designdilaksanakan bulan Februari-April 2014 di Laboratorium Teknik Kimia Universitas Sriwijaya, Animal House Fakultas Kedokteran Unsri dan Laboratorium Patologi RSUP dr.Mohammad Hoesin Palembang. Sampel yang digunakan adalah tikus putih sebanyak 30 sampel dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu kontrol negatif diberikan vaselin, ekstrak daun binahong 10%, 20%, 40% dan kontrol positif diberikan salep madecassol). Data dianalisis menggunakan program SPSS versi 19 dengan uji homogenitas, independent t-test, uji OneWay Anova dilanjutkan uji post hoc multiple comparisons. Hasil penelitian didapatkan pada pemberian ekstrak daun binahong dosis 10% (p=0.001) dan 20% (p=0.002) dibandingkan dengan salep Madecassol menunjukkan ada perbedaan bermakna rerata ketebalan jaringan granulasi dan jarak tepi luka sedangkan ekstrak daun binahong 40% dibandingkan dengan salep Madecassol pada luka sayat tikus putih menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna rerata ketebalan jaringan granulasi dan jarak tepi luka (p=0.563). Kesimpulan penelitian ekstrak daun binahong mempunyai efek yang sama dengan salep Madecassol terhadap ketebalan jaringan granulasi dan jarak tepi luka pada luka sayat tikus putih. Dosis yang paling efektif terdapat pada ekstrak daun binahong 40%.Diperlukan penelitian lanjutan untuk membuktikan efek ekstrak daun binahong (anredera cordifolia) terhadap enzim-enzim pada saat proses inflamasi (seperti TGF, PDGF, KGF, VEGF) serta toksisitas dari daun binahong.
Identifikasi Polimorfisme Glu298Asp Gen eNOS pada Penderita Preeklampsia di Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang Fadel Fikri Suharto; Mgs. Irsan Saleh; Subandrate Subandrate
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu atau segera setelah persalinan. Insiden preeklampsia sangat dipengaruhi oleh paritas, ras, etnis, predisposisi lingkungan dan genetik. Salah satu predisposisi genetik yang berperan memicu preeklampsia adalah kelainan gen endothelial nitric oxide synthase (eNOS) yang mengatur aktivasi nitric oxide. Polimorfisme gen eNOS dapat menurunkan aktivitas nitric oxide sehingga meningkatkan kerentanan terjadinya gangguan endothelial yang berdampak kepada  kenaikan tekanan darah dan timbul proteinuria. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi polimorfisme Glu298Asp gen eNOS pada penderita preeklampsia di Rumah Sakit dr. Mohammad Hoesin Palembang.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional terhadap 32 penderita preeklampsia di Rumah Sakit dr. Mohammad Hoesin Palembang. Identifikasi polimorfisme Glu298Asp gen eNOS dilakukan dengan teknik PCR-RFLP (Restriction Fragment Length Polymorphism) menggunakan enzim DpnII.Genotip GG (wild type) ditemukan sebanyak 20 subjek (62,5%), genotip GT (heterozigot mutan) sebanyak 11 subjek (34,3%), dan genotip TT (homozigot mutan) sebanyak 1 subjek (3,1%). Terdapat 51 (79,7%) alotip G (wild type) dan 13 (20,3%) alotip T (polimorfik) dari 32 subjek penelitian. Gambaran genotip dan alotip wild type lebih banyak ditemukan pada penderita preeklampsia di Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
Hubungan Polimorfisme Gen Reseptor Angiotensin II Tipe 1 1166 A/C Dengan Kejadian Preeklampsia Eka Rahmadhayanti; Lusia Hayati; Mgs. Irsan Saleh
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 46, No 1 (2014): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v46i1.2682

Abstract

Latar Belakang:Preeklampsia adalah kelainan multisistem spesifik pada kehamilan yang ditandai oleh timbulnya hipertensi dan protein uria setelah umur kehamilan 20 minggu. Di Indonesia, preeklampsia merupakan salah satu penyebab kematian maternal disamping perdarahan dan infeksi dengan angka kematian sebesar 30-50%. Polimorfisme gen reseptor angiotensin II Tipe 1 akan meningkatkan aktivitas angiotensin II sehingga terjadi kerentanan terhadap kejadian hipertensi esensial.Tujuan penelitian:Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan polimorfisme gen reseptor angiotensin II tipe 1 1166 A/C dengan kejadian preeclampsia. Metode:Penelitian ini dilakukan mulai bulan April sampai dengan Juli 2013 dengan melibatkan 35 responden kelompok kasus dan 35 responden kelompok kontrol. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan studi kasus kontrol.Pemeriksaan genotip gen reseptor angiotensin II tipe 1 dilakukan dengan menggunakan Polymerase Chain Reaction-Restriction Fragment Length Polymorfism (PCR-RFLP). Hasil:Tidak ada hubungan yang bermakna pada karakteristik paritas, gravida dan tingkat pendidikan responden. Didapatkan ada hubungan yang bermakna pada riwayat hipertensi dalam keluarga yang diamati antara kelompok kasus dan kontrol dengan kejadian preeklampsia. Frekuensi genotip pada kelompok kasus adalah AA91,4%, AC8,6% dan kontrol adalah AA88,6%, AC11,4%. Frekuensi alel pada kelompok kasus yaitu A95,7%, C4,3% dan kontrol yaitu A94,7%, alel C5,3%. Polimorfismegenotip gen reseptor angiotensin II tipe 1 1166 A/Ctidak berhubungan dengan kejadian preeklampsia (nilai p=1,000). Tidak ada hubungan bermakna antara alel C pada gen reseptor angiotensin II tipe 1 dengan kejadian preeklampsia (p=1,000). Kesimpulan:Dari hasil penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna antara polimorfisme genotip dan allotipe reseptor angiotensin II tipe 1 1166 A/C dengan kejadian preeklampsia.
Polymorphism of the Klotho G-395a Gene Promoter with the Incidence of Preeclampsia Desi Arlindia; Mgs. Irsan Saleh; Zen Hafyy; Legiran; Erial Bahar; Kms. Yusuf Effendi; Ferry Yusrizal
Bioscientia Medicina : Journal of Biomedicine and Translational Research Vol. 5 No. 1 (2021): Bioscientia Medicina: Journal of Biomedicine & Translational Research
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/bsm.v5i1.178

Abstract

A B S T R A C TIntroduction. Preeclampsia is one of the leading causes of maternal and perinatalmorbidity and mortality and is still a disease of theory. Klotho is a new gene, inseveral biological processes in the pathophysiology of preeclampsia that play a rolein regulating endothelial nitric oxide production, angiogenesis, production ofantioxidant enzymes and protection against endothelial dysfunction. The Klotho G-395A genotype AA promoter polymorphism is the cause of hypertension. This studyaims to determine the relationship of the Klotho G-395A promoter polymorphism tothe incidence of preeclampsia. Methods. This study is an analytical study with acase-control design. The research was conducted at Pembina community healthcentre of Palembang and the public hospital of Prabumulih in February - July 2020and involving 50 case group and 50 control group. To determine the genotype andallotype of the Klotho G-395A gene promoter polymorphism, using polymerase chainreaction examination. Result. The results showed that the risk factors for maternalage and maternal gestational age had a significant relationship with the incidence ofpreeclampsia (p-value 0.015; p-value 0.000). There was a significant relationshipbetween the Klotho G-395A genotype GA + AA promoter polymorphism and theincidence of preeclampsia (p-value 0.024; OR = 2.571; 95% CI = 1.122-5.895), whileallotypes in the study sample also had a significant relationship with the incidenceof preeclampsia. preeclampsia (p-value 0.025; OR = 1.978; 95% CI = 1.087-3.599).Conclusion: There is a significant relationship between the Klotho G-395A genepromoter polymorphism and the incidence of preeclampsia.
Polymorphism of the Klotho G-395a Gene Promoter with the Incidence of Preeclampsia Desi Arlindia; Mgs. Irsan Saleh; Zen Hafyy; Legiran; Erial Bahar; Kms. Yusuf Effendi; Ferry Yusrizal
Bioscientia Medicina : Journal of Biomedicine and Translational Research Vol. 5 No. 1 (2021): Bioscientia Medicina: Journal of Biomedicine & Translational Research
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/bsm.v5i1.178

Abstract

A B S T R A C TIntroduction. Preeclampsia is one of the leading causes of maternal and perinatalmorbidity and mortality and is still a disease of theory. Klotho is a new gene, inseveral biological processes in the pathophysiology of preeclampsia that play a rolein regulating endothelial nitric oxide production, angiogenesis, production ofantioxidant enzymes and protection against endothelial dysfunction. The Klotho G-395A genotype AA promoter polymorphism is the cause of hypertension. This studyaims to determine the relationship of the Klotho G-395A promoter polymorphism tothe incidence of preeclampsia. Methods. This study is an analytical study with acase-control design. The research was conducted at Pembina community healthcentre of Palembang and the public hospital of Prabumulih in February - July 2020and involving 50 case group and 50 control group. To determine the genotype andallotype of the Klotho G-395A gene promoter polymorphism, using polymerase chainreaction examination. Result. The results showed that the risk factors for maternalage and maternal gestational age had a significant relationship with the incidence ofpreeclampsia (p-value 0.015; p-value 0.000). There was a significant relationshipbetween the Klotho G-395A genotype GA + AA promoter polymorphism and theincidence of preeclampsia (p-value 0.024; OR = 2.571; 95% CI = 1.122-5.895), whileallotypes in the study sample also had a significant relationship with the incidenceof preeclampsia. preeclampsia (p-value 0.025; OR = 1.978; 95% CI = 1.087-3.599).Conclusion: There is a significant relationship between the Klotho G-395A genepromoter polymorphism and the incidence of preeclampsia.