cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
JURNAL KONVERSI
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Jurnal Konversi Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta adalah jurnal nasional berbasis penelitian ilmiah, secara rutin diterbitkan oleh Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta
Arjuna Subject : -
Articles 137 Documents
PEMBUATAN BIOETANOL DARI LIMBAH BUAH STROBERI (BUAH AFKIR) Alvika Meta Sari
JURNAL KONVERSI Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.2.2.%p

Abstract

Bioetanol sebagai salah satu bahan bakar alternatif  yang  dapat dibuat dari bahan baku  yang mengandung glukosa, pati maupun selulosa. Salah satu bahan yang bisa digunakan sebagai bahan baku pembuatan etanol adalah buah stroberi yang  mudah dan cepat rusak.  Tujuan dari penelitian ini adalah  mencari massa ragi optimum terhadap hasil perolehan  rendemen  dan kualitas bioetanol,  dan  mencari waktu fermentasi  optimum terhadap hasil perolehan rendemen  dan kualitas bioetanol. Metode dalam penelitian ini yaitu dengan proses fermentasi.  Buah stroberi afkir difermentasi dengan menggunakan Saccharomyces cerevisiae dan ditambah urea dan NPK dengan variabel massa ragi Saccharomyces cerevisiae  (0,25; 0,50; 0,75; 1,00; 1,25 gr) dan waktu fermentasi 3, 5, 7, 9, 11 dan 13 hari. Setelah terjadi fermentasi maka etanol akan terbentuk.  Campuran  yang terbentuk diperas  untuk diambil cairannya lalu didestilasi untuk mendapatkan etanol.  Dari hasil penelitian ini diperoleh bioetanol dengan kemurnian 3,04 dengan rendemen sebesar 2,8 % pada massa ragi optimum sebanyak 0,75 gr dan  rendemen sebesar  3  % pada  waktu fermentasi optimum 11 hari. Dari hasil penelitian didapat persamaan sebagai berikut : y = -4,142 x2 + 7,181x-0,79 dan R2= 0,816.   
PENGARUH TEMPERATUR PENGERINGAN TERHADAP SWELLING DAN TENSILE STRENGTH EDIBLE FILM HASIL PEMANFAATAN PATI LIMBAH KULIT SINGKONG Nufus Kanani; Wardalia Wardalia; Endarto Wardhono; Rusdi Rusdi
JURNAL KONVERSI Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.6.2.75-82

Abstract

ABSTRAKPengemasan merupakan proses perlindungan suatu produk pangan yang bertujuan menjaga keawetan dan konsistensi mutu. Bahan pengemas dari plastik banyak digunakan dengan pertimbangan ekonomis, namun penggunaan material sintesis tersebut berdampak pada pencemaran lingkungan. Salah satu alternatif untuk menangani permasalahan tersebut dengan menggunakan material ramah lingkungan (biodegradable) seperti edible film. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh temperatur pengeringan terhadap swelling dan tensile strength edible film hasil pemanfaatan pati limbah kulit singkong dengan penambahan ekstrak jahe merah. Penelitian ini diawali dengan tahap pembuatan ekstrak jahe merah dan pati dari limbah kulit singkong, setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan edible film dengan variasi penambahan ekstrak jahe merah (0.5-1.1% w/v) dan diberi plasticizer berupa gliserol (1% v/v). Selanjutnya dilakukan tahapan pembuatan dan pencetakkan edible film dan pengeringan pada temperatur ( 50;60;700C). Hasil yang diperoleh selanjutnya dilakukan analisa swelling dan tensile strength. Hasil menunjukkan nilai swelling dan tensile strength tertinggi diperoleh pada pada penambahan ekstrak jahe merah 1.1% dan temperatur pengeringan 700C yaitu masing-masing 88.89 % dan 50,66 kg/cm2.Kata Kunci : Kemuluran, Kuat tarik, Lapisan edibel ABSTRACTPackaging is a protection food product to maintain the quality and durability of food. Plastic packaging is widely used for economic consideration, but it leads to environmental pollution. The alternative way to handle this problem is by using biodegradable material such as edible film. This study aims to examine the effect of dying temperature on the swelling and tensile strength of edible cassava peel starch film with the addition of red ginger extract. This research was started with the extraction of red ginger and cassava peel starch, followed by edible film making with variation of red ginger extract addition (0.5-1.1% w/v) and glycerol (1% v/v) as plasticizer. The next stages were production and molding of the edible film. The edible films were then dried at the temperature of (50;60;700C). Furthermore swelling and tensile strength analysis was conducted to the product of edible film. The results showed that the highest swelling and tensile strength values were obtained on the addition of red ginger extract of 1.1% and the drying temperature of 700C which were 88.89% and 50,664 kg / cm2 respectively.Keywords : Edible film, Swelling, Tensile strength
PERBANDINGAN METODE EKSTRAKSI MASERASI DAN REFLUKS TERHADAP KADAR FENOLIK DARI EKSTRAK TONGKOL JAGUNG (Zea mays L.) Susanty Susanty; Fairus Bachmid
JURNAL KONVERSI Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.5.2.87-92

Abstract

Jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan yang paling banyak dibudidayakan di dunia. Produksinya yang terus meningkat setiap tahun menghasilkan limbah tongkol jagung yang melimpah paska panen. Salah satu upaya pemanfaatan limbah tongkol jagung ini dengan mengekstrak kandungan fenolik yang terdapat di dalamnya. Fenolik merupakan golongan flavonoid yang memiliki sifat antioksidan dan aktivitas antiradikal yang bermanfaat bagi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metode ekstraksi maserasi dan refluks terhadap kadar fenolik yang dihasilkan dari ekstrak etanol 75 % dari tongkol jagung (Zea mays L.). Ekstrak  dipekatkan menggunakan alat rotary evaporator pada temperatur 50oC dan putaran 120 rpm untuk mendapatkan ekstrak senyawa fenolik yang kental, kemudian di oven pada suhu 50oC selama 2 hari. Selanjutnya penentuan kadar fenolik total dari hasil ekstraksi dilakukan menggunakan metode Folin-Ciocalteu  yang  menyerap  cahaya  pada panjang  gelombang  765  nm dengan menggunakan  larutan  standar asam galat (GAE) untuk mengkalibrasi respon spektrofotometer pada konsentrasi 300, 400, 500, 600, dan 700 mg/L.  Persamaan regresi linear y = 0,0008 x + 0,0086 dengan nilai R2 = 0,9987 yang diperoleh dari kurva kalibrasi digunakan untuk membantu menentukan kadar fenol dalam sampel. Hasil menunjukkan bahwa kadar fenolik dari ekstraksi maserasi sebesar 0,312 mg/g atau 312,420 mg/kg, sedangkan kadar Fenolik dalam ekstrak etanol 75 % pada tongkol jagung dengan metode ekstraksi refluks sebesar 0,397 mg/g atau 396,768 mg/kg. Kadar fenolik yang lebih besar diperoleh dari metode refluks. Kata kunci: antioksidan, fenolik, maserasi, refluks, tongkol jagung
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B-3) DAN KEBERADAANNYA DI DALAM LIMBAH Suratmin Utomo
JURNAL KONVERSI Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.1.1.%p

Abstract

Pemahaman tentang bahan berbahaya dan beracun (B-3) masih terbatas pada masyarakat yang terlibat langsung dalam penanganan atau masyarakat akademisi tertentu.Bahkan banyak orang mengira keberadaan B-3 hanya pada lingkungan industri atau pabrik. Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi mengenai hal tersebut.Dalam kehidupan manusia dimanapun keberadaannya, hampir dipastikan tidak akan terhidar dari bahan B-3,tertamasebagaibahan terpakai atau sisa (bekas), seperti halnya bahan-bahan yang digunakan sebagai alat rumah tangga atau bahan primer (kebutuhan sehari-hari) seperti: bahan pembersih, pembasmi serangga, gas lampu pijar dan sebagainya. Dengan mengerti dan memahami sifat dan karakteristik B-3, diharapkan seseorang bisa mengelolanya secara baik dan aman. Kata kunci: B-3, limbah
EKSTRAKSI FLAVONOID DARI TEMU IRENG (Curcuma aeruginosa Roxb) DAN APLIKASINYA PADA SABUN TRANSPARAN Alvika Meta Sari; Erba Vidya Cikta
JURNAL KONVERSI Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.5.1.17-23

Abstract

Temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb) merupakan salah satu dari sekian tanaman obat tradisional yang ada di Indonesia yang diketahui mengandung flavonoid. Flavonoid ini dapat berfungsi sebagai antioksidan dan antimikroba. Sedangkan pemanfaatan temu ireng masih sebatas sebagai obat tradisional. Maka perlu ada pemanfaatan temu ireng pada bidang yang lain.  Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan ekstrak temu ireng dengan metode ekstraksi maserasi, mencari pengaruh waktu maserasi terhadap rendemen ekstrak flavonoid dari temu ireng, mendapatkan waktu maserasi yang optimal dan membuat sabun padat transparan dengan penambahan ekstrak temu ireng. Pada penelitian ini dilakukan ekstraksi maserasi dalam pelarut metanol 96% volume dan ratio volume pelarut 1:5 dengan lama waktu maserasi divariasikan 4 jam, 8 jam, 12 jam, 16 jam, dan 24 jam untuk mendapatkan flavonoid dari temu ireng. Hasilnya dianalisis dengan uji warna, dan diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil ekstrak flavonoid temu ireng (Curcuma aeruginosa) dibandingkan dengan pembanding kuersetin dimana dalam standar tersebut telah diketahui pasti kandungan flavonoid. Ekstrak yang terbaik lalu ditambahkan pada pembuatan sabun padat transparan. Semakin lama waktu maserasi semakin besar rendemen yang didapatkan. Hasil rendemen terbaik didapatkan pada waktu maserasi 24 jam sebesar 7,83%. Hubungan antara variabel waktu maserasi terhadap rendemen (% massa) dapat disajikan  dengan persamaan y= 0.002x + 0.012 dengan R2 = 0.989 dan kadar flavonoid terbaik yang didapat adalah 3.5 μg/mL dengan persamaan y = 0.114x+1.050 dengan R² = 0.879. Sabun padat transparan yang dihasilkan mempunyai pH 9, kandungan alkali 0,048 dan kadar air 0,31. Kata kunci: flavonoid, maserasi, sabun padat transparan, temu ireng  
PEMBUATAN SELULOSA ASETAT BERBAHAN DASAR NATA DE SOYA Adityo Sawong Seto; Alvika Meta Sari
JURNAL KONVERSI Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.2.1.%p

Abstract

Selulosa asetat umumnya dibuat dengan mengunakan sumber selulosa yang berasal dari kayu dan kapas, penggunaan kayu dan kapas tersebut pun akan semakin meningkat seiring bertambahnya kebutuhan akan selulosa asetat dari tahun ketahun yang kemudian akan dapat menimbulkan gangguan pada kelestarian alam, oleh karena itu diperlukan sumber selulosa lain untuk mengatasi masalah tersebut. Pada penelitian ini kami memanfaatkan limbah produksi tahu sebagai sumber altematif selulosa dalam pembuatan selulosa asetat. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan katalis terhadap rendemen dan kadar asetil dari selulosa asetat yang dihasilkan dan mengetahui volume katalis yang optimal untuk menghasilkan selulosa asetat.Limbah tahu yang tidak dimanfaalkan dijadikan bahan dasar untuk membuat selulosa (nata de soya), nata de soya dibuat dari limbah tahu dengan bantuan bakteri acetobacter xylinium yang kemudian dikeringkan dan dihaluskan untuk menghasilkan serbuk selulosa Serbuk selulosa kemudian direaksikan dengan pereaksi asetilisasi asam asetat anhidrat dengan bantuan katalis H2SO4 (p) dan dalam pemanasan 40°C yang kemudian menjadi selulosa asetaiPada penelitian ini dilakukan variasi terhadap volume katalis dengan variasi volume 0,25 ml, 0,5 ml, 0,75 ml, 1 ml, 1,25 ml, dan 1,5 ml untuk mendapatkan jumlah volume yang optimal dalam mendapatkan selulosa asetat. Dari penelitian yang dilakukan didapat volume katalis yang paling optimal adalah 1ml dengan rendemen sebesar 67,93% dan kadar asetil sebesar 44,42%. Kadar asetil yang terkandung tersebut melebihi standar yang tercantum dalam SNI yaitu 39-40%. Kata kunci : selulosa asetat, nata de soya, katalis 
KAJIAN PENGARUH TEMPERATUR PENGERINGAN SEMPROT (SPRAY DRYER) TERHADAP WAKTU PENGERINGAN DAN RENDEMEN BUBUK SANTAN KELAPA (COCONUT MILK POWDER) Anisa Kemala Dewi; Loekman Satibi
JURNAL KONVERSI Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.4.1.%p

Abstract

Salah satu bagian dari kelapa adalah daging buahnya dengan penambahan air maupun tidak pada hasil ekstrak daging buah kelapa dapat menghasilkan santan. Santan ini dapat dikeringkan menggunakan Pengering Semprot (Spray Dryer) dan akan menghasilkan Bubuk Santan Kelapa (Coconut Milk Powder). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh temperatur pengeringan terhadap rendemen dan kadar air bubuk santan kelapa. Metodologi pembuatan bubuk santan kelapa dilakukan dengan cara memisahkan skim dan krim dari santan kelapa, kemudian skim yang diperoleh ditambahkan maltodekstrin 10% dan natrium kaseinat 3%. Lalu, dilakukan pengeringan menggunakan Spray Dryer pada berbagai variasi temperaturinlet. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh temperatur terhadap waktu pengeringan mengikuti persamaan y = -0,0037x3 + 0,029x2 - 0,0628x + 0,1009, R2 = 0,9522. , Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen terbesar yang diperoleh dari produk santan kelapa bubuk yaitu 7,66%.  Kata kunci: Santan kelapa bubuk, pengering semprot, temperatur, kadar airKAJIAN PENGARUH TEMPERATUR PENGERINGAN SEMPROT (SPRAY DRYER)TERHADAP WAKTU PENGERINGAN DAN RENDEMEN BUBUK SANTAN KELAPA (COCONUT MILK POWDER)
PENGARUH KONSENTRASI ASAM SITRAT TERHADAP PENURUNAN BILANGAN ASAM DAN KEPEKATAN WARNA MINYAK JELANTAH MELALUI PROSES ADSORPSI Yustinah Yustinah; Rosdiana Rosdiana
JURNAL KONVERSI Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.3.1.%p

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh konsentrasi (persen berat atau %w/w) asam sitrat yang dimanfaatkan sebagai adsorben terhadap penurunan bilangan asam dan kepekatan warna pada minyak goreng bekas. Pada penelitian ini dilakukan metode adsorbsi dengan tahapan tahapan proses yaitu proses despicing, netralisasi dan bleaching, dengan variasi konsentrasi asam sitrat 1%, 1.5%, 2%, 2.5%, 3% (w/w) serta temperatur pemanasan 70oC dan kecepatan pengadukan 500rpm selama 60 menit. Dari hasil penelitian didapatkan penambahan asam sitrat yang paling baik adalah 2% (w/w). Persamaan polinomial hubungan antara konsentrasi asam sitrat (x) dan bilangan asam (y) adalah y = 0.1834x2 – 0.768x + 1.3591 dengan nilai R2 = 0.9367. Pada kondisi terbaik besarnya bilangan asam adalah 0.5319 dan nilai kepekatan warna adalah 37/20. Kata kunci: asam sitrat,minyak goreng bekas,adsorbsi.
PENGARUH WAKTU PEMANASAN PADA PEMBUATAN SENYAWA ALUM DARI LIMBAH FOIL BLISTER UNTUK KEPERLUAN INDUSTRI FARMASI Aji Nugroho; Athiek Sri Redjeki
JURNAL KONVERSI Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.4.2.1-8

Abstract

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun, tidak terkecuali industri farmasi. Hampir semua industri farmasi dalam pengemasannya menggunakan blister yang didalamnya terdapat unsur aluminium. Padahal, jika berada bebas di lingkungan, dibutuhkan waktu 100 tahun untuk aluminium agar dapat terurai di tanah. Cara terbaik untuk mengatasi limbah aluminium tersebutadalah dengan mendaurulangnya dan mengubahnya menjadi senyawa alum AlK(SO4)2.12H2O. Alum memiliki banyak manfaat, diantaranya sebagai penjernih air dan bahan baku obat di industri farmasi. Penelitian ini memanfaatkan kandungan aluminium dalam limbah foil blister sebagai bahan baku pembuatan senyawa alum tersebut. Foil pertama-tama dipisahkan dan dibersihkan kemudian direaksikan dengan 40 ml kalium hidroksida pada suhu 80oC dengan variabel waktu pemanasan 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, 5 jam dan 6 jam. Setelah proses pemanasan  ditambahkan kedalamnya 25 ml H2SO4 6 M sambil diaduk hingga jernih dan berkurang sepertiga volumenya. Larutan kemudian didinginkan hingga terbentuk kristal alum. Kristal alum yang terbentuk dikeringkan dengan bantuan etanol dan ditimbang. Dari penelitian didapat bahwa semakin lama waktu pemanasan maka semakin tinggi rendemen yang diperoleh. Waktu optimum pemanasan adalah 3 jam dan setelah 3 jam tidak ada perubahan rendemen yang signifikan. Persamaan polinomial hubungan antara waktu pemanasan dengan rendemen alum adalah  y = -0,140x2 + 1,203x + 13,82, dimana y adalah rendemen alum dan x adalah waktu pemanasan. Kata kunci : limbah, farmasi, foil, alum
PENGARUH WAKTU PENGADUKAN TERHADAP RENDEMEN NANOPARTIKEL KITOSAN PADA PROSES PEMBUATAN NANOPARTIKEL KITOSAN DENGAN CARA PENGENDAPAN Ibnu Wahyudin; Alvika Meta Sari
JURNAL KONVERSI Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.1.2.%p

Abstract

Salah satu altematif untuk mengurangi limbah kulit udang dan meningkatkan nilai ekonomis pada limbah kulit udang adalah dengan memanfaatkannya melalui sintesis nanopartikel kitosan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui waktu yang optimum pada proses pembuatan nanopartikel kitosan dengan teknik pengendapan. Nanopartikel kitosan dapat dibuat dengan cara reaksi ikatan silang antara kitosan dengan sodium tripoliphosphat. Dengan cara merekayasa kitosan menjadi nanopartikel kitosan dengan merubah struktur yang bersifat kristalin menjadi amorph melalui ikatan silang gugus amina (-NH2+) pada kitosan dengan gugus phosphat (-PO4'3) pada sodium tripoliphosphat, ukuran partikel yang dihasilkan rata-rata 40 nm. Metode pengendapan dengan menambahkan NaOH konsentrasi tinggi, dengan variable waktu pengadukan yang digunakan adalah 10, 15, 20, 25, dan 30 menit, menghasilkan rendemen nanopartikel kitosan masing-masing yaitu 2.9 gr, 2.86 gr, 2.539 gr, 2.422 gr, dan 2.322 gr. Semakin lama waktu pengadukan semakin banyak ikatan silang yang terbentuk antara kitosan dengan sodium tripoliphosphate maka kekuatan mekanik matriks kitosan akan meningkat sehingga partikel kitosan menjadi semakin kuat dan keras.  Kata kunci: Kitosan, nanopartikel,  pendendapan, rendemen, reaksi ikatan silang,

Page 1 of 14 | Total Record : 137