cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bengkulu,
Bengkulu
INDONESIA
JURNAL ENGGANO
Published by Universitas Bengkulu
ISSN : 26155958     EISSN : 25275186     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Enggano is published twice a year, in April and September, and contains a mixture of academic articles and reviews on all aspects of marine science and fisheries.
Arjuna Subject : -
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol. 6 No. 1 (2021)" : 14 Documents clear
Identifikasi Morfologi Ikan Kerapu (Serranidae: Epinephelinae) yang didaratkan Di Waisai Raja Ampat Aradea Bujana Kusuma; Tresia Sonya Tururaja; Ricardo Ferdinand Tapilatu
JURNAL ENGGANO Vol. 6 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jenggano.6.1.37-46

Abstract

ABSTRAK Identifikasi morfologi ikan kerapu sangat penting dilakukan untuk memantaukeanekaragaman spesies ikan kerapu sehingga dapat membantu dalam merumuskan suatu pengelolaan perikanan berkelanjutan di Raja Ampat.Oleh karena itu penelitian tentang deskripsi ikan kerapu anggota Serranidae: Epinephelinaeyang ditemukan ditempat pendaratan ikan di Waisai, Raja Ampat akan membantu pemerintah daerah untuk dapat membuat database tentang hasil tangkapan nelayan didaerah setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi anggota Serranidae: Epinephelinae yang didaratkan di Raja Ampatsehingga bisa menjadibasis data dalam mengontrol keberadaan keanekaragaman hasil perikanan tangkap oleh nelayan di perairan Raja Ampat. Metode yang digunakan adalah metode survei. Ikan kerapu dikumpulkan dari pasar tradisional dan juga tempat pelelangan ikan. Sebanyak 8 spesies ikan kerapu anggota (Serranidae: Epinephelinae)ditemukan di Waisai Raja Ampat, yaitu  Epinephelus areolatus, Epinephelus fasciatus, Epinephelus ongus, Cephalopholis sexmaculata, Cephalopholis miniata, Cephalopholis Urodeta, Cephalopholis sonnerati, Variola albimarginata Kata kunci: Kerapu, Morfologi, Raja Ampat, Serranidae
ANALISIS MIKROPLASTIK PADA SALURAN PENCERNAAN IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI PELABUHAN PERIKANAN PULAU BAAI KOTA BENGKULU Dewi Purnama; Yar Johan; Mukti Dono Wilopo; Person Pesona Renta; Jojor Marito Sinaga; Jesica Marta Yosefa; Helen Marlina M; Amelia Suryanita; Hence Mahyarany Pasaribu; Kiki Median
JURNAL ENGGANO Vol. 6 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jenggano.6.1.110-124

Abstract

Mikroplastik merupakan sampah plastik kecil yang berukuran <5 mm, sebagian besar berasal dari penguraian plastik-plastik berukuran besar yang dikelompokkan dalam 2 jenis mikroplastik yaitu sekunder dan primer. Mikroplastik primer merupakan produksi plastik dalam bentuk mikro, seperti manik-manik pada produk perawatan kulit, sedangkan mikroplastik sekunder merupakan bagian, pecahan, dari suatu hasil fragmentasi plastik yang lebih besar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis jenis dan kelimpahan mikroplastik pada saluran pencernaan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) di Pelabuhan Perikanan Pulau Baai Kota Bengkulu. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi jenis dan kelimpahan mikroplastik pada saluran pencernaan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) di Pelabuhan  Perikanan Pulau Baai Kota Bengkulu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus hingga bulan Desember 2020. Pengambilan sampel sebanyak 30 ekor yang berukuran antara 26,4-54,5 cm dilakukan di Pelabuhan Perikanan Pulau Baai Kota Bengkulu. Analisis mikroplastik dilakukan di Laboratorium Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Hasil penelitian ditemukan 4 tipe mikroplastik, yaitu Fragmen, Granual, Film dan Fiber dengan total kelimpahan mikroplastik pada saluran pencernaan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) yaitu sebesar 52,7 partikel/ind, dengan Rata-rata 10,5±7,2 partikel/ind. Persentase kelimpahan mikroplastik tertinggi yaitu tipe fiber/filament dan fragmen masing-masing sebesar 41%.
Status Kondisi Terumbu Karang di Perairan Bengkulu dan Kepulauan Seribu, Jakarta Risnita Tri Utami; Ari Anggoro
JURNAL ENGGANO Vol. 6 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jenggano.6.1.%p

Abstract

Selama beberapa dekade terumbu karang di dunia terus mengalami kerusakan termasuk di Indonesia. Kerusakan ini dapat disebabkan oleh faktor fisik, biologi maupun secara alami. Salah satu faktor fisik penyebab kerusakan ekosistem terumbu karang adalah adanya tekanan antropogenik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi terumbu karang terkini di Kepulauan Seribu maupun di Bengkulu. Tutupan karang keras diambil menggunakan metode transek foto bawah air dengan transek kuadrat 0,5x0,5 m2.  Hasil pengamatan menunjukkan kondisi terumbu karang di Bengkulu termasuk ke dalam kondisi sedang hingga baik (36,27%-66,83%), sedangkan kondisi terumbu karang di Kepulauan Seribu termasuk ke dalam kondisi buruk hingga sedang (15,53%-31,80%). Kondisi perairan di Bengkulu dan di Kepulauan Seribu  masih menunjukkan kondisi yang baik bagi pertumbuhan terumbu karang.
ANALISIS STATUS POPULASI KEPITING BAKAU (Scylla sp) YANG TERTANGKAP NELAYAN DI DESA KANDANG KECAMATAN KAMPUNG MELAYU KOTA BENGKULU Zamdial Zamdial; Nurlaila Ervina Herliany; Ali Mugsit
JURNAL ENGGANO Vol. 6 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jenggano.6.1.%p

Abstract

Sepanjang wilayah pesisir Kota Bengkulu, terdapat beberapa lokasi yang ditumbuhi ekosistem mangrove, dengan berbagai potensi sumberdaya hayati yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satu lokasi ekosistem mangrove di Kota Bengkulu adalah di Desa Kandang, Kecamatan Kampung Melayu, yang selama ini menjadi lokasi masyarakat untuk menangkap ikan, udang dan kepiting. Kondisi ekosistem mangrove di Desa Kandang mempunyai keterkaitan yang erat dengan kondisi populasi berbagai biota yang hidup di dalamnya, termasuk kepiting bakau. Tujuan penelitian adalah menganalisis status populasi kepiting bakau di Desa Kandang, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu. Penelitian dilakukan dengan metode survei. Data jenis kelamin kepiting bakau, selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan nilai sex rasio populasi kepiting bakau di Desa Kandang. Data lebar karapas dan berat kepiting bakau dianalisis dengan rumus W = aLb. Untuk menguji  hipotesis Ho : ? = 0 versus H1 : ? ? 0,  maka dilakukan analisis varian (ANOVA). Nilai sex ratio kepiting bakau jantan dan betina di Desa Kandang adalah 1,15 : 1. Pola pertumbuhan kepiting bakau jantan adalah isometrik (b=3), dan kepiting betina allometrik (b=2,8), dengan nilai thitung < ttabel, artinya nilai b=3.  Nilai Fhitung > Ftabel, sehingga di tolak Ho dan terima H1, yang berarti terdapat hubungan yang siginifikan antara lebar karapas dengan bobot kepiting bakau jantan. Populasi kepiting bakau di Desa Kandang sudah mengalami tekanan penangkapan, dan pemanfaatannya  sudah harus memperhatikan azas kelestarian untuk keberlanjutan. 
KESESUAIAN LOKASI RESTOKING SIPUT GONGGONG (Levistrombus turturella) DI BANGKA SELATAN, KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Okto Supratman
JURNAL ENGGANO Vol. 6 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jenggano.6.1.125-137

Abstract

Siput gonggong di Pulau Bangka, khususnya di Bangka Selatan mengalami ancaman serius dampak eksploitasi berlebihan dan perusakan habitat dari aktivitas penambangan timah di laut. Kondisi tersebut terjadinya penurunan ukuran populasi siput gonggong. Mencegah dan melindungi siput gonggong perlu dilakukan upaya penambahan stok siput gonggong di alam melalui proses restoking. Akan tetapi keberhasilan kegiatan restoking perlu dilakukan analisis kesesuaian lokasi, sehingga perlunya dilakukan penelitian ini. Tujuan penelitian yaitu Menganalisis kesesuian lokasi untuk restoking siput gonggong di Pulau Bangka berdasarkan parameter fisika, kimia, biologi dan kondisi perairan. Penelitian ini dilakukan beberapa tahapan yaitu 1) Pengambilan data di lapangan yang meliputi pengukuran vegetasi lamun, parameter lingkungan dan sampel air dan sedimen 2) Pengambilan data di Laboratorium yang meliputi pengukuran tekstur substrat dan uji klorofil-a, 3) Analisis data yang berdasarkan hasil dari lapangan dan laboratorium, untuk membuat matrik kesesuaian lokasi restoking siput gonggong. Hasil penelitian ditemukan 8 spesies lamun dengan tutupan berkisar antara 2.8 s.d 37,53 %. Berdasarkan perhitungan analisis kesesuaiaan lokasi restoking di Bangka Selatan dengan nilai berkisar 76,98 s.d 86,51 atau dapat di kategorikan dari cukup sesuai s.d sangat sesuai. Lokasi yang sangat sesuai terdapat pada Stasiun 2 dengan nilai yaitu 86,51, hasil ini menunjukkan area yang akan di jadikan kawasan restoking tidak mempunyai faktor pembatas yang sangat berarti. Sedangkan lokasi yang cukup sesuai meliputi Stasiun 1 (77,78), Stasiun 3 (77,78), Stasiun 4 (78,57), Stasiun 5 (77.78) dan Stasiun 6 (76.98) sehingga apabila di jadikan kawasan restoking lokasi ini memempunyai faktor pembatas yang berarti. Hasil analisis lokasi yang paling cocok untuk dijadikan kawasan restoking yaitu Stasiun 2 di Pulau Anak Air, Bangka Selatan. 
Analisis Penentuan Ukuran Utama Purse Seine Sibolga Berdasarkan SNI 8186:2015 Ratu Sari Mardiah; Shiffa Febyarandika Shalichaty; Tyas Dita Pramesthy; Yulia Estmirar Tanjov; Ali Muqsit; Ganang Dwi Prasetyo
JURNAL ENGGANO Vol. 6 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jenggano.6.1.%p

Abstract

Purse seine memiliki konstruksi utama yaitu jaring, terbagi atas sayap, badan dan kantong. Konstruksi utamanya sangat mempengaruhi panjang, tinggi purse seine pada saat dioperasikan dan metode pengoperasiannya. Selain itu, ukurannya juga mempengaruhi seberapa panjang tali ris atas-bawah dan  tali cincin akan dipasang pada purse seine. Penelitian ini penting dilakukan untuk memastikan ukuran konstruksi utama purse seine Sibolga telah sesuai dengan Standarisasi Nasional Indonesia nomor 8186:2015. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui ikan target utama purse seine Sibolga, menentukan panjang purse seine terpasang dan menganalisis karakteristik bentuk purse seine menggunakan ukuran utama konstruksi purse seine Sibolga. Penelitian dilakukan pada Bulan Januari-Maret 2020 di PPN Sibolga. Metode penelitian yang dilakukan adalah observasi dan wawancara. Hasil penelitian menyatakan bahwa persentasi ikan target utama yang didapatkan adalah tongkol (58%) dan cakalang (42%). Panjang purse seine Sibolga terpasang memiliki nilai sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam SNI 8186:2015, yaitu 400 m. Karakteristik bentuk purse seine Sibolga memiliki nilai a/l 0,42; b/l 0,42; c/l 0,11; l/m 0,80; dan h/l 0,62.
KEANEKARAGAMAN SPESIES CACING PENGGEREK KAYU LAUT DARI HUTAN MANGROVE SETAPOK BESAR KOTA SINGKAWANG Farah Diba; Bayu Wanamukti; Khairul Adha; Cheng Chen Ann
JURNAL ENGGANO Vol. 6 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jenggano.6.1.62-79

Abstract

Hutan mangrove Setapok Besar terletak di Kota Singkawang Provinsi Kalimantan Barat. Daerah ini secara langsung berbatasan dengan Laut Natuna dan menjadi areal penangkapan ikan. Nelayan membangun sero atau tambak ikan dengan jarak 4 mil dari pantai sebagai tempat untuk menangkap ikan. Tambak dibuat dari kayu dan kayu selalu diserang cacing penggerek kayu laut setelah 6 bulan dan mengalami kerusakan. Penelitian bertujuan untuk menginventarisasi keanekaragaman spesies cacing penggerek kayu laut dari hutan mangrove Setapok Besar Kota Singkawang. Metode penelitian dilakukan dengan survey eksploratif di hutan mangrove dan areal sero atau tambak ikan. Kayu yang diserang cacing penggerek kayu laut dikumpulkan kemudian cacing dikeluarkan dari kayu dan dimasukkan ke dalam botol yang berisi alkohol 70%. Identifikasi jenis dilakukan di Laboratorium Teknologi Kayu Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Faktor lingkungan yang meliputi kualitas air dan tanah dievaluasi. Hasil penelitian menunjukkan keaneragaman spesies cacing penggerek kayu laut yang berasal dari kayu yang digunakan di sero atau tambak ikan lebih tinggi daripada di kayu yang berasal dari hutan mangrove. Spesies cacing penggerek kayu laut yang ditemukan berjumlah 15 spesies yang berasal dari 2 famili, yaitu famili Teredinidae dan Pholadidae. Cacing penggerek kayu laut yang ditemukan di kayu dari sero atau tambak ikan meliputi Neoteredo reynes, Teredo pocalifer, Teredo utriculus, Teredo siamens, Teredo navalis, Teredo batiliformis, Teredo dagmarae, Teredo dallii, Martesia striata, Bankia setacea, Bankia minima dan Petricola pholadiformis. Spesies cacing penggerek kayu laut yang ditemukan di kayu dari hutan mangrove meliputi Bankia caribbea, Bankia fimbriulata, Bankia minima, Martesia striata dan Teredo navalis. Nilai keanekaragaman jenis cacing penggerek kayu laut adalah 2,6699 yang menunjukkan indeks keanekaragaman jenis tinggi. Nilai indeks dominansi sebesar 0,07156 yang menyatakan terdapat jenis cacing penggerek kayu laut yang dominan. Nilai kelimpahan jenis sebesar 0,9859 yang menunjukkan indeks kelimpahan jenis tinggi. Nilai indeks kekayaan jenis sebesar 2,00678 dan termasuk dalam katagori kekayaan jenis sedang. Faktor lingkungan sangat mendukung untuk perkembangan cacing penggerek kayu laut. Nilai rata-rata pH tanah sebesar  8,16; kandungan C-organik 2,76%; kadar pasir 12,30%; kadar liat 37,19%; kadar debu 50,51%. Nilai rata-rata pH air 7,92; salinitas 7,86%; BOD 9,54 mg/l; COD 528,86 mg/l dan DO 4,68 mg/l. Distribusi cacing penggerek kayu laut tersebar dari hutan mangrove sampai ke sero tambak ikan. Hal ini menunjukkan habitat hutan mangrove Setapok Besar cocok untuk pengembangan cacing penggerek kayu laut dan memberikan prospek pemanfaatan yang baik sebagai sumber pangan. Kata Kunci: cacing penggerek kayu laut, keanekaragaman, mangrove, Kota Singkawang, Setapok Besar Abstract Species Diversity and Distribution of Marine Wood Borer in Setapok Besar Mangrove Forest, Singkawang City, West Kalimantan, Indonesia. Setapok Besar Mangrove Forest was located in Singkawang City, West Kalimantan Province. This area was directly as a border to Natuna Sea and as a source for fishing area to the community. The fisherman built a fish pond as a place for catches the fish which around 4 miles from the beach. The fish pond made from wood and it’s always attack by marine wood borer after 6 month and damage. Despite the economic importance of marine wood borer, the study of the species diversity in Setapok Besar mangrove forest has never been conducted. This study aimed to inventory the species diversity of marine wood borer in Setapok Besar mangrove forest. The methods consist of collected the marine wood borer from wood in mangrove forest and from wood in fish pond. The environment factor consists of soil and water quality was evaluated. Result of research found the species diversity of marine wood borer in wood from fish pond was higher than wood from mangrove forest. Total number of marine wood borer found was 15 species and consist of 2 family, Teredinidae and Pholadidae.The species from wood of fish pond were Neoteredo reynes, Teredo pocalifer, Teredo utriculus, Teredo siamens, Teredo navalis, Teredo batiliformis, Teredo dagmarae, Teredo brevis, Teredo dallii, Bankia setacea Bankia minima, Martesia striata and Petricola pholadiformis. The species from wood in mangrove forest were Teredo navalis, Bankia caribbea,  Bankia fimbriulata, Bankia minima and Martesia striata. The diversity value of marine wood borer is 2.6699 which indicates a high index of species diversity. The dominance index value is 0.07156 which states that there are dominant species of marine wood borer. The species abundance value is 0.9859 which indicates a high species abundance index. The value of density index is 2.00678 and included in the category of medium density. The average of soil pH was 8.16; C-organic content was 2.76%; sand content was 12.30%; silt content was 50.51% and clay content was 37.19%. The average of water pH was 7.92; salinity was 7.86%; BOD was 9.54 mg/l; COD was 528.86 mg/l and DO was 4.68 mg/l. The distribution of marine wood borer was from fish pond until the mangrove forest area. These indicate the habitat was suitable for development of marine wood borer and gave the highest potential prospect of utilization the marine wood bores as a food source. Keywords: diversity, marine wood borer, mangrove, Setapok Besar, Singkawang City
PREVALENSI DAN INTENSITAS PARASIT Oreochromis niloticus PADA KOLAM BUDIDAYA DI PBIAT JANTI DAN Barbonymus gonionotus DI BBIAT MUNTILAN, JAWA TENGAH Mutiara Putri
JURNAL ENGGANO Vol. 6 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jenggano.6.1.%p

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat prevalensi dan intensitas parasit pada ikan Tawes (Barbonymus gonionotus) dan Nila (Oreochromis niloticus). Sebanyak 30 ekor ikan yang diambil secara acak pada setiap jenis ikan, dilakukan pemeriksaan laboratorium di Balai Budidaya Ikan Air Tawar (BBIAT) Muntilan dan Satker PBIAT Janti. Metode yang digunakan adalah metode preparat ulas (smear method); organ yang diamati adalah kulit, insang, sirip; serta parasit Trichodina sp. dan Dactylogyrus sp. Pemeriksaan dan identifikasi parasit dilakukan menggunakan mikroskop. Hasil perhitungan menunjukkan prevalensi parasit Trichodina sp. sebesar 90% dengan intensitas 3,56 ind/ekor dan Dactylogyrus sp. sebesar 73,3% dengan intensitas 2,05 ind/ekor pada ikan tawes di BBIAT Muntilan. Prevalensi parasit Trichodina sp. pada ikan nila di PBIAT Janti sebesar 93,3% dengan intensitas 4,00 ind/ekor serta 66,7% dengan intensitas 1,65 ind/ekor untuk Dactylogyrus sp. Tingkat infeksi penyakit dan parasit yang menyerang ikan tawes di BBIAT Muntilan serta ikan nila di PBIAT Janti dapat dikategorikan sebagai tingkat sering-sangat sering.Intensity and Prevalence of Parasites of Oreochromis niloticus and Barbonymus gonionotus in Aquaculture Ponds at Janti and Muntilan, Central Java. This study aims to determine the prevalence and intensity of the parasite of Tawes (Barbonymus gonionotus) and Nila (Oreochromis niloticus). A total of 30 fish were taken randomly for each type of fish, they were carried out to be laboratory tested at Balai Benih Ikan Air Tawar (BBIAT) Muntilan and Satker PBIAT Janti. The method used was the smear method and  the  observed organs were  skin,  gills,  fins; also parasites Trichodina sp. and Dactylogyrus sp. Examination and identification of parasites is carried out using a microscope. The result of calculation show the prevalence of the Trichodina sp by 90% with an intensity of 3,56 ind/fish, and Dactylogyrus sp has a prevalence of 73,3% with 2,05 ind/fish in Tawes at BBIAT Muntilan. Prevalence of Trichodina sp in Tilapia at PBIAT Janti by 93,3% with an intensity of 4,00 ind/fish with 66,7% prevalence and 1,65 ind/fish intensity of Dactylogyrus sp. The level of disease and parasitic infections that affect Tawes at BBIAT Muntilan also Tilapia at PBIAT Janti can be categorized as frequent-very frequent levels.
ASOSIASI KERANG LOKAN (Geloina erosa) PADA EKOSISTEM MANGROVE DI TANJUNG UNGGAT KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG Yuni Sinta Pratiwi; Try Febrianto; ika Anggraeni; Ita Karlina; Mario Putra Suhana; Aditya Hikmat Nugraha
JURNAL ENGGANO Vol. 6 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jenggano.6.1.11-24

Abstract

Kerang Lokan (Geloina erosa) merupakan salah satu biota yang hidup pada ekosistem mangrove. Ekosistem mangrove di Tanjung Unggat telah mengalami pengurangan luasan diakibatkan aktivitas manusia seperti pemukiman, transportasi kapal, aktivitas bongkar muat, aktivitas galangan kapal dan reklamasi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – Mei 2020 pada ekosistem mangrove di Tanjung Unggat Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asosiasi Kerang Lokan (Geloina erosa) pada ekosistem mangrove. Penentuan titik sampling diambil dengan metode purposive sampling sedangkan pengambilan data vegetasi mangrove digunakan transek garis sepanjang 50 m dengan transek 10x10m (Pohon), 5x5m (Anakan) serta pengambilan sampel Kerang Lokan diambil dengan menggunakan plot 5x5m didalam area mangrove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatan mangrove di Tanjung Unggat tergolong jarang dan terdapat 8 jenis mangrove (Avicennia lanata, Rhizophora apiculata, Sonnetaria alba, Rhizophora stylosa,  Rhizophora mucronata, Bruguiera parviflora, Xylocarpus granatum dan Avicennia alba). Kerang Lokan berasosiasi pada mangrove dan jenis substrat di lokasi penelitian. Kata Kunci : Asosiasi, Geloina erosa, Mangrove, Tanjung Unggat 
Penentuan Indeks Kesesuaian dan Model Aktivitas Ekowisata Mangrove di Pulau Jeflio Distrik Mayamuk Kabuapten Sorong Ilham Marasabessy; Niny Jeni Maepauw; Mohammad Iksan Badarudin
JURNAL ENGGANO Vol. 6 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jenggano.6.1.80-98

Abstract

Kebijakan pengelolaan, pemanfaatan sumberdaya pesisir dan pulau kecil sepatutnya dilakukan secara optimal berdasarkan kesesuaian ruang, sehingga mampu memberikan dampak peningkatan ekonomi masyarakat lokal dan menjamin keberlanjutan sumberdaya alam. Penelitian bertujuan, mengetahui kesesuaian ruang pesisir Pulau Jeflio untuk pengembangan ekowisata mangrove secara berkelanjutan. Dilakukan selama bulan Agustus sampai September 2020, bertempat di Pulau Jeflio Kabupaten Sorong. Pengamatan mangrove dilakukan pada 4 stasiun yaitu 2 stasiun di bagian barat terhubung dengan perairan terbuka, masih dipengaruhi aktifitas masyarakat dan 2 stasiun lainnya di bagian timur sepanjang Selat Jeflio. Penentuan nilai kerapatan mangrove menggunakan hasil dari perhitungan NDVI. Anlisis kesesuaian dan model aktivitas ekowisata yang berpeluang diterapkan pada Pulau Jeflio menggunakan peta citra satelit landsat 8, peta SRTM dan satelit altimetri NASATOPEX/Poseidon, Jason-1/Envisat, selama bulan Agustus-September 2020. Indeks kesesuaian ekowisata mangrove di Pulau Jeflio pada 4 stasiun pengamatan berada pada kategori sesuai (S2). Presentase nilai tertinggi terdapat di stasiun 3 dan 4 sebesar (75%), stasiun 2 (73.75%)  dan terendah di stasiun 1 sebesar (70%). Model aktivitas ekowisata mangrove di Pulau Jeflio disesuaikan dengan letak geografis dan distribusi sumberdaya alam yaitu tracking mangrove dan boating.

Page 1 of 2 | Total Record : 14