cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota ternate,
Maluku utara
INDONESIA
AGRIKAN Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan
ISSN : 19796072     EISSN : 26210193     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Bidang kajian dimuat meliputi agribisnis, teknologi budidaya, sumberdaya perikanan, kelautan, sosial ekonomi kelautan dan perikanan, bioteknologi perikanan. Sejak tahun 2017 mulai diterbitkan secara elektronik kerjasama Pusat Studi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Wuna Raha.
Arjuna Subject : -
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2010)" : 20 Documents clear
Identifikasi gulma pada areal pertanaman cengkeh (Eugenia aromatica) di Desa Nalbessy Kecamatan Leksula Kabupaten Buru Selatan Iskandar Hamid
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.3.1.62-71

Abstract

Kemampuan  tanaman  bersaing  dengan  gulma  ditentukan  oleh  spesies gulma,  kepadatan  gulma,  saat  dan  lama  persaingan,  cara  budidaya  dan varietas  yang  ditanam,  serta  tingkat  kesuburan  tanah.    Perbedaan  spesies akan    menentukan    kemampuan    bersaing    karena    perbedaan    sistem fotosintesis,  kondisi  perakaran  dan  keadaan  morfologinya.    Spesies  gulma yang tumbuh cepat, berhabitat besar, dan memiliki metabolisme efisien akan menjadi gulma berbahaya bagi tanaman cengkeh.   Persaingan gulma pada awal pertumbuhan akan mengurangi kuantitas hasil, sedangkan persaingan dan gangguan gulma menjelang panen berpengaruh besar terhadap kualitas hasil dari tanaman cengkeh.  Perbedaan cara penanaman, laju pertumbuhan dan umur varietas yang ditanam, dan tingkat ketersediaan unsur hara juga akan  menentukan  besarnya  persaingan  gulma  dan  tanaman  utama  yaitu cengkeh.  Prinsip  pengendalian  gulma  pada  areal  pertanaman  cengkeh  di Desa Nalbessy Kecamatan Leksula Kabupaten Buru Selatan adalah dengan  menekan  jumlah  populasi  gulma  sampai  ke  tingkat    yang  secara  ekonomi tidak merugikan bagi petani cengkeh di Desa Nalbessy. Pengendalian gulma yang dilakukan oleh petani cengkeh di Desa Nalbessy adalah dengan cara,  pengendalian  secara  mekanis  dan  tradisional  yaitu,    usaha  menekan pertumbuhan  gulma  dengan  cara  merusak  bagian-bagian  gulma  sehingga gulma tersebut mati atau pertumbuhannya terhambat.
Dampak pemanasan global terhadap ekosistem pesisir dan lautan Husain Latuconsina
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.3.1.30-37

Abstract

Fenomena pemanasan global dan menipisnya lapisan Ozon akibat peningkatan emisi gas rumah kaca secara berlebihan di atmosfer melalui penggunaan bahan bakar fosil, deforestasi dan aktivitas manusia lainnya, telah berdampak negatif bagi keberlanjutan ekosistem pesisir dan lautan, diantaranya; (i) komunitas terumbu karang mengalami pemutihan (coral bleaching) sehingga menurunkan produksi perikanan karang (ii) meningkatnya radiasi ultraviolet-B yang masuk ke perairan sehingga menghambat proses fotosintesis dan pertumbuhan fitoplankton sebagai produsen primer dan penyerap CO2 terbesar di perairan laut, (iii) terancamnya hewan laut dari kepunahan akibat meningkatnya suhu dan penurunan salinitas perairan laut, dan (iv) naiknya permukaan laut akibat mencairnya es di kawasan kutub bumi dapat merendam kawasan pesisir dan menenggelamkan pulau-pulau kecil. Semuanya berpotensi mengancam keberlangsungan eksositem pesisir dan lautan sebagai penyangga kehidupan manusia. Untuk itu upaya menekan laju pemanasan global dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan mengurangi tingginya tingkat deforestasi serta minimalisasi aktivitas lainnya yang menghasilkan emisi gas rumah kaca secara berlebihan merupakan tindakan nyata yang harus segera dilakukan sebelum semuanya terlambat.
Analisis tingkat pendapatan pedagang sayur-sayuran daun di Pasar Sore Siriwini Distrik Nabire Kabupaten Nabire Simon Matakena
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.3.1.72-80

Abstract

Pedagang sayur-sayuran  yang  melaksanakan aktifitas  sehari-harinya  pada pasar  sore  Siriwini  Distrik  Nabire  Kabupaten  Nabire  sebagian  besar merupakan  kegiatan  ekonomi  yang  dilakukan  oleh  para  ibu  rumah  tangga yang   dijadikan   sebagai   aktifitas   sampingan   dengan   tujuannya   untuk meningkatkan  pendapatan  keluarga.  Penelitian  yang  dilakukan  dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pendapatan dan kelayakan usaha pedagang serta  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  tingkat  pendapatan  ini  dilakukan pada bulan Maret sampai dengan April 2009 dan berlokasi pada pasar sore Siriwini Kabupaten Nabire.  Berdasarkan hasil penelitian, dimana nilai R/C  (Return  Cost  Ratio)    untuk  masing-masing  komoditi  sayur-sayuran  daun yang  diperdagangkan  yaitu  untuk  Kangkung  sebesar  1,63,  untuk    bayam sebesar 1,65 dan sayur sawi sebesar 1,65 dimana rata-rata nilai R/C adalah 1,64   dimana   lebih   besar   dari   1   maka   layak   diusahakan   karena menguntungkan bagi pedagang. Karena rata-rata nilai R/C lebih besar dari 1  serta  layak  diusahakan  dan  menguntungkan,  maka  otomatis  penghasilan pedangan  menguntungkan  dan  dapat  meningkatkan  pendapatan  rumah tangga pedagang sehingga kesejahteraan rumah tangga pedagangpun dapat ditingkatkan.  Dari hasil analisa regresi untuk komoditi kangkung variabel umur  dan  jumlah  tanggungan  memiliki  hubungan  yang  positif  dengan pendapatan  dan untuk  variabel  pendidikan  serta  lama  berdagang  memiliki hubungan yang negatif dengan pendapatan.
Strategi pemasaran telur ayam di UD Satwa Tani Kota Ternate Haryati Lakamisi
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.3.1.38-44

Abstract

Analisis lingkungan internal mencakup kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weakness) produk bersumber dari penilaian internal perusahaan dan untuk lebih valid juga perlu ada penilaian oleh pihak konsumen. Konsumen  dapat menilai  kelebihan  dan  kekurangan  4P  (Produk,  promotion,  place,  price) secara    netral.    Tujuan    penelitian    ini    adalah    :    1)    Mengatahui tanggapan/respon  masyarakat  terhadap  produk  telur  ayam;  2)  mengetahui kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang perusahaan dalam memasarkan telur  ayam;  dan  3)  merumuskan  strategi  pemasaran  yang  diterapkan  oleh perusahaan  untuk  memasarkan  produk  telur  ayam.  Metode  analisis  yang digunakan  adalah  anaisis  deskriptif,  analisis  kuantitaif  yang  meliputi:  1) Matrik  Faktor  Strategi  Eksternal;  2)  Matrik  Faktor  Strategi  Internal, Analisis SWOT(Strengths, Weakness, Opportunity, Threats). Kekuatan yang dimiliki dalam pemasaran telur ayam di UD. SATWA TANI adalah  rasa  yang  enak,  harga  yang  murah,  pelayanan  yang  baik,  lokasi yang  strategis.  Kelemahan  yang  dimiliki  dalam  pemasaran  telur  ayam  di UD.  SATWA  TANI  adalah  ukuran  telur  yang  kecil,  warna  kulit  telur  yang keputih-putihan,    ketebalan  kulit  telur  yang  tipis.  Peluang  yang  dimiliki dalam   pemasaran   telur   ayam   di   UD   SATWA   TANI   adalah   tidak terpenuhinya permintaan pasar, terpenuhinya gizi masyarakat, minimalisasi anggaran  rumah  tangga.  Ancaman  yang  dimiliki  dalam  pemasaran  telur ayam  adalah respon masyarakat terhadap telur ayam dan tersedianya telur ayam yang tidak menentu.Strategi pemasaran yang ideal setelah dilakukan analisa  SWOT  yang  disesuaikan  dengan  analisa  matrik  faktor  strategi internal-eksternal  pemasaran  telur  ayam  adalah  srategi  S-O  (Strength-Opportunities), yaitu dengan mempertahankan dan meningkatkan pelayanan di  depo  sentral,  meningkatkan  kualitas  produk.  Dengan  strategi  tersebut diharapkan konsumen dapat bertahan dan dapat menarik konsumen baru.
Analisis tingkat pendapatan pedagang sayuran buah keliling di Distrik Nabire Barat Kabupaten Nabire Susanti Sylfia Sairdama
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.3.1.81-89

Abstract

Penyaluran   barang-barang   dari   pihak   produsen   ke   konsumen   sangat membutuhkan  jasa  perantara,  yang  biasanya  dikenal  dengan  pedagang perantara/keliling.   Pedagang   perantara/keliling   ini   menerima   barang langsung dari produsen dan menjual barangnya secara (door to door) dari rumah   kerumah.   Banyak   persoalan   yang   dihadapi   oleh   pedagang perantara/keliling  baik  yang  berhubungan  langsung  dengan  pemasaran hasil-hasil pertanian maupun yang dihadapi dalam kehidupan sehari-sehari. Namun  demikian  dari  segi  ekonomi  pertanian  berhasil  tidaknya  pedagang dan  tingkat  harga  yang  diterima  pedagang  untuk  hasil  pendapatannya merupakan   faktor   yang   sangat   mempengaruhi   kehidupan   pedagang.  Penelitian bertujuan  untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diterima oleh pedagang sayuran buah keliling dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sayuran buah keliling.  Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata  total  tingkat  pendapatan  yang  diterima  dari  kelima  komoditi sayuran buah yaitu kacang panjang, buncis, terong, tomat dan ketimun per satu   bulan   penjualan   tergolong   tinggi   yaitu   sebesar   Rp.   2.492.880,- tingginya tingkat pendapatan ini karena lebih besar dari dari biaya produksi yang  ditunjukkan  oleh  rata-rata  nilai  R/C  lebih  dari  satu,  yakni  2,05.   Sedangakan  berdasarkan  hasil  analisis  regresi  faktor  umur  dan  faktor tingkat  pendidikan  mempunyai  hubungan  yang  negatif  dengan  tingkat pendapatan.  Faktor jumlah beban tanggungan mempunyai hubungan yang positif  dengan  tingkat  pendapatan.    Artinya  jika  adanya  penambahan  1 (satu)  unit  jumlah  beban  tanggungan  maka  akan  mengakibatkan  kenaikan tingkat pendapatan sebesar 1 (satu) rupiah dengan asumsi cateris paribus.
Kajian marjin pemasaran kopra di Kecamatan Oba, Kota Tidore Kepulauan Arman Drakel
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.3.1.45-52

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui besarnya margin yang diperoleh setiap  lembaga  pemasaran  dan  efesiensi  pemasaran  pada  setiap  saluran pemasaran  serta  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  besar  kecilnya  marjin pemasaran di dalam proses pemasaran kelapa biji, kopra dan minyak kelapa di Kecamatan Oba. Penelitian ini untuk melihat populasi  petani kelapa dan pedagang yang terlibat dalam rantai pemasaran  kopra di Kecamatan Oba Kota  Tidore  Kepulauan.  Penarikan  sampel  dilakukan  secara  Purposive sampling  yaitu  sebagai  subyek  dari  populasi  guna  dijadikan  responden sebanyak 20 orang petani kelapa di empat (4) desa, Kecamatan Oba yaitu Desa Gita, Desa Toseho, Desa Payahe dan Desa Kusu Sinopa yaitu 4 orang pengumpul    kelapa  dan  6  orang  pedagang  kopra.  Semua  sampel  di  atas terlibat dalam rantai pemasaran dan dianggap mewakili populasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) dalam proses pemasaran  kopra di Kecamatan  Oba,  marjin  terbesar  diperoleh  yaitu  pedagang  pengecer  dan pedagang  pengumpul  ke  Kabupaten.  (2)  Saluran  pemasaran  yang  efisien dalam  proses  pemasaran  kopra  di  Kecamatan  Oba  adalah  pemasaran  II, yang  masing-masing  memperoleh  presentase  yang  lebih  rendah  dibanding presentase pada saluran pemasaran I, (3) Faktor-faktor yang mempengaruhi besar  kecilnya  marjin  pemasaran  kopra  adalah  biaya  pemasaran  dan keuntungan  pemasaran,  sebab  nilai  t-hitung  kedua  variabel  tersebut  lebih besar dibanding t-tabel.
Kebijakan pengelolaan lingkungan hidup berbasis ekonomi sumberdaya di Propinsi Maluku Utara Arman Drakel
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.3.1.90-100

Abstract

Tujuan penulisan ini  adalah untuk menelaah dampak kebijakan pengelolaan ekonomi  lingkungan  di  Maluku  Utara,  serta  untuk  mengkaji  perspektif pemanfaatan  ekonomi  sumberdaya    dengan  sumberdaya  alam,  Dari  kedua aspek ini dianalisa dan dikaji keterkaitan permasalahan yang berhubungan dengan     dampak          dari     pengelolaan     lingkungan     yang     didalam pemanfaatannya  mengandung  ekonomi  sumberdaya  dengan  sumberdaya alam.  Permasalahan  kebijakan  pemerintah  dalam  memanfaatkan  ekonomi sumberdaya  mempengaruhu  kualitas  lingkungan,  karena  semakin  besar potensi  ekonomi  sumberdaya  dan  sumberdaya  yang  dieksplotasi,  semakin besar  pula  dampak    yang  diterima  dilingkungan  yang  mempengaruhi kualitas   hidup   manusia.   Pemanfaatan   ekonomi   sumberdaya   dengan sumberdaya  alam  mengandung  dampak  positif  maupun  negatif,  karena keduanya  berorentasi  kepada  profit  dari  pengelolaan  barang  dan  jasa ekonomi   lingkungan.   Aktifitas   manusia   yang   memanfaatkan   ekonomi sumberdaya dengan mengurasnya potensi sumberdaya alam,  beriimplikasi menurunnya kualitas   lingkungan baik sekarang maupun dimasa yang akan datang. Untuk memulihkan kembali lingkungan sesuai dengan daya dukung dan  daya  tampung,  profit  pemanfaatan  potensi  ekonomi  sumberdaya  dan potensi sumberdaya alam dikembalikan kepada biaya jasa lingkungan untuk peletariannya,  sehingga  daya  dukung  dan  daya  tampung  dapat  pulih kembali.
Sistem usaha tani terintegrasi tanaman-ternak Hamka Hamka
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.3.1.1-8

Abstract

Sistem usaha tani terintegrasi antara tanaman dan ternak telah lama dilakukan oleh rumah tangga petani di Indonesia, terutama di pedesaan. Umumnya rumah tangga petani menggunakan persediaan makanannya untuk mencukupi konsumsi sendiri dan selebihnya dijual. Karakteristik yang dijumpai pada petani tersebut adalah melakukan usaha tani campuran dalam upaya mendapatkan keuntungan yang maksimal dan meminimalkan risiko. Ada empat model penerapan sistem usaha tani campuran, yaitu: 1) sistem yang dipraktekkan secara alami dan turun-temurun oleh petani setempat, 2) sistem usaha tani tanpa melibatkan ternak, 3) sistem usaha tani ternak, dan 4) system usaha yang berbasis pada sumber daya lahan, tenaga kerja, dan modal. Masing-masing sistem usaha tani tersebut memiliki risiko dan ketidakpastian usaha di masa yang akan datang. Beberapa risiko mendasar pada sistem usaha tani adalah risiko produksi, risiko usaha dan finansial, serta risiko kerusakan. Dari risiko mendasar tersebut, dengan menggunakan perhitungan sistem fungsional, usaha tani terintegrasi tanaman-ternak mempunyai peluang risiko yang minimal.
Pendugaan stok ikan tomgkol di Selat Makassar Sulawesi Selatan Edy H.P. Melmambessy
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.3.1.53-61

Abstract

Ikan tongkol termasuk dalam golongan ikan tuna kecil, dan selalu bergerombol. Jenis ikan tongkol yang ada di Selat Makassar Sulawesi Selatan adalah Euthynnus affinis, Auxis thazard, dan Auxis rochei. Data produksi tahun 1999-2007 Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan  menunjukkan bahwa terjadi peningkatan produksi dan jumlah nelayan untuk melakukan penangkapan ikan tongkol.  Permintaan ikan yang meningkat tentu berpengaruh positif bagi peningkatan pendapatan nelayan, namun perlu disadari bahwa peningkatan permintaan sumberdaya tersebut selalu diikuti tekanan untuk melakukan eksploitasi semakin intensif. Tujuan penulisan adalah untuk mengetahui nilai lestari-Maksimum Sustainable Yield (MSY) dan Effort Optimal (Fopt.) ikan tongkol di perairan Selat Makassar Sulawesi Selatan serta mengetahui apakah telah terjadi over fishing atau belum dalam pemanfaatan ikan tongkol. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei 2010 bertempat di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilaksanakan dengan cara menganalisis data sekunder tahun 1999 sampai 2007 yang diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan dengan model Schaefer dan Fox. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa : 1) nilai lestari (MSY) ikan tongkol di Selat Makassar Sulawesi Selatan adalah 4.069,75 ton per tahun dengan penangkapan optimum (Fopt.) 1.666.666,67 trip per tahun. 2) Keberadaan populasi ikan Tongkol  di perairan Selat Makassar Sulawesi Selatan telah mengalami over fishing, dimana hasil penangkapan pada tahun 2007 sebesar 6.139.6 ton telah melewati nilai lestari (MSY) ikan tongkol sebesar 4.069,75 ton per tahun.
Ekosistem padang lamun (Manfaat, Fungsi dan Rehabilitasi) Umar Tangke
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 3, No 1 (2010)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.3.1.9-29

Abstract

Ekosistem  pesisir  umumnya  terdiri  atas  3  komponen  penyusun  yaitu  lamun, terumbu  karang  serta  mangrove.  Bersama-sama  ketiga  ekosistem  tersebut    membuat  wilayah    pesisir    menjadi    daerah    yang  relatif  sangat  subur  dan  produktif.    Komunitas  Lamun sangat berperan  penting  pada  fungsi-fungsi  biologis  dan  fisik  dari  lingkungan  pesisir.    Pola zonasi  padang    lamun    adalah    gambaran    yang    berupa    rangkaian/model  lingkungan  dengan    dasar    kondisi    ekologis    yang    sama    pada    padang  lamun.    Aktivitas  manusia  di sekitar  pesisir  dapat  berupa  pertanian,  peternakan  dan  pelabuhan  tradisional  serta pemukiman  penduduk. Oleh karena aktivitas  manusia  yang  tidak  memperhatikan  lingkungan pesisir    akan        mengakibatkan        perubahan        komunitas        lamun        sebagai    penunjang    ekosistem  pesisir.    Banyak      kegiatan      pembangunan      di   wilayah   pesisir   telah   mengorbankan ekosistem  padang  lamun,  seperti  kegiatan    reklamasi    untuk    pembangunan    kawasan  industri    atau  pelabuhan    ternyata    menurut    data    yang  diperoleh      telah      terjadi   pengurangan      terhadap  luasan      kawasan      padang      lamun,      Sehingga pertumbuhan,  produksi  ataupun  biomasanya  akan  mengalami  penyusutan. Di  sisi  lain  masih  kurang  upaya  yang  kita  berikan  untuk  menyelamatkan ekosistem  ini.  Meskipun  data    mengenai    kerusakan    ekosistem    padang  lamun  tidak  tersedia  tetapi  faktanya sudah banyak mengalami degradasi akibat aktivitas di darat.  Sebagai  sumber  daya  pesisir,  ekosistem  padang  lamun    memiliki    multi    fungsi  untuk  menunjang  sistem  kehidupan  dan berperan  penting  dalam  dinamika  pesisir  dan  laut,    terutama    perikanan  pantai    sehingga    pemeliharaan    dan    rehabilitasi    ekosistem  lamun   merupakan      salah      satu      alasan      untuk      tetap      mempertahankan   keberadaan ekosistem  tersebut.

Page 2 of 2 | Total Record : 20