Kesejahteraan subjektif dirasakan diperoleh dari berbagai faktor internal maupun eksternal dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga. Oleh karena itu, pada penelitian ini bertujuan untuk melihat prevalensi faktor-faktor yang membentuk kesejahteraan subjektif penerima manfaat dari komponen dasar/kondisi kebutuhan dan lingkup kesejahteraan. Sebuah cross-section digunakan dalam penelitian ini karena dilakukan dalam satu periode tertentu dalam melihat prevalensi kesejahteraan objektif ke kesejahteraan subjektif. Oleh karena itu, penelitian ini mengguna univariat dan bivariat dengan uji chi-square untuk memeriksa hubungan silang antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu dari tiga kebutuhan dasar kurang relevan dalam membentuk kualitas hidup yaitu pada pendidikan. Sementara, kondisi lingkup kesejahteraan (alam, ekonomi, politik, sosial, infrastruktur, pelayanan publik) di perkotaan mempunyai hubungan dalam membentuk kesejahteraan subjektif penerima manfaat meskipun dalam kondisi kritis maupun baik. Hubungan yang signifikan pada kesehatan, standar hidup dan semua lingkup kesejahteraan yang berada di daerah perkotaan yang membentuk kesejahteraan subjektif penerima manfaat dan penerima manfaat dengan karakteristik demografinya menunjukan masih berada dibawah garis kemiskinan. Maka dari itu, rekomendasi ditujukan kepada pemerintah daerah/pusat untuk lebih memperhatikan kualitas hidup rumah tangga miskin dalam melihat kemiskinan dan kesejahteraan melalui peningkatan sumber daya manusia melalui keterampilan dalam upaya meningkatkan sosial ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar, meningkatkan kualitas dan aksesbilitas pelayanan.
Copyrights © 2022