Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu daerah endemis dengan jumlah kasus filariasis meningkat dari tahun ke tahun. Terdapat dua jenis cacing filarial yaitu Wuchereria bancrofti, dan Brugia timori. Kasus filariasis di Provinsi NTT hingga Januari tahun 2013 sebanyak 925 kasus dengan prevalensi 0,20 â°. Tujuan Penelitian untuk mengetahui distribusi kasus filariasis di Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2008 â 2012. Jenis Penelitian Deskriptif dengan metode studi data sekunder. Data hasil penelitian dianalisis secara Deskriptif dan penyajian data dengan menggunakan tabel dan gambar peta. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada institusi pendidikan dan instansi kesehatan tentang distribusi kasus filariasis di Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2008 â 2012. Hasil penelitian menunjukan terdapat 12 kabupaten (57%) yang ditemukan kasus filariasis di Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2008 â 2012 dengan prevalensi 0,02â° â 4,37â°. Umur >15 tahun merupakan penderita terbanyak (84,93%), dan laki-laki sebagai penderita terbanyak (66,31%). Kabupaten Sumba Tengah, Kabupaten Rote Ndao, dan Kabupaten Alor telah melakukan pengobatan massal secara total penduduk (100%), dan sembilan kabupaten masih dibawah 85%. Untuk meningkatkan temuan kasus klinis filariasis diperlukan peningkatan kinerja surveilans kasus antara lain dengan cara meningkatkan upaya penemuan dan konfirmasi kasus serta melakukan pelatihan/pelatihan penyegaran terhadap petugas surveilans di daerah. Pada Dinas Kesehatan Kabupaten perlu melakukan validasi data kasus yang dilaporkan.
Copyrights © 2017