Salah satu masalah gizi signifikan yang mempengaruhi balita dan belum terselasaikan hingga kini adalah stunting. Selain menjadi masalah di Indonesia, stunting kini menjadi isu global. Pada tahun 2019, Medan menjadi salah satu daerah lokus pencegahan stunting dengan persentase 17,4%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan kejadian stunting pada balita usia 6-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Titi Papan. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross-sectional dan dilakukan pada bulan Juni - Juli 2022 di wilayah kerja Puskesmas Titi Papan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 153 balita. Metode yang digunakan untuk menentukan sampel adalah random sampling dan didapat sampel sebanyak 60 balita. Analisis statistik yang digunakan adalah uji Chi Square dan uji regresi logistik. Berdasarkan hasil uji chi-square dapat diketahui p-value dari masing-masing variabel terhadap kejadian stunting adalah BBLR (p=0,125), pekerjaan ibu (p=0,679), pemberian ASI eksklusif (p=0,333), pendidikan ibu (p=0,004), pendapatan keluarga (p=0,026) dan pola makan (p=0,023). Sedangkan berdasarkan hasil uji regresi logistik dapat diketahui bahwa pendidikan ibu dan pendapatan keluarga memilki risiko 2 kali lipat terhadap kejadian stunting dan pola makan memiliki risiko 6 kali lipat terhadap kejadian stunting. Maka dapat disimpulkan bahwa determinan kejadian stunting pada balita usia 6-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Titi Papan adalah pendidikan ibu, pendapatan keluarga dan pola makan. Faktor yang paling berpengaruh pada kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Titi Papan adalah pola makan balita.Kata kunci: Stunting, Determinan, Pendidikan, Pendapatan, Pola Makan
Copyrights © 2023