cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota mojokerto,
Jawa timur
INDONESIA
MEDICA MAJAPAHIT
ISSN : 20853793     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Diterbitkan oleh Bagian Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto sebagai terbitan berkala yang terbit pada bulan Maret dan September menyajikan informasi dan analisis masalah-masalah kesehatan. Kajian ini bersifat ilmiah sebagai hasil pikiran yang empiric dan teoritis. Untuk itu redaksi bersedia menerima karya ilmiah hasil penelitian, atau artikel termasuk ide-ide pengembangan di bidang kesehatan yang dihasilkan oleh dosen-dosen dan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue " Vol 9, No 2 (2017): MEDICA MAJAPAHIT" : 5 Documents clear
HUBUNGAN DURASI PEMBERIAN RESTRAIN DENGAN RISIKO PERILAKU MARAH BERULANG PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG-MALANG Muhith, Abdul; Hidayah, Nurul; Prastya, Anndy; Suryani, Icha
MEDICA MAJAPAHIT Vol 9, No 2 (2017): MEDICA MAJAPAHIT
Publisher : SEKOLAH TINGGI KESEHATAN MAJAPAHIT MOJOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPermasalahan utama yang sering terjadi pada pasien Skizofrenia dalah perilaku kekerasan. Perilaku kekerasan adalah adalah keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang membahayakan secara fisik baik kepada diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Dalam managemen perilaku kekerasan ada 3 yaitu strategi pencegahan, strategi antisipasi dan strategi pengekangan. Sedangkan pengikatan (restrain) merupakan bagian dari strategi pengekangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan durasi pemberian restrain dengan risiko perilaku marah berulang pada pasien Skizofrenia di RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, Malang. Desain penelitian ini adalah deskriftif korelasi dengan metode penelitian cross sectional, dengan menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel 32 pasien di RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang. Penelitian ini pada bulan April 2017. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden perilaku kekerasan berindikasi restrain >4 jam yaitu sebanyak 23 responden (71,9%) dan untuk risiko perilaku kekerasan berulang sebagian besar responden yaitu sebanyak 18 responden (56,3%). Berdasarkan penghitungan uji statistik Fisher’s Exact Test menunjukkan tingkat signifikasi 0,002 <0,05 maka Ho ditolak, yang artinya ada hubungan durasi pemberian restrain dengan risiko perilaku marah berulang pada pasien Skizofrenia di RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang. Kekambuhan tidak akan timbul jika dari gejala yang sebelumnya sudah memperoleh kemajuan. Observasi tindakan merupakan indikator dari tingkat efektifitas, efisiensi serta kualitas dari perawatan yang diberikan kepada pasien yang dirawat.Kata Kunci : Perilaku Kekerasan, Restrain,  Skizofrenia.Abstract The main problem that often occurs in patients with schizophrenia is violent behavior. Violent behavior is a condition in which a person performs a physically harmful act to himself, others, or the environment. In the management of violent behavior there are 3 prevention strategies, anticipation strategies and restraint strategies. While the binding (restrain) is part of the restraint strategy. This study aims to analyze the relation of duration of restrain administration with risk of recurrent anger behavior in patients with schizophrenia in RSJ. Radjiman Wediodiningrat Lawang, Malang. The design of this study was descriptive correlation with cross sectional study method, by using simple random sampling technique with the number of samples of 32 patients at RSJ Dr. Rdjiman Wediodiningrat Lawang. The study was in April 2017. The result of this research shows that most respondents of violence behavior indicated restrain >4 hours that is 23 respondents (71,9%) and for the risk of repeated violent behaviormost of the respondents are 18 respondents (56,3%). Based on the calculation of Fishers Exact Test statistics above shows the significance level 0.002 <0.05 then Ho is rejected, which means there is a relation of restrained duration with risk of recurrent anger behavior in patients with schizophrenia in RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang. Recurrence will not arise if from symptoms that have already made progress. Observation of action is an indicator of the effectiveness, efficiency and quality of care provided to treated patients.Keywords: Violent Behavior, Restrain, Schizophrenia.
MENYUSUI SECARA EKSKLUSIF PADA ENAM BULAN PERTAMA KEHIDUPAN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI SEBAGAI PREDIKTOR DI INDONESIA Mafticha, Elyana
MEDICA MAJAPAHIT Vol 9, No 2 (2017): MEDICA MAJAPAHIT
Publisher : SEKOLAH TINGGI KESEHATAN MAJAPAHIT MOJOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi baru lahir. Setiap bayi baru lahir seharusnya menerima asupan nutrisi ASI segera setelah lahir, disusui secara eksklusif pada usia 0-6 bulan pertama kehidupan, dan dapat dilanjutkan hingga bayi berusia 2 tahun. Di Indonesia pemberian ASI merupakan suatu tradisi, namun tidak semua diberikan secara eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberhasilan pemberian ASI secara eksklusif di Indonesia dengan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Data penelitian diambil dari data survei demografi dan kesehatan indonesia tahun 2012 dengan jumlah responden 14.342 ibu dan bayi. Hasil analisis menggunakan uji Chi-Square dengan p-value 0.05 menunjukkan bahwa secara signifikan bayi yang difasilitasi kegiatan IMD, berkesempatan 5 kali lebih besar menerima nutrisi ASI secara ekslusif. Hasil penelitian ini memberikan suatu penguatan bahwa IMD harus senantiasa dilaksanakan pada setiap persalinan dimana keadaan ibu dan bayi baru lahir sehat dan pada keadaan tidak ditemukan faktor kontraindikasi pelaksanaan IMD.Kata Kunci: Menyusui eksklusif, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), Air Susu Ibu (ASI)
EFEKTIFITAS LAUGHING THERAPY DAN RELAKSASI OTOT TERHADAP STRES LANSIA DI PANTI WERDHA MAJAPAHIT Ayuningtyas, Dessy; Ari Santi, Julia; Rizal, Arifatur; Mawaddah, Nurul
MEDICA MAJAPAHIT Vol 9, No 2 (2017): MEDICA MAJAPAHIT
Publisher : SEKOLAH TINGGI KESEHATAN MAJAPAHIT MOJOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Abstract An increase in the number of elderly people in Indonesia causes health problems associated with the elderly. According to Stanley (2006), one of the problems we can see to be a phenomenon in the elderly is stress. Stress gives a total impact of the individual is physical, social, intellectual, psychological and spiritual. One of the stress management that is Laughing Therapy combined with muscle relaxation. This is because the effects caused by stress not only cause psychological changes in the elderly but also on physical changes. The purpose of this study is to determine the effectiveness of the provision of laughing therapy and muscle relaxation as stress management in the elderly. This research uses Quasy Experiment Pretest-Posttest Control Group Design method. Number of respondents were 40 respondents divided into control and treatment groups according to inclusion criteria, Respondents were given laughing therapy and muscle relaxation as much as 6 meetings in 3 weeks. Stress level gauge used is PSS (Percieved Stress Scale). The results of the study were 13 (65%) suffered from moderate stress. In the treatment group, 14 (70%) had mild stress. Analysis of research data using T-Test Paired with pvalue = 0,049 (a <0,05) which means there is giving of laughing therapy and muscle relaxation as stress management at elderly.Keywords: elderly, Laughing Theraphy, stress Abstrak Peningkatan jumlah lansia di Indonesia menyebabkan masalah kesehatan yang berhubungan dengan lansia. Menurut Stanley (2006), salah satu permasalahan yang dapat kita lihat menjadi fenomena pada lansia adalah stres. stres memberikan dampak secara total individu yaitu fisik, sosial, intelektual, psikologis dan spiritual. Salah satu manajemen stres yaitu laughing therapy dikombinasi dengan relaksasi otot. Hal ini disebabkan karena dampak yang ditimbulkan akibat stres tidak hanya menyebabkan perubahan secara psikologis lansia tetapi juga pada perubahan fisik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektifitas pemberian laughing therapy dan relaksasi otot Sebagai Manajemen Stres pada Lansia. Penelitian ini menggunakan metode Quasy Eksperimen Pretest-Posttest Control Group Design. Jumlah responden yaitu 40 responden yang dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan sesuai dengan kriteria inklusi, Responden diberikan laughing therapy dan relaksasi otot sebanyak 6 kali pertemuan dalam 3 minggu. Alat ukur tingkat stres yang digunakan yaitu PSS (Percieved Stress Scale). Hasil penelitian didapatkan pada kelompok kontrol terdapat 13 (65%) yang mengalami stres sedang, pada kelompok perlakuan terdapat 14 (70%) yang mengalami stres ringan. Analisis data penelitian menggunakan uji T Test Berpasangan dengan hasil pvalue = 0,049 (a < 0,05) yang artinya terdapat pemberian laughing therapy dan relaksasi otot sebagai manajemen stres pada lansia.Kata Kunci: Lansia, Terapi tertawa, stres
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD (INTRA UTERINE DEVICE) DI DESA KARANGJERUK JATIREJO MOJOKERTO Irawati, Dian
MEDICA MAJAPAHIT Vol 9, No 2 (2017): MEDICA MAJAPAHIT
Publisher : SEKOLAH TINGGI KESEHATAN MAJAPAHIT MOJOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Angka kelahiran merupakan salah satu pentunjuk pertumbuhan penduduk di suatu negara. Angka kelahiran kasar (crude birth rate) di Indonesia pada tahun 2010 menunjukkan angka 22 kelahiran per 1.000 penduduk. Tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia telah mengalami peningkatan dalam 20 tahun terakhir. Antara tahun 1990 dan 2000 sebesar 1,44%, namun antara tahun 2000 dan 2010 sedikit meningkat menjadi 1,49% (SDKI, 2012). Salah satu cara untuk menekan angka kelahiran adalah dengan program keluarga berencana (KB) melalui penggunaan kontrasepsi oleh pasangan usia subur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepi IUD. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Desa Karangjeruk Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto pada tanggal 01 – 31 Mei 2017. Populasi pada penelitian ini adalah akseptor KB aktif pada tahun 2017. Sampel diambil dengan cara simpel random sampling dengan besar sampel sebanyak 91 responden. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan data dianalisis dengan uji regresi logistic dengan bantuan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 22% responden memilih kontrasepsi IUD. Hasil uji regresi logistic menunjukkan bahwa faktor penghasilan, paritas, dan pengetahuan mempengaruhi responden dalam memilih alat kontrasepsi IUD. Hasil uji statistic multivariate menunjukkan bahwa faktor pengetahuan merupakan faktor terkuat yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi IUD dengan nilai P sebesar 0.01. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan tenaga kesehatan dapat meningkatkan pemahaman pasangan usia subur tentang alat kontrasepsi melalui kegiatan kelas ibu maupun kelas bapak sehingga dapat meningkatakan pemakaian kontrasepsi IUD.Kata kunci: Faktor-faktor, IUD
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO Syurandhari, Dwi Helynarti; Mawaddah, Nurul; Yuniarti, Asih Media; Fardiansyah, Arief
MEDICA MAJAPAHIT Vol 9, No 2 (2017): MEDICA MAJAPAHIT
Publisher : SEKOLAH TINGGI KESEHATAN MAJAPAHIT MOJOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Masalah kesehatan jiwa yang ada dimasyarakat dapat berdampak pada individu, keluarga dan masyarakat itu sendiri. Kemampuan perawat harus ditingkatkan agar dapat memberikan pelayanan keperawatan jiwa kepada pasien gangguan jiwa sehingga menjadi mandiri dan produktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kemampuan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan jiwa. Desain penelitian menggunakan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling dan didapatkan jumlah responden sesuai kriteria adalah 18 responden. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara usia (p=0,047, p<a), lama programmer (p=0,002, p<a) dan masa kerja (p=0,022, p<a) dengan kemampuan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kesehatan jiwa. Diharapkan perawat pemegang program jiwa mampu meningkatkan peran dan fungsinya dalam merawat pasien gangguan jiwa, sehingga membantu klien untuk mempertahankan fungsinya dan memandirikan klien dikomunitas.Kata Kunci : perawat, kesehatan jiwa, pelayanan keperawatan

Page 1 of 1 | Total Record : 5