Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Oktober 2021 dengan tujuan untuk mengetahui luasan kawasan hutan yang telah teralih fungsi di hulu Sungai Sabilambo dan Sungai Balandete dan pengaruhnya terhadap potensi peningkatan debit banjir di kedua sungai tersebut serta alternatif mitigasi yang bisa dilakukan untuk mencegah dampak negatif akibat kegiatan alih fungsi tersebut. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan informasi kepada semua pihak yang terkait dengan kegiatan alih fungsi lahan didalam kawasan hutan. Kebutuhan data antara lain data curah hujan, data debit sungai, peta kawasan hutan serta peta tutupan lahan yang dihasilkan dari analisis data SPOT 6/7 perekaman tahun 2013 dan 2017 yang bersumber dari LAPAN dibuat dengan menggunakan metode maximum livelihood classification, dianalisis dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Hasil dari analisis tersebut diperoleh bahwa pada tahun 2013 kawasan hutan yang teralih fungsi sebesar 7.34 % dan pada tahun 2017 sebesar 21,66%. terindikasi telah teralih fungsi ini adalah nilai TSS permukaan di Perairan Teluk Kendari tertinggi berada di sekitar aliran Sungai Wanggu berkisar antara 760-781 mg/L, sedangkan terendah berada di mulut teluk yaitu berkisar antara 672-693 mg/L. Kecepatan arus adalah parameter kualitas air yang memiliki pengaruh paling besar terhadap distribusi total suspended solid di Teluk Kendari. Kata Kunci : alih fungsi, kawasan hutan, sungai, debit banjir
Copyrights © 2023