Tumbuhan banyak dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional (obat herbal), salah satu tanaman yang dipercaya dapat dijadikan obat adalah sukun (Artocarpus altilis). Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, daun sukun mengandung flavonoid yang sifatnya sebagai antibakteri. Tujuan penelitian adalah: mendapat waktu pengeringan daun sukun yang optimal, mendapatkan nilai laju pengeringan daun sukun, mendapatkan ekstrak daun sukun dengan proses maserasi, dan mendapatkan pengaruh waktu maserasi terhadap kadar flavonoid dalam ekstrak daun sukun. Penelitian dengan di awali proses persiapan bahan, yaitu daun sukun dikeringkan di oven dengan suhu 35 oC dengan variasi waktu pengeringan yaitu 1, 2, 3, 4 dan 5 Jam. Selanjutnya dilakukan ektraksi daun sukun secara maserasi dengan pelarut etanol. Proses ekstraksi dengan variasi waktu ekstraksi 24, 30, 36, 42, dan 48 jam, sehingga didapat ektraks daun sukun. Hasil ekstrak daun sukun dilakukan analisa : uji kadar air, rendemen, pH, viskositas, dan organoleptis. Hasil penelitian pada proses pengeringan di dapat, semakin lama waktu pengeringan maka semakin menurun laju pengeringannya. Â Sedangkan pada proses ekstraksi, flavonoid terbesar pada waktu maserasi 42 jam dengan kadar flavonoid rata-rata sebesar 18,051 ppm
Copyrights © 2022