Economica: Jurnal Ekonomi Islam
EEconomica: Jurnal Ekonomi Islam is a scientific journal in the field of Islamic economics studies published twice a year by the Institute of Islamic Economic Research and Development (LP2EI), Faculty of Islamic Economics and Business UIN Walisongo Semarang.
The editors receive scientific articles in the form of conceptual script or unpublished research results or other scientific publications related to Islamic Economics themes which cover Islamic Finance, Islamic Banking, Islamic Accounting, Islamic Marketing, also Behavioral Economics, Management, and Human Resources in Islamic perspective.
Articles
12 Documents
Search results for
, issue
"Vol 6, No 1 (2015)"
:
12 Documents
clear
PENDEKATAN BALANCE SCORECARD PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT DI MASJID AGUNG JAWA TENGAH
Prasetyoningrum, Ari Kristin
Economica: Jurnal Ekonomi Islam Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21580/economica.2015.6.1.784
Implementasi balanced scorecard dalam rangka revitalisasi Lembaga Pengelola Zakat menunju Good Organzation Governance pada LAZISMA Jawa Tengah belum dilaksanakan secara maksimal khususnya dalam perspektif keuangan. Sedangkan dari perspektif pelanggan yang didasarkan pada kepuasan pelanggan dalam menerima pelayanan dari lembaga cenderung baik karena sebagai organisasi sosial kemasyarakatan yang berdasarkan Islam mereka memperlakukan mustahik sebagai keluarga. Perspektif bisnis internal yang meliputi pembelajaran, kemampuan untuk berubah, penanganan keluhan pelanggan, waktu yang diperlukan untuk menangani keluhan dan akuntabilitas organisasi juga dirasakan kurang karena bukan berorientasi profit, melainkan untuk kepentingan ibadah. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran didasarkan pada pertumbuhan dan pembelajaran SDM (karyawan) didasarkan pada kepuasan karyawan sebagai human capital bagi organisasi menunjukkan bahwa karyawan yang dimiliki oleh lembaga zakat tersebut relatif masih dilandasi oleh faktor ibadah, loyalitas yang ditunjukkan oleh karyawan dan usaha untuk belajar secara otodidak dilandasi untuk ibadah dan mencari ridha Allah SWT semata.
PERUBAHAN AKAD WADIâAH
Huda, Nur
Economica: Jurnal Ekonomi Islam Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21580/economica.2015.6.1.789
Salah satu produk fiqh muamalah yang turut berkembang bersamaan dengan perkembangan ekonomi syariâah adalah akad wadiâah. Lembaga keuangan syariâah, khususnya bank syariâah mencoba memodifikasi dan menerapkan akad-akad al musamma termasuk wadiâah sebagaimana yang disebutkan oleh kitab-kitab fiqh, namun aplikasinya telah mengalami perubahan bentuk yang sebaliknya dari pengertian semula. Permasalahan yang akan dikaji adalah mengapa dan bagaimana perubahan tersebut bisa terjadi? Tulisan ini dari hasil pengkajian kitab-kitab fiqh (muamalah) klasik dalam berbagai madzhab, kitab-kitab fiqh modern (kontemporer) dan buku-buku tentang perbankan syariâah termasuk fatwa DSN-MUI tentang wadiâah dan dianalisis secara kualitatif. Perubahan bentuk akad wadiâah dari fiqh ke bank syariâah, setidaknya dalam 4 hal, yaitu 1), sifat wadiâah yang semula adalah non profit (tabarruâ) menjadi profit. 2) barang titipan semula adalah milik penitip dan tidak boleh dimanfaatkan oleh penerima titipan, di bank syariâah barang titipan beralih menjadi milik bank dan bank bebas memanfaatkannya. 3) barang titipan yang semula adalah barang, dalam bank syariâah berubah menjadi uang. Dan 4) akad wadiâah semula obyeknya adalah jasa penitipan dimana penitiplah yang harus membayar jasa penitipan, tetapi di bank syariâah berubah menjadi titipan investasi.
MEMBANGUN PEMBERDAYAAN EKONOMI DI PESANTREN
Nadzir, Mohammad
Economica: Jurnal Ekonomi Islam Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21580/economica.2015.6.1.785
Pesantren sebagai bagian integral masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan dan memberdayakan masyarakat dalam segala bidang termasuk dalam bidangan ekonomi. Hal ini merupakan tugas baru bagi pesantren yang sementara ini berkutat dalam bidang ilmu-ilmu keagamaan. Walaupun sifatnya masih sporadis, kurang terkoordinasi, tidak institusional dan belum disertai dengan visi dan misi yang jelas, serta perangkat pendukungnya. Peran ini memang tidak mudah bagi pesantren yang selama ini lebih berkonsentrasi pada bidang keagamaan dari pada bidang sosial kemasyarakatan, terutama dalam bidang ekonomi. Ini merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh pesantren, untuk merubah pola dakwah yang menitikberatkan cara bil lisan menjadi pola dawah bil hal di tengah-tengah masyarakat yang semakin komplek.
PRINSIP KESYARIAHAN DALAM PEMBIAYAAN SYARIAH
Fitri, Maltuf
Economica: Jurnal Ekonomi Islam Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21580/economica.2015.6.1.786
Perkembangan perbankan syariah dalam periode tahun 2007-2013 terus menunjukkan kinerja yang menakjubkan. Berbagai indikator keuangan seperti total nilai aset dan jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun terus mengalami peningkatan. Begitu juga dengan tingkat kinerjanya yang digambarkan dari perolehan laba yang dibukukan oleh perbankan dan unit-unit pembiayaan syariah juga mengalami pertumbuhan yang positif. Menggeliatnya kegiatan perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari meningkatnya tingkat kepercayaan masyarakat untuk mengakses jasa layanan perbankan syariah. Hal ini setidaknya juga dapat digambarkan dari keberadaan kantor perbankan syariah dan unit-unit pembiayaan syariah yang tersebar di hampir seluruh wilayah tanah air hingga ke pelosok. Dibandingkan dengan perbankan konvensional, praktek perbankan syariah memiliki perbedaan yang sangat mendasar yaitu tidak menempatkan uang sebagai komoditas perdagangan, penetapan suku bunga dalam transaksi perbankan sangat dilarang karena riba, tidak ada unsur time- value of money dan balas jasa atas penggunaan dana menerapkan prinsip bagi hasil. Untuk memberikan edukasi dan perlindungan kepada nasabah (masyarakat) perlu adanya analisa prinsip-prinsip kesyariahan pada praktek perbankan syariah.
PEMBERDAYAAN EKONOMI FAKIR MISKIN DALAM PERSPEKTIF AL-QURâAN
Rodin, Dede
Economica: Jurnal Ekonomi Islam Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21580/economica.2015.6.1.787
Kaum fakir dan miskin adalah dua kelompok kaum lemah (dhuâafa) yang banyak disebutkan Al-Qurâan. Ketika Al-Qurâan berbicara tentang kedua kelompok tersebut umumnya dalam konteks bagaimana mengentaskan kemiskinan yang mereka hadapi. Dari telaah atas ayat-ayat Al-Qurâan tentang pemberdayaan fakir miskin diperoleh kesimpulan bahwa upaya pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan kaum fakir dan miskin menurut Al-Qurâan terkait dengan pemanfaatan dan distribusi harta. Ayat-ayat Al-Qurâan yang berbicara tentang harta ada yang berupa perintah dan anjuran dan yang kedua berupa larangan. Dari dua ketentuan ini, Al-Quran menempuh beberapa model langkah untuk pemberdayaan fakir miskin, yaitu perintah bekerja, perintah memberi makanan pokok, perintah berinfak, perintah mengeluarkan zakat, pemberian dari sebagian harta warisan, pembagian ganimah dan faâi, larangan monopoli (ihtikÄr) dan menimbun harta (iktinÄz). Beberapa model pemberdayaan di atas dapat dibagi menjadi dua kelompok; langkah-langkah yang bersifat struktural dan yang bersifat kultural. Langkah struktural lebih ditekankan kepada lembaga khusus yang menanganinya agar berjalan dengan baik, sedangkan langkah kultural lebih ditekankan pada individu, baik individu yang diharapkan menjadi salah satu subjek pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan kaum fakir dan miskin maupun yang menjadi objeknya. Pada langkah struktural maupun kultural, keterlibatan pemerintah sangat diperlukan, bahkan dipandang sebagai sebuah keniscayaan.
PENGARUH INFLASI TERHADAP KINERJA PEMBIAYAAN BANK SYARIAH, VOLUME PASAR UANG ANTAR BANK SYARIAH, DAN POSISI OUTSTANDING SERTIFIKAT WADIAH BANK INDONESIA
Saekhu, Saekhu
Economica: Jurnal Ekonomi Islam Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21580/economica.2015.6.1.788
Berdasarkan pengujian yang menggunakan metode Vector Autoregression (VAR) ternyata variabel INF mempunyai pengaruh positif terhadap variabel FDR, NPF, VPUAS dan OSWBI. Berikut dijelaskan beberapa intisari dari hasil pengujian penelitian ini. Inflasi berpengaruh positif terhadap Financing to Depocit Ratio (FDR), volume transaksi Pasar Uang Berdasarkan Prinsip Syariah (VPUAS) dan posisioutstanding Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (OSWBI). Meskipun demikian pengaruhnya sangat kecil, tidak signifikan dan hanya berlangsung dalam jangka pendek saja. Bahkan variabel-variabel tersebut lebih dipengaruhi oleh kinerjanya di masa lalu.Tidak signifikannya pengaruh variabel INF terhadap variabel FDR, dan VPUAS disebabkan masih kecilnya kedudukan perbankan syariah sebagai faktor yang dapat mempengaruhi peredaran uang di Indonesia.
PRINSIP KESYARIAHAN DALAM PEMBIAYAAN SYARIAH
Maltuf Fitri
Economica: Jurnal Ekonomi Islam Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21580/economica.2015.6.1.786
Perkembangan perbankan syariah dalam periode tahun 2007-2013 terus menunjukkan kinerja yang menakjubkan. Berbagai indikator keuangan seperti total nilai aset dan jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun terus mengalami peningkatan. Begitu juga dengan tingkat kinerjanya yang digambarkan dari perolehan laba yang dibukukan oleh perbankan dan unit-unit pembiayaan syariah juga mengalami pertumbuhan yang positif. Menggeliatnya kegiatan perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari meningkatnya tingkat kepercayaan masyarakat untuk mengakses jasa layanan perbankan syariah. Hal ini setidaknya juga dapat digambarkan dari keberadaan kantor perbankan syariah dan unit-unit pembiayaan syariah yang tersebar di hampir seluruh wilayah tanah air hingga ke pelosok. Dibandingkan dengan perbankan konvensional, praktek perbankan syariah memiliki perbedaan yang sangat mendasar yaitu tidak menempatkan uang sebagai komoditas perdagangan, penetapan suku bunga dalam transaksi perbankan sangat dilarang karena riba, tidak ada unsur time- value of money dan balas jasa atas penggunaan dana menerapkan prinsip bagi hasil. Untuk memberikan edukasi dan perlindungan kepada nasabah (masyarakat) perlu adanya analisa prinsip-prinsip kesyariahan pada praktek perbankan syariah.
PEMBERDAYAAN EKONOMI FAKIR MISKIN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN
Dede Rodin
Economica: Jurnal Ekonomi Islam Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21580/economica.2015.6.1.787
Kaum fakir dan miskin adalah dua kelompok kaum lemah (dhu’afa) yang banyak disebutkan Al-Qur’an. Ketika Al-Qur’an berbicara tentang kedua kelompok tersebut umumnya dalam konteks bagaimana mengentaskan kemiskinan yang mereka hadapi. Dari telaah atas ayat-ayat Al-Qur’an tentang pemberdayaan fakir miskin diperoleh kesimpulan bahwa upaya pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan kaum fakir dan miskin menurut Al-Qur’an terkait dengan pemanfaatan dan distribusi harta. Ayat-ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang harta ada yang berupa perintah dan anjuran dan yang kedua berupa larangan. Dari dua ketentuan ini, Al-Quran menempuh beberapa model langkah untuk pemberdayaan fakir miskin, yaitu perintah bekerja, perintah memberi makanan pokok, perintah berinfak, perintah mengeluarkan zakat, pemberian dari sebagian harta warisan, pembagian ganimah dan fa’i, larangan monopoli (ihtikār) dan menimbun harta (iktināz). Beberapa model pemberdayaan di atas dapat dibagi menjadi dua kelompok; langkah-langkah yang bersifat struktural dan yang bersifat kultural. Langkah struktural lebih ditekankan kepada lembaga khusus yang menanganinya agar berjalan dengan baik, sedangkan langkah kultural lebih ditekankan pada individu, baik individu yang diharapkan menjadi salah satu subjek pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan kaum fakir dan miskin maupun yang menjadi objeknya. Pada langkah struktural maupun kultural, keterlibatan pemerintah sangat diperlukan, bahkan dipandang sebagai sebuah keniscayaan.
PENGARUH INFLASI TERHADAP KINERJA PEMBIAYAAN BANK SYARIAH, VOLUME PASAR UANG ANTAR BANK SYARIAH, DAN POSISI OUTSTANDING SERTIFIKAT WADIAH BANK INDONESIA
Saekhu Saekhu
Economica: Jurnal Ekonomi Islam Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21580/economica.2015.6.1.788
Berdasarkan pengujian yang menggunakan metode Vector Autoregression (VAR) ternyata variabel INF mempunyai pengaruh positif terhadap variabel FDR, NPF, VPUAS dan OSWBI. Berikut dijelaskan beberapa intisari dari hasil pengujian penelitian ini. Inflasi berpengaruh positif terhadap Financing to Depocit Ratio (FDR), volume transaksi Pasar Uang Berdasarkan Prinsip Syariah (VPUAS) dan posisioutstanding Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (OSWBI). Meskipun demikian pengaruhnya sangat kecil, tidak signifikan dan hanya berlangsung dalam jangka pendek saja. Bahkan variabel-variabel tersebut lebih dipengaruhi oleh kinerjanya di masa lalu.Tidak signifikannya pengaruh variabel INF terhadap variabel FDR, dan VPUAS disebabkan masih kecilnya kedudukan perbankan syariah sebagai faktor yang dapat mempengaruhi peredaran uang di Indonesia.
PENDEKATAN BALANCE SCORECARD PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT DI MASJID AGUNG JAWA TENGAH
Ari Kristin Prasetyoningrum
Economica: Jurnal Ekonomi Islam Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21580/economica.2015.6.1.784
Implementasi balanced scorecard dalam rangka revitalisasi Lembaga Pengelola Zakat menunju Good Organzation Governance pada LAZISMA Jawa Tengah belum dilaksanakan secara maksimal khususnya dalam perspektif keuangan. Sedangkan dari perspektif pelanggan yang didasarkan pada kepuasan pelanggan dalam menerima pelayanan dari lembaga cenderung baik karena sebagai organisasi sosial kemasyarakatan yang berdasarkan Islam mereka memperlakukan mustahik sebagai keluarga. Perspektif bisnis internal yang meliputi pembelajaran, kemampuan untuk berubah, penanganan keluhan pelanggan, waktu yang diperlukan untuk menangani keluhan dan akuntabilitas organisasi juga dirasakan kurang karena bukan berorientasi profit, melainkan untuk kepentingan ibadah. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran didasarkan pada pertumbuhan dan pembelajaran SDM (karyawan) didasarkan pada kepuasan karyawan sebagai human capital bagi organisasi menunjukkan bahwa karyawan yang dimiliki oleh lembaga zakat tersebut relatif masih dilandasi oleh faktor ibadah, loyalitas yang ditunjukkan oleh karyawan dan usaha untuk belajar secara otodidak dilandasi untuk ibadah dan mencari ridha Allah SWT semata.