Intuisi
Vol 8, No 1 (2016): Maret 2016

APAKAH ORANG MISKIN TIDAK BAHAGIA? STUDI FENOMENOLOGI TENTANG KEBAHAGIAAN DI DUSUN DELIKSARI

Ashari, Okiana Budi ( Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Jawa Tengah)
Dahriyanto, Luthfi Fathan ( Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Jawa Tengah)



Article Info

Publish Date
31 Mar 2016

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan dan rendahnya kemampuan untuk bisa memenuhi kebutuhan pokok atau kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan wawancara awal, Warga Deliksari yang mengemukakan bahwa mereka masih bisa merasakan kebahagiaan dengan bisa menghargai apa saja yang ada pada diri sendiri, berkumpul dengan keluarga, dan bersyukur. Dengan keadaan yang serba kekurangan seperti itu, apakah orang miskin bahagia? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kebahagiaan, faktor yang mempengaruhi kebahagiaan, dan makna kebahagiaan pada masyarakat miskin di Dusun Deliksari. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan fenomenologi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara kepada 5 subjek utama penelitian, observasi partisipan, dan angket kuesioner tertutup. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dengan empat narasumber sekunder. Hasil penelitian menunjukan bahwa meskipun berada dalam kondisi miskin ditemukan bahwa mereka mampu menemukan kebahagiaan dengan taat beribadah, menerima keadaan (nrimo), bersyukur dan kebersamaan dengan keluarga. Selanjutnya penelitian ini menemukan faktor penentu kebahagiaan antara lain kebersamaan dengan keluarga, tolong-menolong, bangga diberikan kesehatan, taat beribadah, bersyukur, humoris, pantang menyerah, menerima keadaan, dan bahagia di mulai dari diri sendiri.This research is motivated by a number of lot people still living below the poverty line and lack the ability to meet basic needs or daily needs. Researchers conducted pre eliminary study to Deliksari citizens who told that they can still feel the happiness to be able to appreciate what they have in themself, gathering with family, and grateful. With the state of deprivation like that, whether poor people are happy? This researches aims to describe happiness, factors affecting the happiness and the meaning of happiness in poor communities in the hamlet Deliksari. The variable in this study is the happiness that has seven aspects; self, family, peers, health, finances, work, leisure, and religious. This study used qualitative methods, research design phenomenology. There are 5 main subject. Data collection method used is semi-structured interviews, participant observation, and closed questionnaires. The validity of the data using a triangulation with four secondary sources. The results showed that despite being in poor condition it was found that they were able to find happiness with the pious, receive state (nrimo), being grateful and being together with family. Furthermore, the study found the determining factors of happiness, among others, together with family, mutual assistance, given pride of health, pious, grateful, humorous, unyielding, receive state, and happiness started by themselves.

Copyrights © 2016






Journal Info

Abbrev

INTUISI

Publisher

Subject

Social Sciences

Description

Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah is the scientific publication media to accommodate ideas and innovation research results of psychology academicians and other experts who are interested in the field of Psychology. Vision intuition is to encourage the development of science-based psychology, ...