cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
JURNAL KONVERSI
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Jurnal Konversi Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta adalah jurnal nasional berbasis penelitian ilmiah, secara rutin diterbitkan oleh Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta
Arjuna Subject : -
Articles 137 Documents
PENGARUH LAMA PENGERINGAN TERHADAP MUTU MANISAN KERING BUAH CARICA (Carica candamarcensis) Mulya Yunita; Rahmawati Rahmawati
JURNAL KONVERSI Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.4.2.17-28

Abstract

Carica merupakan buah khas daerah Dieng yang memiliki rasa asam, pahit dan air tinggi, sehingga buah jarang dikonsumsi segar dan cepat rusak. Salah satu upaya untuk meningkatkan kegunaan buah, dengan mengurangi rasa asam dan kandungan airnya maka dibuat menjadi manisan kering. Manisan kering merupakan makanan ringan yang awet, dibuat dengan menambahkan gula dan mengeringkannya. Penelitian bertujuan mempelajari waktu pengeringan untuk memperoleh manisan kering buah carica berkualitas baik berdasarkan uji fisik (kekerasan dan rendemen), kimia (serat kasar, kadar air, kadar abu, protein, lemak, karbohidrat by different, Aw, total padatan terlarut, total gula dan total asam) serta uji organoleptik (uji mutu hedonik untuk warna, bau, tekstur, dan rasa; serta uji rangking berdasarkan tekstur). Data dianalisa dengan uji Anova dan uji lanjut Duncan. Waktu pengeringan yang digunakan adalah 9, 9.5, 10, 10.5 dan 11 jam. Hasil menunjukkan bahwa waktu pengeringan 10 jam menghasilkan produk terbaik. Karakteristik produk ini adalah mempunyai kekerasan 5593.28gf, rendemen 26.14%, serat kasar 1.08%, kadar air 20.05%, kadar abu 0.88%, kadar protein 1.39%, lemak 0.012%, karbohidrat by different 77.68%, aw 0.62%, total padatan terlarut 39.39% total dissolve solid, total gula 45.86%, total asam 0.61%, berwarna kekuningan, aroma buah kuat, tekstur yang kenyal dan berasa manis.
KONVERSI LIMBAH CAIR TAHU MENJADI GAS BIO MENGGUNAKAN AKTIVATOREFEKTIF MIKROORGANISME 4 (EM4) Ismiyati Ismiyati
JURNAL KONVERSI Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.1.1.%p

Abstract

ABSTRACT. Tofu liquid waste has a high potential to pollute water ecosystem, because so far it is disposed as is to sewerages around tofu factories. Nevertheless, tofu liquid waste is potentially convertible into biogas because it has BOD and COD exceeding 4000 mg/lt.The production of biogasfrom tofu liquid waste using an activator Effective Microorganism (EM4) is influenced by several underlying factors: volumes of waste,goat rumen and EM4. The objective of this study is to understand the feasibility of tofu liquid waste as a raw material of biogas, using additional materials of goat rumen and EM4 activator. The experiments were carried out in 5 batch reactors filled with 3000 ml waste and 300 ml rumen, and added with EM4activator varied for 0 ml, 25 ml, 50 ml, 75 ml and 100 ml. Based on our observations, it can be concluded that the addition of EM4in a batch process is positively correlated to the organicdecay of tofu liquid waste into biogas. The best result was observed in Reactor IV containing 75mlEM4where the biogas was produced after 72 hours. Keywords: tofu liquid waste, EM4 activator, cattle rumen, biogas
MUTU PERMEN KERAS DENGAN KONSENTRASI EKSTRAK TEH HIJAU YANG BERBEDA Shanti Pujilestari; Irnawati Agustin
JURNAL KONVERSI Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.6.2.9

Abstract

ABSTRAKDaun teh hijau (Camellia sinensis) yang dibuat ekstrak mempunyai efek positif yaitu pada kandungan senyawa polifenolnya, tetapi teh hijau kurang disukai karena memiliki rasa pahit dan sepet. Salah satu cara agar teh hijau lebih disukai adalah melakukan diversifikasi produk menjadi permen keras. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mutu permen keras yang dipengaruhi oleh konsentrasi ekstrak teh hijau yang berbeda (0.5; 1; 1.5; 2 dan 2.5%). Metodologi dalam penelitian ini adalah eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan 5 (lima) taraf x 3 (tiga) ulangan. Pada penelitian ini, uji fisika kimia yang dilakukan pada sampel permen keras adalah kekerasan, total polipenol dan gula pereduksi. Uji organoleptik dilakukan pada mutu hedonik warna, aroma, rasa  dan tekstur serta uji rangking. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  kekerasan, total polifenol, total gula pereduksi, mutu warna, aroma, rasa dan uji rangking permen keras sangat dipengaruhi oleh konsentrasi ekstrak teh hijau yang berbeda (α=0.01). Konsentrasi 0.5% ekstrak teh hijau adalah konsentrasi terpilih pada pembuatan permen keras dengan total polifenol 1.9%. Kadar gula pereduksi permen keras terpilih telah memenuhi persyaratan SNI 3547.1:2008 Permen keras. Kata kunci : ekstrak teh hijau, permen keras, polifenol, gula pereduksi ABSTRACTGreen tea leaves (Camellia sinensis) made extract has a positive effect on the content of polyphenol, but green tea is not preferred because it has a bitter taste. It makes the product diversification require green tea in increasing preferred into hard candy. The objective of this research was to research weather the quality of hard candy effected by   various concentrations of green tea extract (0.5; 1; 1.5; 2 dan 2.5%). The methodology in this research is experiment using Completely Randomized Design (CRD) of one factor with 5 (five) level x 3 (three) replications. In this research, the hard candy samples were analyzed for its chemical physics quality performed on hardness, total polyphenols and content of reducing sugars. Sensory test performed on hedonic quality (color, aroma, taste and texture) and rank test. The result shows hardness, total polyphenols, reducing sugar, color, odor, taste and rank score a significant effected by green tea extract in various concentration (α=0.01). The selected concentration of green tea extract is 0.5%, with total of 1.9% polyphenols on hard candy. Reducing sugar content of selective hard candy have fulfilled the SNI  3547.1:2008 hard candy.  Keywords : green tea extract, hard candy, polyphenol, sugar reduction 
ANALISIS KOMPATIBILITAS CAMPURAN PELUMAS INDUSTRI (MESIN DAN HIDROLIK) DARI BAHAN DASAR MINERAL DAN SINTETIK Rini Siskayanti; Muhammad Engkos Kosim
JURNAL KONVERSI Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.5.2.67-80

Abstract

Salah satu komponen yang terpenting dari kinerja sebuah mesin adalah minyak pelumas atau yang biasa disebut oli. Minyak pelumas berfungsi mengurangi terjadinya gesekan-gesekan antar komponen yang dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin. Dengan berkembangnya teknologi saat ini berbagai merk pelumas dari jenis yang sama maupun yang berbeda semakin banyak beredar dipasaran. Sangat dianjurkan untuk melakukan analisis kompatibilitas dilaboratorium sebelum melakukan pencampuran untuk memastikan bahwa pelumas dapat larut dengan baik (kompatibel). Pencampuran dua jenis pelumas yang tidak kompatibel dapat menjadi salah satu penyebab utama terjadinya kegagalan mesin dan pelumas. Pada penelitian ini pelumas yang digunakan adalah  pelumas industri yaitu dari jenis pelumas mesin dan hidrolik. Uji kompatibilitas dilakukan di laboratorium dengan metode pengujian ASTM  D-7155. Pada penelitian ini sampel dibuat dengan komposisi campuran 0:100, 20:80, 50:50, 80:20, dan 100:0. Pengamatan dilakukan selama 7 hari pada dua kondisi suhu yaitu suhu 65°C dan suhu kamar. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pelumas mesin industri monograde (SAE 40) dan multigrade (SAE 80W-90) dari bahan dasar mineral kompatibel jika dicampur dengan bahan dasar mineral yang sama. Sedangkan pada sampel pelumas mesin monograde mineral dicampur dengan sintetik setelah diamati mulai hari ke-6 pada suhu 65°C terdapat endapan pada komposisi 50:50 dan 80:20. Hal ini menunjukkan bahwa sampel pelumas tersebut tidak kompatibel dan tidak dapat dilakukan pencampuran pada saat digunakan pada mesin. Pada penelitian campuran pelumas hidrolik ISO VG 46 dan ISO VG 32 dengan bahan mineral, semua komposisi tidak terdapat endapan dan tidak terjadi pemisahan selama pengamatan. Pelumas terlihat bersih dan dapat larut dengan baik (kompatibel) Kata kunci: pelumas industri, pelumas hidrolik, pelumas mesin, kompatibilitas pelumas
CERAMIC ARMOR WILL BE REPLACED BY COMPOSITE ARMOR VERY SOON* Soeyatno Soeyatno
JURNAL KONVERSI Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.1.1.%p

Abstract

Ceramic armors have existed for more than 30 years. They replaced the much heavier metal armor.One of the biggest producers of ceramic armor is Bittosi in Spain. It is a confidential product with no open promotion. Ceramic armor is the side products of Bitossi. Their main products are alubit liming and balls for ceramic industry, paint and pharmacy. Their ceramic armors have been used by many countries in Europe and by NATO. Actually, ceramic armor is still too heavy for soldiers since itweighs approximately 8.6 kg depending on size, and is still too rigid. Therefore, people are still looking for more convenientmaterials, which is resistant to shooting, flexible, and lighter.The answer is composite productdeveloped by De Staat Mijn-DSM Research Campus Geleen of the Netherlands, specialist in polymer research. They have proved it very successfully in shooting test. It is flexible and weighs only about one third of ceramic armor. The composite is produced from 20 layers of 0.15 mm thickPE (Poly Ethylene) sheets,reinforced by carbon fibers. Since it is far better than ceramic armor, the composite armor will replace ceramic armor very soon. It is only a matter of time. Keywords:ceramic armor, composite
PENGARUH BLENDING MINYAK NABATI PADA PELUMAS DARI MINYAK MINERAL TERHADAP STABILITAS OKSIDASI DAN KETAHANAN KOROSI Tita Diana Ningsih; Retno Farida; Ratri Ariatmi Nugrahani
JURNAL KONVERSI Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.6.1.7-12

Abstract

Pelumas adalah bahan yang dipakai untuk melapisi permukaan sehingga tidak kontak langsung dengan permukaan lain yang bergerak relatif terhadap permukaan lain. Beberapa usaha telah dilakukan untuk meminimalkan pemakaian pelumas dari minyak bumi, karena terbatasnya ketersediaan, tidak terbarukan dan mempunyai kelemahan diantaranya tidak mampu didegradasi sehingga bisa mengakibatkan pencemaran lingkungan. Salah satu usaha yang bisa dilakukan untuk menurunkan konsumsi dan meningkatkan karakteristik minyak bumi adalah dengan mencampurkan antara base oil dari minyak mineral dengan minyak nabati. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh pencampuran minyak nabati pada base oil dari minyak mineral terhadap kestabilan oksidasi. Kestabilan oksidasi dikaji berdasarkan sifat fisik dan kimianya, yaitu Total Acid Number (TAN), Indek Viskositas (IV), dan Uji ketahanan terhadap korosi. Penelitian dilakukan dengan mencampurkan base oil minyak mineral dengan campuran minyak kelapa dan minyak dedak padi agar kualitasnya meningkat. Minyak nabati yang ditambahkan terhadap base oil minyak mineral pada penelitian ini adalah 0%, 5%, 10%, 15%, serta 20% (%v/v), pencampuran dilakukan selama 15 menit pada temperatur 600C sampai dengan 700C. Campuran minyak didiamkan selama 30 hari, selanjutnya diuji Total Acid Number, Indeks Viskositas, dan Pengurangan Berat Logam Kata Kunci: Base Oil, Minyak Nabati, Stabilitas Oksidasi
PENGARUH WAKTU EKSTRAKSI KULIT BUAH PISANG KEPOK DENGAN PELARUT HCl 0,1 N PADA PEMBUATAN PEKTIN Siti Chairunnisa Aulia Rahmi; Loekman Satibi
JURNAL KONVERSI Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.3.2.%p

Abstract

Produksi tanaman pisang (Musaceaea sp) menduduki peringkat pertama hasil pertanian di Indonesia, namun hal ini tidak diimbangi dengan pengolahan limbah dari kulit pisang yang jumlahnya banyak. Oleh karena itu dicoba untuk memanfaatkan limbah kulit pisang sebagai bahan baku pembuatan pektin. Pektin digunakan sebagai komponen fungsional pada industri makanan karena kemampuannya membentuk gel encer dan menstabilkan protein. Pektin juga digunakan sebagai bahan pengisi dalam industri kertas dan tekstil, serta sebagai pengental dalam industri karet. Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh waktu ekstraksi terhadap rendemen pektin dari kulit pisang kepok. Kulit pisang yang telah dikeringkan dan dihaluskan menjadi serbuk diekstraksi dengan HCl 0,1N pada suhu 900C. Variabel yang digunakan dalam ekstraksi ini adalah variasi waktu ekstraksi, yaitu 40 menit, 60 menit, 80 menit, 100 menit, dan 120 menit. Larutan hasil ekstraksi disaring dan dikentalkan hingga setengah volume filtrat semula dengan pemanasan, kemudian pektin dikentalkan dengan menggunakan etanol asam. Endapan pektin dicuci menggunakan alkohol 96% hingga bebas klorida dan dilakukan pemisahan endapan dengan menggunakan vakum kemudian dikeringkan dalam oven. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen pektin optimum pada suhu 900C selama 80 menit yaitu 29,55% dengan kadar metoksil sebesar 3,73% (metoksil rendah) dan kadar asam galakturonat sebesar 44,28%.  Kata kunci : Pektin,Kadar Metoksil, Kadar Galakturonat
PENGARUH LAMANYA WAKTU EKSTRAKSI REMASERASI KULIT BUAH DURIAN TERHADAP RENDEMEN SAPONIN DAN APLIKASINYA SEBAGAI ZAT AKTIF ANTI JAMUR Gati Ningsih; Shela Ratri Utami; Ratri Ariatmi Nugrahani
JURNAL KONVERSI Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.4.1.%p

Abstract

ABSTRAK. Durian (Durio Zibethius L) merupakan salah satu buah asli Asia Tenggara dan mengandung zat Saponin, yang bermanfaat untuk kesehatan manusia sebagai anti jamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengekstraksi Saponin kulit buah durian dengan metode remaserasi, melakukan analisa fitokimia, dan selanjutnya diaplikasikan menjadi zat aktif pada krim anti jamur. Penggantian pelarut dilakukan setiap satu hari sekali selama proses ekstraksi berlangsung. Ekstraksi ini dilakukan di dalam botol flakon 250 ml tertutup.  Variabel yang digunakan dalam proses ekstraksi pada penelitian adalah pengantian pelarut selama 3 hari , 5 hari, 7 hari, 9 hari, 11 hari terhadap Rendemen. Hasil rendemen terbanyak diperoleh pada hari ke 9 yaitu sebanyak 9,35 g dan persamaan polinomial yang dihasilkan adalah y = -0,0307x4 + 0,619x3-3,6466x2 + 8,0812x dan mengasilkan R2 sebesar 0,9927, hal itu  menunjukkan bahwa lama waktu remaserasi memiliki hubungan terhadap rendemen hasil ekstraksi. Hasil ekstrak di analisa senyawa fitokimia dan menunjukkan bahwa dalam ekstrak tersebut terkandung senyawa flavonoid, fenol, tannin dan saponin. Setelah itu dilakukan pembuatan formula sediaan krim dan selanjutnya dilakukan pengujian seperti bau, warna, dan aktivitas anti jamur krim terhadap Candida albicans.Kata kunci : Krim, Kulit Durian, Saponin, Anti Jamur
PEMANFAATAN SAMPAH SAYURAN SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL Deby Anisah; Herliati Herliati; Ayu Widyaningrum
JURNAL KONVERSI Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.3.1.%p

Abstract

Bahan bakar fosil termasuk dalam sumber energi tak terbarukan, sehingga cadangan sumber bahan bakar fosil di Indonesia semakin berkurang. Hal ini membuat pemerintah harus melakukan langkah-langkah penghematan energi serta mencari sumber-sumber energI baru dan terbarukan untuk menggantikan minyak bumi fosil. Salah satu sumber energy terbarukan dapat diperoleh dengan cara memproduksi bioetanol yang dapat dibuat dengan cara fermentasi menggunakan bahan baku sampah sayuran yang banyak tersedia di pasar tradisional. Penelitian ini ditujukan untuk melihat tingkat konversi sampah sayuran untuk menjadi bioetanol. Perubahan sampah sayuran menjadi bioetanol yang dilakukan pada penelitian ini melalui dua tahapan yaitu: perubahan sampah sayuran (polisakarida / selulosa) menjadi monosakarida (gula) melalui proses hidrolisis dilanjutkan dengan fermentasi gula menggunakan jamur saccaromices cerevisiae menjadi etanol. Produk hasil fermentasi dianalisa dengan menggunakan Gas Chromatography. Hasil analisa menunjukkan penambahan ragi untuk fermentasi sebanyak 8% (berat) menghasilkan etanol sebanyak 68,17% (berat) dengan kadar 122,95 ppm.. Kata Kunci : Bioetanol, hidrolisa, sampah, sayuran, saccaromices cerevisiae 
PEMBUATAN KATALIS HYDROTREATING NiMo YANG TAHAN TERHADAP RACUN KATALIS (SILIKA) Irfan Purnawan Purnawan
JURNAL KONVERSI Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.2.2.%p

Abstract

Minyak bumi mengandung pengotor berupa sulfur,  nitrogen, oksigen, logam, dan olefin. Pengotor-pengotor tersebut harus  dihilangkan  melalui  proses hydrotreating sebelum minyak bumi diolah lebih lanjut. Salah satu katalis hydrotreating yang umum digunakan adalah NiMo/γ-Al2O3.Tujuan dari penelitian ini adalah membuat katalis NiMo/γ-Al2O3  untuk hydrotreating dengan umpan berupa coker nafta dan fosfat sebagai aditif. Metode  yang  digunakan pada penelitian ini adalah  impregnasi. Bahan baku yang digunakan  yaitu  Nikel Nitrat (NiNO3.6H2O), Molybdenum Trioxide (MoO3), larutan Amoniak (NH4) dan gamma alumina komersial sebagai penyangga. Katalis yang dihasilkan diuji luas permukaannya menggunakan metode Bruneur-Emmet-Teller  (BET), sedangkan struktur aktifnya diuji menggunakan XRD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  katalis yang lebih tahan terhadap keracunan silika adalah katalis dengan komposisi 3% Nikel, 5% Molibdenum, dengan penyangga alumina yang telah dikalsinasi pada suhu 600 oC.   

Page 5 of 14 | Total Record : 137