cover
Contact Name
Gema
Contact Email
gemarullyana@upi.edu
Phone
-
Journal Mail Official
pedagogia@upi.edu
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
PEDAGOGIA
ISSN : 16935276     EISSN : 25797700     DOI : -
Core Subject : Education,
PEDAGOGIA (e-ISSN 2579-7700, p.ISSN 1693-5276 is a peer-reviewed (double blind review) journal published by Faculty of Education, Indonesia Univerity of Education. The goal of this journal is to facilitate scholars, researchers, and teachers for publishing the original research articles or review articles. Pedagogia : Jurnal Ilmu Pendidikan is available in print and online version. PEDAGOGIA published three editions in one year in April, August and December.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 16, No 2 (2018)" : 8 Documents clear
KETERAMPILAN SISWA MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI SMK NEGERI 3 OKU SELATAN Wijaya, Johan Eka
PEDAGOGIA Vol 16, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/pdgia.v16i2.12019

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui Keterampilan Siswa Memanfaatkan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar di SMK Negeri 3 OKU Selatan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa SMK Negeri 3 OKU Selatan yang berjumlah 235 orang. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket. Teknik analisa data menggunakan analisa statistik dengan rumus persentase. Hasil penelitian kepada siswa menunjukkan bahwa keterampilan siswa memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar di SMK Negeri 3 OKU Selatan berada pada kategori cukup dengan 69,1%. Rincian keterampilan siswa mengumpulkan informasi di SMK Negeri 3 OKU Selatan dicapai berdasarkan penjumlahan rata-rata pilihan selalu dan sering 62,98% dengan kriteria “cukup”. Keterampilan siswa mengambil intisari dan pengorganisasian informasi di SMK Negeri 3 OKU Selatan yang menjawab selalu dan sering 67,66% dengan kriteria “cukup”. Keterampilan siswa menganalisis, menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi di SMK Negeri 3 OKU Selatan yang menjawab selalu dan sering 70,73% dengan kriteria “cukup”. Dan keterampilan siswa menggunakan informasi di SMK Negeri 3 OKU Selatan yang menjawab selalu dan sering 75% dengan kriteria “cukup”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa  di SMK Negeri 3 OKU Selatan dalam keterampilan mengumpulkan informasi, mengambil intisari dan pengorganisasian informasi, keterampilan menganalisis, menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi, serta keterampilan menggunakan informasi sudah dilakukan dengan “cukup baik”.AbstractThe objective of this research is to know the students' creativity in using Library as learning source at SMK Negeri 3 OKU Selatan. This Research is quantitative research. The methodology of this research is descriptive method. This research is done by the students at SMK Negeri 3 OKU Selatan that the total number are 235 students. Then, the questionnaire is used to collect data of this reaserch. The result of this research shows to the students that the students' creativity in using the library as learning source at SMK Negeri 3 OKU Selatan is enough category with 69,1 %. Students' creativity in collecting the information at SMK Negeri 3 OKU Selatan is rearched based on the total average of always category and seldom category is 62,98% with enough category. Then, students' creativity in creating the summary and information organizaation at SMK Negeri 3 OKU Selatan who answering always and seldom is 67,66% with enough category. Students' creativity in analyzing, interpreting and evaluating the information at SMK Negeri 3 OKU Selatan who answer always and seldom is 70,73% with enough category. And the students' creativity in using information at SMK Negeri 3 OKU Selatan that answer always and seldom is 75% with enough category. So, it can be concluded that the students at SMK Negeri 3 OKU Selatan that has creativity in collecting information, creating the summary and information organization, creativity in analyzing, interpreting and information evaluation, so it means that the students' creativity in using information have been done in good enough category.
MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN PADA SEKOLAH DASAR BERBASIS ISLAM TERPADU DI KOTA BENGKULU Dewi, Citra; Roberto, Victoria
PEDAGOGIA Vol 16, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/pdgia.v16i2.11700

Abstract

AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian dan karakteristik pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Sekolah Dasar berbasis Islam terpadu dengan kurikulum jaringan sekolah Islam terpadu di Kota Bengkulu. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.penelitian ini dilaksanakan diseluruh sekolah yang terjaring disekolah terpadu di Kota Bengkulu. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa kesesuaian pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan melalui konsep Terpadu diantaranya Telaah, Eksplorasi, Rumuskan, Presentasikan, Duniawi dengan nilai tertinggi 100% yaitu SD IT ALAUFA, SD IT GENERASI RABBANI, SD IT IQRA 2, dan SD IT IQRA 1. Sementara itu kesesuaian pembelajaran PJOK melalui konsep Aplikasikan, Ukhrowi dengan nilai tertinggi 75% yaitu SD IT ALAUFA. Selain itu Karakteristik pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan di sekolah Islam Terpadu dengan konsep TERPADU (Telaah, Eksplorasi, Rumuskan, Presentasikan, Aplikasikan, Duniawi, Ukhrowi)  diantaranya: 1). Eksplorasi dengan nilai rata-rata 91 dinyatakan Sangat Baik, 2). Telaah dengan nilai rata-rata 90 dinyatakan Sangat Baik, 3). Rumuskan dengan nilai rata-rata 83 dinyatakan Sangat Baik, 4). Presentasikan dengan nilai rata-rata 81 dinyatakan Sangat Baik, 5). Duniawi dengan nilai rata-rata 69 dinyatakan Cukup, 6). Aplikasikan dengan nilai rata-rata 50 dinyatakan Kurang, dan 7). Ukhrowi dengan nilai rata-rata 31 dinyatakan Sangat Kurang.AbstractInstructional implication in Physical Education of Sports And Health teacher of elementary school interests to analyze. The reason is in this term integrated pshycomotoric and Islamic concept. The purpose of this study is to know the suitability and characteristics of teaching method of Physical Education of Sports And Health teacher of elementary school based on integrated Islam with the curriculum of an integrated Islamic school empowering in Bengkulu City. The method used in this research was qualitative method. This research was conducted in all schools in integrated school. Based on the result of the research, it is found that the relevance of learning penjasorkes (Physical Education of Sport and Health) through Integrated Concepts such as study, exploration, formulation, Presentation, Wordly with the highest score of 100% have done in alla the schools. Meanwhile the appropriateness of learning penjasorkes through applied and afterlife concepts with highest score of 75% that is SD IT ALAUFA. In addition, the characteristics of learning Physical Education of Sport and Health in the integrated Islamic schools with the concept of TERPADU (Review, Exploration, Formulate, Presentation, Apply, Worldly, Afterlife) include: 1). Exploration is stated as Very Good, 2). The study is stated as Very Good, 3). Formulate is stated as Very Good, 4). Present is stated as Very Good, 5). Worldly is stated as Enough, 6). Apply is stated as Less, and 7). Afterlife is stated as Very Less.
EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA SD FRANSISKUS BATURAJA. Muyaroah, Siti
PEDAGOGIA Vol 16, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/pdgia.v16i2.12052

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas model pembelajaran inside outside cirle terhadap hasil  belajar siswa pada mata pelajaran  IPA  di  kelas  II SD  Fransiskus baturaja. Penelitian ini merupakan merupakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi terkendalikan.Penelitian ini menghasilkan adanya efektitas model pembelajaran inside outside cirle terhadap hasil belajar mata pelajaran  IPA. Keefektifan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keberhasilan tentang suatu usaha dari sistem yang dirancang untuk melibatkan siswa secara aktif dan mandiri dalam pembelajaran. Hasil uji-t menyatakan bahwa terdapat keefektifan penggunaan model pembelajaran inside outside cirle terhadap hasil belajar mata pelajaran  IPA dengan hasil belajar yang di dapat siswa.AbstractThis research aims to determine the effectiveness of learning models inside outside circle of  student learning outcomes on science subjects 2nd class SD Fransiskus Baturaja. This research is quantitative research with experimental method. Can be interpreted as the research methods used to find a specific treatment effect against the other in a state of control. This ressearch result in the effectiveness of learning models inside outside circle  for student learning outcomes on science subjects. Effectiveness is the success of an establishment of a system designed to engage students actively and independently in learning. T-test result there are effectiveness of of learning models inside outside circle of  student learning outcomes on science subjects.
PENGARUH METODE VAKT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BANGUN DATAR PADA ANAK CEREBRAL PALSY Sutisna, Nia; Rahmawati, Ayi
PEDAGOGIA Vol 16, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/pdgia.v16i2.11334

Abstract

AbstrakPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Metode VAKT terhadap peningkatan kemampuan mengenal bangun datar pada Anak cerebral palsy. Metode VAKT merupakan singkatan dari Visual, Auditori, Kinestetik dan Taktil yang merupakan metode dengan menggunakan seluruh indera anak. Penggunaan Metode VAKT dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal bangun datar pada Anak cerebral palsy. Materi bangun datar merupakan konsep paling dasar dalam pelajaran matematika. Pengetahuan akan bentuk diperlukan dalam berbagai aspek dalam kehidupan. Berdasarkan hal itu anak cerebral palsy di PAUD GaMus (Garasi Anak Muslim) mengalami masalah dalam mengenal bangun datar. Anak cerebral palsy memiliki intelegensi yang rendah (pelupa) serta memiliki rasa rendah diri. Metode dalam penelitian ini adalah penelitian Subjek tunggal atau disebut Single Subject Research. Desain penelitian yang digunakan adalah Desain A-B-A yang memiliki tiga fase yaitu : A-1 (Baseline 1), B (Intervensi), A-2 (Baseline 2). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa metode VAKT dapat meningkatkan kemampuan anak cerebral palsy dalam mengenal bangun datar. Hal itu dapat dilihat dari hasil mean level pada setiap sesi terjadi peningkatan. Dari mean level A-1 dengan hasil 33,33 %, mean level Intervensi dengan hasil mean level 82,29 % dan mean level A-2 100 %. Berdasarkan hasil perolehan itu dapat disimpulkan bahwa Metode VAKT dapat meningkatkan kemampuan mengenal bangun datar pada Anak Cerebral Palsy.AbstractThis study was conducted to determine the effect of VACT method on increasing the ability to recognize flat waking in children with cerebral palsy. The VAKT method stands for Visual, Auditory, Kinesthetic and Tactile which is a method using all children's senses. The use of VAKT method in this study aims to improve the ability to recognize flat waking in children with cerebral palsy. Flat building material is the most basic concept in mathematics. Knowledge of forms is needed in various aspects of life. Based on this, cerebral palsy children in GaMus Early Childhood Education (Muslim Child Garage) experience problems in getting to know flat building. Cerebral palsy children have low intelligence (forgetfulness) and have a sense of inferiority. The method in this study is a single subject research or called Single Subject Research. The research design used is A-B-A Design which has three phases, namely: A-1 (Baseline 1), B (Intervention), A-2 (Baseline 2). Based on the results of the study, it is known that the VAKT method can improve the ability of cerebral palsy children to recognize flat waking. It can be seen from the results of the mean level in each session an increase. From the mean level A-1 with a result of 33.33%, the mean level of intervention with the mean level of 82.29% and the mean level of A-2 is 100%. Based on the results of the acquisition, it can be concluded that the VAKT method can improve the ability to recognize flat waking in children with cerebral palsy.
HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KARIR KEGURUAN DENGAN KETERTARIKAN BERKARIR MENJADI GURU MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 PTI UNIVERSITAS NEGERI MALANG Indonesia, Anggirda Permata; Putro, Setiadi Cahyono; Herwanto, Heru Wahyu
PEDAGOGIA Vol 16, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/pdgia.v16i2.12258

Abstract

AbstrakPerkembangan dunia pendidikan sudah selayaknya diimbangi dengan peningkatan mutu dan layanan pendidikan di Indonesia.  Dengan upaya mempersiapkan calon guru yang kompeten, sudah seharusnya mahasiswa yang dididik menjadi calon guru memiliki ketertarikan berkarir menjadi guru. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengungkap hubungan antara adversity intelligence (X1) dan persepsi mahasiswa terhadap karir keguruan (X2) dengan ketertarikan berkarir menjadi guru (Y). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian deskriptif korelasional. Metode pengumpulan data menggunakan angket yang telah memenuhi uji validiras dan reliabilitas dengan mengambil sampel penelitian mahasiswa S1 PTI angkatan 2014 sebesar 130 responden. Teknik analisis data menggunakan korelasi parsial dan regresi ganda. Dari hasil penelitian didapat persamaan regresi Y= 7,859+0,292X1 + 0,167X2 dengan signifikansi sebesar 0,001 yang artinya terdapat hubungan positif dan signifikan antara X1, X2 dengan Y secara simultan. AbstractThe development of the world of education should be balanced with the improvement ofquality and education services in Indonesia. With the effort to prepare a competent teacher, there are already students who are educated to be teachers who have an interest in becoming a teacher career. The purpose of this study is to reveal the relationship between adversity intelligence (X ) and student perceptions of career training (X ) with the interest 1 2 of career to be a teacher (Y). This research is quantitative descriptive correlational design. Data collection methods used questionnaires that have met the validation test and reliability by taking a sample of undergraduate students of PTI class of 2014 for 130 respondents. In analyzing the data partial correlation and multiple regression has used. From the results of this research it can be concluded that there are matching regression which is Y = 7.859 + 0.292X1 + 0.167X2 with significant 0.001 which means that there positive correlation between X , X with Y simultaneously.
HUBUNGAN SEBAB AKIBAT UNGKAPAN PAHLAWAN TANPA TANDA JASA TERHADAP IDENTITAS DAN KESEJAHTERAAN GURU DI INDONESIA Gunawan, Indra
PEDAGOGIA Vol 16, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/pdgia.v16i2.11296

Abstract

AbstrakIdentitas dan citra guru di mata masyarakat Indonesia hingga dewasa kini masih identikdengan ungkapan “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang muncul dalam ungkapan pahlawan tanpa tanda jasa. Dengan memahami hubungan sebab akibat dari ungkapan pahlawan tanpa tanda jasa diharapkan dapat memandu masyarakat ataupun orang-orang yang terlibat dalam pendidikan untuk memposisikan guru di Indonesia pada sisi yang lebih manusiawi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis framing atau analisis isi mengenai fenomena ungkapan pahlawan tanpa tanda jasa dari sebuah kajian sosial di dalam masyarakat Indonesia, objek kajian dalam tulisan ini merupakan pendekatan interpretasi peneliti selama konteks hubungan sebab akibat ungkapan pahlawan tanpa tanda jasa yang menjadi fokus analisisnya. Hasil dari penlitian ini menunjukan bahwa ungkapan pahlawan tanpa tanda jasa dianggap telah menjadi identitas bagi guru di Indonesia. Tulisan ini juga diharapkan dapat merangsang penelitian dan pengembangan profesi guru di Indonesia. AbstractThe identity and image of the teacher in the eyes of the Indonesian people to adulthood is now still synonymous with the expression "Hero without a sign of service". This paper aims to analyze the causal relationships that appear in unsung heroic expressions. Understanding the causal relationship of unsung heroes' expressions is expected to guide people or people involved in education to position teachers in Indonesia on the more human side. The method used in this study uses framing analysis or content analysis on the phenomenon of unsung heroic expressions from a social study in Indonesian society, the object of study in this paper is the approach of researcher interpretation during the context of the causal relationship due to the unsung heroic expression that is the focus the analysis. The results of this research show that the expression of unsung heroes is considered to have become an identity for teachers in Indonesia. This paper is also expected to stimulate the teaching profession research and development in Indonesia.
MENDULANG IMBAS SALAH KAPRAH, SALAH GARAP Mustaqim, Mujahidil; Sere, Sherly
PEDAGOGIA Vol 16, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/pdgia.v16i2.11873

Abstract

AbstrakArtikel ini mengulas bahwa sebenarnya aspek yang paling fundamental dan krusial dalampendidikan adalah mutu guru. Maka upaya peningkatan mutu guru harus menjadi prioritas utama di atas kepentingan yang lainnya. Persepsi yang lazim beredar bahwa kurikulum adalah segala-galanya namun guru sebagai penerjemah substansi kurikulum tidak mendapat gubris yang berarti. Alhasil, kurikulum yang didesain sedemikian rupa ditaksir tak mampu sepenuhnya menjalankan fungsinya. Salah kaprah yang kemudian berbuntut pada salah garap. Artikel ini didesripsikan menggunakan studi literatur dan dokumentasi. Ada tiga hal pokok yang dikaji yaitu Pertama, data yang menerangkan tentang ketercapaian program profesionalisme guru diantaranya kualifikasi akademik, sertifikasi guru, program profesionalisme guru dan uji kompetensi guru terbilang rendah yang kemudian berpotensi terhadap efektifitas implementasi kurikulum di lapangan. Kedua, beberapa persoalan yang timbul akibat kadar pencapaian profesionalisasi guru yang minim adalah penerapan tujuan, isi, metode dan evaluasi kurikulum tak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Ketiga, alur pembenahan pendidikan hendaknya dimulai dari peningkatan mutu guru. Selain itu, pada saat perumusan kurikulum hendaknya pada waktu yang bersamaan juga dirumuskan kompetensi guru apa saja yang disyaratkan dalam desain kurikulum. Kemudian disusun pedoman bagi guru berupa langkah-langkah yang dapat dilalui guru dalam menerapkan kurikulum. Alhasil, peserta didik dapat mereguh esensi kurikulum yang telah dirancang tersebut. AbstractThis article reviews that in fact the most fundamental and crucial aspect of education is the quality of teachers. So efforts to improve teacher quality must be a top priority over the interests of others. The common perception circulating that the curriculum is everything but the teacher as the translator of the curriculum substance does not get a meaningful governor. As a result, a curriculum that is designed in such a way is estimated not to be able to fully carry out its functions. Misguided, which then leads to wrong work. This article is described using literature studies and documentation. There are three main things that are studied, namely, First, the data that explains the achievement of the teacher professionalism program that encompasses academic qualifications, teacher certification, teacher professionalism programs and teacher competency tests are fairly low which then has the potential for the effectiveness of curriculum implementation in the field. Secondly, some problems that arise due to the lack of teacher professionalism is the implementation of the objectives, content, methods and evaluation of the curriculum not as expected. Third, the flow of education improvement should start from improving teacher quality. In addition, in the formulation of the curriculum should be at the same time formulated what teacher competencies required in the curriculum design. Then, the guidelines are prepared for teachers in the form of steps that can be passed by the teacher in implementing the curriculum. As a result, not ignorant of efforts to improve the quality of teachers so that students can touch the essence of the curriculum that has been designed.
PENDIDIKAN LITERASI DIGITAL DI KALANGAN USIA MUDA DI KOTA BANDUNG Silvana, Hana; Darmawan, Cecep
PEDAGOGIA Vol 16, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/pdgia.v16i2.11327

Abstract

AbstrakFenomena pengunaan media sosial sebagai media online semakin massive pada dekade ini. Kalangan muda sebagai generasi milenial atau digital native merupakan pengguna terbesar dalam penggunaan media sosial saat ini. Penelitian mengenai literasi digital masih jarang dilakukan terutama di Indonesia. Subyek penelitian ini adalah kalangan usia muda dengan rentang usia 17–21 tahun yang merupakan pengguna aktif media sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Informan yang dijadikan sampel penelitian sebanyak 5 orang dan 1 orang informan kunci dari pakar literasi media. Temuan yang diperoleh pada penelitian ini menunjukan pentingnya program literasi digital yang memberikan dampak positif bagi pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam menggunakan media terutama media sosial yang saat ini sering dijadikan sumber informasi oleh khalayak terutama oleh kalangan yang berusia muda. Program ini memberikan kontribusi yang signifikan pada penyebaran informasi dalam menggunakan media massa terutama media sosial yang digunakan oleh kalangan usia muda sehingga ada kesadaran dalam menggunakan media. Pada pendidikan pelatihan (diklat) ini peserta belum semua mempunyai keahlian ini dikarenakan keahlian ini memerlukan latihan yang terus menerus dan konsisten sehingga mereka dapat melakukannya dengan baik. Oleh karena itu pendidikan literasi digital merupakan solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan elemen masyarakat dan civitas akademika yang peduli terhadap kemajuan bangsa. AbstractThe phenomenon of the use of social media as an online media is increasingly massive in the use of this decade. Young people as the native millennial or digital generation are the biggest users in the use of social media today. Research on digital literacy is still rare, especially in Indonesia. The subjects of this study were young people aged 17-21 years that were active users of social media. This study uses a qualitative approach to the case study method. The informants who were used as research samples were 5 people and 1 key informant from media literacy experts. The findings obtained in this study indicate the importance of digital literacy programs that have a positive impact on knowledge, understanding and skills in using the media, especially social media which is now often used as a source of information by audiences, especially among young people. information on using mass media, especially social media used by young people so that there is awareness in using the media. In this education participants do not all have this expertise because this skill requires continuous and consistent training so that they can do it well. Therefore digital literacy education is a solution that can be done by the government and elements of society and academics who care about the progress of the nation.

Page 1 of 1 | Total Record : 8