Asam lemak omega-3 rantai panjang berperan penting bagi kesehatan manusia namun asam lemak tidak jenuh dalam bentuk trigliserida rentan mengalami oksidasi sehingga perlu dimodifikasi antara lain dengan mengubahnya menjadi etil ester. Transesterifikasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu suhu, kecepatan pengadukan, rasio molar etanol-minyak dan konsentrasi katalis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan konsentrasi NaOH dan suhu terhadap parameter oksidasi minyak etil ester dari hasil samping minyak ikan tuna hasil pengalengan yang sesuai dengan standar IFOS. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen rancangan acak lengkap faktorial (RALF) dengan taraf perlakuan konsentrasi NaOH (0,5; 1; 1,5)%, suhu (60; 70 dan 80)°C. Total asam lemak jenuh (SFA) pada minyak ikan tuna kasar sebesar 31,59%. Adapun asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA) sebesar 30,34%, sedangkan asam lemak tak jenuh majemuk (PUFA) adalah sebesar 24,94%. PUFA didominasi DHA (14,15%), sementara kandungan asam lemak EPA sebesar 2,90%. Minyak ikan tuna ditransesterifikasi menjadi etil ester terpilih yakni perlakuan dengan konsentrasi NaOH 0,5% dan suhu 60°C, dengan rendemen 93,90% parameter oksidasi terbaik dan sudah memenuhi standar IFOS (2014) yakni asam lemak bebas (FFA) 0,63±0,02%, bilangan peroksida (PV) 2,38±0,00 mEq/kg, bilangan p-anisidin (p-AnV) 2,37±0,44 mEq/kg; nilai total oksidasi (TOTOKS) 7,14±0,4 mEq/kg.
Copyrights © 2022