cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Jurnal Biologi Tropis
Published by Universitas Mataram
ISSN : 14119587     EISSN : 25497863     DOI : -
Jurnal Biologi Tropis (ISSN Cetak 1411-9587 dan ISSN Online 2549-7863) diterbitkan mulai tahun 2000 dengan frekuensi 2 kali setahun oleh Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Mataram, berisi hasil penelitian dan ulasan Ilmiah dalam bidang Biologi Sains.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Jurnal Biologi Tropis. Vol.14 No. 2 Desember 2014" : 10 Documents clear
Status Trofik Ikan yang Berasosiasi dengan Lamun (Seagrass) di Tanjung Luar Lombok Timur Abdul Syukur, Yusli Wardiatno Ismudi Muchsin2) dan Mohammad Mukhlis Kamal
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.14 No. 2 Desember 2014
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.477 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v14i2.143

Abstract

ABSTRAKLamun di lingkungan laut berperan penting dalam proses pembentukan rantai makanandetritus dan herbivora. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan status trofik ikanberdasarkan jenis makanan. Contoh ikan diambil pada lima lokasi padang lamun yaitu: GiliKere, Gili Maringkik, Kampung Baru, Lungkak dan Poton Bakau dengan menggunakan minipure seine. Analisis status trofik ikan dilakukan berdasarkan jenis makanan yang ditemukanpada isi lambung. Status trofik dikelompokkan dalam status trofik herbivora, carnivora,planktivora dan omnivora. Status trofik ikan yang ditemukan pada semua lokasi penelitiandidominasi oleh ikan dengan status trofik carnivora sebesar 58,62 %, status trofik herbivorasebesar 17, 64 %, status trofik planktivora 17,64 % dan status trofik omnivora 5,88 %. Ikanyang berasosiasi dengan lamun pada lokasi penelitian sebagian besar untuk mencari makan.Namun demikian jenis ikan dari famili Apogonidae dengan spesies Archamia goni dan familiMonacanthidae dengan spesies Plectorhinchus falvomaculatus menggunakan lamun tidakhanya sebagai tempat mencari makan tetapi juga sebagai tempat untuk memijah, tinggalmassa juvenil dan massa dewasa. Kesimpulan dari penelitian adalah status trofik ikan danbentuk asosiasi ikan dengan lamun sebagai indikator fungsi ekologi lamun yang sangat vitaluntuk ikan dapat survive.Kata Kunci: Lamun, Status Trofik Ikan dan Asosiasi Ikan dengan Lamun.ABSTRACTSeagrass in the marine environment plays an important role in the process of detritus foodchain and herbivores. This study aims to determine the trophic status of fish based on the typeof food. Fish were taken on the five locations seagrass beds: Gili Kere, Gili Maringkik,Kampung Baru, Lungkak dan Poton Bakau by using pure mini seine. Analysis of trophicstatus of fish is done based on the type of food that is found in the stomach contents. Trophicstatus are grouped into trophic status of herbivores, carnivores, omnivores and planktivora.Trophic status of fish found in all study sites are dominated by carnivorous fish with trophicstatus of 58.62%, herbivore trophic status of 17, 64%, trophic status planktivora 17.64% and5.88% omnivorous trophic status. Fish associated with seagrass research sites mostly forforaging. However, the type of fish of the family Apogonidae with Archamia goni and familyMonacanthidae with Plectorhinchus falvomaculatus use seagrass not only as a feeding sitesbut also as a place to spawning, mass live juvenile and adult the mass. The conclusion of the study is the trophic status of fish and fish form of association with seagrass as an indicator ofthe ecological functions that are vital for the fish to survive.Key Words: Seagrass, Trophic Status of Fish and Fish with Seagrass Association.
Kekhasan Morfologi Spesies Mangrove di Gili Sulat Agil Al Idrus, I Gde Mertha Gito Hadiprayitno, dan M. Liwa Ilhamdi
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.14 No. 2 Desember 2014
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.386 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v14i2.139

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah menganalisis kekhasan morfologi spesies mangrove diGili Sulat. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode survey melaluipengamatan langsung secara in situ terhadap morfologi populasi-populasi dalam spesiesmangrove di lapangan. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatifkemudian deskripsikan untuk menggambarkan kekhasan morfologi spesies mangrove diGili Sulat. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tujuh spesies mangrove komponenmayor yang populasinya menunjukkan morfologi yang khas di Gili Sulat, yaitu Bruguieragymnorrhiza, Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Rhizophora apiculata, Ceriopstagal, Sonneratia alba, dan Avicennia marina. Kekhasan morfologi spesies mangrovetersebut mencakup karakter tinggi pohon, warna dan diameter batang, struktur akar danjumlah bunga.Kata kunci: kekhasan, mangrove, morfologiABSTRACTThe aims of this reseach is to analyze specific morphology of species mangrove inGili Sulat. Data collected in this reseach is done by survey method through in situobservation to populations morphology of mangrove species in the field. Data is analyzedby qualitative and quantitative and then describing to explain specific morphology ofmangrove species in Gili sulat. The result show that there are seven major component ofmangrove species with specific population morphology in Gili sulat, namely Bruguieragymnorrhiza, Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Rhizophora apiculata, Ceriopstagal, Sonneratia alba, and Avicennia marina, respectively. The specific morphologycharacter of these mangrove species are heigh of trees, colour and diameter of stem, rootstructure and number of flower.Key Words: specific, mangrove, morphology
Studi Kebiasaan Makanan Kerang Pokea (Batissa violacea var celebensis, von Martens 1897) Saat Penambangan Pasir di Sungai Pohara Sulawesi Tenggara Bahtiar, Wanurgayah Nur Irawati
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.14 No. 2 Desember 2014
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1340.043 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v14i2.135

Abstract

ABSTRAKSungai Pohara merupakan sungai dengan kondisi produktivitas berfluktuasi yangdisebabkan oleh aktivitas penambangan pasir. Kondisi ini dapat mempengaruhi kualitasdan kuantitas makanan kerang pokea yang mendiami segmen muara sungai ini.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis makanan berdasarkan jeniskelamin, ukuran, spasial dan temporal di Sungai Pohara Sulawesi Tenggara. Penelitiandilakukan di Sungai Pohara selama setahun dari bulan Maret 2007- Februari 2008.Sampel pokea diambil dalam berbagai kelas ukuran sebanyak 20 ekor per stasiun dalamsebulan selama setahun. Selanjutnya sampel lambung diamati di bawah mikroskop dandiindetifikasi menggunakan buku Mizuno dan Edmonson. Data dianalisis secara semikuantitatif melalui persentase komposisi makanan dari Indeks Bagian Terbesar. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa indeks bagian terbesar dalam lambung pokea jantan danbetina adalah detritus. Pada daerah tanpa penambangan pasir ditemukan jenis makanandari kelompok plankton lebih besar dibanding daerah dengan penambangan pasir. Indeksbagian terbesar pada lambung pokea didominasi jenis makanan plankton pada bulanAgustus dan September seiring aktivitas reproduksi (kematangan dan pemijahan). Kerangpokea pada kelas ukuran lebih kecil lebih banyak memfilter makanan dari jenis planktondan terus mengalami perubahan jenis makanan pada ukuran yang lebih besar yang lebihbanyak memanfaatkan detritus. Komposisi makanan kerang pokea mengalami perubahanseiring dengan perubahan spasial (aktivitas penambangan pasir), temporal dan pergeserankelas ukuran.Kata kunci : kerang, pokea, kebiasaan makanan, penambangan pasir, sungai pohara ABSTRACTFluctuated production of Pohara river is a real condition due to sand mining activity. Thiscondition can prominently affect the quality and quantity of food of pokea shellfish. Thisresearch was done to know species composition of prey based on sex, size, spacial dantemporal of Pohara river, south east Sulawesi. A full one year (Mart 2007 to February2008) research was conducted in Pohara river. Samples of 20 individual of pokea shellfishfor each station were obtained monthly. Gastrict samples of shellfish were observed undermicroscope and identified based on the books of Mizumo and Edmonson. Data wereanalized semi quantitative by mean of composition percentage of food for the highest partindex.. The results showed that the highest part index in gastric of male and female pokeashellfish was detritus. In the non sand mining area was found food in group of planktonwere much more compared to it from the mining area. During the months of August toSeptember, the highest part index of food in pokea gastric were dominated by plankton.This could be caused by the reproduction activity. The small size of pokea shellfish tend to feed plankton much more than the larger size of pokea which feed of much detritus.Food composition of pokea shellfish tends to change as the changes of spacial (sandmining activity), temporal, and size of shellfish.Key words : shellfish, pokea, feeding activity, and mining, pohara river
Luteinizing Hormone (LH) pada Kerang Mutiara Jenis Pinctada maxima Syachruddin AR
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.14 No. 2 Desember 2014
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.248 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v14i2.140

Abstract

ABSTRAKPinctada maxima merupakan jenis kerang mutiara yang dibudidayakan di NTB.Perubahan jenis kelamin atau fungsi gonadnya sangat ditentukan oleh faktor lingkungan(makanan) dan kemampuan metabolisme untuk menghasillkan energi atau protein sertahormon reproduksi (FSH atau LH) yang dihasilkan. Penelitian yang telah dilakukan padatahun 1997 terhadap kadar LH dari 10 ekor kerang mutiara saat spawning dan seminggusetelah spawning yang menggunakan spektrofluorometri (TLC) dan analisa statitikdengan uji t. Hasilnya menunjukkan bahwa kadar LH (Luteinizing Hormone) sangat tinggi(61,533 ppm/cc) pada saat spawning, dan seminggu setelah spawning menurun menjadi52,926 ppm/cc. Indikasi ini menunjukkan bahwa kadar LH pada kerang mutiara dalamwaktu 1 minggu mengalami penurunan yang sangat signifikan (8,607 ppm/cc) denganthitung= 5,10 pada taraf signifikansi 5% dan ttabel = 4,03. Penurunan ini kemungkinannyaakan mencapai titik neutral. Hal ini menunjukkan bahwa kadar LH sangat menentukanpertumbuhan dan perkembangan gonad pada kerang mutiara.Kata kunci : gonad, hormon, kadar, pemijahan.ABSTRACTPinctada maxima are oyster pearl of cultures in NTB. The sex or functional gonadchange are the very heighten food factor in environment and the metabolism ability forhormone reproduction (FSH and LH). The research is already in 1997 year, tendency forto know LH grade spawning time and after spawning a week’s to tail ten at oyster’s pearlis same. The LH grades analysis use spektrofluorometri (TLC) and statistic analysis t testuses. That mother pearl oyster’s at spawning time, LH (Luteinizing Hormone) grade thehigh production (61.533 ppm/cc) and grade happen the descending 52.926 ppm/cc afterspawning a week’s. The descend LH grade to pearl oysters is show that happen highsignification (8.607 ppm/cc whit tcalculate = 5,10 at 5% signification stage and ttable = 4,03.The descending it’s quite possible that reach neutral period. The high grading of LH a surethat indicate gonad growth of pearl oysters.Key word: gonad, hormone, grade, spawning
Peran Trehalose Metabolisme Sepanjang Masa Kehidupan Tanaman Prapti Sedijani
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.14 No. 2 Desember 2014
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.977 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v14i2.141

Abstract

AbstractTrehalose/T6P has important role at entire plant stage of life starting from embryonicstage, vegetative growth, generative growth and senescence. The roles include celldevision, cell shape, plant architectecture, and plant responses to biotic and abiotic stress.Syncrunizing between energy demand and energy availability is the main mode of theroles through reprogramming of gene expression responsible for anabolism and/orcatabolism processes depending on given situation including biotic and abiotic stress.Moreover, proteins of trehalose metabolism are suggested to affect enzyme activity oftarget proteins. SnRK1 and bZIP11 involve in all those modes. Understanding crusialroles of trehalose metabolism in plant therefore is necessary in order to get benefit fromthis pathway for agricultural issue.AbstrakTrehalose/T6P berperan penting bagi tahapan kehidupan tanaman dari tahap embryo,pertumbuahn vegetatif, pertumbuhan generatif, hingga sanesensi. Peran molekul tersebutberpengaruh pada pembelahan sel, bentuk sel, arsitektur tanaman dan respon tumbuhanterhadap stres biotik dan abiotik. Pengintegrasian antara kebutuhan dan ketersediaanenergi merupakan modus utama dalam peran tersebut melalui pemrograman ekspresi genyang bertanggung jawab terhadap proses anabolisme dan atau katabolisme sesuai dengansituasi tertentu termasuk dalam kondisi stres biotic dan abiotik. Selain itu, protein-proteindalam lintasan metabolisme trehalose ini juga diduga mempengaruhi aktivitas enzimenzimtarget. Peran krusial metabolisme trehalose, manusia dapat memanfaatkan lintasanini untuk kepentingan pertanian.
Komunitas Fitoplankton Perairan Pantai Utara, Timur, Dan Selatan Pulau Lombok Lalu Japa dan Khairuddin
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.14 No. 2 Desember 2014
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.167 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v14i2.137

Abstract

ABSTRAKPerairan pantai menyediakan sumber daya alam yang melimpah dan potensial untukdimanfaatkan secara ekonomi. Tidak sedikit kegiatan pemanfaatan ekosistem pantai yangdisertai dengan dokumen pengelolaan. Tolok ukur kualitas perairan yang banyak dipakaidan dilaporkan adalah komunitas fitoplankton. Untuk itu, survey ini dilakukan pada 3stasiun di kawasan pemanfaatan ekosistem pantai untuk kegiatan budidaya kerangmutiara. Empat titik sampling ditetapkan pada masing-masing stasiun. 50 ml sampel airlaut diambil pada setiap titik sampling menggunakan jaring plankton dengan mata jaringberukuran 20 μm. Perairan pantai utara dan timur pulau Lombok didominasi olehBacteriastrum delicatulum dan pantai selatan pulau Lombok didominasi oleh Chaetocerosaffinis. Secara umum, ketiga titik sampling penelitian ini didominasi oleh spesies darigenus Chaetoceros. Tetapi Bacteriastrum delicatulum adalah jenis yang paling dominandan melimpah di ketiga lokasi sampling. Indeks diversitas spesies ketiga perairan pantaipulau Lombok tersebut termasuk kategori sedang.Kata kunci: Komunitas, Fitoplankton, Perairan Pantai, EkosistemPHYOPLANKTON COMMUNITY OF NORTH, EAST, AND SOUTHLOMBOK ISLAND COASTAL WATERSABSTRACTCoastal waters providing numerous diversity of flora and fauna since the area is asuitable habitat for many flora and fauna species and have some high economic potentialuses. The flora and fauna than have economical benefits. Community of phytoplankton iscommonly recorded and studied for biological indicator of aquatic ecosystemsustainability. Four sampling sites of each three station (north, east, and south) of Lombokcoastal waters were absorbed for phytoplankton community. Tweleve of 50 ml bottlescoastal waters samples were taken using a nylon plankton net of 20 μm mesh size. Thenorth and east coastal waters of Lombok were dominated by Bacteriastrum delicatulumand the south coastal water of Lombok was dominated by Chaetoceros affinis. In generalthe coastal waters of Lombok were dominated by species of the genus of Chaetoceros.However, diatom Bacteriastrum delicatulum was the most commonly found and has thehighest density in all sampling sites.Species diversity index of phytoplankton in all threesampling station of this study was intermediate categoryKey woods: Community, Phytoplankton, Coastal Water, Ecosystem
Fermentasi Ikan Kembung (Rastrelliger sp.) dalam Pembuatan Peda dengan Penambahan Bakteri Asam Laktat (BAL) yang Terkandung dalam Terasi Empang pada Berbagai Konsentrasi Garam Yuniati Fajri, AA. Sukarso dan Dewa Ayu Citra Rasmi
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.14 No. 2 Desember 2014
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (849.16 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v14i2.142

Abstract

ABSTRAKPeda merupakan produk fermentasi ikan melalui penambahan garam pada kadartertentu. Fermentasi Peda terbentuk karena penguraian senyawa lemak dan proteinkompleks yang terdapat dalam tubuh ikan menjadi senyawa yang lebih sederhana denganbantuan enzim dari mikroba fermentor. Berkaitan dengan hal tersebut telah dilakukanpenelitian dengan tujuan mengetahui konsenterasi garam yang tepat dalam pembuatanpeda yang ditambahkan BAL yang terkandung dalam terasi. Sampel ikan kembung yangdiperoleh dari Pasar Bertais diambil sebanyak 36 ekor diberi perlakuan dengan 3konsenterasi penggaraman yang berbeda (15%, 20%, dan 25%) b/b dan difermentasimelalui penggaraman I selama 7 hari dan penggaraman II selama 21 hari. Hasil fermentasidiamati untuk parameter warna, aroma, tekstur dan rasa peda. Data hasil penelitian diujidengan uji hedonik oleh panelis ahli dan hasilnya dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis.Hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata antar perlakuanpenggaraman dan penambahan BAL terhadap sifat hedonik Peda pada p> 0,05. Namun,Peda yang paling diterima oleh panelis adalah Peda yang difermentasi dengankonsenterasi penggaraman 25%.Kata kunci: Fermentasi, Ikan Kembung ,Peda, Bakteri Asam Laktat (BAL), uji hedonikFermentation of Mackerel (Rastrelliger sp.) in Making Peda Added with of LacticAcid Bacteria (LAB) in Several Salt ConcentrationsABSTRACTPeda is a fermentation products by additing of salt in certain concentrations. In thefermentation is occurred breaking the complex compound of fish’s fat and protein intoseveral simpler compounds by enzymes of fermentor agents (the microbes). This researchwas purposed to know exactly salt concentration in the process of making peda withaddition of lactic acid bacteria from terasi. The type of this research is experiment.Population of this research is all Mackerels which are sold in Bertais market, and 36 ofthem are taken as sample, by purposive sampling. The treatment of this research consistsof 3 concentration of salt, that is 15%, 20% and 25%. Data was taken by using hedonictest by 5 expert panelists. Data was analyzed by using Kruskal-Wallis test. Result showedthat there were no treatment differences of salt and lactic acid bacteria towards hedonictests (P > 0,05). Yet, the most acceptable of peda, is fermented within 25% saltconcentration.Key words :Fermentation, Mackerel fish, Peda, Lactic Acid Bacteria, Hedonic Test
Kontroversi Produk Rekayasa Genetika Yang Dikonsumsi Masyarakat Mahrus bio
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.14 No. 2 Desember 2014
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.28 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v14i2.138

Abstract

ABSTRAKRekayasa genetika adalah transplantasi satu gen ke gen lainnya baik antara gen danlintas gen untuk menghasilkan produk yang berguna bagi mahluk hidup hidup. Padaawalnya, rekayasa genetika hanya dilakukan pada tanaman untuk memecahkankekurangan pangan penduduk dunia, dan dalam pengembangannya rekayasa genetikatidak hanya berlaku untuk tanaman dan hewan yang serupa, tetapi telah berevolusi padamanusia dan lintas jenis. Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasiperubahan komposisi asam nukleat DNA atau menyelipkan gen baru ke dalam strukturDNA mahluk hidup penerima, hal ini berarti bahwa gen yang disisipkan pada mahlukhidup penerima dapat berasal dari mahluk hidup lain. Saat ini, penyebaran danpenggunaan produk rekayasa genetika telah mengundang kontroversi masyarakat, olehkarena itu tulisan ini bertujuan untuk meninjau kontroversi rekayasa genetika mahlukhidup pada beberapa aspek kehidupan masyarakat.Kata Kunci: gekayasa genetika, gen, DNA, GMO, kontroversi.CONTROVERSY OF GENETIC ENGINEERINGPRODUCT CONSUMED SOCIETYABSTRACTGenetic engineering is a transplant of one gene to an other gene both between genesand gene cross to produce a useful product for living organisms. At first, geneticengineering was only conducted on plant to solve the food’s lack for world population,and it does not only apply to the plants and animals are similar in its development, but ithas evolved in humans and cross types. The basic principle of genetic engineeringtechnology is manipulating the composition changes of the nucleic acid of DNA ortucking new genes into the DNA structure of the recipient organisms, this means thatinserted genes on a recipient organism can be derived from the other organisms. Today,the deployment and use of genetically modified organisms have been inviting society'scontroversy, therefore this paper aims to review the controversy for genetically modifiedorganism (GMO) on several aspects of community life.Keywords: genetic engineering, gene, DNA, GMO, controversy.
Kelimpahan Spesies Kelelawar Ordo Chiroptera di Gua Wilayah Selatan Pulau Lombok NTB Siti Rabiatul Fajri, Agil Al Idrus dan Gito Hadiprayitno
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.14 No. 2 Desember 2014
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.909 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v14i2.136

Abstract

ABSTRAKPenelitian untuk mengetahui kelimpahan kelelawar di beberapa gua di wilayah selatan PulauLombok telah dilakukan. Survey dilakukan selama bulan Maret sampai Mei 2014 pada 5 guayaitu Gua Gale-Gale, Gua Buwun, Gua Kenculit, Gua Raksasa, dan Gua Pantai Surga.Pengambilan sampel kelelawar untuk identifikasi dilakukan dengan menggunakan Mist net (jaringkabut). Kelelawar yang tertangkap diidentifikasi lebih lanjut di Laboratorium Biologi FMIPAUniversitas Mataram. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa ada 6 Famili dengan 12spesies.Spesies tersebut diantaranya; Hipposederos ater memiliki kelimpahan yang paling tinggi(18,1 individu/trap/malam) dibandingkan dengan kelimpahan spesies kelelawar yang lain.kemudian diikuti secara berturut-turut oleh Rhinolopus simplex (10,3 individu/trap/malam),Rosettus amplxicaudatus (7,5 individu/trap/malam), Miniopterus pusillus (7,3individu/trap/malam), Hipposideros diadema (6,7 individu/trap/malam), Eonicteris speleae (6.2individu/trap/malam), Phoniscus atrox dan Taphozous melanopogon (masing-masing memilikikelimpahan 5,2 individu/trap/malam), Macroglossus minimus (4,5 individu/trap/malam), Murinacyclotis (4,3 individu/trap/malam), Rhinopoma microphyllum (2,7 individu/trap/malam), danHipposideros bicolor (1,1 individu/trap/malam). Kelimpahan spesies kelelawar tertinggiditemukan di Gua Raksasa Tanjung Ringgit dengan kelimpahan sebesar 27,5 individu/trap/malam.Selanjutnya diikuti oleh Gua Gale-gale 25,3 individu/trap/malam, Gua Buwun 9,3ind/Trap.malam, gua Pantai Surga 8,7 individu/trap/malam, dan gua Kenculit 8,2individu/trap/malam.Kata Kunci: Kelelawar, Gua, Wilayah Selatan Pulau LombokABSTRACTA research on diversity of bats of cave in the south area of Lombok island was conducted.Five caves survied for this research were Gale-Gale, Buwun, Kenculit, Raksasa, and cave PantaiSurga. Survey was done during Mart to Mei 2014. Samples of bat were obtained by using Mistnet. The bats were observed and identified in the Biology Laboratorium FMIPA University ofMataram. This research fully identified 12 species from 6 Famili of bats. The species are such as:Hipposederos ater, Rhinolopus simplex, Rosettus amplxicaudatus, Miniopterus pusillus,Hipposideros diadema, Eonicteris speleae, Phoniscus atrox, Taphozous melanopogon,Macroglossus minimus, Murina cyclotis, Rhinopoma microphyllum, and Hipposideros bicolor.The highest density was recorded for Hipposederos ater (18,1 ind/trap/night). The other specieswith relative similar density were Rhinolopus simplex (10,3 ind/trap/night), Rosettusamplxicaudatus (7,5 ind/trap/night), Miniopterus pusillus (7,3 ind/trap/night), Hipposiderosdiadema (6,7 in/trap/night), Eonicteris speleae (6.2 ind/trap/night), Phoniscus atrox andTaphozous melanopogon (each of 5,2 ind/trap/night), Macroglossus minimus (4,5 ind/trap/night),Murina cyclotis (4,3 ind/trap/night), Rhinopoma microphyllum (2,7 ind/trap/night), andHipposideros bicolor (1,1 ind/trap/night). The highest density (27,5 ind/trap/night) of bat wasrecorded in Raksasa cave Tanjung Ringgit. It followed by density of bat recorded in caves of Gale-gale, Buwun, Pantai Surga, and Kenculit were 25,3 ind/trap/night, 9,3 ind/Trap/night, 8,7ind/trap/night, and 8,2 ind/trap/night, respectively.Key words: Bat, Cave, South Region of Lombok Island
Keanekaragaman Spesies dan Zonasi Habitat Echinodermata di Perairan Pantai Semerang, Lombok Timur (Diversity of Species and Habitat Zonation of Echinoderm in Semerang Coastal Waters, East Lombok) Noar Muda Satyawan; Yusli Wardiatno; Rahmat Kurnia
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.14 No. 2 Desember 2014
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.132 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v13i1.66

Abstract

Research was conducted in order to determine the diversity of species and habitat zonation of Echinodermata in Semerang coastal waters East Lombok. The field survey was conducted using transects kuadrad and free collection during March to June 2013. Based on the results, in the Semerang Coast was found 26 species of Echinoderm which consist of Echinoidea (13 species), Asteroidea (7 species), Ophiuroidea (3 species ) and Holothuroidea (3 species). Echinoderms habitat in Semerang divided into 5 zones, consist of reef flat, sand, seagrass beds, rubble, and coral reefs. Diversity index values differ in each habitat. Shannon - Wiener index (Hꞌ) were largest on coral reef habitats (H ꞌ = 2.59 )and then followed by sand (H ꞌ = 2.30), rubble (H ꞌ = 2.17), seagrass (H ꞌ = 1, 93) and the reef flat (H ꞌ = 1.48). Greatest Evenness index was found in the sand habitat (E = 0.96) followed by a reef flat (E = 0.92), coral reefs (E = 0.86), rubble (E = 0.75) and seagrass beds (E = 0.67). the largest found Margalef Index (R), was found in coral reef habitats (R = 5.02) and then followed by rubble (R = 4.07), sand (R = 3.79), seagrass bed (R = 3.62) and reef flat (R = 1.41). Class of Echinoidea has found in all zones, Asteroidea and Holothuroidea not found on the reef flat zone while Ophiuroidea only found in the rubble and the coral reef zone.

Page 1 of 1 | Total Record : 10