cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
,
INDONESIA
JURNAL WALENNAE
ISSN : 14110571     EISSN : 2580121X     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
Walennae’s name was taken from the oldest river, archaeologically, which had flowed most of ancient life even today in South Sulawesi. Walennae Journal is published by Balai Arkeologi Sulawesi Selatan as a way of publication and information on research results in the archaeology and related sciences. This journal is intended for the development of science as a reference that can be accessed by researchers, students, and the general public.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 10 No 2 (2008)" : 7 Documents clear
BENTUK DAN PERANAN BUDAYA MEGALITIK PADA BEBERAPA SITUS DI KABUPATEN BANTAENG Akin Duli
WalennaE Vol 10 No 2 (2008)
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7138.824 KB) | DOI: 10.24832/wln.v10i2.190

Abstract

Tradisi pendirian bangunan meglitik selalu berdasarkan pada kepercayaan antara yang hidup dan yang mati. Bngunan ini kemudian menjadi medium penghormatan sekaligus lambing si-mati. Konsepsi pemujaan nenek moyang melahirkan tata carayang menjaga tingkah laku masyarakat di dunia fana. Berdasarkan hasil penelitian diberbagai daerah di Indonesia dapat diketahui bentuk peninggalan megalitik. Sulawesi selatan penelitian tentang kebudayaan megalitik baru dilakukan sejak tahun 1990-an, termasuk di Kabupaten Bantaeng yang telah dilakukan beberapa penelitian awal terhadap budaya megalitik. Tujuan dari penulisan ini, yaitu menggambarkan bentuk dan peranan budaya megalitik di Kabupaten Bantaeng. Metode yang dilakukan berupa pengumpulan data dan klasifikasi data yang diakdiri dengan interpretasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa bentuk dan makna tradisi megalitik di Bantaeng, tentang kepercayaan dan kosmologis yang disebut Patuntung, ajaran kepercayaan tersebut mengenai konsep kepercayaan terhadap alam kehidupan setelah mati. Konsep kepercayaan tersebut kemudian diimplementasikan dalam upacara penyembahan arwah leluhur. Letak pekuburan selalu dekat dari pemukiman yang menunjukkan bahwa kubur merupakan salah satu unsur dari suatu pola permukiman.
KANDUNGAN DAN MAKNA INSKRIPSI PADA KOMPLEKS MAKAM KUNO KATANGKA nfn Rosmawati
WalennaE Vol 10 No 2 (2008)
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5095.846 KB) | DOI: 10.24832/wln.v10i2.191

Abstract

Monumen khusus makam dapat dilihat dari aspek bentuk dan estetiknya, utamanya dari aspek dekoratifnya. Penerapan inskripsi huruf Arab bersumber dari bangsa Arab, inskripsi huruf Arab yang diterapkan pada bangunan-bangunan suci umat Islam khususnya pada makam tentunya dilatarbelakangi ole hide-ide keislaman pembuatnya. Permasalahan penelitian ini tertuju pada ragam hias maupun tulisan (inskripsi) yang terdapat pada makam kuna katangka. Tujuan dari penelitian ini, yaitu mengambarkan kandungan dan makna inskripsi pada bangunan makam katangka. Metode yang digunakan berupa pengumpulan data, pengelompokan data dan diakhiri dengan interpretasi. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan kemampuan huruf Arab beradaptasi dengan budaya yang ada sebelumnya yang dikenal huruf serang yaitu huruf Arab sebagai unsur budaya baru dengan bahasa Makassar sebagai unsure lokal. Bentuk media seperti segitiga yang menyerupai gunungan, media berbentuk lingkaran, media berbentuk bunga teratai merupakan nilai-nilai budaya asli sebelum masuknya Islam. Media tersebut kemudian berakulturasi dengan penerapan inskripsi huruf Arab yang dating kemudian. Inskripsi pada kompleks makam katangka berisi nama, riwayat hidup, kapan meninggal, silsilah keturunan, jasa almarhum, system birokrasi yang ditulis huruf serang. Sedangkan inskripsi yang ditulis bahasa Arab berupa doa-doa dan basmalah. Penerapan inskripsi ini tidak terlepas dari dua perspektif doktrin yaitu agama dan sejarah.
KUBUR ISLAM KUNO DI PESISIR SULAWESI SELATAN DAN SULAWESI BARAT nfn Muhaeminah
WalennaE Vol 10 No 2 (2008)
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2463.908 KB) | DOI: 10.24832/wln.v10i2.192

Abstract

Nisan termasuk tinggalan arkeologi Islam yang banyak terdapat di Sulawesi Selatan. Tinggalan arkeologi Islam tidak terlepas dari sejarah kerajaan yang ada di Sulawesi Selatan sekitar abad XIV, dimana tinggalan berupa nisan yang amat bervariasi. Penelitian ini akan bertumpu pada bentuk-bentuk nisan yang ada di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Tujuan penelitian ini, untuk mengungkapkan bentuk-bentuk nisan yang tersebar di beberapa kompleks makam yang ada di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Metode yang digunakan yaitu pengumpulan data dan pengelompokan data. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bangunan makam di beberapa  daerah tampaknya tidak mempunyai bentuk yang sama. Analisis bentuk memperlihatkan tipe nisan tertentu  di pesisir barat laut Sulawesi Selatan (Majene dan Polewali Mamasa) dan kelompok lainnya berada di pesisir selatan (Gowa dan Bantaeng). Perbedaan karakter pada bentuk nisan dipengaruhi oleh budaya dan sejarah masuknya Islam di dua wilayah tersebut.
SEJARAH DAN ARKEOLOGI TANETE BARRU PROPINSI SULAWESI SELATAN nfn Muhaeminah
WalennaE Vol 10 No 2 (2008)
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4541.586 KB) | DOI: 10.24832/wln.v10i2.193

Abstract

Sejarah Sulawesi Selatan di awali dengan mitos La Galigo, meskipun naskah tersebut mereupakan sebuah karya sastra yang dijadikan penuntun hidup. Naskah tersebut merupakan visualisasi tentang aspek kehidupan pada masyarakat Tanete masa lalu. Tanete adalah sebuah nama kerajaan kecil di kabupaten Barru Sulawesi Selatan. Tulisan kecil ini mencoba mengungkapkan sejarah Tanete yang kurang dikenal. keterbatasan data mendorong untuk mengeksplorasi pada tingkat semi makro. Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan sejarah pemukiman wilayah Tanete Barru nerdasarkan tinggalan arkeologi. Metode yang dilakukan berupa pengumpulan data dan pengelompokkan data yang dihasilkan melalui survei dan deskripsi. Hasil yang diperoleh bahwa sumber sejarah dari beberapa buku dan naskah banyak yang relevan dengan hasil penelitian mengenai makam-makam raja-raja disekitar wilayah kabupaten Barru. Sejarah di dalam naskah kuna menunjukkan pemerintahan tradisional Tanete abad XVII-XVIII telah banyak memiliki peranan, seperti upaya mengembangkan wilayah Tanete sampai ke desa-desa sebagai daerah kekuasaan.
PENGARUH RELIGI DAN LINGKUNGAN TERHADAP POLA PERMUKIMAN MASYARAKAT KAJANG, SULAWESI SELATAN Nani Somba
WalennaE Vol 10 No 2 (2008)
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6476.083 KB) | DOI: 10.24832/wln.v10i2.196

Abstract

Pola permukiman dapat memberikan gambaran mengenai ide dasar yang sangat terkait dengan berbagai aspek kehidupan masyarakat, misalnya religi, pertanian, transportasi, perdagangan dan sebagainya. Tradisi dan budaya di daerah Kajang, kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan juga tampak dari berbagai aktifitas religi dan bentuk pola permukiman masih kental dengan aturan adat yang berlaku dalam masyarakat Kajang. Melihat kondisi wilayah tersebut, maka timbul pertanyaan mengenai bagaimanakah kehidupan masyarakat Kajang di dalam kawasan adat yang masih memegang teguh adat dan tradisi leluhurnya. Tujuan penelitian ini untuk dapat merekonstruksi cara hidup manusia dan dapat ikut melestarikan warisan budaya agar tidak punah. Metode yang dilakukan yaitu melakukan penjaringan dan pengolahan data lapangan melalui tahap pengumpulan data, pengolahan dan analisis data serta eksplanasi. Hasil yang diperoleh bahwa kehidupan masyarakat adat Tanatoa merupakan salah satu cermin kehidupan masa lalu yang masih berlangsung sampai sekarang. Selain itu, pola permukiman di Kajang merupakan pola permukiman yang mengelompok, yang didasarkan pada alasan praktis dan dalam berinteraksi lebih mudah. Hal ini menunjukkan adanya rasa kebersamaan dan persatuan yang sangat kuat di dalam kehidupan masyarakat Kajang.
TEMUAN ALAT SERPIH DARI SITUS TINCO Nani Somba
WalennaE Vol 10 No 2 (2008)
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3777.453 KB) | DOI: 10.24832/wln.v10i2.189

Abstract

Masa prasejarah, umumnya manusia menghasilkan alat litik untuk mempertahankan hidupnya. Perkakas batu yang mereka buat masih memiliki bentuk sederhana, tetapi disini juga tumbuh ide-ide yang berkembang dalam kehidupan mereka. Pada penelitian ini, penulis mencoba menjelaskan peristiwa arkeologis yang pernah terjadi di situs Tinco, khususnya dengan ditemukannya artefak perkakas serpih bilah, yang sebenarnya merupakan ciri khas masa mesolitik sedangkan situs Tinco merupakan situs megalitik. Tulisan ini bertujuan untuk menjabarkan temuan alat serpih yang ditemukan dalam satu lapisan budaya yang masih insitu dan berkorelasi dengan temuan lainnya seperti beliung persegi, fragmen gerabah, fragmen keramik, tulang dan gigi binatang serta tinggalan batu besar (megalitik). Metode yang digunakan, yaitu pengumpulan data, pengelompokan data dan interpretasi data. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa kesamaan tipologi dan teknologi alat serpih di situs Tinco dengan alat serpih dari gua hunian prasejarah bukan berarti berasal dari masa yang sejaman melainkan karena adanya dorongan akan kebutuhan hidup dan kondisi lingkungan yang sama. Keberadaan alat serpih di situs Tinco yang berasosiasi dengan berbagai tinggalan budaya lain tidak dapat dikatakan memiliki kronologi tua, tetapi diperkirakan sejaman dengan munculnya tradisi megalitik di Tinco.
MANAJEMEN SUMBERDAYA BUDAYA KOTA MAKASSAR “MENUJU STATUS KOTA DUNIA” Budianto Hakim
WalennaE Vol 10 No 2 (2008)
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2652.285 KB) | DOI: 10.24832/wln.v10i2.195

Abstract

Era Millenium ditandai dengan dunia yang semakin bordeless. Kota-kota di dunia berlomba meraih World Status, dalam perjuangan merebut status kota dunia maka kota harus berdaya tarik kuat untuk membangun citra dirinya. Kota-kota tersebut bersaing adu pamor yang digali dari perjalanan sejarah kota, bangsa dan Negara. Kota yang melestarikan dan mendayagunakan peninggalan arkeologisnya, khususnya bangunan bersejarah sebagai sebuah ciri, citra dan lambang kebanggaan kotanya. Sejalan dengan itu, lalu apa dengan kota Makassar?. Tujuan dari tulisan ini, untuk mencari jatidiri Makassar di masa lalu. Metode yang digunakan diantaranya, pengumpulan data dan pengklasifikasian data yang kemudian diinterpretasi untuk menghasilkan kesimpulan. Hasil dari penulisan ini bahwa kompleksitas konflik kepentingan yang terjadi di wilayah perkotaan bukanlah hal mudah untuk dijembatani. Perencanaan kota dalam hal ini pemerintah dan stekholdenta hendaknya duduk bersama untuk menciptakan sebuah kota yang memiliki suatu kesatuan sistem organisasi yang bersifat sosial, visual, maupun fisik yang terancang secara terpadu.

Page 1 of 1 | Total Record : 7