cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Sains Psikologi
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 2 (2020)" : 6 Documents clear
Gambaran Work-Life Balance Pada Prajurit Wanita Yang Berperan Ganda Di Dinas X TNI-AL Surabaya Gathot Himmawan Himmawan
Jurnal Sains Psikologi Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um023v9i22020p88-95

Abstract

ABSTRAKSeiring dengan perkembangan jaman yang semakin maju, pergeseran nilai-nilai di masyarakat mengenai perempuan bekerja dicatat mengalami kemajuan yang terus meningkat dari dekade sebelumnya. Salah satu penyebabnya adalah kini wanita telah memperoleh kesempatan pendidikan dan kesempatan pekerjaan yang sama dengan pria sehingga dapat memiliki peran lebih dari satu atau yang disebut peran ganda. Fenomena wanita yang memiliki peran ganda saat ini dapat ditemui pada wanita yang meniti karir di bidang pertahanan negara sebagai prajurit TNI wanita khusus pada TNI Angkatan Laut. Salah satu tuntutan yang harus dimiliki para prajurit TNI adalah kompetensi dan skill atau kinerja yang handal dan optimal. Namun, terkait dengan kodrat diri mereka sebagai wanita Indonesia, para Kowal yang telah berkeluarga tidak dapat memungkiri tugas utama sebagai ibu rumah tangga. Peran ganda mengakibatkan tuntutan lebih yang dapat menimbulkan situasi yang tidak mudah untuk diselesaikan. Prajurit TNI wanita yang berperan ganda juga perlu mencapai keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaannya. Keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan ini disebut dengan work-life balance. Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan berupa studi kasus deskriptif. Pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif menggunakan purposive sampling. Teknik penggalian data yang digunakan adalah Teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, subjek merasa telah seimbang dalam menjalani peran ganda. Namun, disamping itu subjek menyadari bahwa prioritas pekerjaannya adalah resiko yang harus dihadapinya, sehingga konflik-konflik yang muncul terkait pekerjaan dengan keluarganya dapat diatur sedemikian rupa dengan strategi komunikasi.Kata Kunci : Wanita TNI, Peran Ganda, work-life balance
Homeschooling: Masihkah Relevan untuk Pendidikan Anak Gifted? Sebuah Kajian Literatur Citra Nadia Sari; Wiwin Hendriani
Jurnal Sains Psikologi Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um023v9i22020p104-111

Abstract

Karakteristik anak gifted yang khas dalam segi akademik dan kurangnya pelayanan akademik pada sekolah formal membuat para orangtua yang memiliki anak gifted lebih memilih untuk menyekolahkan anak di luar sekolah formal (homeschooling). Selain karena kebutuhan akademik yang berbeda, homeschooling dapat memenuhi kebutuhan akademik dan karakteristik anak gifted yang khas. Di sisi lain, homeschooling memiliki dampak negatif pada anak gifted, yaitu kurang memfasilitasi anak untuk bersosialisasi dengan teman-temannya. Kemampuan sosial anak menjadi terbatas. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan peran dari orang terdekat anak gifted seperti orangtua, guru, dan sekolah dalam memfasilitasi dan membantu memenuhi kebutuhan akademik anak gifted. Pencarian artikel penelitian dilakukan di 4 situs pencarian artikel penelitian internasional, yaitu ScienceDirect, SAGE, ProQuest, dan ERIC dengan tahun terbit 2011-2020. Data awal terkumpul 40 jurnal artikel dan disaring melalui kriteria inclusion dan exclusion hingga didapatkan 8 jurnal yang terdiri dari 4 jurnal kuantitatif dan 4 jurnal kualitatif. Berdasarkan hasil systematic literature review, diketahui bahwa homeschooling masih relevan untuk menjadi pilihan dengan memperhatikan beberapa peran orangtua terhadap anak gifted sebagai motivator, resource providers, advisers, monitors, counselors, dan support. Pilihan untuk menyekolahkan anak gifted di sekolah formal juga masih dapat dilakukan dengan mempertimbangkan peran guru sebagai penyampai informasi dan follow-up mengenai perkembangan akademik anak gifted di sekolah dan peran sekolah yang memfasilitasi komunikasi intens antara orangtua dan guru serta memiliki program pendidikan khusus untuk anak gifted.
Stres Kerja pada Polisi Ulfah Hayati; Sri Maslihah; Muhammad Ariez Musthofa
Jurnal Sains Psikologi Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um023v9i22020p96-103

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran stress kerja pada polisi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan teknik penggalian data melalui wawancara. Adapun analisis data yang digunakan yaitu dengan analisis konten. Pengambilan data pada penelitian ini melibatkan empat personel polisi di Kepolisian Darah Jawa Barat dari dua direktorat yang berbeda yaitu Direktorat Sabhara (Samapta Bhayangkara) dan Direktorat Reskrimum (Reserse Kriminal Umum). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat stres kerja pada keempat personel dengan faktor penyebab yang berbeda-beda terkait dengan tugas pokok yang berbeda pula. Adapun komponen tersebut diantaranya yaitu beban kerja yang berlebih, resiko cedera dalam pekerjaan, jam kerja yang berlebih, dan tekanan dari masyarakat, serta sumber daya yang tidak memadai.
Gambaran Parental Monitoring Pada Remaja yang Pernah Mengakses Konten Pornografi Ceisera Novitaningrum
Jurnal Sains Psikologi Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um023v9i22020p112-122

Abstract

Perkembangan internet membawa dampak negatif  salah satunya anak menjadi mudah terpapar konten-konten pornografi. Oleh karena itu, peran orangtua sangat dibutuhkan untuk mencegah anak agar tidak terjerumus dalam perilaku bermasalah tersebut. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran parental monitoring pada remaja yang pernah mengakses konten pornografi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologi dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara.  Partisipan dalam penelitian ini  berjumlah tiga orang, yaitu ibu dari remaja yang pernah mengakses konten pornografi. Penelitian ini dilakukan di Kota Batam. Dalam penelitian ini, parental monitoring digambarkan melalui dua temuan, yaitu metode pengontrolan perilaku anak dan informasi yang ibu ketahui tentang anak. Selain itu dalam penelitian ini ditemukan juga faktor baru yang dapat mempengaruhi parental monitoring, yaitu emosi-emosi negatif yang ibu rasakan.
Analisis Flourishing Mantan Pecandu Alkohol di Desa Sumlili Kecamatan Kupang Barat Iliyanti A Surah; Friandry Windisany Thoomszen
Jurnal Sains Psikologi Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um023v9i22020p64-77

Abstract

Suatu pilihan yang tidak mudah bagi seorang pecandu alkohol untuk terlepas dari ketergantungannya pada zat psikoaktif ini. Karena itu, dalam penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi positif sebagai landasan menganalisa flourishing mantan pecandu alkohol di Desa Sumlili. Metode kualitatif dengan teknik pengambilan data berupa observasi non partisipan dan wawancara semi terstruktur dilakukan pada 4 orang subjek dewasa yang telah berhenti mengonsumsi alkohol sejak 2 tahun, 4 tahun, 5 tahun, dan 9 tahun. Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ke-empat subjek telah mengalami flourishing atau menjadi flourisher dengan menunjukkan kelima aspek PERMA  flourishing dalam hidup mereka. Aspek yang pertama adalah keempat subjek telah mampu menunjukkan emosi yang positif seperti kebahagiaan, kedamaian, rasa bersyukur, dan kesabaran. Mereka juga lebih melekat dengan pekerjaannya hingga tidak ingin menunda pekerjaan. Hubungan mereka juga telah lebih baik dengan keluarga dan orang sekitar terbukti dengan kurangnya perilaku agresif (KDRT), terlibat dalam kerja bakti dan tidak lagi membuat kekacauan atau keributan. Mereka juga memaknai hidup dengan fokus melakukan hal yang lebih positif seperti mempererat hubungan pribadi dengan Tuhan dan juga lingkungan sekitar. Adapun pencapaian yang membanggakan dalam hidup mereka yaitu memutuskan untuk berhenti menjadi pecandu alkohol. Dari keputusan tersebut, menghasilkan berbagai prestasi, hasil positif lainnya, dan menguatkan flourishing dalam diri. Karena penerapan flourishing berdasarkan PERMA sudah cukup konsisten dan intense dalam diri subjek serta keluarga maka solusi untuk ke-empat subjek yaitu tetap mengontrol diri dengan tetap menggandalkan dukungan sosial dan memperkuat aktivitas religius.
Kenal saja tidak cukup: Eksplorasi Motif dan Bentuk Pertemanan Urban Egi Prawita; Arka Nareswari; Maria Theresia Asti Wulandari; F Nurdiyanto
Jurnal Sains Psikologi Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um023v9i22020p78-87

Abstract

Friendship is a form of social interaction which elicits positive affect, happiness, and promote mental health. Commonly, friendship is based on homophily. However, similarity often less seen in a diverse context, specifically urban area. Numerous interactions between migrants and nonmigrants will create a distinctive pattern with non-diverse area. The aim of this study is to frame friendship as perceived by urban youth in Yogyakarta with following questions: 1) what makes urban youth befriend each other, and 2) what kind of friendship they have. Indigenous qualitative study is used as a methodological approach. Author interviewed eight urban youth as participants. The findings suggest that urban youth in Yogyakarta befriend each other based on similarity in communication style, the relationship elicit supportive climate, proximity, and needs fulfillment. These reasons changing overtime, proofed by the consideration on cost-benefit relationship. Urban youth in Yogyakarta have several types of friends, categorized by intimacy. Intimate friendships consist of ‘sharing’ friend and close friend, while acquaintances are friends, functional friend, friends bound by space, and demographic friends. Implications are discussed further on recommendation on migrant friendship.

Page 1 of 1 | Total Record : 6