Pada kucing, infeksi saluran pernapasan atas (URI) dapat dikaitkan dengan infeksi bakteri primer atau sekunder dan umumnya dilakukan pengobatan dengan antimikroba. Penggunaaan antimikroba yang tidak tepat, dan penggunaannya berlebihan. Tidak ada protokol rinci untuk pengobatan, seperti yang tersedia untuk pengobatan manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepekaan antimikroba dari bakteri yang diidentifikasi pada kucing yang terinfeksi URI. Dilakukan isolasi dan identifikasi bakteri pada sampel kucing yang terinfeksi URI kemudian dilanjutkan dengan uji kepekaan antibiotik amoksisilin, doksisiklin, tetrasiklin, azitromisin, siprofloksasin, dan sefotaksim dengan metode difusi Kirbey Bauer Agar Dics. Berdasarkan hasil penelitian, bakteri yang dapat diidentifikasi adalah Enterobacter spp, Streptococcus spp, Staphylococcus spp, Pseudomonas spp, Seratia spp, Yersinia spp, Micrococcus spp, Klebsiella spp dan Hafnia spp. Ditemukan resistansi antibiotik amoksisilin pada empat isolat Staphylococcus spp dan dua isolat resistan terhadap sefotaksim. Resistansi antibiotik amoksisilin dan tetrasiklin ditemukan pada satu isolat Streptococcus spp, dua isolat resistan terhadap sefotaksim serta dua isolat intermediet terhadap doksisiklin. Satu isolat bakteri Enterobacter spp resistan terhadap amoksisilin, azitromisin dan dua isolat resistan terhadap sefotaksim. Semua isolat yang diuji sensitif terhadap siprofloksasin. Berdasarkan uji kepekaan antibiotik, sebagian besar isolat bersifat sensitif, namun terdapat ada isolat yang resistan terhadap antibiotik, terutama amoksisilin dan sefotaksim.
Copyrights © 2021