Kultivasi
Vol 21, No 3 (2022): Jurnal Kultivasi

Studi pendahuluan regenerasi eksplan teh sebagai upaya percepatan penyediaan bibit unggul secara in vitro

Intan Ratna Dewi Anjarsari (Scopus ID : 57210182551, Departemen Budidaya Pertanian, Faperta UNPAD)
Erni Suminar (UNPAD)
Murgayanti Murgayanti (UNPAD)



Article Info

Publish Date
21 Dec 2022

Abstract

ABSTRAKPembiakan generatif tanaman teh yang dilakukan dengan biji, sementara secara vegetatif dengan setek tunas yang  mempunyai kelemahan, antara lain jumlah bibit yang dihasilkan terbatas, perlu waktu lama untuk menyeleksi pohon induk, dan bibit yang dihasilkan kurang optimal dalam penyerapan air dan unsur hara karena perakarannya dangkal sehingga kurang toleran terhadap kekeringan. Kultur jaringan menjadi salah satu alternatif dalam perbanyakan teh memperoleh klon teh unggul, seperti klon Seri Gambung 1-11, dalam jumlah banyak dan sifatnya yang seragam. Penelitian pendahuluan ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNPAD, mulai bulan Juni hingga Desember 2021. Penelitian terdiri dari dua tahap, yaitu (i) metode deskriptif untuk menginduksi eksplan organ teh (pucuk + ruas batang serta daun), dan (ii) metode eksperimen dengan menguji eksplan yang ditumbuhkan pada berbagai media. Metode percobaan yang digunakan untuk penelitian ke-2 adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 kombinasi perlakuan Benzyl Amino Purine (BAP) (0 dan 0,5 ppm) dan 2,4-D (0,05; 0,1; dan 0,2 ppm). Hasil pengamatan pendahuluan menunjukkan masih banyak eksplan yang mengalami kematian, namun beberapa eksplan potongan daun menunjukkan respon yang baik dengan mampu membentuk kalus berwarna hijau. Kombinasi 0,5 ppm BAP + 0,05 ppm 2,4-D memberikan pengaruh lebih baik terhadap bobot kalus, sedangkan kombinasi 0,5 ppm BAP + 0,2 ppm 2,4D memberikan pengaruh baik terhadap diameter kalus.Kata kunci: eksplan teh, in vitro, klon unggul ABSTRACTGenerative propagation of tea plants is done by seed, while the vegetative method is by shoot cuttings which have weaknesses, including the limited number of seedlings produced, it takes a long time to select the mother tree, and the resulting seedlings are not optimal in absorbing water and nutrients because their roots are shallow making it less tolerant of drought. Tissue culture is an alternative in tea propagation to obtain superior tea clones, such as the Gambung Series 1-11 clones, in large quantities and with uniform characteristics. This preliminary research was carried out at the Tissue Culture Laboratory of the Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, UNPAD, from June to December 2021. The research consisted of two stages, namely (i) a descriptive method to induce tea organ explants (shoots + stem segments and leaves), and (ii) an experimental method by testing explants grown on various media. The experimental method used for the second study was a completely randomized design (CRD) with 6 treatment combinations of Benzyl Amino Purine (BAP) (0 and 0.5 ppm) and 2.4 D (0.05; 0.1; and 0 .2 ppm). Preliminary observations showed that there were still many death explants observed, however, some explants in form of cut leaves showed a good response by being able to form green callus. The combination of 0.5 ppm BAP + 0.05 ppm 2.4 D had a better effect on callus weight, while the combination 0.5 ppm BAP + 0.2 ppm 2.4D had a good effect on callus diameter.Keywords: tea explants, in vitro, superior clones

Copyrights © 2022






Journal Info

Abbrev

Kultivasi

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry

Description

Jurnal Kultivasi diterbitkan oleh Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Jurnal ini terbit tiga kali dalam setahun, yaitu pada bulan Maret, Agustus, dan Desember. Kultivasi mempublikasikan hasil penelitian dan pemaparan ilmiah dari para dosen dan peneliti di ...