cover
Contact Name
Arif Abadi, S.Kom.
Contact Email
penerbitan@isbi.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
penerbitan@isbi.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Panggung
ISSN : -     EISSN : 25023640     DOI : -
Core Subject : Education,
Panggung is online peer-review journal focusing on studies and researches in the areas related to performing arts and culture studies with various perspectives. The journal invites scholars, researchers, and students to contribute the result of their studies and researches in those areas mentioned above related to arts and culture in Indonesia and Southeast Asia in different perspectives.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 23, No 1 (2013): Strategi dan Transformasi Tradisi Kreatif: Pembacaan, Pemaknaan, dan Pembelajar" : 8 Documents clear
Analisis Ornamen pada Lagu Dangdanggula Degung dalam Tembang Sunda Cianjuran Elis Rosliani
PANGGUNG Vol 23, No 1 (2013): Strategi dan Transformasi Tradisi Kreatif: Pembacaan, Pemaknaan, dan Pembelajar
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.695 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v23i1.87

Abstract

AbstractThis paper is an analysis study on Dangdanggula Degung Song viewed with Antagonistic Dualism theory by Jakob Sumardjo. The song, textually, has a strong and dynamic character. To verify public views (especially the community of Tembang Sunda Cianjuran) that Dangdanggula Degung Song has a strong and dynamic character, the song has been tried to be analyzed from the point of ornament position and the contour of the melody. The result of this musical analysis study is then interpreted referring to the theory of Antagonistic Dualism by Jakob Sumardjo. Based on this interpretation, a paradoxical phenomenon was found as an illustration of Tritangtu pattern of Sundanese people. This is the subject matter to be discussed in this paper.Keywords: ornament, Dangdanggula Degung song, Tembang Sunda Cianjuran AbstrakTulisan ini merupakan kajian analisis terhadap lagu Dangdanggula Degung ditinjau berdasarkan teori Dualisme Antagonistik Jakob Sumardjo. Secara tekstual, lagu tersebut memiliki karakter gagah dan dinamis. Untuk membuktikan pendapat umum (khususnya komunitas Tembang Sunda Cianjuran) bahwa lagu Dangdanggula Degung memiliki karakter gagah  dan dinamis, maka lagu tersebut dicoba dianalisis dari sisi penempatan ornamen dan kontur melodinya. Hasil kajian analisis musikal ini kemudian diinterpretasikan dengan merujuk pada teori Dualisme Antagonistik Jakob Sumardjo. Berdasarkan interpretasi tersebut ditemukan sebuah fenomena yang bersifat paradoks sebagai gambaran pola Tritangtu masyarakat Sunda. Inilah pokok bahasan  yang akan diuraikan dalam tulisan ini.Kata Kunci: ornamen, lagu Dangdanggula Degung, Tembang Sunda Cianjuran 
Transformasi Visual Tokoh Mahabharata dalam Sejarah Komik Indonesia Wagiono Sunarto
PANGGUNG Vol 23, No 1 (2013): Strategi dan Transformasi Tradisi Kreatif: Pembacaan, Pemaknaan, dan Pembelajar
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (687.788 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v23i1.82

Abstract

ABSTRACT The great epic of Mahabharata was created through a long period of time in the eastern Punyab region, India. The process of writing was initiated around 300 BC, and in 7 centuries the book was developed by many generations of writers until the final stage which consists of about 10.000 celokas in 18 parwas. After initial stages of development, the great epic continued to spread to other coun­ tries and regions, especially to cultures which were influenced by Hindu’s or Budha’s civilization, including Indonesia (Java, Bali, Lombok, and other regions). In Indonesia, the story was rewriten, reinterpreted and readapted over and over into many spreading cultures and eventually transformed into many forms of visual and performing arts. The long proccess of construction and reconstraction of the story and the characters was a very interesting cultural proccess which is still in progress in our time. The phenomena could be observed in the adaption of the story in the history of Indonesian Comic Books, particullary in the transformation of visual styles in some of modern comic book exam­ ples. This visual transformation reflects the change of cultural values and communication circum­ stances in particular time of history, which in turn change the world’s view of the creator in respons to, and relevant with the value changes of the society. Keywords: Visual transformation, Indonesian comic history   ABSTRAK Epik  besar  Mahabharata tercipta melalui jangka waktu yang  panjang di  bagian  timur wilayah Punyab, India. Proses penulisannya dimulai sekitar 300 SM, dan selama 7 abad buku tersebut dikembangkan oleh berbagai generasi penulis sampai pada tahap akhir yang terdiri atas sekitar 10.000 celoka dalam 18 parwa. Setelah tahap awal pengembangannya, epik besar tersebut terus menyebar ke negara-negara dan daerah-daerah lain, khususnya ke masyarakat yang dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu atau Budha, termasuk Indone- sia (Jawa, Bali, Lombok, dan daerah lainnya). Di Indonesia, cerita tersebut ditulis ulang, ditafsirkan dan diadaptasi kembali ke berbagai budaya dan akhirnya ditransformasikan ke dalam berbagai bentuk seni visual dan pertunjukan. Proses konstruksi dan rekonstruksi yang panjang dari cerita dan karakter itu merupakan proses budaya yang sangat menarik yang masih berlangsung hingga masa kini. Fenomenanya dapat diamati melalui adaptasi dari kisah dalam sejarah Buku Komik Indonesia, khususnya pada transformasi gaya visual dalam beberapa contoh buku komik modern. Transformasi visual ini mencerminkan per- ubahan nilai-nilai budaya dan suasana komunikasi pada waktu tertentu dalam sejarah, yang pada gilirannya mengubah cara pandang respon kreator, serta relevan dengan per- ubahan nilai-nilai masyarakat. Kata kunci: transformasi visual, sejarah komik Indonesia
Meningkatkan Hasil Belajar Menari Kreatif Melalui Pendekatan Pembelajaran Piaget Dan Vygotsky Melina Surya Dewi
PANGGUNG Vol 23, No 1 (2013): Strategi dan Transformasi Tradisi Kreatif: Pembacaan, Pemaknaan, dan Pembelajar
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.495 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v23i1.88

Abstract

AbstractThis paper discusses the result of a research of learning improvement which uses the action research method with one cycle.  The research aims at: 1) improving the creative dance learning; and 2) understanding the effectiveness of the Piaget and Vygotsky learning approaches.  The sample of the research is B-class students of Santa Ursula Kindergarten of Central Jakarta. Based on the data obtained quantitatively (pre-test and post-test) and class observation, it could be concluded that there is an improvement to the outcomes of the students dance learning, and that the Piaget and Vygotsky learning approaches are effective to be implemented at B-class of Santa Ursula Kindergarten.  Based on the research outcomes, it can be recommended that Kindergarten teachers use the Piaget and Vygotsky learning approaches which are adapted to the condition and situation of each school. Key words: creative dance learning, Piaget and Vygotsky learning approaches AbstrakTulisan ini membahas hasil penelitian peningkatan pembelajaran yang menggunakan metode penelitian tindakan dengan satu siklus. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) meningkatkan pembelajaran tari kreatif, dan 2) memahami keefektifan pendekatan pembelajaran Piaget dan Vygotsky. Sampel dari penelitian ini adalah siswa-siswa kelas B Taman Kanak-Kanak Santa Ursula Jakarta Pusat. Berdasarkan data yang diperoleh secara kuantitatif (pre-test dan post-test) dan observasi kelas, dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan terhadap hasil pembelajaran tari para siswa, dan bahwa pendekatan pembelajaran Piaget dan Vygotsky efektif diimplementasikan pada kelas B Taman Kanak-Kanak Santa Ursula. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, guru-guru Taman Kanak-Kanak disarankan untuk menggunakan pendekatan pembelajaran Piaget dan Vygotsky yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing sekolah. Kata Kunci: belajar menari kreatif, pendekatan pembelajaran Piaget dan Vygotsky   
Konsep dan Metode Garap dalam Penciptaan Tepak Kendang Jaipongan Saepudin, Asep
PANGGUNG Vol 23, No 1 (2013): Strategi dan Transformasi Tradisi Kreatif: Pembacaan, Pemaknaan, dan Pembelajar
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (613.35 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v23i1.84

Abstract

ABSTRACT This article aims to explore the process of creation of Tepak Kendang Jaipongan by Suwanda. The idea of Tepak Kendang was obtained through four processes: 1) the direct participation of the creator (Suwanda) into the popular arts; 2) the appreciation results of various kinds of art; 3) the stimulation of various kinds of dance movement; and 4) the inspiration of the songs which are sung by the singers (Sinden). Tepak Kendang Jaipongan was sourced from various kinds of genre, namely Ketuk Tilu, Topéng Banjét, Wayang Golék, Kiliningan, Bajidoran, Pencak Silat and Tarling. The many kinds of Sundanese Tepak Kendang were arranged with the concept of ‘freedom’ and ‘novelty’. The method which is used to create Tepang Kendang Jaipongan is ‘ngolah nu aya maké cara: salambar langsung saayana tinu heubeul, ‘janten ku nyalira’, ngarobah nu aya (‘ditambah’, ‘dikurangan’, ‘dipotong’,‘dikerepan’, ‘dicarangan’). Keywords: Method of creation, Tepak Kendang Jaipongan  ABSTRAK Tulisan ini bertujuan untuk menggali proses penciptaan tepak kendang jaipongan dari kreatornya yakni Suwanda. Ide tepak kendang diperoleh melalui empat proses yaitu Suwan- da terjun langsung ke dalam jenis kesenian yang sedang populer, hasil apresiasi terhadap berbagai jenis kesenian, terangsang oleh ragam gerak tari, serta karena terinspirasi lagu yang dibawakan oleh pesindén. Tepak kendang jaipongan bersumber dari berbagai jenis ke- tsenian seperti Ketuk Tilu, Topéng Banjét, Wayang Golék, Kiliningan, Bajidoran, Penca Silat dan Tarling. Kekayaan ragam tepak kendang Sunda digarap dengan konsep “kebebasan dan ‘ke- baruan’. Metode yang digunakan untuk menciptakan tepak kendang jaipongan adalah “ngo­ lah nu aya maké cara: salambar langsung saayana tinu heubeul, ‘janten ku nyalira’, ngarobah nu aya (‘ditambah’, ‘dikurangan’, ‘dipotong’, ‘dikerepan’, ‘dicarangan’)”. Kata kunci: Metode garap, Tepak Kendang Jaipongan Konsep dan Metode Garap dalamPenciptaan Tepak Kendang Jaipongan
Penciptaan Batik Melayu Sumatera Utara Atmojo, Wahyu Tri
PANGGUNG Vol 23, No 1 (2013): Strategi dan Transformasi Tradisi Kreatif: Pembacaan, Pemaknaan, dan Pembelajar
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.861 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v23i1.89

Abstract

ABSTRACT North Sumatera is rich with local cultures, one of them is Malay’s ornament with its various mo­ tives. Unfortunately, it has not directly touched the human daily needs. The ornament which con­ tains patterns and motives needs a real effort to be formed into work of art that touches men’s need. The shape and form are implemented into batik work. The process of batik creation needs several steps in series. Making the design, applying the wax, coloring the motives, and vanishing the wax are the steps that must be taken in the process of batik creation. The products of batik creation among others are batik shirt, batik pillowcase, etc. The coloring process uses napthol with green and yellow as the specific colors of Malay ethnic. Therefore, the specific Malay batik as the local identity in North Sumatera emanates. Keywords: batik creation, Malay’s ornament    ABSTRAK Sumatera Utara memiliki kekayaan budaya lokal, salah satu di antaranya adalah ornamen Melayu  dengan  berbagai  motif.  Akan  tetapi  penerapannya belum  menyentuh  secara langsung terhadap kebutuhan masyarakat. Ornamen yang di dalamnya mengandung pola dan motif memerlukan usaha nyata untuk dapat diwujudkan sebagai karya seni yang ber- hubungan langsung dengan kebutuhan manusia. Bentuk dan wujud diimplementasikan ke dalam karya batik. Proses penciptaan batik memerlukan beberapa tahapan yang saling berurutan. Pembuatan desain, pencantingan, pewarnaan hingga proses menghilangkan li- lin merupakan tahapan yang harus dijalani sebagai langkah di  dalam proses penciptaan batik. Hasil proses penciptaan batik berupa baju batik lengan pendek, sarung bantal kursi, dan lain-lain. Semua produk batik tersebut menggunakan motif Melayu Sumatera Utara. Proses pewarnaan menggunakan napthol dengan warna hijau dan kuning sebagai warna khas etnis Melayu. Dengan demikian muncul batik khas Melayu sebagai identitas lokal di Sumatera Utara. Kata kunci: penciptaan batik, ornament Melayu
Internalisasi Nilai Kebersamaan melalui Pembelajaran Seni Gamelan (Pendidikan Karakter bagi Mahasiswa) Suhendi Afryanto
PANGGUNG Vol 23, No 1 (2013): Strategi dan Transformasi Tradisi Kreatif: Pembacaan, Pemaknaan, dan Pembelajar
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.5 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v23i1.85

Abstract

ABSTRACT The research is motivated by imbalance behaviors among the younger generation as the responsible generation for continuing the national aspiration which has been in very alarming point. These im­ balance behaviors are (1) integrity crisis and promiscuity among students, (2) gang fight between students who are intellectually should set a good example to the society (3) distortion of togetherness value, and (4) widespread loss of national character or identity that caused multi dimension crisis which leads to disintegration process. Consequently, it is necessary to provide an alternative solution to restore peaceful life and uphold togetherness value as a part of distinctive Indonesian national character through formal educational dimension. Keywords: Togetherness Value­Gamelan­Character Education  ABSTRAK Penelitian ini termotivasi oleh ketidakseimbangan perilaku di kalangan generasi muda se- bagai generasi yang bertanggung jawab untuk melanjutkan aspirasi nasional yang telah berada pada titik yang sangat mengkhawatirkan. Ketidakseimbangan perilaku itu ialah (1) krisis integritas dan pergaulan bebas di kalangan mahasiswa, (2) tawuran antara ma- hasiswa yang secara intelektual seharusnya memberikan contoh yang baik kepada ma- syarakat (3) distorsi nilai kebersamaan, dan (4) hilangnya karakter atau identitas nasional secara luas yang menyebabkan krisis multi dimensi yang mengarah pada proses disinte- grasi. Oleh karena itu, perlu memberikan solusi alternatif untuk memulihkan kehidupan yang damai dan menjunjung tinggi nilai kebersamaan sebagai bagian dari karakter nasio- nal khas Indonesia melalui dimensi pendidikan formal. Kata kunci: nilai kebersamaan, Pembelajaran Seni Gamelan, pendidikan karakter  
Pertunjukan Wayang sebagai Salah Satu Bentuk Ruang Mediasi Pendidikan Budi Pekerti Suyanto -
PANGGUNG Vol 23, No 1 (2013): Strategi dan Transformasi Tradisi Kreatif: Pembacaan, Pemaknaan, dan Pembelajar
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.512 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v23i1.90

Abstract

ABSTRACT This article is an abstraction of my research entitled “Pendidikan Budi­pekerti dalam Pertunjukan Wayang” (Moral Education within Wayang Performance). The purpose of the research is to un­ derstand how far Wayang performance has a function as a speech of mediation of moral education especially for the young generation. Based on the pakeliran material of Lakon Begawan Ciptaning by Bambang Suwarno, it can be described that Wayang performance is a medium for moral education. “Lakon Ciptaning” has a value content which is able to become a source of inspiration on education of character building. Key words: Wayang performance, moral education  ABSTRAK Artikel ini merupakan intisari dari hasil penelitian yang berjudul “Pendidikan Budi Pekerti dalam Pertunjukan Wayang”. Penelitian tersebut dilakukan guna mengetahui sejauh mana pertunjukan Wayang berperan sebagai suatu mediasi pendidikan moral, terutama bagi gen- erasi muda. Berpijak dari materi pakeliran pada Lakon Begawan Ciptaning sajian Bambang Suwarno, dapat diambil suatu gambaran bahwa pertunjukan Wayang merupakan suatu wahana pendidikan moral. Lakon Ciptaning memiliki kandungan nilai yang dapat menjadi sumber inspirasi pendidikan karakter. Kata kunci: pertunjukan Wayang, pendidikan budi pekerti
Estetika Tari Minang dalam Kesenian Randai Analisis Tekstual-Kontekstual Sri Rustiyanti; Fatimah Djajasudarma; Endang Caturwati; Lina Meilinawati
PANGGUNG Vol 23, No 1 (2013): Strategi dan Transformasi Tradisi Kreatif: Pembacaan, Pemaknaan, dan Pembelajar
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.598 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v23i1.86

Abstract

ABSTRACT This paper reveals textual and contextual Randai, among other things, an analysis of Gerak Ga­ lombang Randai, an analysis of the character of Anak Randai, and at the end of the study series, to reveal the values contained in Randai as a cultural reality, which in principle is an inseparable part of the existence of Minangkabau community as the cultural support. The variety of motion used in Gerak Galombang Randai is not only a decoration of the motion beauty (tangible), but it also can be translated, as well as a symbol or emblem that has educational meanings (intangible), and can be an example of the daily life of the indigenous Minangkabau society. Keywords: Minang Dance aesthetic, Randai, textual­contextual analysis  ABSTRAK Tulisan ini mengungkap teksual dan kontekstual Randai, di antaranya, analisis terhadap gerak galombang Randai, analisis karakter tokoh anak Randai, dan sebagai akhir dari rang- kaian penelitian ini, mengungkapkan nilai-nilai yang terdapat pada Randai sebagai realitas budaya, yang pada prinsipnya merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari eksistensi masyarakat Minangkabau sebagai penyangga kebudayaan. Ragam gerak yang digunakan dalam gerak galombang Randai itu kiranya tidak hanya sekedar hiasan keindahan gerak be- laka (tangibel), namun ia dapat diterjemahkan, sekaligus merupakan simbol atau lambang yang bermakna  mendidik (intangibel), dan dapat   menjadi teladan dalam kehidupan se- hari-hari dalam masyarakat adat di Minangkabau. Kata Kunci: estetika Tari Minang, Randai, analisis tekstual-kontekstual  

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2013 2013


Filter By Issues
All Issue Vol 33, No 3 (2023): Resiliensi Budaya sebagai Ketahanan dalam Menjaga Tradisi hingga Ekonomi Kreati Vol 33, No 2 (2023): Ideologi, Identitas, dan Kontekstualitas Seni Budaya Media Vol 33, No 1 (2023): Nilai-Nilai Seni Indonesia: Rekonstruksi, Implementasi, dan Inovasi Vol 32, No 4 (2022): Keragaman Budaya, Kajian Seni, dan Media Vol 32, No 3 (2022): Komodifikasi dan Komoditas Seni Budaya di Era industri Kreatif Vol 32, No 2 (2022): Ragam Fenomena Budaya dan Konsep Seni Vol 32, No 1 (2022): Varian Model Proses Kreatif dalam Cipta Karya Seni Vol 31, No 4 (2021): Implementasi Revitalisasi Identitas Seni Tradisi Vol 31, No 3 (2021): Budaya Ritual, Tradisi, dan Kreativitas Vol 31, No 2 (2021): Estetika Dalam Keberagaman Fungsi, Makna, dan Nilai Seni Vol 31, No 1 (2021): Eksistensi Seni Budaya di Masa Pandemi Vol 30, No 4 (2020): Kearifan Lokal dalam Metode, Model dan Inovasi Seni Vol 30, No 3 (2020): Pewarisan Seni Budaya: Konsepsi dan Ekspresi Vol 30, No 2 (2020): Identitas Sosial Budaya dan Ekonomi Kreatif Vol 30, No 1 (2020): Polisemi dalam Interpretasi Tradisi Kreatif Vol 29, No 4 (2019): Keragaman Seni dan Inovasi Estetik Vol 29, No 3 (2019): Transformasi Bentuk dan Nilai dalam Seni Budaya Tradisi Vol 29, No 2 (2019): Konstruksi Identitas Budaya dalam Seni dan Sastra Vol 29, No 1 (2019): Pegeseran Estetik Dalam Seni Budaya Tradisi Masa Kini Vol 28, No 4 (2018): Dinamika Seni Tradisi dan Modern: Kontinuitas dan Perubahan Vol 28, No 3 (2018): Identitas Kelokalan dalam Keragaman Seni Budaya Nusantara Vol 28, No 2 (2018): Dinamika Keilmuan Seni Budaya dalam Inovasi Bentuk dan Fungsi Vol 28, No 2 (2018): Dinamika Keilmuan Seni Budaya dalam Inovasi Bentuk dan Fungsi Vol 28, No 1 (2018): Kontestasi Tradisi: Seni dalam Visualisasi Estetik, Naskah, dan Pertunjukan Vol 28, No 1 (2018): Kontestasi Tradisi: Seni dalam Visualisasi Estetik, Naskah, dan Pertunjukan Vol 27, No 4 (2017): Comparison and Development in Visual Arts, Performing Arts, and Education in Co Vol 27, No 4 (2017): Comparison and Development in Visual Arts, Performing Arts, and Education in C Vol 27, No 3 (2017): Education, Creation, and Cultural Expression in Art Vol 27, No 3 (2017): Education, Creation, and Cultural Expression in Art Vol 27, No 2 (2017): The Revitalization of Tradition, Ritual and Tourism Arts Vol 27, No 2 (2017): The Revitalization of Tradition, Ritual and Tourism Arts Vol 27, No 1 (2017): Pergeseran Dimensi Estetik dalam Teknik, Pragmatik, Filsafat, dan Imagi Vol 27, No 1 (2017): Pergeseran Dimensi Estetik dalam Teknik, Pragmatik, Filsafat, dan Imagi Vol 26, No 4 (2016): Orientalisme & Oksidentalisme Sebagai Relasi, Dominasi, dan Batasan dalam Este Vol 26, No 4 (2016): Orientalisme & Oksidentalisme Sebagai Relasi, Dominasi, dan Batasan dalam Estet Vol 26, No 3 (2016): Visualisasi Nilai, Konsep, Narasi, Reputasi Seni Rupa dan Seni Pertunjukan Vol 26, No 3 (2016): Visualisasi Nilai, Konsep, Narasi, Reputasi Seni Rupa dan Seni Pertunjukan Vol 26, No 2 (2016): Semiotika, Estetika, dan Kreativitas Visual Budaya Vol 26, No 2 (2016): Semiotika, Estetika, dan Kreativitas Visual Budaya Vol 26, No 1 (2016): Nilai dan Identitas Seni Tradisi dalam Penguatan Budaya Bangsa Vol 26, No 1 (2016): Nilai dan Identitas Seni Tradisi dalam Penguatan Budaya Bangsa Vol 25, No 4 (2015): Representasi, Transformasi, Identitas dan Tanda Dalam Karya Seni Vol 25, No 4 (2015): Representasi, Transformasi, Identitas dan Tanda Dalam Karya Seni Vol 25, No 3 (2015): Ekspresi, Makna dan Fungsi Seni Vol 25, No 3 (2015): Ekspresi, Makna dan Fungsi Seni Vol 25, No 2 (2015): Pendidikan, Metode, dan Aplikasi Seni Vol 25, No 2 (2015): Pendidikan, Metode, dan Aplikasi Seni Vol 25, No 1 (2015): Kontribusi Seni Bagi Masyarakat Vol 25, No 1 (2015): Kontribusi Seni Bagi Masyarakat Vol 24, No 4 (2014): Dinamika Seni Tari, Rupa dan Desain Vol 24, No 4 (2014): Dinamika Seni Tari, Rupa dan Desain Vol 24, No 3 (2014): Identitas dalam Bingkai Seni Vol 24, No 3 (2014): Identitas dalam Bingkai Seni Vol 24, No 2 (2014): Modifikasi, Rekonstruksi, Revitalisasi, dan Visualisasi Seni Vol 24, No 2 (2014): Modifikasi, Rekonstruksi, Revitalisasi, dan Visualisasi Seni Vol 24, No 1 (2014): Fenomena dan Estetika Seni Vol 24, No 1 (2014): Fenomena dan Estetika Seni Vol 23, No 4 (2013): Membaca Tradisi Kreatif, Menelisik Ruang Transendental Vol 23, No 4 (2013): Membaca Tradisi Kreatif, Menelisik Ruang Transendental Vol 23, No 3 (2013): Sejarah, Konseptualisasi, dan Praksis Tradisi Kreatif Seni Vol 23, No 3 (2013): Sejarah, Konseptualisasi, dan Praksis Tradisi Kreatif Seni Vol 23, No 2 (2013): Eksplorasi Gagasan, Identitas, dam Keberdayaan Seni Vol 23, No 2 (2013): Eksplorasi Gagasan, Identitas, dam Keberdayaan Seni Vol 23, No 1 (2013): Strategi dan Transformasi Tradisi Kreatif: Pembacaan, Pemaknaan, dan Pembelajar Vol 23, No 1 (2013): Strategi dan Transformasi Tradisi Kreatif: Pembacaan, Pemaknaan, dan Pembelaja Vol 22, No 4 (2012): Dimensi Sejarah, Transformasi, dan Diseminasi Seni Vol 22, No 4 (2012): Dimensi Sejarah, Transformasi, dan Diseminasi Seni Vol 22, No 3 (2012): Manifestasi Konsep, Estetika, dan Makna Seni dalam Keberbagaian Ekspresi Vol 22, No 3 (2012): Manifestasi Konsep, Estetika, dan Makna Seni dalam Keberbagaian Ekspresi Vol 22, No 2 (2012): Signifikasi Makna Seni Dalam Berbagai Dimensi Vol 22, No 2 (2012): Signifikasi Makna Seni Dalam Berbagai Dimensi Vol 22, No 1 (2012): Menggali KEkayaan Bentuk dan Makna Seni Vol 22, No 1 (2012): Menggali KEkayaan Bentuk dan Makna Seni Vol 21, No 3 (2011): Narasi Metaforik. Strategi, dan Elanvital Vol 21, No 3 (2011): Narasi Metaforik. Strategi, dan Elanvital Vol 21, No 2 (2011): Simbol, Dokumentasi, dan Pengaruh Eksternal Seni Vol 21, No 2 (2011): Simbol, Dokumentasi, dan Pengaruh Eksternal Seni Vol 21, No 1 (2011): Seni, Lokalitas, Vitalitas, dan Pemaknaan Vol 18, No 1 (2008): Komunikasi, Makna Tekstual dan Kontekstual dalam Seni Pertunjukan Vol 18, No 1 (2008): Komunikasi, Makna Tekstual dan Kontekstual dalam Seni Pertunjukan Vol 15, No 36 (2005): JURNAL PANGGUNG: JURNAL SENI STSI BANDUNG Vol 1, No 31 (2004): Aksi Parsons Dalam Bajidor: Sistem Mata Pencaharian Komunitas Seni Tradisional Vol 1, No 31 (2004): Aksi Parsons Dalam Bajidor: Sistem Mata Pencaharian Komunitas Seni Tradision More Issue