Dewasa ini pencemaran air mengalami peningkatan secara tajam seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Pencemaran air ini disebabkan berbagai hal, salah satunya akibat limbah deterjen. Deterjen yang banyak digunakan di Indonesia adalah jenis Dodecyl Benzene Sulfonate (DBS) yang sangat sulit terdegradasi secara biologis. Belakangan telah diketahui ampas kelapa memiliki kandungan polisakarida yaitu selulosa. Ampas kelapa memiliki struktur berpori dan kandungan kimia selulosa 16 %, mannan 26 %, dan galaktomanan 61 %. Selulosa dan galaktomanan merupakan polisakarida yang mengandung gugus –OH sehingga dapat digunakan sebagai adsorben. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tinggi dan ukuran adsorben terbaik pada kolom dalam menurunkan kandungan senyawa DBS yang terdapat dalam limbah deterjen. Penelitian dilakukan dengan memasukkan adsorben setinggi 10 cm ke dalam kolom kemudian dimasukkan limbah deterjen hingga adsorben terendam oleh cairan. Diambil beberapa sampel larutan deterjen tiap selang waktu 20 menit lalu dianalisa menggunakan spektrofotometer Uv-Vis untuk mengetahui konsentrasi DBS yang ada di dalam larutan. Prosedur ini dilakukan untuk variasi tinggi 20 cm, 30 cm, dan 40 cm, variasi ukuran -6/+10 mesh, -10/+20 mesh dan -20/+50 mesh. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa pengolahan limbah deterjen menggunakan arang ampas kelapa dengan tinggi bed 40 cm terjadi penurunan konsentrasi cukup besar yaitu 27,6447 ppm; tinggi bed 30 cm=15,0789 ppm dan tinggi bed 20 cm = 12,8657 ppm, sehingga tinggi bed adsorben terbaik yaitu 40 cm. Untuk penurunan konsentrasi DBS dengan ukuran adsorben -6/+10 mesh = 21,4895 ppm; -10/+20 mesh= 24,2289 ppm dan -20/+50 mesh= 25,7 ppm, sehingga arang ampas kelapa yang terbaik yaitu ukuran -20/50 mesh.
Copyrights © 2016