Prevalensi kurang gizi di Indonesia masih tergolong tinggi. Kurang gizi berpengaruh terhadap perkembangan mental dan kemampuan berpikir. Prevalensi kurang gizi tercatat 17,7% terdiri dari 3,9% gizi buruk dan 13,8% gizi kurang. Sumatera Barat menempati urutan ke 16 untuk proporsi status gizi buruk dan status gizi kurang pada balita. Anak kurang gizi mengalami penurunan interaksi dengan lingkungannya dan keadaan ini menimbulkan perkembangan yang buruk. Untuk itu orangtua penting memberikan pola makan yang baik dan benar kepada anaknya. Penelitian bertujuan melihat hubungan antara `pola pemberian makanan pendamping ASI dengan status gizi pada balita. Jenis penelitian deskriptif analitik. Desain penelitian menggunakan cross sectional. Pengumpulan data dilaksanakan tanggal 7-12 Februari 2023 di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Padang yaitu di Posyandu Kelurahan Kubu Dalam Parak Kerakah. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki balita usia diatas 24 bulan sebanyak 60 orang. Jenis data yang digunakan data primer. Teknik pengambilan data menggunakan kuesioner dengan hasil uji validitas dilakukan melalui pengujian validitas isi dengan nilai signifikan 0,05 sedangkan uji reabilitas diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,792 (> 0,6 dikatakan realibel). Analisa data dilakukan menggunakan uji normalitas yaitu uji chi-square secara univariat dan bivariat. Didapatkan sebesar 43,3% balita memiliki status gizi kurang dan 56,7% balita memiliki pola pemberian makanan pendamping ASI kurang tepat. Pengolahan data secara manual didapatkan hasil nilai X2h = 8.492 dan nilai X2t =3,841 maka X2h > X2t (Ha diterima). Terdapat hubungan pola pemberian makanan pendamping ASI dengan status gizi pada balita usia diatas 24 bulan. Dapat disimpulkan bahwa pola pemberian makan pendamping ASI berhubungan dengan status gizi balita usia diatas 24 bulan yang berada di Kelurahan Kubu Dalam.
Copyrights © 2024