Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

KESETIMBANGAN ADSORBSI ASAM LEMAK BEBAS DAN PEROKSIDA DI DALAM MINYAK SAWIT MENTAH (CPO) MENGGUNAKAN BIOADSORBEN DARI AMPAS TEBU Yustinah, Yustinah
Konversi Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Konversi
Publisher : Konversi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagai negara agraris, Indonesia menghasilkan produk pertanian beserta limbahnya. Limbah pertanian dapat tersedia sepanjang tahun, namun masih kurang dimanfaatkan. Dalam usaha meningkatan pemanfaatan limbah pertanian, maka dilakukan pengolahan limbah pertanian menjadi bioadsorben.  Penelitian bertujuan mempelajari mekanisme adsorbsi asam lemak bebas (FFA) dan peroksida (PV) di dalam minyak sawit mentah (CPO) dengan bioadsorben dari ampas tebu, menggunakan model kesetimbangan adsorbsi  isotherm.  Ampas tebu  yang sudah bersih kemudian dihaluskan, setelah itu direaksikan dengan NaOH untuk menghilangkan kandungan ligninnya, sehingga diperoleh bioadsorben. Minyak kelapa sawit mentah yang sudah dipanaskan  dicampur dengan  bioadsorben  sesuai variasi massa yang digunakan. Campuran tersebut diaduk dengan kecepatan 500 rpm selama satu jam pada  temperatur dijaga 110 oC. Selanjutnya campuran disaring dengan pompa vakum. Filtrat yang diperoleh dianalisa kadar asam lemak bebas dan bilangan peroksida. Data  hasil penelitian memperlihatkan semakin besar massa bioadsorben yang digunakan, maka FFA dan PV yang terjerap semakin besar. Berdasarkan data percobaan dan model matematika, konstanta kesetimbangan dicari menggunakan least square.  Model persamaan  Isotherm Freundlich  dan  Langmuir, digunakan untuk mengevaluasi data yang diperoleh. Model kesetimbangan Langmuir paling sesuai untuk memprediksi proses adsorbsi asam lemak bebas. Sedangkan untuk memprediksi proses adsorbsi peroksida paling sesuai adalah model Freundlich. Hal ini didukung dengan nilai linieritas (R2) persamaan mendekati satu.   
PENGARUH LAMA PROSES ADSORBSI TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (FFA) DAN BILANGAN PEROKSIDA (PV) PADA MINYAK SAWIT MENTAH (CPO) MENGGUNAKAN BIOADSORBEN DARI ENCENG GONDOK Yustinah, Yustinah; Rahayu, R. R. Aisha Nastiti
Jurnal Teknologi Vol 6, No 2 (2014): Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagai  negara  agraris,  Indonesia  menghasilkan  produk  pertanian  beserta  limbahnya.  Limbah pertanian  dapat  tersedia  sepanjang  tahun,  namun  masih  kurang  dimanfaatkan.  Dalam  usaha meningkatkan pemanfaatan limbah pertanian, maka dilakukan pengolahan limbah pertanian menjadi bioadsorben.  Penelitian  ini  bertujuan  mempelajari  pengaruh  lama  proses  adsorbsi  terhadap kemampuan bioadsorben dari limbah pertanian yaitu enceng gondok untuk menurunkan kadar asam lemak bebas (FFA) dan bilangan peroksida (PV) pada minyak kelapa sawit mentah (CPO). Batang enceng  gondok  yang  sudah  bersih dan kering kemudian  dihaluskan, setelah  itu  direaksikan  dengan NaOH  untuk  menghilangkan  kandungan ligninnya,  sehingga  diperoleh  bioadsorben. Minyak  kelapa sawit  mentah  yang  sudah dipanaskan,  kemudian  dicampur  dengan  3  gram  bioadsorben.  Campuran tersebut diaduk dengan kecepatan 500 rpm selama 20 sampai 100 menit sesuai dengan  variabel yang digunakan,  dan temperatur  dijaga  80oC.  Selanjutnya  campuran  disaring  dengan  pompa  vakum  dan diambil filtratnya. Filtrat yang diperoleh dianalisa kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida dan absorbansinya. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa dengan waktu proses adsorbsi selama 100 menit,  menghasilkan  kadar  asam  lemak  bebas  terendah  yaitu  sebesar  11,47%,  bilangan  peroksida terendah yaitu sebesar 10,72 mg oksigen/100 gr minyak dan nilai absorbansi terendah sebesar 1,849 Abs.
PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS DENGAN BUAH MENGKUDU Viantini, Frima; Yustinah, Yustinah
Konversi Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Konversi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mengkudu (Morinda citrifolia L) merupakan bahan adsorben karena antioksidan yang terkandung di dalamnya. Antioksidan tersebut berguna untuk mengikat pengotor dan membentuk senyawa kompleks yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas minyak goreng bekas. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh temperatur pada penambahan buah mengkudu yang dimanfaatkan sebagai adsorben terhadap penurunan kadar asam lemak bebas, angka peroksida, dan kepekatan warna pada minyak goreng bekas. Percobaan dilakukan dengan menggunakan metode adsorbsi dengan tahapan proses sebagai berikut proses despicing, proses netralisasi, proses bleaching dengan variasi temperatur 50oC, 60oC, 70oC, 80oC, 90oC selama 60 menit dengan konsentrasi buah mengkudu 20% dan kecepatan pengadukan 500 rpm. Analisa hasil uji pemurnian minyak goreng pada percobaan ini meliputi beberapa parameter yaitu bilangan asam, kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida, serta bilangan warna. Dari hasil percobaan didapat temperatur optimal adalah pada temperatur 70oC dengan konsentrasi 20% buah mengkudu dan kecepatan pengadukan 500 rpm selama 60 menit dan didapatkan bilangan asam 0.3293 mgrek/mg, kadar asam lemak bebas 0,2108%, bilangan peroksida 1.65 meq/kg, dan absorbansi pada panjang gelombang 450 nm adalah 0.82.  Kata Kunci : Adsorbsi, mengkudu, minyak goreng bekas, pemurnian
PENGARUH LAMA PROSES ADSORBSI TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (FFA) DAN BILANGAN PEROKSIDA (PV) PADA MINYAK SAWIT MENTAH (CPO) MENGGUNAKAN BIOADSORBEN DARI ENCENG GONDOK Yustinah Yustinah; R. R. Aisha Nastiti Rahayu
Jurnal Teknologi Vol 6, No 2 (2014): Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jurtek.6.2.131-136

Abstract

Sebagai  negara  agraris,  Indonesia  menghasilkan  produk  pertanian  beserta  limbahnya.  Limbah pertanian  dapat  tersedia  sepanjang  tahun,  namun  masih  kurang  dimanfaatkan.  Dalam  usaha meningkatkan pemanfaatan limbah pertanian, maka dilakukan pengolahan limbah pertanian menjadi bioadsorben.  Penelitian  ini  bertujuan  mempelajari  pengaruh  lama  proses  adsorbsi  terhadap kemampuan bioadsorben dari limbah pertanian yaitu enceng gondok untuk menurunkan kadar asam lemak bebas (FFA) dan bilangan peroksida (PV) pada minyak kelapa sawit mentah (CPO). Batang enceng  gondok  yang  sudah  bersih dan kering kemudian  dihaluskan, setelah  itu  direaksikan  dengan NaOH  untuk  menghilangkan  kandungan ligninnya,  sehingga  diperoleh  bioadsorben. Minyak  kelapa sawit  mentah  yang  sudah dipanaskan,  kemudian  dicampur  dengan  3  gram  bioadsorben.  Campuran tersebut diaduk dengan kecepatan 500 rpm selama 20 sampai 100 menit sesuai dengan  variabel yang digunakan,  dan temperatur  dijaga  80oC.  Selanjutnya  campuran  disaring  dengan  pompa  vakum  dan diambil filtratnya. Filtrat yang diperoleh dianalisa kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida dan absorbansinya. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa dengan waktu proses adsorbsi selama 100 menit,  menghasilkan  kadar  asam  lemak  bebas  terendah  yaitu  sebesar  11,47%,  bilangan  peroksida terendah yaitu sebesar 10,72 mg oksigen/100 gr minyak dan nilai absorbansi terendah sebesar 1,849 Abs.
PENGARUH MASSA BIOADSORBEN DARI ENCENG GONDOK PADA PROSES PEMURNIAN MINYAK SAWIT MENTAH (CPO) Yustinah Yustinah; R.R. Aisha Nastiti Rahayu; Syafira R. Cardosh
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Enceng  gondok (Eichhornia  crassipes)  adalah jenis tumbuhan  air mengapung,  yang memilikikecepatan  tumbuh tinggi  sehingga  tumbuhan  ini  dianggap  sebagai gulma yang  dapat  merusaklingkungan  perairan. Enceng  gondok mengandung  selulosa 25%, hemiselulosa  33%,  dan  lignin10%.  Selulosa  yang  terkandung  didalam  enceng  gondok  berpotensi  untuk  dimanfaatkan  sebagaibahan  baku  pembuatan  bioadsorben. Penelitian  ini  bertujuan  mempelajari  pengaruh massabioadsorben dari enceng  gondok  untuk  menurunkan  kadar  asam  lemak  bebas  (FFA), bilanganperoksida (PV) dan absorbansi warna pada minyak sawit mentah (CPO). Batang enceng  gondokyang sudah bersih dan kering kemudian dihaluskan, setelah itu direaksikan dengan NaOH untukmenghilangkan kandungan ligninnya, sehingga diperoleh bioadsorben. Minyak sawit mentah yangsudah dipanaskan, kemudian dicampur dengan bioadsorben sejumlah 2 sampai 10 gram. Campurantersebut  diaduk  dengan  kecepatan  500  rpm  selama 60 menit,  dan  temperatur  dijaga  80oC.Selanjutnya  campuran  disaring  dengan  pompa  vakum  diambil  filtratnya.  Filtrat  yang  diperolehdianalisa kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida dan absorbansi warna. Dari hasil penelitianini  diperoleh  bahwa  dengan massa  bioadsorben  10  gram, menghasilkan asam lemak  bebasterendah yaitu 10,18%, bilangan peroksida terendah yaitu 11,36 mgr oksigen/100 gr minyak dannilai absorbansi terendah sebesar 2,137 Abs.
PENGARUH KONSENTRASI ASAM SULFAT PADA PROSES HIDROLISIS DEDAK PADI MENJADI GLUKOSA UNTUK PEMBUATAN PLASTIK BIODEGRADABEL Yustinah Yustinah; Ummul Habibah Hasyim; Syamsudin AB; Aliyah Aliyah
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dedak padi (rice bran) adalah hasil samping proses pengolahan gabah menjadi beras. Pada proses penggilingan gabah menjadi beras akan menghasilkan 10% dedak padi. Kandungan tertinggi dalam dedak padi adalah karbohidrat sebesar 53%. Karbohidrat dalam dedak padi dapat diubah menjadi glukosa dengan proses hidrolisis. Selanjutnya glukosa digunakan sebagai sumber karbon pada pembuatan plastik biodegradeabel jenis Polyhydroxybutyrate (PHB). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi katalis Asam Sulfat pada proses hidrolisis dedak padi menjadi glukosa. Konsentrasi Asam sulfat yang digunakan adalah 2, 4, 6, 8, 10%. Proses hidrolisis dilakukan dalam labu leher tiga pada suhu 90 oC selama 60 menit. Filtrat hasil proses hidrolisis dianalisa kadar glukosa. Hasil hidrolisis diperoleh kadar glukosa tertinggi sebesar 12,26 g/L pada konsentrasi asam sulfat 10%. Larutan hidrolisat dedak padi dengan kadar glukosa 8,73 g/L digunakan sebagai sumber karbon pada fermentasi pembuatan PHB menggunakan bakteri Bacillus cereus. Proses fermentasi menghasilkan berat sel kering 1,34 g/L dan produksi PHB 6,42% berat sel kering.
Pengaruh Penambahan Kitosan Dalam Pembuatan Plastik Biodegradabel dari Rumput Laut Gracilaria sp dengan Pemlastik Sorbitol Yustinah Yustinah; Sri Noviyanti; Ummul Habibah Hasyim; Syamsudin AB
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Plastik merupakan bahan yang selalu dibutuhkan manusia dalam kehidupan sehari-hari, terutama banyak digunakan sebagai kemasan. Saat ini sebagian besar plastik merupakan plastik yang bersifat tidak mudah terurai (nondegradable). Sehingga limbah plastik tersebut akan menumpuk dan mengakibatkan pencemaran pada lingkungan. Untuk mengurangi penumpukkan limbah plastik, dilakukan penelitian pembuatan plastik yang mudah terurai secara alami (plastic biodegradable). Rumput laut merupakan bahan yang dapat dimakan (edible) dapat diuraikan oleh mikroorganisme (biodegrable), dan dapat diperbaharui (renewable), sehingga dapat dikatakan lebih ramah lingkungan. Ekstrak rumput laut berjenis Gracilaria sp dapat dijadikan plastik biodegradabel. Penelitian ini bertujuan untuk membuat plastik biodegradabel dari rumput laut Glacilaria sp, dengan penambahan kitosan pada konsentrasi bervariasi 1 – 6 % (m/v). Prosedur penelitian dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah mendapatkan ekstrak rumput laut dengan perbandingan rumput laut : aquadest adalah 1 gr : 50 ml. Tahap kedua adalah pembuatan plastik biodegradabel dari ekstrak rumput laut. Sebanyak 50 ml ekstrak rumput laut, pemlastik sorbitol 4 gr dan ditambahkan kitosan yang dilarutkan dalam 100 ml asam asetat 1%. Campuran dipanaskan 70 oC selama 15 menit. Kemudian larutan didinginkan, lalu dicetak, selanjutnya dikeringkan pada temperature 45 oC selama 18 jam. Setelah kering plastik biodegradabel dilepaskan dari cetakan dan dianalisa kuat tarik dan perpanjangan menggunakan alat Universal Testing Instrument (UTI). Hasil yang terbaik pada penambahan kitosann sejumlah 5% (m/v), plastik biodegradabel yang mempunyai sifat kuat tarik 15,26 kg/cm2, dan perpanjangan 5,13%.
PENGARUH KONSENTRASI AKTIVATOR NAOH PADA PROSES PEMBUATAN ARANG AKTIF TERHADAP KUALITAS MINYAK BEKAS SETELAH PROSES PEMURNIAN Yustinah Yustinah; Hartini Hartini; Zuliani Zuliani
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengolahan limbah pertanian menjadi bioadsorben arang aktif, merupakan salah satu usaha pemanfaatan limbah pertanian. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh konsentrasi NaOH, sebagai aktivator dalam proses pembuatan arang aktif, terhadap kualitas minyak goreng bekas setelah pemurnian. Limbah pertanian yang sudah bersih dan kering kemudian dilakukan karbonisasi di dalam furnace selama 15 menit dengan suhu pembakaran 400oC. Selanjutnya arang diaktivasi denganmerendam dalam larutan NaOH selama dua belas jam. Konsentrasi NaOH yang digunakan bervariasi, yaitu 0,125; 0,25; 0,5; 1 dan 2 N. Setelah itu padatan dicuci sampai netral dan dikeringkan, sehingga diperoleh bioadsorben arang aktif. Minyak jelantah yang sudah dipanasi dicampur dengan bioadsorben. Campuran tersebut diaduk selama satu jam pada temperatur 110oC. Selanjutnya campuran disaring dengan pompa vakum diambil filtratnya yaitu minyak jelantah bersih. Minyak bekas yang sudah bersih, dianalisa kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida dan warna minyak. Minyak bekas setelah proses pemurnian mempunyai kadar asam lemak bebas 0,25% ; Bilangan peroksida 6.4027 meq/kg dan warna minyak 30 red lovibond. Hasil optimum diperoleh menggunakanarang aktif dengan konsentrasi NaOH 1 N. Setelah proses pemurnian, kadar asam lemak bebas menurun 55.0 % ; bilangan peroksida menurun 44.7 % dibandingkan kondisi mula-mula.
PENGARUH JENIS SUMBER NITROGEN PADA PEMBUATAN OLYHYDROXYBUTYRATE DARI GLUKOSA MENGGUNAKAN BAKTERI Bacillus cereus Yustinah Yustinah; Misri Gozan; Heri Hermansyah
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Polyhydroxybutyrate (PHB) adalah salah satu bahan baku plastik biodegradabel. Bakteri memproduksi PHB di dalam selnya, sebagai cadangan sumber carbon dan energi untuk pertumbuhannya, pada saat pasokan nutrisi tidak seimbang. Sifat PHB mirip dengan sifat polypropylene (PP) yang merupakan bahan baku plastik berbasis petrokimia. Selain itu PHB juga bersifat renewable, ramah lingkungan dan biokompatibel. Salah satu nutrisi untuk pertumbuhan bakteri adalah Nitrogen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jenis sumber Nitrogen terhadap pertumbuhan sel bakteri dan  kadar PHB yang diperoleh.Pembuatan PHB dilakukan secara proses fermentasi. Mula-mula glukosa sebagai sumber karbon dan larutan Mineral Salt Medium (MSM), ditambah dengan sejumlah sumber nitrogen (Tripton, Pepton, Ammonium Sulfat, Ammonium Chlorida). Larutan selanjutnya disterilisasi menggunakan autocalve. Setelah medium dingin ditambahkan sejumlah 10% vol bakteri  Bacillus cereus. Selanjutnya medium dilakukan proses fermentasi selama 96 jam. Setelah fermentasi selesai dilakukan pemanenan untuk pemisahan sel biomass dari filtratnya dengan cara centrifugasi. Filtrat yang diperoleh dianalisa kandungan gula reduksi, sedangkan sel biomass dianalisa kadar PHB. Hasil penelitian menunjukkan fermentasi oleh bakteri Bacillus cereus menggunakan sumber nitrogen Tripton, menghasilkan berat sel kering yang banyak, yaitu 5,391 g/L, dan  produksi PHB sedikit, yaitu 11,2%. Sedangkan pada fermentasi menggunakan sumber nitrogen Pepton, menghasilkan berat sel kering sedikit (3,031g/L), tetapi produksi PHB banyak (19,6%).  Kata Kunci: Polyhydroksibutyrate, Bacillus cereus, plastik biodegradabel, sumber nitrogen
Pengaruh Waktu Adsorbsi Dalam Proses Pemurnian Minyak Goreng Bekas Menggunakan Bioadsorben Tandan Kosong Kelapa Sawit Yustinah Yustinah; Suratmin Utomo; Syabilla Rachmadina Cardosh
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minyak goreng termasuk salah satu bahan pangan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Pemakaian minyak goreng secara terus menerus pada temperatur tinggi, menghasilkan minyak bekas yang tidak layak lagi digunakan, karena tidak baik bagi kesehatan tubuh. Agar minyak goreng bekas dapat dimanfaatkan kembali, maka perlu dilakukan pengolahan untuk meningkatkan kualitasnya. Pada penelitian ini dilakukan pemurnian minyak goreng bekas menggunakan bioadsorben dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). Penelitian dibagi menjadi dua tahap, tahap pertama adalah proses delignifikasi TKKS menggunakan NaOH sehingga dihasilkan bioadsorben. Tahap selanjutnya adalah proses adsorbsi terhadap minyak goreng bekas menggunakan bioadsorben. Proses adsorbsi dilakukan dengan variabel waktu, dari 30 menit sampai 150 menit. Hasil penelitian menunjukkan, setelah waktu adsorbsi 150 menit minyak goreng bekas mempunyai bilangan peroksida, angka asam, dan nilai absorbasi warna terkecil yaitu sebesar 24 mek H2O2/kg ; 0,2805 mg/g lemak ; dan 0,329 Abs. Sedangkan kadar FFA minyak goreng bekas terendah pada waktu adsorbsi 90 menit yaitu sebesar 0,1315%, penambahan waktu  adsorbsi menjadi 120 menit dan 150 menit tidak menurunkan kadar FFA.