cover
Contact Name
Novita Kamaruddin
Contact Email
novita.trivita@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jkp.fkep@unpad.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Keperawatan Padjadjaran
ISSN : 23385324     EISSN : 24427276     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Keperawatan Padjadjaran (JKP) or The Padjadjaran Nursing Journal is a peer review journal providing an open access facility for scientific articles published by the principles of allowing free research available for public to support global scientific exchange. Padjadjaran Nursing Journal (JKP) is published three times a year, specifically in April, August, and December.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 3 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran" : 8 Documents clear
Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Perilaku Adiksi Bermain Game Onlinepada Anak Usia Sekolah Harvien Amellia Hardanti; Ikeu Nurhidayah; Siti Yuyun Rahayu
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1 No. 3 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.66 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v1i3.65

Abstract

Adiksi bermain game onlinemerupakan aktivitas bermain yang dilakukan secara berlebihan dan cenderung mengganggu kehidupan sehari-hari. Kecamatan Jatinangor, Sumedang memiliki angka adiksi bermain game onlineyang tinggi pada sebagian besar anak usia sekolah yang bermain di warung internet penyedia game online. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang melatarbelakangi perilaku adiksi bermain game online pada anak usia sekolah. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan teknik konsekutif dengan 52 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan 51 butir pertanyaan. Analisis data menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan faktor motivasi melatarbelakangi perilaku adiksi pada 56%, sedangkan faktor atraksi penghargaan sebanyak 60%. Oleh karena itu, diperlukan penanganan baik dalam mengatasi maupun mencegah adiksi bermain game onlineoleh keluarga, sekolah, dan tenaga kesehatan terkait.Kata kunci:Adiksi, anak, game online, usia sekolah AbstractOnline games addiction is an activity to excess playing online games tend to give a negative influence to daily life. District Jatinangor, Sumedang has a high rates in addiction of online games among school-age children. The purpose of this study was to identify the determinant factors that influence the behavior addiction toward the game onlie among children in the school age. This study design used descriptive method. The sample are 52 respondent. It’s were taken by consecutive sampling. The data collection used a questionnaire of 51 questions. The data was analysed by distributive frequencies. The results showed that 56% and 60% addiction behavior influenced by motivational factor and attraction factors. Based on this finding, it is recommended to treated and prevent games addiction behavior in children based on collaboration between family, school and health provider.Key words:Addiction, children, game online, school age
Pengaruh Augmentative and Alternative Communication terhadap Komunikasi dan Depresi Pasien Afasia Motorik Amila A; Ratna Sitorus; Tuti Herawati
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1 No. 3 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (741.766 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v1i3.61

Abstract

Salah satu dampak terjadinya strok adalah afasia. Selama ini penanganan pasien strok yang mengalami afasia hanya pada aspek fisiknya. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi pengaruh komunikasi dengan metode Augmentative and Alternative Communication (AAC) terhadap kemampuan fungsional komunikasi dan depresi pasien strok dengan afasia motorik. Desain penelitian adalah kuasi eksperimen dengan pendekatan post test non equivalent control group pada 21 responden yang terbagi menjadi 11 orang kelompok kontrol dan 10 orang kelompok intervensi yang didapatkan melalui concecutive sampling. Instrumen penelitian untuk menilai kemampuan fungsional komunikasi dan depresi adalah kuesioner dan lembar observasi yang baku yaitu Derby Functional Communication Scaledan Aphasic Depression Rating Scale. AAC merupakan alternatif komunikasi pada pasien dengan keterbatasan komunikasi verbal. Media yang digunakan dalam komunikasi ini adalah buku komunikasi yang berisi kegiatan sehari-hari, koran/ majalah, foto keluarga, kartu bergambar, alat tulis dan lagu/ musik. Metode AAC berorientasi pada tugas menunjuk gambar, penamaan, mengulang, menulis, membaca dan mengeja huruf. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna rata-rata kemampuan fungsional komunikasi antara kelompok kontrol dengan intervensi dengan nilai p=0.542, tetapi terdapat perbedaan yang bermakna rata-rata depresi antara kelompok kontrol dan intervensi dengan nilai p=0.022. Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada perawat untuk menerapkan metode AAC dalam memfasilitasi komunikasi, sehingga dapat menurunkan depresi pasien strok dengan afasia motorik. Kata kunci: Augmentative and alternative communication, afasia broca, afasia motorik, depresi, strok AbstractAphasia is one of the stroke impacts. Currently, the focus of the aphasia intervention in the hospital is physical aspects. The aim of this study was to evaluate the influence of Augmentative and Alternative Communication (AAC) to patients’ communication ability and depression rates in Aphasia Motoric cases. The research design was quasi experiment with the post-test non-equivalent control group approach. The samples were 21 respondents who divided into two groups: 11 respondents in the control group and 10 respondents in the intervention group. Samples were chosen using the consecutive sampling method. This study used the Derby Functional Communication Scale and the Aphasic Depression Rating Scale to evaluate the communication ability and the depression rate of patients. AAC is an alternative way to communicate with patients who have disability verbal. This process used some media such as, a communication book, magazines, newspapers, family photos, cards, stationaries, and music. The AAC method has several activities such as pointing to particular pictures, naming, reviewing, writing, and reading. The study found that there were no significant differences of the communication ability between two groups of samples (p=0.542). In addition, there were significant rates of the depression between two groups of samples (p=0.022). This study suggests that nurses should apply the AAC method in the communication process especially to patients with stoke to facilitate the communication process and to reduce the patient’s depression. Key words: Augmentative and alternative communication, aphasia broca, aphasia motoric, depression, stroke
Risiko Terjadinya Dekubitus Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Pasien di Ruang Perawatan Neurologi Okatiranti O; Ria Eviyanti Sitorus; Dini Tsuawabeh
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1 No. 3 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (620.483 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v1i3.66

Abstract

Dekubitus merupakan masalah akut yang sering terjadi pada situasi perawatan pemulihan. Gangguan ini terjadi pada individu yang mengalami tirah baring lama serta mengalami gangguan tingkat kesadaran. Ketika dekubitus terjadi maka lama perawatan dan biaya perawatan rumah sakit akan meningkat. Hasil penelitian di beberapa Rumah Sakit pemerintah di Indonesia kejadian dekubitus pada pasien tirah baring 15,8% sampai 38,18%. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi gambaran risiko terjadinya dekubitus berdasarkan tingkat ketergantungan pasien minimal care, partial care, dan total care. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Sampel berjumlah 88 orang. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi menurut Teori Orem: Self Careuntuk mengkaji tingkat ketergantungan pasien dan Skala Braden untuk prediksi luka tekan. Hasil penelitian gambaran risiko terjadinya dekubitus berdasarkan tingkat ketergantungan pasien minimal caresebesar 88,24% atau hampir seluruhnya tidak memiliki risiko untuk terjadinya dekubitus, partial caresebesar 45,95% atau hampir setengahnya yang berisiko terjadinya dekubitus dan total caresebesar 44,12% atau hampir setengahnya yang memiliki risiko tinggi terjadinya dekubitus. Hasil Penelitian dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) pencegahan dekubitus khususnya pada pasien yang berisiko sampai dengan total care. Sehingga perawat khususnya perawat klinik dapat mengantisipasi risiko terjadinya dekubitus sesuai dengan SOP yang sudah ada.Kata kunci: Dekubitus, orem, skala Braden, tingkat ketergantungan pasien AbstractThe incidence of decubitus is one of the most acute problems in recovery phase. This problem occurred to individual who has long-term bed rest period and has alteration of consciousness. Previous studies in public hospitals in Indonesia showed that the incidences of decubitus among the bed-rest patients are 15.8% to 38.1%. The aim of this study is to identify the risk of incidence of decubitus based on patients’ dependency level: minimal care, partial care, and total care. This study used descriptive quantitative design with 88 patients as the research samples. Observational check-list which is developed from Orem’s theory is used as the research instrument. Self-care is used to assess level of patients’ dependency and Braden Scale is used to predict the decubitus. The result shows that most of the patients at minimal care level (88.24%) do not have the risk of decubitus wound; almost half of patients at partial care level (45.95) have the risk of decubitus; while almost half of patients at total care level (44.12%) have the high risk of developing decubitus. This result can be considered to develop Standard Operational Procedure (SOP) of decubitus prevention, particularly for patients with total care who are at risk of developing decubitus. Therefore, nurses in the ward can prevent the incidence of decubitus among patients. Key words: Braden scale, decubitus, orem, patients’ dependency level
Perbedaan Penurunan Suhu Tubuh Anak Bronchopneumonia yang diberikan Kompres Hangat di Axilla dan Frontal Rahmawati R; Sari Fatimah; Ikeu Nurhidayah
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1 No. 3 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.21 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v1i3.62

Abstract

Bronchopneumoniapada anak saat ini menjadi penyakit yang paling sering terjadi pada anak. Masalah keperawatan utama yang terjadi pada anak dengan pneumonia adalah terjadinya demam yang sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan tepat. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan penurunan suhu tubuh pada anak demam dengan bronchopneumonia yang diberikan intervensi kompres hangat di axilladan frontaldi Ruang Anak RS “X”. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan rancangan pretest and posttest two group before after design. Sampel berjumlah 30 orang dengan usia 0–12 bulan, diambil secara purposivesampling. Alat ukur yang digunakan termometer digital. Analisis data dilakukan dengan dependent sample t testdan independent sample t test. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata suhu tubuh pada anak demam dengan bronchopneumoniasebelum diberikan intervensi kompres hangat di daerah axilla38,51ºC sedangkan di frontal38,34ºC. Rata- rata suhu tubuh setelah diberikan intervensi di axilla37,89ºC dan di frontal37,98ºC. Rata-rata penurunan suhu tubuh setelah diberikan intervensi di axilla0.62ºC sedangkan di daerah frontal0.36ºC (nilai p=0.000; α=0.05), sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara pemberian kompres hangat di axilladan di frontalterhadap penurunan suhu tubuh pada anak demam. Saran berdasarkan hasil penelitian, pemberian kompres hangat di axilladapat dijadikan intervensi dalam menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami demam. Kata kunci: Axilla, bronchopneumonia, demam, frontal, kompres hangat AbstractBronchopneumonia is the most common diseases in children. The primary nursing problems occurred in children with bronchopneumonia is fever. This could be danger if could not treated appropriately. The aimed of this study was to identified the differences between warm compress intervention in axilla and frontal to reduce fever in children with bronchopneumonia in hospital X in Bandung. The method used in this study was quasi experiment with two group pre and post test design. Purposive sampling was used as sampling technique in this study, with 30 respondents were participated in this study. Data was analysed using dependent t test and independent t test. Result of this study showed the average of body temperature in febrile children with bronchopneumonia before warm compress intervention in axilla is 38.51 º C , while in the frontal 38.34º C. The average of body temperature after a given intervention in the axilla is 37.89º C, while in the frontal is 37.98ºC. There was a significant temperature’s decreases between frontal and axilla after intervention (p = 0.000; α = 0.05). There was a significant difference between giving a warm compress in the axilla and in the frontal the decrease in body temperature in febrile children. Based on this study, it can be concluded axillary warm compress can be used as an effective intervention to reduce fever in children.Key words:Axilla, bronchopneumonia, fever, frontal, warm compresses
Pengalaman Ibu dalam Melakukan Perawatan Metode Kanguru Santi Wahyuni; Dwi Putri Parendrawati
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1 No. 3 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (626.896 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v1i3.67

Abstract

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu penyebab tingginya kematian bayi dalam satu bulan pertama kehidupan di Indonesia. Bayi BBLR rentan terhadap hipotermia. Salah satu penanganannya dengan Perawatan Metode Kanguru (PMK). Metode ini tak sekedar menggantikan peran inkubator tapi juga memberi peluang bayi untuk beradaptasi baik dengan lingkungan ekstrauterin. Tujuan penelitian kualitatif deskriptif fenomenologi ini untuk mengeksplorasi pengalaman ibu dalam melakukan PMK. Delapan partisipan terpilih dengan metode purposive dan memenuhi kriteria memiliki bayi BBLR dan berpengalaman melakukan PMK selama dirawat di rumah sakit serta menindaklanjuti di rumah. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam sebanyak dua kali yang dilengkapi dengan catatan lapangan, baik yang dilakukan di rumah ataupun di tempat lain yang disepakati oleh partisipan. Wawancara direkam kemudian dibuat transkrip verbatim dan dianalisis dengan metode Colaizzi. Hasil penelitian mengungkapkan kelahiran bayi BBLR menimbulkan ekspresi emosional baik positif dan negatif. Makna, perasaan, alasan dan motivasi yang diungkapkan partisipan adalah mempertahankan kelangsungan hidup bayi, memberi kehangatan, melakukan yang terbaik untuk bayinya. Gambaran cara ibu melakukan PMK mengikuti cara yang diajarkan di rumah sakit, PMK secara kontinu dengan posisi pronasi. Bentuk dukungan berupa dukungan edukasi, emosional dan fisik. Harapan partisipan adanya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, sosialisasi PMK, dan pemantauan perkembangan bayi BBLR. Hasil penelitian ini memberikan implikasi berupa informasi yang bermanfaat untuk mempromosikan posisi lateral dekubitus yang dapat memperbaiki kondisi psikologis ibu dan neuromotor bayi, meningkatkan pelayanan konseling dan memfasilitasi pembentukan kelompok pendukung PMK. Kata kunci: beratbadan lahir rendah, fenomenologi, perawatan metode kanguru AbstractLow birth weight (LBW) baby is one of the causes of high infant mortality rate, especially in the first one month of birth, in Indonesia. LBW babies are vulnerable to hypothermia. The kangaroo mother care method can be used to prevent hypothermia in LBW babies. This method is not only replacing the incubator, but also giving the chance for babies to adapt well with extra-uterine environment. The aim of this descriptive phenomenology study is to explore the mothers’ experience in performing the kangaroo mother care method. Eight participants were chosen using purposive method and fulfilled criteria of having LBW baby and has been performing the kangaroo mother care method in the hospital and continuing this method of care at home. The data were collected twice through in-depth interview in the mothers’ house or elsewhere that has been agreed by participants. The interview is recorded and then transcribed verbatim and analyzed using Colaizzi method. The result shows that the baby, who was born with LBW, caused positive and emotional expression for the mothers. The reason and motivation that is expressed by participants are maintaining the baby survival, giving the warmth for the baby, and doing the best for her baby. The mothers followed the kangaroo method as shown in the hospital which is continuous kangaroo mother care method in prone position. The mothers perceived that they have received support in terms of educational, emotional and physical. The mother are hoping that there will be improvement in health care service quality, socialization of kangaroo mother care method, and monitoring of LBW babies’ development .This study can be used to give information to promote lateral decubitus position that could improve mothers’ psychological condition as well as improve neuromotor of babies , to improve the counseling service, and to facilitate the establishment of support group for kangaroo method. Key words: Low birth weight baby, kangaroo mother care method, phenomenology
Hubungan Tingkat Pendidikan, Pekerjaan, dan Paritas Ibu dengan Usia Penyapihan pada Balita Vinda Dwi Oktoviyanda; Helwiyah Ropi; Ai Mardiyah
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1 No. 3 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.638 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v1i3.63

Abstract

Penyapihan cepat adalah salah satu penyebab anak terserang infeksi karena daya tahan tubuhnya menurun, namun ditemukan banyak ibu-ibu yang melakukan penyapihan cepat di Wilayah Posyandu “X”. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan, pekerjaan, dan paritas ibu dengan usia penyapihan pada balita di Wilayah Posyandu X menggunakan metode deskriptif korelasional dengan studi retrospektif terhadap 60 responden ibu yang memiliki anak usia 2−5 tahun dengan tehnik purposive samplingdan dianalisis menggunakan spearman rankdan odd ratio(OR). Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan usia penyapihan (p=0.868), ada hubungan negatif antara pekerjaan dengan usia penyapihan (p=0.016) dan ada hubungan antara paritas dengan usia penyapihan (p=0.027) serta nilai odd ratio (OR) 8,143. Dari hasil penelitian disarankan bahwa pendidikan kesehatan tentang ASI perlu ditambahkan tentang cara penyapihan ASI yang benar dan mengevaluasi pendidikan kesehatan yang diberikan secara teratur.Kata kunci: Balita, paritas, pekerjaan, penyapihan ASI, tingkat pendidikan AbstractThe early weaning process is one of the infection causes among children. That process have influenced in reducing the children’s immune. However, many mothers in the “Posyandu X” have applied the early weaning process to their children. This study aimed to know the relationship between the level of education, job status, maternal parities and the weaning time in toddlers in the “Posyandu X”. This study used the descriptive correlational approach with retrospective study. Samples were 60 mothers who have children aged 2–5 years old. Samples were chosen using the purposive sampling method, and data were analysed using spearman rank and odd ratio (OR). The result showed that there were no correlation between the level of education and the age of weaning (p=0.868), there were negative correlation between mother’s job status and the age of weaning (p=0.016), and there were correlation between the maternal parity and the age of waning p=0.027). The study also found that the odd ratio= 8.143. The study suggests that the health education program related to breast feeding should involve the weaning process as part of the health education material.Key words:Job status, parities, the level of education, the weaning process, toddlers
Strategi Regulasi Emosi Kognitif dan Pola Asuh Orangtua pada Anak yang Menjalani Kemoterapi Siti Yuyun Rahayu; Windy Rakhmawati
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1 No. 3 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (663.5 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v1i3.68

Abstract

Penelitian sebelumnya telah melihat kaitan antara regulasi emosi pada anak yang sehat dengan pola asuh orangtuanya, namun belum jelas gambaran tentang regulasi emosi pada anak yang sakit kronis dan pola asuh yang diterimanya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran strategi regulasi emosi kognitif yang digunakan oleh anak berusia 9–11 tahun dengan kanker yang menjalani kemoterapi dan perbedaan individunya yang terdiri dari pola asuh yang didapat dari orangtuanya serta jenis kelamin anak.Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Teknik sampling menggunakan accidental samplingdan didapatkan sampel sebanyak 42 orang (21 anak dan 21 orangtua). Instrumen menggunakan CERQ-k (Cognitive Emotion Regulation Questionnaire-kids) dan PAQ-R (Parental Authority Questionnaire-revised). Analisis data menggunakan skor mean. Hasil menunjukkan bahwa strategi regulasi emosi yang sering digunakan oleh anak adalah planning, rumination, dan putting into perspective. Perbandingan jenis kelamin sampel berimbang. Kemudian pola asuh orangtua yang sering dilakukan menunjukkan secara berturut-turut adalah tipe autoritatif, autoritarian, dan permisif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa regulasi emosi yang dilakukan oleh anak dengan kanker yang melakukan kemoterapi cukup adaptif, sedangkan pola asuh orangtua yang diberikan masih kurang efektif.Kata kunci: Anak, kanker, pola asuh, regulasi emosi The previous study was inquired the correlation between emotion regulations in healthy children and the parenting process. On the other hand, the emotion regulations in children with chronic diseases were little known. The aim of this quantitative descriptive study was to understand the strategic regulation of cognitive emotion that was used by children aged 9-11 years with chemotherapy, and to explore the individual parenting process based on genders. Samples were chosen using the accidental sampling technique. The samples were 21 children and 21 parents. Data were collected using Cognitive Emotion Regulation Questionnaire for kids (CERQ-k) and Parental Authority Questionnaire-revised (PAQ-R). Mean score were conducted to analyses data. Results showed that ‘planning’ was the most strategic used by children, followed by ‘rumination’ and ‘putting into perspective’. The result also described that the number of samples was balance in sex. Parents used authoritative, authoritarian, and permissive approaches in parenting. In conclusion, the emotion regulation of children with chemotherapy was adaptive and the parenting approach was ineffective. Key words:Cancer, children, emotion regulations, parenting
Efek SuctionMelalui Catheter Mouth terhadap Saturasi Oksigen Pasien Cedera Kepala Marlisa M; Ponpon S Idjradinata; Cecep Eli Kosasih
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1 No. 3 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.48 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v1i3.64

Abstract

Tindakan suction endotrachealpada pasien cedera kepala berat dapat menyebabkan terjadinya oxygendesaturationarteri yang berakibat pada peningkatan intracranial pressure, pembengkakan otak dan hipoksemiasistemikbahkan dapat menyebabkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh suplai oksigen melalui catheter mouthsaat suction terhadap saturasi oksigen pada pasien cedera kepala yang terpasang ventilator yang dirawat di ruang perawatan intensif. Penelitian ini menggunakan desain penelitian desain kuasi eksperimen pendekatan pre dan post test dengan kelompok kontrol dan perlakuan. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 40 responden yang dibagi menjadi kelompok perlakuan sebanyak 20 responden yang dipasang catheter mouthdan kelompok kontrol sebanyak 20 responden tanpa menggunakan catheter mouth. Teknik sampel menggunakan accidental sampling. Penurunan saturasi oksigen nilai thitung (-16,538) < ttabel (-2,024) dan nilai p-value(0.000) < 0.05. Saturasi oksigen saat suctionpada kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan adalah memang berbeda secara nyata. Hasil penelitian ini dapat dijadikan evidence basedbagi perawat di ruang intensif untuk meningkatkan pelayanan perawatan dalam melakukan tindakan suctionuntuk mengurangi resiko terjadinya penurunan saturasi oksigen pada pasien cedera kepala berat yang terpasang ventilator. Kata kunci : catheter mouth, suction,saturasi oksigen AbstractThe intervention of endotracheal suction to patients with the severe head injury may have effected to oxygen desaturation in arteries. The oxygen desaturation process could be impacted to increase the intracranial pressure, brain’s swelling, hypoxemia systemic, and deaths. This study aimed to evaluate the influence of the oxygen supply via oral catheterization in the suction process to the oxygen saturation level in the patient with the severe head injury who using ventilator. This research has been conducted in the intensive care unit. This study was applied the quasi experiment design using pre and post-test. Samples were chosen using accidental sampling. There were two groups of samples, the first group was the intervention group with 20 respondents using oral catheterization, and the second group was the control group with 20 respondents. The result showed that the oxygen saturation was reduced with t value (-16.538) < t table (-2.024), and p value (0.000) < 0.05. The oxygen saturation was significantly different between two groups. This study could be an evidence that nurses should enhance their services to reduce the risk of decreasing the oxygen saturation in the severe head injury patient who using ventilator.Key words:Catheter Mouth, oxygen saturation, suction

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2013 2013


Filter By Issues
All Issue Vol. 11 No. 2 (2023): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 11 No. 1 (2023): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 10 No. 3 (2022): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 10 No. 2 (2022): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 10 No. 1 (2022): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 9 No. 3 (2021): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 9 No. 2 (2021): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 9 No. 1 (2021): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 8 No. 3 (2020): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 8 No. 2 (2020): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 8 No. 1 (2020): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 7 No. 3 (2019): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 7 No. 2 (2019): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 7 No. 1 (2019): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 6 No. 3 (2018): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 6 No. 2 (2018): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 6 No. 1 (2018): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 5 No. 3 (2017): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 5 No. 2 (2017): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 5 No. 1 (2017): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 4 No. 3 (2016): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 4 No. 2 (2016): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 4 No. 1 (2016): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 3 No. 3 (2015): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 3 No. 2 (2015): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 3 No. 1 (2015): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 2 No. 3 (2014): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 2 No. 2 (2014): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 2 No. 1 (2014): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1 No. 3 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1 No. 2 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1 No. 1 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran More Issue