Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kualitas Air Sungai Jeneberang Ditinjau dari Lokasi dan Waktu Zakir Sabara; Setyawati Yani; P Purnamasari; D Darnengsih
Journal of Chemical Process Engineering Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (872.277 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v5i2.741

Abstract

Sungai Jeneberang adalah salah satu sungai yang digunakan untuk memasok air ke Perusahaan Daerah Air Minum kota Makassar. Oleh karena itu, air sungai tersebut harus sesuai dengan kualitas yang disyaratkan untuk standar air minum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air sungai Jeneberang ditinjau dari lokasi dan waktu. Adapun parameter kualitas air sungai  yang ditinjau yaitu TSS (Total Suspended Solid), BOD (biologinal oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), dan DO (Dissolved Oxygen). Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel di sungai Jeneberang melalui 3 titik lokasi yaitu titik I di hulu, titik II di tengah dan titik III di hilir sungai. Pengambilan sampel dilakukan pada  pagi dan sore hari. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata nilai parameter menurut lokasi hulu, tengah dan hilir pada waktu pagi dan sore yaitu berturut-turut untuk TSS adalah 10; 19,67; dan 16,67 mg/l dan 12,67; 22,33; 22 mg/l, untuk BOD adalah 2,22; 2,32; 2,20 mg/l dan 2,34; 2,57; 2,76 mg/l, untuk  COD adalah 11,72; 7,90; 11,86 mg/l dan 13,54; 9,48; 13,20 mg/l, dan untuk DO adalah 5,45; 3,30; 4,87 mg/l dan 6,84; 5,13; 6,39 mg/l. Parameter yang diukur menunjukkan nilai tertinggi diperoleh pada waktu sore hari dan pada lokasi  tengah sungai. Hasil penelitian menunjukkan semua nilai parameter memenuhi syarat kualitas air baku untuk air minum. 
KARAKTERISASI MUTU PASTA GIGI DENGAN PENAMBAHAN GARAM DAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DITINJAU DARI SNI 12-3524-1995 G. Gusnawati; Zakir Sabara; Munira Munira; Syamsul Bakhri
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 17, No 1 (2022): Jurnal Industri hasil Perkebunan
Publisher : BBSPJI Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v17i1.7637

Abstract

Kandungan garam yang berfungsi untuk meningkatkan kesehatan gigi adalah fosfor yang berfungsi untuk pembentukan tulang dan membentuk gigi. Minyak kelapa murni (VCO) juga dapat digunakan sebagai salah satu cara menghilangkan kerak gigi, karena minyak kelapa murni banyak mengandung asam laurat yang merupakan zat anti peradangan dan anti mikroba alami.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakterisasi pasta gigi dengan penambahan garam dan Virgin Coconut Oil (VCO) sebagai alternatif zat anti mikroba alami sebagai pengganti komposisi bahan sintetik pada pasta gigi yang beredar di pasaran. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental dengan tahapan penelitian terdiri dari proses penghalusan garam, proses pembuatan formulasi pasta gigi campuran tambahan garam dan Virgin Coconut Oil (VCO), serta analisis terhadap sifat-sifat produk pasta gigi yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula terbaik pada pembuatan pasta gigi dengan penambahan konsentrasi garam 1 g dan VCO 1 mL yaitu pada formula 3 dengan indikator lembut, homogen, warna putih, bersifat pasta, aroma menthol, pH (8,7), viskositas (46.000 Cps), tidak terdapat cemaran mikroba ALT dan E.coli, dan telah memenuhi persyaratan SNI-12-3524-1995.
Pengaruh Proses N-Hexane Solvent Extraction pada Ekstraksi Bitumen dari Aspal Buton sebagai Bahan Baku Minyak Bumi Nonkonvensional: The Effect Of Solvent N-Hexane Extraction on Bitumen Extraction from Butone Asphalt As A Raw Material af Non-Conventional Natural Oil Hermin Hardyanti Utami; Setyawati Yani; Zakir Sabara
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN Vol. 9 No. 1 (2023): JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jstl.v9i1.415

Abstract

Buton tar sand or commonly known as asbuton is a natural tar sand deposit found in Buton Island, Southeast Sulawesi. The reserve of asbuton is approximately 179.1 million tons with a hypothetical resource of oil amounting to 10,577,646,000 liters. Asbuton is potentially used as an alternative raw material for non-conventional oil. Non-conventional oil from asbuton could be used as a substitute to the depleted resources of conventional oil in Indonesia. Asbuton non-conventional oil could be prepared by extracted bitumen, a heavy hydrocarbon material in asbuton tar sand from its mineral. The bitumen then could be further processed to produce non-conventional oil. Various studies have been carried out to extract bitumen with various solvents. This study uses direct extraction and soxhlet extraction methods with n-hexane solvent to obtain the most optimum percentage of bitumen. Direct extraction method is done by varying the temperature (40, 45, 50, 55, 60oC) and the weight ratio of asphalt and n-hexane solvent (1:20; 1: 30; 1:40; 1:50). Based on the results of research that has been done, the highest percentage of bitumen yield is formed at 40oC and at a ratio of 1:20 that is 88.60% for the direct extraction method. The 1:40 ratio of soxhlet solvent extraction has the highest bitumen yield of 90.97%. After that, a characteristic analysis was carried out using FTIR with a strong absorbance in the area of 1423.47; 1033.85; 873.75; 709.80 cm-1 representing the C-H and C = H groups.
EDUKASI ALAT PENANAMAN BIBIT DAN PUPUK KALSIUM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI JAGUNG PADA KELOMPOK TANI ASSAMATURU DI DESA PADDINGING KABUPATEN TAKALAR Syamsul Bakhri; Rismaladewi Maskar; Zakir Sabara; Andi Suryanto; Gusnawati; Faisal; Muh Azhar; Shalsabila Firdauzia Ismail; Alifyah Fitrah Suci Rachmadhani
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 7 No. 4 (2023): Jurnal Panrita Abdi - Oktober 2023
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/pa.v7i4.23936

Abstract

This PKM activity was carried out in Paddinging Village, Sanrobone District, Takalar Regency, for four months. The main problem he faces is using conventional seed planting tools, so the process of perforating and planting corn seeds takes a very long time and uses manpower. So far, the time required for perforating and planting seeds using conventional tools, namely for an area of ​​1 ha, takes four days, even in the process of perforating and planting corn seeds using labour, so the target audience must spend a very large amount of money to pay labour wages. In addition to using conventional corn seed planting tools, the target audience also experienced difficulties procuring micro fertilisers, namely urea, NPK, and ZA fertilisers. In addition to the high price of microfertilizers due to reduced government subsidies, there are sometimes shortages in the market. The service in this village is so that the Target Audience can use Modern Corn Seed Planting Equipment and utilise calcium fertiliser to supplement their corn plants. Corn seeds efficiently have low operating costs, increasing the harvest's quality and quantity. The solution provided to achieve this goal is the procurement of a modern corn seed planting tool called the Imtagro NTCC One Output Corn Planting Tool and calcium fertiliser as an investment for the Target Audience, as well as Assistance to the Target Audience, as well as Assistance to the Target Audience on the use of these modern tools and use of calcium fertiliser on corn plants. ---  Kegiatan PKM ini dilaksanakan di Desa Paddinging Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar selama empat bulan. Permasalahan utama yang dihadapinya adalah penggunaan alat penanaman bibit yang masih konvensional, sehingga dalam proses pelubangan dan penanaman bibit jagung membutuhkan waktu yang sangat lama dan menggunakan tenaga kerja. Selama ini, waktu yang dibutuhkan untuk pelubangan dan penanaman bibit dengan menggunakan alat yang masih konvensional yaitu untuk lahan seluas 1 Ha membutuhkan waktu selama 4 hari, bahkan dalam proses pelubangan dan penanaman bibit jagung menggunakan tenaga kerja sehingga Khalayak Sasaran harus mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk membayar upah tenaga kerja. Selain penggunaan alat penanaman bibit jagung yang masih konvensional, Khalayak Sasaran juga mengalami kesulitan dalam pengadaan pupuk mikro yaitu pupuk urea, NPK, dan ZA. Selain mahalnya harga pupuk mikro tersebut karena berkurang subsidi dari pemerintah, juga kadang terjadi kelangkaan di pasaran. Tujuan dilaksanakan pengabdian di desa ini, adalah agar Khalayak Sasaran dapat menggunakan Alat Penanaman Bibit Jagung yang Modern dan memanfaatkan pupuk kalsium sebagai suplemen pada tanaman jagungnya bahkan pupuk kalsium ini dapat berfungsi sebagai pengganti pupuk mikro jika terjadi kelangkaan di pasaran, dengan harapan Khalayak Sasaran dapat menanam bibit jagung dengan efisien, biaya operasional yang murah, dan meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panennya. Solusi yang diberikan untuk mencapai tujuan tersebut adalah pengadaan alat penanaman bibit jagung yang modern yang bernama Alat Tanam Jagung Imtagro NTCC One Output dan pupuk kalsium sebagai investasi kepada Khalayak Sasaran, serta Pendampingan kepada Khalayak Sasaran, serta Pendampingan kepada Khalayak Sasasran tentang penggunaan alat modern tersebut dan penggunaan pupuk kalsium pada tanaman jagung.
Pembuatan Cangkang Kapsul Keras dari Glukomanan Biji Salak (Salacca zalacca) dengan Penambahan Enzim α-Amilase Buah Kelor Tri Annisa Abdullah; Zakir Sabara; Ummu Kalsum
Journal of Scientech Research and Development Vol 5 No 1 (2023): JSRD, June 2023
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56670/jsrd.v5i1.176

Abstract

The purpose of this study was to examine the results of the fabrication and disintegration time of hard capsule shells made from salak seed glucomannan with and without the inclusion of α-amylase moringa fruit enzymes. To determine the effect of time, temperature, and the optimal concentration on the production of rigid capsule shells from glucomannan from zalacca seeds. This study makes use of both independent and dependent variables. The data was examined using functional group analysis using an FTIR spectrophotometer, and the hemicellulose from the seeds of the salak fruit was converted to glucomannan with the addition of the moringa α-amylase enzyme. The viscosity of the glucomannan gel variations of zalacca seeds differed, with gels from glucomannan flour with concentrations of 8%, 9%, and 10% (w/v) having viscosity values of 32.5 cP, 2049.75 cP, and 8007, 89 cP, respectively. While glucomannan with the Moringa fruit α-amylase enzyme The viscosity value gradually lowered with the addition of Moringa fruit extract. It reduced at 300°C temperature variation of 11221.02 cP, 400°C temperature variation of 11097.14 cP, and 500°C temperature variation of 10754.37 cP. The viscosity value gradually decreased after the addition of the αamylase moringa fruit enzyme. The 10 minute mixing time variation yielded the greatest viscosity value, 10261.74 cP, while the 50 minute mixing time variation yielded the lowest, 8681.76 cP. Furthermore, physical specifications with the inclusion of the α-amylase enzyme in Moringa fruit produced capsule shells that were thinner in color and conformed to conventional capsule shells.