Stasiun televisi publik, Televisi Republik Indonesia (TVRI), memiliki peranan penting dalam menyediakan program-program yang mendidik, menghibur dan menginformasikan perkembangan sosial, budaya ataupun kemasyarakatan. Namun, dalam era perubahan teknologi dan dinamika ekonomi politik media yang terus berkembang, pertanyaan mengenai masa depan TVRI menjadi semakin relevan. Dalam artikel ini, peneliti mendekati pertanyaan tersebut dengan memanfaatkan teori ekonomi politik media yang dikembangkan oleh Vincent Mosco. Teori ini menyoroti hubungan yang kompleks antara media, teknologi dan kekuatan politik dalam konteks ekonomi. Dengan menggunakan kerangka teoretis ini, pendekatan kualitatif dan metode studi pustaka dalam paradigma kritis, artikel ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana masa depan TVRI dapat dipahami melalui lensa ekonomi politik media. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TVRI memerlukan aspek percepatan dalam 3 hal. Pertama, komodifikasi; TVRI sebagai lembaga penyiaran publik sudah seharusnya menyediakan jasa publik yang tidak didorong oleh motif mencari keuntungan, melainkan nilai-nilai sosial dan budaya. Kedua, spasialisasi, yakni proses mengatasi keterbatasan dalam menghadapi perubahan lanskap media dan preferensi konsumen. Ketiga, strukturasi, proses menciptakan dan memelihara struktur dan hubungan sosial melalui praktik komunikasi. TVRI perlu menjunjung independensi dan otonominya dari segala tekanan atau intervensi eksternal, serta melindungi integritas editorial dan profesionalisme.
Copyrights © 2024