Indonesian Journal of Oceanography
Vol 3, No 1 (2021): Indonesian Journal of Oceanography

Pengaruh Fenomena IOD (Indian Ocean Dipole) Terhadap Sebaran Temperatur dan Salinitas di Perairan Barat Sumatera

Fannia Wahyu Ramadhanty (Departemen Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro)
Muslim Muslim (Departemen Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro)
Kunarso Kunarso (Departemen Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro)
Baskoro Rochaddi (Departemen Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro)
Dwi Haryo Ismunarti (Departemen Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro)



Article Info

Publish Date
31 Mar 2021

Abstract

Perairan Barat Sumatera dan sekitarnya mendapatkan pengaruh signifikan dari massa air Samudera Hindia, massa air tersebut memberikan perubahan terhadap kondisi oseanografi seperti temperatur dan salinitas. Fenomena IOD (Indian Ocean Dipole) merupakan fenomena antara lautan-atmosfer yang terjadi di daerah ekuator Samudera Hindia, yang memberikan dampak kekeringan ataupun peningkatan intensitas curah hujan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh fenomena IOD terhadap perubahan nilai temperatur dan salinitas, secara vetikal maupun horizontal yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan karakteristik massa air dengan melakukan perhitungan diagram T-S. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan deskriptif. Data temperatur, salinitas, dan kedalaman didapat dari instrumen Argo Float tahun 2014 – 2020. Kemudian untuk mendapatkan sebaran vertikal, horizontal, dan Diagram T-S menggunakan software Ocean Data View (ODV). Beradasarkan hasil olahan tersebut didapatkan sebaran temperatur secara vertikal menunjukkan temperatur di lapisan Mixed Layer (0-25 m) yaitu 27,86-31,4 ̊C, lapisan termoklin (26-180 m) yaitu 14,78-26,05 ̊C, dan lapisan dalam (181-2000 m) 2,63-13,03 ̊C. Sebaran salinitas secara verikal di lapisan Mixed Layer (0-24 m) yaitu 32,5-33,62 psu, lapisan haloklin (25-123 m) 33,7-34,63 psu, lapisan dalam (125-2000 m) 34,8-35,2 psu. Sebaran temperatur dan salinitas secara horizontal dipengaruhi oleh musim, dimana temperatur permukaan tertinggi (31,39 ̊C) terjadi pada musim Peralihan I, sedangkan salinitas permukaan tertinggi (35,6 psu) terjadi pada Peralihan II. Berdasarkan Diagram T-S massa air yang teridentifikasi pada Perairan Barat Sumatera yaitu massa air BBW (Bengal Bay Water), SLW (Subtropical Lower Water), SICW (South Indian Central Water), IEW (Indian Equatorial Water), NSM (Northern Salinity Minimum), dan ASW (Arabian Sea Water). Pada saat IOD positif tertinggi (2019) mengakibatkan penurunan temperatur dan kenaikan rerata salinitas, ketika IOD negatif (2016) mengakibatkan kenaikan temperatur dan penurunan rerata salinitas.

Copyrights © 2021






Journal Info

Abbrev

ijoce

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry Decision Sciences, Operations Research & Management Earth & Planetary Sciences Environmental Science

Description

Indonesian Journal of Oceanography is published by Department of Oceanography, Universitas Diponegoro. The Indonesian Journal of Oceanography is published four times a year in February, May, August and November containing research articles and literature review on Oceanography and Marine aspects in ...