Angka kematian perinatal dengan cepat dapat dirasakan penurunannya tetapi AKI belum banyak terjadi penurunan. Hal tersebut disebabkan masih banyak mempunyai peluang untuk dapat menghindari atau menurunkannya pada pertolongan pertama yang sangat diperlukan. Berdasarkan data di Dinas Kesehatan Kematian Perinatal diwilayah kerja Puskesmas Kotamadya Banjarmasin bahwa kematian perinatal sebanyak 54 orang yang disebabkanoleh BBLR sebanyak 46 %, Asfiksia sebanyak 28 %, Tetanus sebanyak 1,5 %, Infeksi sebanyak 6 % dan lain-lain sebanyak 18,5 %. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kematian Perinatal di wilayah kerja Puskesmas Kotamadya Banjarmasin tahun 2014 Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey analitik dengan pendekatan cros sectional dengan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Pengumpulan data retrospektif mengunakan buku register ibu bersalin, register kematian bayi dan atopsi verbal kematian perinatal. Hasil penelitian menunjukan dari 162 responden yang melahirkan sebanyak 54 orang yang bayinya lahir mati dan umur ibu dalam katogori aman. Hasil stastik dengan menggunakan uji chi square didapat nilai p 0,218 maka nilai p >α ini berarti Ho ditolak,artinya tidak ada hubungan antara umur ibu dengan kematian perinatal sedang berat badan lahir dari 54 responden yang melahirkan bayi lahir mati sebanyak 25 orang (46 %) disebabkan oleh BBLR dan 29 orrng (53,7 %) BBLN hasil statistic dengan menggunakan uji chi square didapat nilai p > 0,000 maka nilai p < α ini berarti h0 diterima, artinya ada hubungan berat badan lahir dengan kematian perinatal diwilayah kerja Puskesmas Kotamadya Banjarmasin tahun 2014 Disarankan kepada petugas terutama koordinator KIA untuk memberikan monitoring lebih ketat terutama pada ibu yang aman dan tidak aman begitu juga pada ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah maupun Berat badan lahir normal.
Copyrights © 2016