cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice)
ISSN : 20888139     EISSN : 24432946     DOI : -
Core Subject : Health,
JMPF is the first open access journal in Indonesia specialized in both research of pharmaceutical management and pharmacy practice. Articles submitted in JMPF are peer reviewed, we accept review articles and original research articles with no submission/publication fees. JMPF receives manuscripts in both English (preferably) and Indonesian Language (Bahasa Indonesia) with abstracts in bilingual, both Indonesian and English. JMPF is also open for various fields such as pharmaceutical management, pharmacoeconomics, pharmacoepidemiology, clinical pharmacy, community pharmacy, social pharmacy, pharmaceutical marketing, goverment policies related to pharmacy, and pharmaceutical care.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 13, No 3 (2023): IN PRESS" : 7 Documents clear
Analisis Medication Error di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Pusat Ayyoehan Tiara Annisa; Susi Ari Kristina; Nanang Munif Yasin
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 13, No 3 (2023): IN PRESS
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.82186

Abstract

Medication error (MEs) berdampak pada ketidaktepatan pelayanan obat dan membahayakan pasien dengan jumlah insiden yang bervariasi, sehingga perlu dilakukan studi dengan menggunakan metode dan definisi yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis MEs beserta faktor-faktor penyebab kesalahan tersebut di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSPAD Gatot Soebroto. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian mixed method antara penelitian kuantitatif dan kualitatif. Metode penelitian kuantitatif dilakukan dengan menganalisis resep rawat jalan untuk mengetahui MEs dengan instrumen checklist. Metode penelitian kualitatif dilakukan dengan mewawancarai informan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan medication error. Setelah data yang dihasilkan dengan metode kualitatif terkumpul, data dikumpulkan sebagai total faktor penyebab MEs untuk mendapatkan faktor terbanyak penyebab kesalahan. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan MEs di masing-masing Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSPAD Gatot Soebroto. Kesalahan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan BPJS terdiri dari prescribing error (41,55%), transcribing error (4,58%), dan dispensing error 15,7%). Kesalahan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Paviliun Kartika terdiri dari prescribing error (12,41%), transcribing error (2,36%), dan dispensing error (0,69%). Instalasi Farmasi Rawat Jalan BPJS memiliki medication error tertinggi (61,83%) dibandingkan dengan Instalasi Farmasi Rawat Jalan Paviliun Kartika (15,46%) sebab beban kerja berupa jumlah pasien yang lebih banyak dengan jumlah staf yang minimal. Selain itu, juga terdapat faktor-faktor penyebab MEs di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSPAD Gatot Soebroto berupa faktor manusia, faktor sistem, dan faktor lingkungan yang diperoleh dari wawancara. Masing-masing faktor tersebut diperoleh faktor terbanyak dalam menyebabkan kesalahan.
SYSTEMATIC REVIEW DAN META-ANALISIS : ANALISIS DAMPAK INTERVENSI APOTEKER TERHADAP CLINICAL OUTCOME PASIEN EPILEPSI Najmah Salsabila
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 13, No 3 (2023): IN PRESS
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.82901

Abstract

Penderita epilepsi umumnya mengalami gangguan kontak sosial dan juga penurunan kesehatan. Peran Apoteker dalam pelaksanaan terapi pasien epilepsi sangat penting dalam memberikan pelayanan kefarmasian. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji bagaimana dampak intervensi Apoteker terhadap clinical outcome pasien epilepsi. Penelitian ini merupakan penelitian systematic review dan meta-analisis dengan desain studi Randomized Controlled Trial. Artikel yang diperoleh melalui database elektronik seperti PubMed, Directory of Open Access Journal (DOAJ), Springerlink, Sciencedirect, dan Wiley. Total terdapat 10 artikel dari berbagai negara yaitu dari negara Inggris, Singapore, China, Thailand, Colombia, Amerika, dan Nigeria. Data yang didapatkan bahwa intervensi Apoteker mampu berdampak positif dengan meningkatkan clinical outcome pasien epilepsi dibandingkan dengan tanpa adanya Apoteker (SMD= 0.56; 95% CI= 0.03 hingga 1.10; p=0.04). Kemudian terdapat heterogenitas (I2 ) yang tinggi antar eksperimen (I2= 96%; p<0.001), hal tersebut dikarenakan variasi populasi yang berbeda-beda. Selanjutnya, dari hasil penggabungan ke-10 artikel ini ditemukan adanya bias publikasi dilihat dari grafik funnel plot terlihat tidak simetris antara plot kanan dan kiri. Intervensi yang diberikan oleh Apoteker yaitu konsulasi dan konseling terbukti berdampak positif terhadap hasil clinical outcome pasien epilepsi berupa peningkatan kualitas hidup dari penurunan frekuensi kejang dan peningkatan pengetahuan pasien epilepsi. Kata kunci : Apoteker, clinical outcome, epilepsi
GAMBARAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PAHANDUT KOTA PALANGKARAYA Anna Singgih D.P. Priyaputranti; Dr. Fita Rahmawati, Sp.FRS., Apt.; Nanang Munif Yasin
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 13, No 3 (2023): IN PRESS
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.83777

Abstract

TB atau tuberculosis merupakan penyakit menular disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Profil kesehatan Indonesia menyebutkan jumlah kasus tuberkulosis tahun 2021 menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2020. Kepatuhan mengonsumsi obat merupakan aspek utama penanganan tuberkulosis. Beberapa kegagalan pengobatan tuberkulosis  disebabkan ketidakpatuhan. Deteksi kepatuhan minum obat penting untuk membantu pengendalian tuberkulosis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kepatuhan penggunaan obat antituberkulosis pada pasien tuberkulosis paru sensitif obat fase intensif dan mengidentifikasi penyebab ketidakpatuhan. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional  dengan pengambilan  data  secara  restrospektif. Identifikasi ketidakpatuhan pasien dilihat melalui dokumen Pemantauan Terapi Obat (PTO) dan TB-01 periode  triwulan empat 2022 hingga  triwulan I tahun 2023  di  Puskesmas  Pahandut Kota Palangkaraya  yang melibatkan 35 pasien, sedangkan penyebab ketidakpatuhan didapatkan melalui wawancara pasien, Pengawas Menelan Obat (PMO) dan pemegang program. Pengukuran kepatuhan dilihat berdasarkan sisa obat pasien saat berkunjung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 24 (77%) pasien patuh dan 8 (23%) pasien tidak patuh. Penyebab ketidakpatuhan dalam penelitian ini meliputi oleh faktor pasien (kurang motivasi, lupa minum obat, belum paham penjelasan dari tenaga kesehatan, pasien bingung cara minum obat), faktor akses (tidak ada kendaraan), faktor sosial (pekerjaan) serta dukungan keluarga dan kurangnya peran PMO. Peningkatan peran tenaga kesehatan di Puskesmas dan PMO diperlukan untuk dapat meningkatkan kepatuhan pasien.
Kajian Efek Samping Obat Kemoterapi Dosetaksel Pada Kanker Payudara Di RS Bhayangkara Kediri Nunuk Wijayanti; Dr. Fita Rahmawati, Sp.FRS., Apt.; Pramugyono Pramugyono
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 13, No 3 (2023): IN PRESS
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.83782

Abstract

Dosetaksel merupakan salah satu obat kemoterapi pada kanker payudara. Pemberian kemoterapi dapat menimbulkan berbagai efek samping. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran efek samping obat non hematologi dan hematologi dari penggunaan kemoterapi dosetaksel. Efek samping non hematologi yang diamati meliputi gangguan dermatologi, gangguan endokrin dan metabolik, dan gangguan terkait gastrointestinal. Sedangkan efek samping hematologi yang diamati meliputi anemia, trombositopenia, leukopenia, dan neutropenia. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan pengambilan data secara prospektif pada 45 pasien yang menjalani kemoterapi regimen dosetaksel dengan dosis 100mg/m2 di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri pada bulan Januari 2022 – Maret 2023. Pengambilan data dilakukan melalui catatan rekam medik kemudian identifikasi efek samping obat dilakukan melalui diskusi apoteker dengan klinisi konsultan bidang onkologi. Evaluasi data dilakukan secara deskriptif dalam bentuk pesentase. Kejadian efek samping non hematologi yang paling banyak terjadi adalah rambut rontok mencapai 80% dikuti dengan kejadian reaksi hipersensitivitas kulit sebesar 73,3% dan perubahan kuku mencapai 48,9%. Pada tingkat keparahan ringan (grade 1), reaksi hipersensitivitas kulit adalah kejadian tertinggi sejumlah 73,3% diikuti dengan kejadian rambut rontok sebesar 64,4%. Efek samping hematologi terbesar adalah anemia. Pasien mengalami anemia dengan grade 1 sebanyak 37.3% dan 2,2% terjadi pada grade 2. Efek samping dosetaksel yang terjadi pada penelitian ini secara keseluruhan masuk dalam kategori ringan (grade 1) dan sedang (grade 2). Sebagian besar pasien masih dapat mentoleransi gejala efek samping yang timbul. Pemantauan terhadap efek samping obat dan pengelolaan gejala yang timbul dengan segera diperlukan untuk mengurangi keparahan dan peningkatan kualitas hidup pasien. 
Measurement of Medication Adherence Behavior in Type 2 Diabetes Mellitus Patients Using Probabilistic Medication Adherence Scale (ProMAS) Dini Ayu Rahmawati; Anna Wahyuni Widayanti, MPH., Apt., Ph.D.; Susi Ari Kristina
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 13, No 3 (2023): IN PRESS
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.84431

Abstract

Diabetes is a chronic metabolic disease characterized by an increase in blood glucose levels. Diabetes mellitus is a chronic disease that requires long-term treatment, which affects medication adherence. Adherence measurement can be done using a questionnaire approach, such as the Probabilistic Medication Adherence Scale (ProMAS) questionnaire. This study aims to determine the relationship between demographic factors and medication adherence scores in patients with diabetes mellitus. The research uses a quantitative research approach with a cross-sectional design. Convenience sampling method was used to select 112 respondents between January-April 2023 at various primary healthcare facilities in the Special Region of Yogyakarta. The ProMAS scoring results showed that 42.9% of respondents had moderate-to-high adherence levels and 41.1% had high adherence levels. It can be said that patients with diabetes mellitus in Yogyakarta are adherent in using medication. The most frequent non-adherent behavior was found in 4 questions: respondents forgot to take or inject medication (61.61%); respondents took or injected medication (one of them) slower than usual schedule (55.36%); respondents did not always take or inject medication at exactly the same time every day (62.5%); and respondents forgot to take or inject medication at least once in the past month (58.04%). Based on the Shapiro-Wilk normality test, a p-value of <0.001 was obtained, indicating that the data was not normally distributed. Statistical analysis showed no significant relationship between age (p=0.059) and adherence level. For the variables of total adherence score with total number of medications (p=0.472) and frequency of medication (p=0.485), the results showed no significant relationship between these variables. The relationship between total adherence score and gender (p=0.422); payment method (p=0.937); need for assistance (p=0.597); type of medication (p=0.467); highest education level (p=0.251); and employment status (p=0.521) showed no significant relationship between these variables. This indicates that diabetes mellitus patients with low or high adherence levels are not affected by the above factors.
Perbandingan Luaran Klinis Favipiravir dan Remdesivir pada Pasien Covid-19 Derajat Sedang di RS Akademik UGM Yogyakarta - - Hadiatussalamah; Tri Murti Andayani; Ika Puspita Sari
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 13, No 3 (2023): IN PRESS
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.84815

Abstract

Penelitian mengenai antiviral yang efektif untuk COVID-19 masih terus dilakukan hingga saat ini. Favipiravir dan remdesivir merupakan antiviral yang telah direkomendasikan di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan luaran klinis favipiravir dan remdesivir pada pasien COVID-19 derajat sedang. Penelitian ini merupakan penelitian cohort retrospective yang dilakukan di RS Akademik UGM Yogyakarta menggunakan data rekam medis elektronik pasien COVID-19 derajat sedang yang dirawat inap sejak Juni 2021 – Maret 2022. Masing-masing kelompok terapi terdiri dari 88 subjek. Luaran klinis berupa kondisi membaik dan belum membaik dinilai menggunakan skala ordinal 7 poin progresivitas dan penyembuhan COVID-19 dari WHO. Analisis Chi-square dan regresi logistik berganda dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel penelitian. Subjek penelitian dengan persentase terbanyak usia 18 – 59 tahun (70,5%), jenis kelamin laki-laki (53,4%), tidak obesitas (64,2%). Penyakit penyerta yang paling banyak adalah diabetes melitus (33%) dan hipertensi (30%). Kelompok favipiravir memberikan luaran klinis yang lebih baik daripada remdesivir (50,0% vs 35,3%, p-value = 0,048). Tidak terdapat perbedaan yang bermakna terkait angka kejadian yang tidak diinginkan pada kedua kelompok penelitian (p-value > 0,05).
Rasionalitas Terapi Antibotik Empiris Pada Pasien Geriatri Dengan Pneumonia Di RS Mardi Rahayu Zullies Ikawati, Apt.
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 13, No 3 (2023): IN PRESS
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.86071

Abstract

Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan (paru-paru) tepatnya di alveoli. Insiden pneumonia meningkat seiring bertambahnya usia karena perubahan fisiologis dan status imunologi yang terkait dengan penuaan dan adanya komorbiditas pada usia lanjut. Pneumonia merupakan penyakit infeksi terbesar di RS Mardi Rahayu pada tahun 2020 sampai dengan 2022. Pemilihan antibiotik empiris yang tidak tepat menyebabkan resistensi antibiotik dan penggunaannya yang terlalu lama dapat meningkatkan lama perawatan sehingga biaya perawatan meningkat. Analisa rasionalitas penggunaan antibiotik empiris yang spesifik pada pasien geriatri dengan pneumonia di RS Mardi Rahayu belum pernah dilakukan. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif dan analitik observasional dengan metode cross-sectional. Analisa terhadap rasionalitas terapi antibiotik empiris menggunakan metode Gyssens. Hasil penelitian menunjukkan jumlah pasien geriatri yang didiagnosa pneumonia yang dirawat inap di RS Mardi Rahayu periode Januari - Desember 2022 yang memenuhi kriteria inklusi adalah 139 pasien dengan jumlah 158 regimen antibiotik. Hasil analisa rasionalitas menunjukkan bahwa sebanyak 95 regimen antibiotik (60,13%)  termasuk kategori 0 (nol) yang artinya penggunaan antibiotik rasional. Ketidakrasionalan penggunaan antibiotik terjadi pada 63 regimen pada kategori IV-A sebanyak 39 kasus (24,68%), IV-B sebanyak 9 kasus (5,70%), IV-C sebanyak 2 kasus (1,27%), III-A sebanyak 9 kasus (5,70%), III-B sebanyak 20 kasus (12,66%) dan II-A sebanyak 2 kasus (1,27%). 

Page 1 of 1 | Total Record : 7