cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Metal Indonesia
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 38, No 1 (2016): Metal Indonesia" : 7 Documents clear
PEMODELAN 3D INTAKE MANIFOLD BERBASIS FITUR haruman wiranegara
Jurnal Metal Indonesia Vol 38, No 1 (2016): Metal Indonesia
Publisher : Balai Besar Logam dan Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32423/jmi.2016.v38.26-30

Abstract

Salah satu upaya untuk untuk menemukan kembali teknologi pembuatan suatu komponen otomotif dari impor adalah dengan melakukan rekayasa peniruan (reverse engineering). Pada penelitian ini telah dilakukan salah satu tahap penting dalam rekayasa peniruan yaitu pemodelan 3D intake manifold. Tujuan penelitian ini adalah menemukan geometrik dan dimensi yang tepat melalui proses pengukuran dan penggunaan fitur yang tepat dalam pemodelan 3D intake manifold. Langkah-langkah yang dilakukan adalah mempelajari fungsi komponen, mempelajari proses manufaktur, mempelajari fitur-fitur yang digunakan pada komponen intake manifold, melakukan pengukuran dengan pemindai 3D dan alat ukur manual, melakukan pemodelan 3D, melakukan pengecekan menyeluruh semua fitur. Hasil menunjukan bahwa semua geometrik dan dimensi intake manifold dapat diidentifikasi dan terbentuk model 3D intake manifold.Kata Kunci: Pemodelan 3D intake manifold, pemindaian 3D, berbasis fitur
RANCANG MAJU SCALE DOWN TURBIN PELTON UNTUK SIMULASI KONDISI LINGKUNGAN Purnawan Nugroho; Agus Juniawan Khairi; Agus Budiman
Jurnal Metal Indonesia Vol 38, No 1 (2016): Metal Indonesia
Publisher : Balai Besar Logam dan Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32423/jmi.2016.v38.21-25

Abstract

Karena setiap turbin pelton itu unik, maka desainer harus melakukan desain runner baru setiap kali akan membuat turbin baru atau turbin pengganti dalam pengembangannya. Selama ini belum ada mesin scale down untuk mensimulasikan kondisi lingkungan turbin bekerja. Mesin scale down ini dibuat untuk mempelajari karakteristik turbin pelton pada lingkungan operasi sesungguhnya. Kegiatan rancang maju merupakan kegiatan perancangan yang dimulai dari nol, yaitu dari mulai pengumpulan parameter-parameter perancangan, hingga menjadi prototip, meliputi penetapan parameter kondisi lapangan, kalkulasi terhadap potensi dan parameter yang tersedia, pemodelan 3D, pembuatan gambar teknik, pembuatan prototip, dan pengujian terhadap prototip. Pembuatan prototip meliputi proses cutting, welding, machining, dan painting.Dalam perancangan scale down Turbin Pelton, potensi lingkungan yang dijadikan parameter perhitungan adalah Head (H), debit aliran (Q), putaran generator yang akan dicapai (N). Dari potensi-potensi lingkungan yang ada tersebut, dapat  dilakukan perhitungan terhadap dimensi sudu Turbin Pelton, yaitu diameter runner (D), jumlah bucket (n), diameter jet optimal (d), lebar bukaan bucket (a), lebar bucket (b), kedalaman bucket (t), tinggi bucket (h). Dari data hasil perhitungan tersebut, dilakukan perancangan model 3D untuk  rancangan bucket, runner, dan konstruksi scale down yang dijadikan dasar untuk proses manufaktur. Kata Kunci : Rancang maju, Scale Down, Turbin Pelton, Lingkungan
PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU AGING PADA SINTESIS MAGNET NANO BARIUM HEKSAFERIT (BaFe12O19) TERHADAP STRUKTUR KRISTAL, MORFOLOGI DAN SIFAT MAGNETIK Shinta Virdhian
Jurnal Metal Indonesia Vol 38, No 1 (2016): Metal Indonesia
Publisher : Balai Besar Logam dan Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32423/jmi.2016.v38.1-7

Abstract

Barium heksaferit (BaFe12O19) merupakan material yang dianggap memiliki sifat magnetik baik. Barium heksaferit juga terkenal dengan material magnet permanen kualitas tinggi, hal tersebut disebabkan barium heksaferit memiliki nilai anisotropik yang besar, temperatur Curie tinggi, magnetisasi yang realatif besar, stabilitas kimia yang baik, dan tahan terhadap korosi sehingga barium heksaferit sering digunakan sebagai bahan untuk pembuatan magnet permanen. Dalam penelitian ini telah dilakukan pembuatan magnet nano barium heksaferit menggunakan metode sol gel dengan kitosan sebagai surfaktan diikuti waktu aging dan pemanasan larutan tapioka untuk melihat pengaruhnya terhadap morfologi dan struktur kristal dan pengaruhnya pada sifat magnetik dari magnet nano barium heksaferit. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa peningkatan waktu aging dan pemanasan larutan tapioka pada suhu 450C mengakibatkan peningkatan fasa barium heksaferit dan penurunan ukuran partikel magnet nano barium heksaferit dari 211,8 nm menjadi 192,2 nm untuk waktu aging 2 jam dan 4 jam, sedangkan untuk ukuran partikel magnet nano barium heksaferit tanpa waktu aging adalah 382,5 nm. Hal yang sama juga terlihat pada peningkatan waktu aging dan pemanasan larutan tapioka pada suhu 750C dengan ukuran partikel yang lebih kecil dibandingkan dengan pemanasan larutan tapioka pada suhu 450C. Sedangkan pada hasil karakterisasi sifat magnetik menunjukkan bahwa fasa yang terbentuk dan penurunan ukuran hanya berpengaruh kecil pada perubahan sifat magnetik dari magnet nano barium heksaferit.Kata Kunci: Barium heksaferit, kitosan, metode sol gel, magnet permanen, tapioca
PENGARUH KROM TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA BESI COR NODULAR 400 Martin Doloksaribu
Jurnal Metal Indonesia Vol 38, No 1 (2016): Metal Indonesia
Publisher : Balai Besar Logam dan Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32423/jmi.2016.v38.8-13

Abstract

Besi Cor Nodular 400 (FCD 400) dengan standar komposisi 3,5~3,9%C, 2,5~2,9%Si, 0,3~0,5%Mn, maks 0,03%P, maks 0,02%S dan min 0,03%Mg. Besi Cor Nodular memiliki perpaduan sifat kekuatan dan keuletan. Pada aplikasi slider tebal diperlukan kepastian sifat ketahanan aus. Ketahanan aus ditingkatkan dengan meningkatkan kekerasan dan kekuatan tarik. Krom (Cr) merupakan unsur yang dapat meningkatkan kekerasan karena dapat berperan sebagai promotor perlit dan karbida. Pada pembuatan Besi Cor Nodular 400 ditambahkan Cr pada kisaran 0,03~0,1%. Uji tarik dan uji keras pada 0,033%Cr sebesar 431,68 N/mm2 dan 157 HB. Pada 0,074%Cr sebesar 599,28 N/mm2 dan 187 HB. Struktur mikro menunjukkan peningkatan sedikit struktur perlit.Kata Kunci : besi cor nodular 400, krom, kekuatan tarik, kekerasan, kekerasan, perlit
Preface VOL. 38 NO. 1 2016 Jurnal Metal Indonesia
Jurnal Metal Indonesia Vol 38, No 1 (2016): Metal Indonesia
Publisher : Balai Besar Logam dan Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32423/jmi.2016.v38.i-iii

Abstract

KINERJA HEADER PADA MESIN PEMANEN KOMBINASI TIPE REEL UNTUK TANAMAN JAGUNG sony harbintoro; Martin Doloksaribu; Purnawan Nugroho
Jurnal Metal Indonesia Vol 38, No 1 (2016): Metal Indonesia
Publisher : Balai Besar Logam dan Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32423/jmi.2016.v38.14-20

Abstract

Penelitian mengenai kinerja header pada mesin pemanen kombinasi tipe reel untuk tanaman jagung telah dilaksanakan di workshop Balai Besar Logam dan Mesin Bandung. Dari hasil kajian terhadap mesin pemanen kombinasi diketahui bahwa ada dua rugi-rugi yang terjadi pada saat proses panen yaitu rugi-rugi yang diakibatkan dari kondisi tanaman jagung dan kondisi dari performa mesin pemanen. Unit header merupakan salah satu bagian yang  dapat  menimbulkan losses/rugi-rugi pada saat proses panen. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengamatan karakteristik mesin pemanen kombinasi tipe reel, melakukan kajian terhadap unit header, melakukan uji fungsi header dan analisa data. Dari hasil kajian pada unit header, bagian-bagian dari unit header yaitu diantaranya (a) reel, (b) tines/kuku, (c) cutter bar/pisau pemotong, (d) penyisir/guider dan (e) screw auger merupakan bagian-bagian yang saling berhubungan dalam proses pemanenan. Faktor-faktor yang menentukan fungsi header beroperasi secara optimal pada proses panen yaitu penentuan tinggi pemotongan batang tanaman jagung oleh cutter bar, kecepatan putaran reel dan jarak ketinggian antara posisi reel dengan cutter bar.Kata kunci: sistem pemetik jagung, mesin pemanen kombinasi, gulungan pengumpul jagung, jagung 
Cover VOL. 38 NO. 1 2016 Jurnal Metal Indonesia
Jurnal Metal Indonesia Vol 38, No 1 (2016): Metal Indonesia
Publisher : Balai Besar Logam dan Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32423/jmi.2016.v38.%p

Abstract

Page 1 of 1 | Total Record : 7